Anda di halaman 1dari 16

TUGAS SISTEM PERNAPASAN

NAMA : BREMA ALOY HAGANTA SITEPU


NIM : 201959013
PRODI : PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGUGURAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS PAPUA
TAHUN AJARAN 2020/2021
A. SISTEM PERNAPASAN BELUT

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Actinopterygii

Ordo: Synbranchiformes

Famili: Synbranchidae

Genus: Monopterus

Spesies: M. albus
Secara umum kita mengenal tiga jesnis belut, yaitu belut sawah
(Monopterus Albus), belut rawa (Synbrancus Bengalensis) dan belut
laut (Macrotema Caligans).
Belut bernafas dengan insang dan kulit tipis berlendir di dalam rongga
mulutnya. Ukuran insang sangat kecil, dilengkapi dengan lubang yang
menghubungkan insang dengan media di luar tubuh.
Insang digunakan untuk menghirup oksigen dari air, sementara saat
berada di habitat lumpur dengan sedikit air dan miskin kandungan
oksigen, belut menggunakan lipatan kulit di rongga mulutnya sebagai
alat bantu pernafasan.
Belut termasuk hewan pemakan daging atau carnivora, dengan ciri-
ciri:
1. Hemat dalam memanfaatkan kalori, sehingga belut kuat bertahan
hidup dalam lumpur      tanpa asupan makan dalam jangka waktu
lama dan tidak mengalami perubahan berat badan yang signifikan.
2. Setiap satuan berat makanan yang dikonsumsi menghasilkan berat
badan yang sebanding
3. Alat pencernaan makanannya menggunakan sistem hormonal dan
enzimase, sehingga      belut mudah mencerna daging.
Sejak larva sampai fase belut muda, belut memangsa micro organisme
seperti plankton, daphnia, larva serangga, berudu, dan ikan kecil. Setelah
dewasa, belut makan binatang yang lebih besar, antara lain benih ikan,
serangga besar, keong sawah, belatung, atau yuyu.
Secara biologis belut termasuk hewan hermaprodit protogini, atau
mengalami perubahan kelamin dari fase betina ke fase jantan, atau sebaliknya.
Ketika muda belut berkelamin betina, namun setelah berumur lebih dari 9
bulan akan mengalami perubahan kelamin menjadi jantan. Dan dalam kondisi
tertentu, ketika populasi belut betina hanya sedikit, belut jantan bisa berubah
kembali menjadi betina.
Secara fisik, kelamin belut bisa dilihat dari panjang tubuh dan warna
kulit. Belut betina rata-rata memiliki panjang kurangdari 40 cm, berwarna
kulit lebih cerah, sementara belut jantan memiliki panjang lebih dari 40 cm,
dengan warna kulit lebih gelap.
Pada masa transisi dan setelah menjadi jantan, belut akan menjadi lebih
agresif dan ganas. Tidak jarang menjadi kanibal dan memangsa sesamanya.
Secara anatomi, kelenjar kelamin (gonad) belut memiliki ovarium
sekaligus testis. Ovarium berjumlah sepasang, terletak memanjang di dalam
rongga badan, di sebelah kiri dan kanan gelembung renag. Sedang testis
terletak di bawah gelembung renang.
Pada belut, sel ovarium berkembang terlebih dahulu, sehingga belut muda berkelamin betina.
Setelah berumur 9 bulan, fungsi jaringan ovarium mengalami reduksi, digantikan oleh jaringan
testis.

T idak semua induk belut mencapai kematangan gonad. rata-rata hanya 50 persen saja dari seluruh
induk dalam satu populasi.

Belut berkembangbiak sekali dalam setahun. Masa perkawinannya sangat panjang, dimulai dari
awal musim hujan sampai awal musim kemarau. Di Indonesia kira-kira 5 sampai 7 bulan.

Proses perkawinan biasanya terjadi di tempat yang lebih dangkal. Belut jantan membuat lubang
berbentuk “U”. Perkembang biakan belut diawali dengan proses pemijahan yasng terjadi diluar
tubuh induk betina (fertilisasi eksternal). Telur dikeluarkan pada saat pemijahan terjadi.
Selanjutnya, telur yang sudah dibuahi diletakkan di bawah permukaan air, terlihat seperti buih.

