Anda di halaman 1dari 11

1.

Kanguru
Klasifikasi ilmiah :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Subkelas : Marsupialia
Ordo : Diprotodontia
Subordo : Macropodiformes
Family : Macropodidae
Genus : Macropus
Spesies : M. Rufus ,
M. Giganteus ,
M. Fuliginosus ,
M. Antilopinus

Kanguru adalah hewan mamalia yang mempunyai kantung (marsupialia) yang


merupakan hewan khas Australia. Kanguru mempunyai dua kaki belakang yang kuat,
telapak kaki yang besar yang didesain untuk meloncat. Kanguru biasa melompat
dengan kecepatan 20-25 km per jam, tapi kanguru bisa melompat hingga kecepatan
70 km per jam. Umur hidup kanguru rata-rata sekitar 9-18 tahun, walaupun ada yang
mencapai 28 tahun. Kanguru mempunyai otot tungkai atau bicep yang kuat yang
diketahui dapat digunakan untuk berkelahi dan memikat betina.

Kanguru Abu-Abu Timur ( Eastern Grey Kangoroo)


- Nama ilmiah : M. Giganteus
- Status konservasi : least concern
Kanguru Abu-Abu Timur dapat ditemukan di daerah timur dan selatan Australia
termasuk Tazmania. Kanguru ini disebut juga kanguru hutan atau kanguru abu-abu
besar. Kanguru ini memiliki berat tubuh sekitar 17-66 kg atau 37-146 lb, dengan
tinggi sekitar 2 m (Jantan: panjang badan 1,3 m & panjang ekor 1 m sedangkan
betina: panjang badan 1 m & panjang ekor 0,84 m). Kanguru abu-abu timur
merupakan spesies kanguru terbesar didunia yang masih hidup setelah kanguru
merah.
Distribusi
Kanguru Abu-Abu Timur memiliki distribusi yang luas dan hampir
berkelanjutan antara pedalaman dan pantai dimana curah hujan tahunan lebih dari 250
mm.

Habitat
Kanguru Abu-Abu Timur dapat ditemukan pada habitat semi kering, area
lahan pertanian sampai ke hutan.

Feeding
Kanguru Abu-Abu Timur adalah hewan yang merumput dengan preferensi
makanan tertentu. Mereka adalah herbivora yang menyukai rumput hijau dan
beberapa tanaman dan dalam beberapa kasus dapat memakan jamur, serta kanguru ini
juga dapat memakan rumput kering meskipun sulit dicerna .

Tingkah Laku
Kanguru biasanya beristirahat ditempat yang teduh atau tempat berlindung
seperti pohon. Mereka mulai bergerak keluar untuk merumput dari sore hingga dini
hari dan mereka dapat berkomunikasi melalui serangkaian suara klise. Tendon di kaki
kanguru berfungsi untuk membantu mendorong kanguru pada saat melompat dengan
kecepatan tinggi dengan usaha minimum.

Kanguru Abu-Abu di Taman Safari Indonesia Bogor


Kanguru ini berasal dari Australia, terdapat 8 ekor kanguru yang terdiri dari 3
jantan dan 5 betina. Kanguru ini biasanya diberi pakan 2 kali sehari, pada pagi hari
sekitar jam 8, dan pada sore hari sekitar jam 4. Pakan yang diberikan kepada kanguru
yang ada di TSI Bogor terdiri dari pelet, biji bunga matahari, kacang hijau , jagung,
nasi merah yang dicampur menjadi satu campuran dan disimpan dalam tempat
penyimpanan. Mereka juga mendapat snack yaitu roti tawar yang sudah dipotong-
potong.
Setiap pagi sekitar jam 9 kanguru dikeluarkan dari kandang menuju ke
halaman atau tempat exhibit untuk dapat berjemur dan bermain. Didalam exhibit
tersebut, kanguru diberikan enrichment berupa dedaunan agar kanguru aktif dan tidak
tidur seharian. Selama di dalam exhibit, kanguru dapat berinteraksi dengan
pengunjung, seperti berfoto bersama dengan kanguru ataupun memberi makan
kanguru dengan pakan yang telah disediakan diluar pakan sehari-hari yang diberikan
oleh keeper yang ada. Kanguru dapat minum melalui air yang disediakan ditempat
minum yang berada disebelah tempat pakannya atau dari sungai kecil yang ada
didalam exhibit kanguru tersebut.
Ketika hari menjelang sore sekitar jam 5, kanguru dimasukkan kembali ke
kandangnya oleh keeper. Didalam kandang, telah disediakan pakan untuk sore dan
malam hari. Terdapat dua kandang terpisah yaitu kandang untuk induk-anak yang
berjumlah 2 ekor, dan juga kandang untuk kanguru dewasa yang berjumlah 6 ekor.

