PENDAHULUAN
5. Gangguan hormon
Penyakit penyakit yang menyebabkan gangguan hormon dapat menekan sistem
kekebalan tubuh. Kekebalan tubuh yang berkurang menyebabkan berbagai penyakit mudah
muncul salah satunya adalah infeksi telinga. Pemeriksaan darah di laboratorium kadang-
kadang diperlukan untuk mendiagnosa otitis yang disebabkan gangguan hormon.
6. Tumor/Polip
Tumor dapat saja tumbuh di telinga atau saluran telinga. Tumor/polip ini bisa muncul
sebagai akibat infeksi telinga yang berkepanjangan.
7. Bentuk telinga
Bentuk telinga yang terlipat/menutup seperti pada ras kucing scottish fold mempertinggi
resiko terkena otitis. Bulu yang tumbuh berlebihan dalam telinga juga meningkatkan resiko
terkena otitis. Oleh karena itu kucing-kucing dengan bentuk telinga atau bulu panjang dan
berlebihan yang tumbuh di telinga, memerlukan perhatian dan perawatan lebih dibanding
kucing lainnya.
Semua hal tersebut sangat penting untuk diketahui lebih dulu guna mengambil tindakan lebih
lanjut hal ini dikarenakan dapat memudahkan dalam penanganannya, agar tepat sasaran,misalnya
tiap jenis hewan, jenis kelamin, umur dan ras mempunyai kelemahan yang berbeda-beda pada
masing-masing hewan.
Anamnesa
Anamnesa adalah menggali informasi yang berkaitan dengan penyakit hewan
tersebut pada pemilik atau orang yang membawanya. Anamnesis dibagi 3, yaitu :
anamnesis saat itu, anamnesis masa lalu, dan anamnesis umum serta tinjauan lingkungan.
Pertanyaan yang umum diajukan saat anamnesa meliputi :
- • nafsu makan
- • apakah sudah pernah di beri obat cacing atau vaksin sebelumnya
- • gejala yang timbul
Pemeriksaan Umum
Pemeriksaa umum adalah pemeriksaan secara visual dan manual, pemeriksaan
antara lain diusahakan untuk tenang, posisi hewan diusahakan sedapat mungkin berdiri.
beberapa metode pemeriksaan pada pemeriksaan umum, yaitu :
1. Inspeksi
Merupakan metode pemeriksa an pasien dengan melihat langsung seluruh tubuh pasien
atau hanya bagian tertentu yang diperlukan. Metode ini berupaya melihat kondisi klien
dengan menggunakan Csense of signD baik melalui mata telanjang atau alat bantu
penerangan (lampu). Inspeksi adalah kegiatan aktif, proses ketika perawatan harus
mengetahui apa yang dilihatnya dan dimana lokasinya. Metode inspeksi ini digunakan
untuk mengkaji warna kulit, bentuk, posisi, ukuran dan lainnya dari tubuh pasien. Pesan
yang dapat diperoleh pada waktu inspeksi dicata, misalkan punggung kiposis atau
lordosis, telinga kiri jatuh, kaki depan adductio, dan lain-lain (Setyo Widodo, 2011).
2. Palpasi
Bertujuan untuk mendeteksi perubahan1perubahan patologik organ/jaringan yaitupada
ukuran, bentuk, konsistensi dan temperatur. Ada 2 macam palpasi, yaitu palpasi secara
langsung (menggunakan jari1jar i, satu atau dua tangan) dan palpasi secara tidak
langsung (menggunakan bantuan sonde/probe).
3. Perkusi
Bertujuan untuk memeriksa kelainan-kelainan pada torak (paru dan jantung), rongga
abdominal, sinus paranasal, emfisema subkutan. Pada hewan besar dilakukan dengan
bantuan pleksimeter dan palu perkusi, pada hewan kecil dilakukan dengan jari tengah
yang satu sebagai pleksimeter dan jari tengah yang lain sebagai palu (Setyo Widodo,
2011).
4. Auskultasi
Bertujuan untuk mendengarkan suara yang dihasilakan oleh aktivitas fungsional suatu
organ tubuh (pemeriksaan paru1paru, trakhea, jantung, dan bagian1bagian dari saluran
digesti). Prinsip penggunaan alat auskultasi adalah mendengarkan suara yang ditimbulkan
oleh aktifitas organ yang kemudian dievaluasi untuk mendapatkan keterangan kejadian
pada organ-organ yang mengeluarkan suara tersebut. Auskultasi biasa dilakukan dengan
memakai stethoscope (Setyo Widodo, 2011).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Otitis merupakan inflamasi telinga yang ditandai dengan nyeri, demam, hilangnya
pendengaran, dan vertigo. Otitis media dibagi menjadi dua kelas yakni otitis media akut dan
kronis. Otitis media akut adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga
tengah dan terjadi dalam waktu kurang dari & minggu yang ditentukan oleh adanya cairan di
telinga atau gangguan dengar, serta gejala penyerta lainnya. Otitis media kronis adalah infeksi
menahun pada telinga tengah. Penyebab terjadinya otitis media antara lain dapat disebabkan
karena adanya kotoran, bakteri dan jamur, ear mite, alergi, gangguan hormon, tumor dan karena
bentuk telinga. Kasus yang ada di klinik pada saat praktikum adalah otitis media pada pasien
kucing bernama singo. Terapi yang diberikan untuk mengobati otitis media yaitu Antihistamin,
Antibiotik, Tolfen, tetes telinga, pakan diet, salep mata, dan otoline . Prognosis otitis media yang
diderita yaitu fausta.
DAFTAR PUSTAKA