Telur akan menetas dalam jangka waktu antara 10 sampai 12 hari. Ketika baru menetas, anak belut
berwarna kuning, dan lambat laun berubah menjadi kecoklatan.

Anak-anak yang baru menetas diasuh oleh induk jantan sampai berumur 2 minggu. Selebihnya,
anak-anak meninggalkan sarang dan mencari makan sendiri di tempat lain.
Secara umum belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan
geografis yang spesufik. Habitat belut bisa di mana saja,
meliputi air tawar, air payau hingga perairan asin dengan
kondisi berlumpur dan kedalaman kurang dari 150 cm.
Sebagai binatang malam (nocturnal), belut menyukai tempat
yang lembab, berair dan terlindung dari sinar matahari, tapi
dalam keadaan terpaksa, belut mampu bertahan hidup
sampai berbulan-bulan dilingkungan kurang air.
Biasanya seumur hidup belut hanya satu kali membuat
lubang sebagai sarang. Jika tidak terusik, belut tidak
meninggalkan sarang, kecuali setelah dewasa dan berubah
kelamin menjadi jantan, belut akan mempersiapkan lubang
baru sebagai tempat pemijahan.
B. SISTEM PERNAPASAN KASUARI

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
SubFilum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Casuariiformes
Famili : Casuariidae
Genus : Casuarius
Spesies: C. casuarius
Burung Kasuari memiliki tubuh yang besar.
Burung kasuari dapat mencapai berat 60-85 kg.
Sementara itu, tinggi burung kasuari dapat mencapai hingga 1,6 m.
Pada kepala kasuari, terdapat semacam tanduk, atau biasa disebut ketopong (casque).
Ketopong ini digunakan kasuari untuk menggali serasah dedaunan ketika mencari makanan.
Badan kasuari berbulu tebal, akan tetapi kepala dan lehernya berbulu tipis.
Pada kasuari dewasa, bulunya berwarna hitam legam, kaku, dan pendek.
Terdapat garis memanjang berwarna coklat gelap dari kepala hingga ekor anak kasuari.
Selain itu, bulu bersifat nuptial, artinya akan berubah warna pada bulu akan berubah seiring dengan pertambahan usia.
Anak kasuari memiliki bulu yang berwarna coklat pucat, dan bergaris.
Perubahan warna bulu dari coklat bergaris menjadi coklat polos terjadi pada umur sekitar enam bulan.
Ketopong dan gelambir baru akan tumbuh setelah menginjak usia 2 hingga 3 tahun.
Sekitar umur empat tahun, warna bulu kasuari akan berubah menjadi hitam legam.
Setiap bulu terdiri dari dua batang bulu kembar.
Bulu cabang kasuari tidak melekat satu sama lain.
Kasuari memiliki dua kaki, masing-maisng berjari tiga dan pipih di bagian bawah.
Jari tengah memiliki cakar, berfungsi sebagai pertahan diri untuk menyerang musuh.
Kasuari memiliki tulang dada tanpa lunas atau carina.
Sayapnya hanya memiliki panjang 35 cm saja.
Selain sayap, ekor kasuari juga mengalami reduksi.
Telur kasuari berwarna gelap.
Warna tersebut bisa hijau tua hingga biru tua yang mengkilap.
Burung kasuari tidak bisa terbang, namun dapat berlari hingga kecepatan sekitar 40 km/jam.
Kasuari merupakan hewan diurnal, yaitu hewan yang aktif di siang
hari.
Selain berlari dengan kecepatan yang tinggi, kasuari juga bisa
berenang.
Kasuari merupakan hewan yang soliter.
Satwa ini hanya hidup berpasangan saat musim kawin saja.
Dalam satu musim kawin, biasanya kasuari betina mampu
mendapatkan 3 pejantan.
Kasuari betina bertelur tiga hingga delapan butir.
Telur tersebut diletakkan di atas cekungan tanah di dekat pohon.
Biasanya kasuari menggunakan daun atau ranting sebagai alas telur
mereka.
Uniknya, yang bertugas mengerami telur adalah kasuari jantan.
Setelah tujuh minggu, telur ini akan menetas.
Selama masa mengasuh anak, kasuari menjadi lebih agresif dari
biasanya.
Pengasuhan anak juga dilakukan oleh kasuari jantan hingga memasuki
usia remaja.
Sistem pencernaan burung kasuari meliputi tembolok (crop),
lambung kelenjar, dan lambung muskular (gizzard, empedal), 2
buah secum, usus besar dan kloaka.
Respirasi kasuari menggunakan paru-paru yang berhubungan
dengan sejumlah kantung udara.
Kantung tersebut berfungsi untuk bernafas saat terbang, serta
melindungi bagian jantung.
Sistem ekskresi kasuari menggunakan ginjal bertipe mesonefros.
Kasuari bersifat ovipar, yaitu berkembang biak dengan cara
bertelur. 