2. Lemur Ekor Cincin


Klasifikasi ilmiah :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Subordo : Stepsirrhini
Family : Lemuridae
Genus : Lemur
Spesies : Lemur catta

Lemur Ekor Cincin merupakan primata asli Madagaskar yang aktif di siang
hari dan menghabiskan sebagian besar waktu di tanah, namun dapat bergerak aktif di
pepohonan. Karakteristik yang mencolok dari lemur ekor cincin adalah ekor mereka
yang panjang berukuran sekitar 60 cm yang dihiasi corak lingkaran membentuk
seperti cincin hitam dan putih. Tubuh mereka berwarna abu-abu kemerahan dan
mereka memiliki warna putih pada bagian telapak tangan dan kaki mereka. Lemur
Ekor Cincin dewasa memiliki berat rata-rata 2-2,4 kg dengan panjang tubuh hingga
ekor mencapai 95-110 cm.

Pakan
Cukup bervariasi terdiri dari buah, daun, bunga, kulit kayu dan getah pohon.
Lemur juga dapat memakan serangga kecil. Jenis pakan mereka dipengaruhi oleh
habitat dan musim.
Lemur Ekor Cincin di Taman Safari Indonesia Bogor
Berjumlah 8 ekor dengan pejantan satu ekor dan 7 ekor betina.
Perkandangannya terdiri dari 2 kandang untuk 2 kelompok lemur yang berbeda, yaitu
1 kandang untuk 2 ekor dan sisanya untuk 6 ekor lemur. Kandang dibuat terpisah
dikarenakan lemur tersebut berasal dari kelompok yang berbeda yang sulit disatukan.
Pagi hari sekitar jam 10 pagi lemur di lepaskan dari kandang ke exhibitnya di
area Baby Zoo untuk bermain dan berjemur. Di exhibitnya, pihak taman safari telah
menyediakan peralatan ataupun enrichment bagi lemur ekor cincin untuk bermain
seperti melompat dari pohon ke pohon lain, bergantung di tali-tali, maupun berjemur
di sinar matahari. Enrichment yang diberikan berupa biji pinus yang digantung pada
tali dengan disisipkan jagung, yang bertujuan agar lemur aktif saat pengunjung tiba.
Pakan yang diberikan yaitu berupa buah-buahan pagi dan sore hari. Untuk
pagi hari lemur ekor cincin diberikan pisang, apel dan pir, sedangkan untuk sore hari
lemur ekor cincin diberikan pisang, apel, tomat, sayuran, dan telur. Untuk snack,
keeper biasa memberikan madu yang di olesi dibatang pohon yang telah disediakan di
tempat lemur bermain untuk dijilati atau di sekitar rumah bambu tempat lemur
berkumpul. Pada sore hari sekitar jam 5 sore lemur dipangil oleh keeper untuk
kembali ke kandang.
Desinfektan dilakukan dua kali dalam seminggu pada kandang lemur, namun
pembersihan secara rutin dilakukan setiap hari oleh keeper pada alat makan dan
pembersihan kandang.
Taman Burung di Taman Safari Indonesia Bogor
Taman Burung TSI Bogor menampung sekitar 304 ekor burung di dalam taman
burung, yang terdiri dari 54 spesies berbeda.
Pemberian pakan diberikan pagi, siang, sore. Pakan yang diberikan adalah buah-
buahan (pisang, pepaya, apel, jeruk), biji-bijian seperti biji bunga matahari, sayur-
sayuran seperti kacang panjang, sawi, dan toge. Selain itu juga dibuat pelet dengan
campuran tahu, telur, dan pur(pelet komersial). Untuk burung pemakan daging
diberikan pakan berupa ikan mujaer dan ikan mas yang diberikan pagi dan sore hari.
Burung hantu yang terdapat di taman ini juga diberikan pakan sebanyak satu kali
sehari berupa DOC ataupun ikan yang telah dipotong-potong.
Pemberian enrichment berupa jagung, kacang panjang dan kelapa agar burung
yang terdapat di taman ini dapat aktif bergerak saat ada pengunjung yang datang.
Pembersihan atau desinfektan dilakukan dua kali dalam seminggu, namun setiap hari
keeper harus selalu membersihkan kandang burung dari kotoran burung, sisa pakan
dan dedaunan yang jatuh. Pemberian air jahe diberikan bagi burung nuri dan bayan
dengan tujuan menghangatkan tubuh burung diberikan setiap sore hari .
Pengunjung dapat berinteraksi, berfoto dengan burung yang ada di taman burung ini
sambil memberimakan dengan cara memberi tiket seharga 25.000 rupiah.

Adapun beberapa jenis burung di Taman Burung TSI Bogor, seperti :


1. Burung Merak Biru
Status konservasi
Risiko Rendah

Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Galliformes
Famili: Phasianidae
Genus: Pavo
Spesies: P. cristatus
Merak biru atau Merak india, yang dalam nama ilmiahnya Pavo cristatus
adalah salah satu burung dari tiga spesies burung merak. Merak biru mempunyai bulu
berwarna biru gelap mengilap. Burung jantan dewasa berukuran besar, panjangnya
dapat mencapai 230 cm, dengan penutup ekor yang sangat panjang berwarna hijau
metalik. Di atas kepalanya terdapat jambul tegak biru membentuk kipas. Burung
betina berukuran lebih kecil dari burung jantan. Bulu-bulunya tidak mengilap,
berwarna coklat kehijauan dengan garis-garis hitam dan tanpa dihiasi bulu penutup
ekor. Burung muda seperti betina.
Populasi Merak biru tersebar di hutan terbuka dengan padang rumput di India,
Pakistan, Sri Lanka, Nepal dan Bhutan. Sebelumnya spesies ini ditemukan juga di
Bangladesh, namun sekarang kemungkinan besar telah punah di sana.
Merak jantan adalah poligami spesies, mempunyai pasangan lebih dari satu. Pada
musim berbiak, burung jantan memamerkan bulu ekornya di depan burung betina.
Bulu-bulu penutup ekor dibuka membentuk kipas dengan bintik berbentuk mata
berwarna biru. Burung betina biasanya menetaskan tiga sampai enam butir telur.
Pakan burung Merak biru terdiri dari aneka biji-bijian, pucuk rumput dan dedaunan,
aneka serangga, serta berbagai jenis hewan kecil seperti cacing, laba-laba dan kadal
kecil.
Merak biru adalah burung nasional negara India. Spesies ini juga memegang peranan
penting dalam mitologi Buddha, Hindu dan kebudayaan-kebudayaan lainnya.
Burung Merak biru dievaluasikan sebagai berisiko rendah di dalam IUCN Red List.

2. Burung Bayan
Status konservasi

Risiko Rendah (IUCN 3.1)[1]


Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Psittaciformes
Famili: Psittacidae
Eclectus
Genus:
Wagler, 1832
Spesies: E. roratus
Nuri bayan atau Bayan (Eclectus roratus) adalah burung berukuran sedang,
dengan panjang sekitar 43cm, dari salah satu genus burung paruh-bengkok Eclectus.
Burung ini sangat berbeda dengan burung paruh-bengkok lainnya. Pada awalnya, ahli
burung di Eropa mengira Nuri bayan jantan dan betina adalah dua spesies yang
berbeda. Ini disebabkan karena perbedaan warna bulu yang mencolok antara jantan
dan betina.

Ciri-ciri
Nuri bayan jantan memiliki bulu hijau, bawah sayap dan sisi dada berwarna
merah dan biru, dan kaki berwarna abu-abu kehitaman. Paruh atas berwarna jingga
kemerahan dengan ujung kuning, paruh bagian bawah berwarna hitam. Burung betina
memiliki bulu merah, dada dan punggung biru keunguan, dan paruh berwarna hitam.
Umumnya, betina berukuran lebih kecil dari jantan.
Makanan burung ini adalah aneka buah-buahan, kacang, dan biji-bijian.
Burung ini bersarang di dalam lubang pohon. Betina biasanya menetaskan dua butir
telur berwarna putih.

Penyebaran
Daerah sebaran Nuri bayan adalah di hutan dataran rendah, savana, hutan bakau dan
perkebunan kelapa di Maluku, kepulauan Sunda Kecil, Irian, Australia, Papua Nugini dan
Kepulauan Solomon. Ada sekitar sembilan subspesies Nuri bayan di alam liar, tersebar di
pulau-pulau tersebut.