Kasuari memiliki dua jenis pekikan.


Pertama, berbunyi mirip bunyi bedug bertalu.
Kedua, mirip dengkur emu, biasanya dikeluarkan sebelum
mengerami telur.
Burung kasuari dapat hidup hingga usia 50 tahun.
Meski demikian, kasuari mengalami penurunan
populasi.
Hal tersebut dikarenakan adanya konversi lahan
hutan menjadi pemukiman, ataupun perkebunan.
Burung kasuari makan pada pagi dan sore hari di
hutan sekunder.
Kasuari memakan buah-buahan yang jatuh,
seperti buah matoa (Pometia sp), beringin (Ficus
sp), nibun (Pigafettafilaris), palem-paleman
(Arecaceae), rotan (Calamus sp), jambu hutan
(Sizygium sp), pala hutan (Palaquium sp), kenari
(Canarium sp) dan buah-buahan lainya.
Ini adalah penghuni hutan hujan soliter
dan tidak berpindah-pindah, kadang-
kadang menggunakan hutan padang
rumput, hutan mangrove dan perkebunan
buah yang berdekatan. Makanannya
sebagian besar terdiri dari buah yang
jatuh, meski cukup membeda-bedakan.
Jarak antara 0 m dan paling sedikit 500 m
di Papua Nugini, dan telah tercatat sampai
1.400 m di Australia.
C. SISTEM PERNAPASAN PAUS

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Mamalia

Subkelas: Eutheria

Ordo: Cetacea
Paus atau lodan (khusus yang bergigi dan
bukan berukuran kecil) adalah kelompok 
mamalia yang hidup di lautan. Sebutan "paus"
diberikan pada anggota bangsa Cetacea yang
berukuran besar. Paus bukan tergolong dalam
keluarga ikan. Paus mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
bernapas menggunakan paru-paru
mempunyai rambut (sedikit, kebanyakan ada
di paus dewasa)
berdarah panas
mempunyai kelenjar susu
mempunyai jantung dengan empat ruang
 Paus purba berevolusi pada pertengahan tempo 
Eocene, kira-kira 50 juta tahun yang lalu. Salah
satu paus terawal yang telah punah adalah 
Basilosaurus yang mempunyai kepala kecil
bermoncong menonjol dan bergigi. Basilosaurus
 mempunyai panjang 25 meter.
 Fosil menunjukkan bahwa paus berasal dari
hewan daratan berkuku, kemungkinan dari hewan
seperti Mesonychid (hewan seperti serigala yang
tinggal di pesisir pantai) yang berangsur-angsur
kembali menghunii lautan sekitar 50 juta tahun
yang lalu. Satu lagi kemungkinan hewan lain
yang berubah menjadi paus, adalah Ambulocetus,
mamalia seukuran anjing laut namun memiliki
panjang 3 meter seberat 325 kilogram.
Pada masa kini dikenal dua kelompok paus,
yaitu paus bergigi (Odontoceti) dan paus tidak
bergigi (Mysticeti). Paus Odontoceti yang
bergigi merupakan pemangsa yang memakan 
ikan, sotong, dan mamalia laut, mempunyai
satu lubang pernapasan. Paus bergigi
berkerabat dekat dengan lumba-lumba dan 
pesut. Paus tidak bergigi berukuran lebih besar
daripada paus bergigi dan mempunyai struktur
yang dikenal sebagai balin yang berbentuk
sikat. Struktur ini berguna untuk menyaring 
plankton, makanannya, di air. Paus berbalin
mempunyai dua lubang pernapasan.

Anda mungkin juga menyukai