Ancaman
Nuri bayan masih banyak ditemui di habitatnya, namun hilangnya habitat hutan dan
penangkapan liar yang terus berlanjut untuk perdagangan, mengancam keberadaan burung ini
dan spesies lainnya pada masa yang akan datang. Nuri bayan dievaluasikan sebagai beresiko
rendah di dalam IUCN Red List.
Nuri bayan telah dilindungi oleh undang-undang R.I no 5 tahun 1990 tentang Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya dengan dimasukkannya sebagai daftar lampiran
pada Peraturan pemerintah no 7 tahun 1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa
liar. Setiap tahunnya sekitar 10.000 ekor burung paruh bengkok ditangkap dari kawasan
Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, dan Papua untuk diperdagangkan. Burung paruh
bengkok tersebut bukan hanya diperdagangkan di tingkat domestik, namun juga
diselundupkan ke Philipina. Burung paruh bengkok yang ditangkap dari Halmahera Utara
tersebut terdiri dari jenis kakatua putih(Cacatua alba), kasturi ternate (Lorius garrulus), nuri
bayan (Eclectus roratus) dan nuri kalung ungu (Eos squamata).

3. Burung pelikan
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Pelecaniformes
Famili: Pelecanidae
Rafinesque, 1815

Genus: Pelecanus
Linnaeus, 1758
Spesies
 Pelecanus
occidentalis
 Pelecanus thagus
 Pelecanus
erythrorhynchos
 Pelecanus
onocrotalus
 Pelecanus crispus
 Pelecanus rufescens
 Pelecanus
philippensis
 Pelecanus
conspicillatus

Makanan
Makanan pelikan biasanya adalah ikan, namun mereka juga memakan amfibi,
crustacea, dan dalam beberapa kasus, burung kecil. Mereka menangkap mangsa
dengan memperbesar kantung paruh mereka. Lalu mereka harus mengeringkan
kantung tersebut sebelum menelan. Hal ini memakan waktu satu menit, dan
burung laut lainnya dapat mencuri ikan tersebut di waktu kritis itu. Pelikan
kadang-kadang mencuri mangsa dari burung laut lain.
Pelikan putih menangkap ikan dalam kelompok. Mereka membentuk barisan
untuk mengejar sekumpulan ikan kecil ke perairan dangkal, lalu menyapu
sekumpulan ikan tersebut dengan paruh mereka. Ikan besar ditangkap dengan
ujung paruh, lalu dilempar ke udara untuk ditangkap kembali dan masuk ke
kantung paruh mereka dengan kepala lebih dulu.
Pelikan Coklat Amerika Utara biasanya menyelam untuk mengejar mangsa
mereka. Dan dalam kasus langka, spesies lainnya seperti Pelikan Peru dan Pelikan
Australia melakukan metode perburuan itu.

Reproduksi
Pelikan bersarang secara koloni. Pelikan memiliki kehidupan sosial yang
rumit, sekelompok pelikan jantan mengejar satu pelikan betina di udara, di darat,
atau di air dengan saling menunjuk atau menyentuhkan paruh mereka satu sama
lain. Proses ini dapat diselesaikan dalam satu hari. Spesies yang bersarang di
pepohonan memiliki cara yang lebih simpel, pelikan jantan mempromosikan diri
mereka untuk pelikan betina.
Kopulasi berlangsung segera setelah mendapatkan pasangan dan berlanjut
selama 3 hingga 10 hari sebelum telur dikeluarkan. Pelikan jantan membawakan
material pembuat sarang, lalu pelikan betina membentuk struktur sarang yang
simpel dari material tersebut.
Kedua induk, jantan dan betina, mengerami telur di atas atau di bawah kaki
mereka. Semua spesies menelurkan setidaknya dua telur.

4. Pecuk Padi
Status konservasi

Risiko Rendah (IUCN 3.1)[1]


Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Suliformes
Famili: Phalacrocoracidae
Genus: Phalacrocorax
Spesies: P. sulcirostris
Pecuk-padi hitam atau pecuk hitam (Phalacrocorax sulcirostris) adalah sejenis
burung air anggota suku Phalacrocoracidae. Berukuran sedang, seluruh tubuh
umumnya berwarna hitam. Burung ini hidup tersebar di Australasia hingga Jawa
di barat. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Little Black Cormorant atau Little
Black Shag.

Pengenalan
Burung pecuk berukuran sedang, dari paruh ke ekor sekitar 61 sentimeter
(24,0 in). Bulu-bulu berwarna hitam dengan kilau hijau atau ungu. Pada musim
berbiak, terdapat bercak putih pada sisi kepala dan di belakang mata. Bulu
penutup sayap berwarna abu-abu, sisi sayap hitam dan tampak seperti bersisik.
Kulit muka dan kantung paruh abu-abu biru. Burung ini juga memiliki bau khas
yang terbilang kurang sedap yang di hasilkan dari kelenjar bau pada ekornya. Iris
hijau, paruh keabu-abuan, dan kaki hitam, Bulu berbiak. Canberra

Agihan dan status


Pecuk-padi hitam ditemukan menyebar luas di Australia, Papua, Maluku,
Sulawesi, Nusa Tenggara, Bali dan Jawa. Burung ini juga ditemukan di bagian
utara Selandia Baru[4].
Burung ini merupakan penetap berbiak yang langka, namun pengunjung yang
sangat umum di seluruh dataran rendah di Papua. Didapati secara lokal pada
elevasi di atas 500 m dpl, dan ada beberapa catatan perjumpaan di sekitar
ketinggian 1.200 m dpl di Pegunungan Tengah yang terbuka. Juga di Kepulauan
Ferguson dan Kepulauan Aru[5].
Pecuk-padi hitam tersebar luas di kawasan Wallacea. Burung ini merupakan jenis
yang umum, dan dijumpai di sepanjang tahun. Tercatat kehadirannya di Butung,
Sulawesi, Kepulauan Sula, Buru, Ambon, Seram, Halmahera, Bacan, Kepulauan
Kai, Tanimbar, Timor, Sawu, Sumba, Flores, dan Lombok

Terbang bersama pasangan


Di Jawa dan Bali burung ini lebih jarang terdapat daripada pecuk-padi kecil.
Namun sejak abad yang lalu wilayah sebarnya lebih meluas ke barat, dan sekarang
pecuk-padi ini ditemukan bersarang di Jawa Timur dan Pulau Dua, Banten. Pecuk
ini juga merupakan pecuk yang paling umum di Pulau Rambut, Kepulauan Seribu.
Kehadiran pecuk-padi hitam di Kalimantan bagian selatan diketahui dari empat
spesimen yang dikoleksi di akhir abad-19. Sementara satu catatan dari Sumatera
selatan mungkin merupakan burung pengunjung dari Jawa.

Ekologi dan kebiasaan


Menggerombol di kayu mati
Pecuk-padi hitam lebih bersifat burung perairan tawar, hampir selalu ditemukan di
atau dekat air, di badan-badan air di pedalaman dan sesekali di dekat pantai.
Burung ini sering mengunjungi danau, kolam, dan muara; kadang-kadang tinggal
di tepi laut dan dekat tambak. Sesekali terlihat soliter, burung-burung ini biasanya
menggerombol, terutama sering terlihat di perairan terbuka yang banyak ikannya.
Pecuk-padi hitam terkadang juga menggerombol dalam jumlah besar, dan pulang
ke sarangnya bersama-sama. Sesekali, burung-burung ini terbang membentuk
formasi V.
Makanan utamanya adalah ikan, boleh dikatakan bahwa burung-burung ini adalah
kelompok pemburu ikan, kaki yang berselaput membatunya berenang dengan
cepat dan gesit sehingga mampu memburu ikan didalam air. Proporsi ikan dalam
makanannya lebih tinggi jika dibandingkan dengan pecuk-padi belang, yang
menggemari dekapoda. Satu penelitian yang dilakukan di dua danau di New South
Wales mendapatkan bahwa pecuk-padi hitam terutama memangsa ikan mas yang
diintroduksi ke situ, proporsinya bahkan hingga lebih dari setengah bagian.
Pecuk-padi hitam bersarang bersama-sama dengan burung air lainnya. Sarangnya
terbuat dari rerantingan, yang dibangun di puncak pepohonan bakau. Di Jawa
Timur, musim berbiak tercatat berlangsung antara Desember hingga Maret. Telur-
telurnya hijau terlapisi oleh lapisan kapur, lonjong, sejumlah dua atau tiga butir.
Di Australia bagian selatan, burung ini berbiak sekali setahun, pada musim semi
atau musim gugur. Telur-telurnya tiga hingga lima (jarang enam atau tujuh) butir,
biru pucat, berukuran 48 x 32 mm. Sarangnya dibangun di atas pohon yang
tergenang, acap berdekatan dengan sarang-sarang burung air lainnya seperti jenis
pecuk yang lain, cangak, ibis, dan ibis-sendok.

Anda mungkin juga menyukai