DISUSUN OLEH :
BREMA ALOY HAGANTA SITEPU (201959013)
PASKALINA CLARA INDEN (201959003)
Pembahasan:
Pada praktikum kali ini tujuan yang hendak dicapai , yaitu pembuatan wine. Bahan baku yang digunakan
untuk pembuatan wine ini adalah buah nanas. Kemudian proses frementasi yang digunakan adalah proses
fermentasi secara anaerob.
Hal yang harus diperhatikan selama proses pembentukan wine antara lain kadar gula sebelum proses
fermentasi , kadar gula serta kadar alkohol selama dan setelah proses fermentasi berlangsung. Mikroba yang
digunakan untuk proses fremnetasi ini, yaitu Saccaromyces Sereviciae.
Nanas yang digunakan untuk proses fermentasi ini merupakan sari nanas yang dikontrol kadar gulanya.
Kadar gula yang ingin dicapai sebesar 6,8 °Brix .Untuk mengontrol kadar gula tersebut dilakukan dengan
penambahan gula hingga mencapai nilai brix yang dibutuhkan.
Proses yang dibutuhkan sebelum penanaman bakteri, yaitu proses pasteurisasi dengan tujuan untuk
membunuh bakteri patogen yang terdapat dalam sari nanas yang dapat menganggu berlangsungnya proses
fermentasi.
Untuk proses fermentasi dilakukan penanaman mikroba secara bertahap, yaitu dengan pembuatan starter
terlebih dahulu . Proses fermentasi secara anaerob dilakukan dengan menggunakan erlenmeyer dengan leher
angka yang telah diisi dengan larutan H2SO4 terlebih dahulu. Larutan Asam Sulfat ini bertujuan agar tidak ada
udara yang masuk serta mencegah mikroba atau benda lainnya masuk ke dalam erlenmeyer.
Pengujian terhadap wine terbentuk dilakukan selama proses fermentasi berlangsung untuk
menganalisis nilai brix serta lakohol dan terakhir dilakukan uji organicleptic untuk mengetahui
rasanya.
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh hasil bahwa kadar gula selama proses fermentasi
mengalami penurunan begitu juga pada kadar alkohol. Kadar gula yang terus menurun menunjukkan
bahwa terjadi proses perubahan atau reaksi perombakan gula menjadi alkohol. Namun hasil
pengukuran pada alkohol menunjukkan ketidaksesuaian dengan teori, dimana kadar alkohol akan
semakin meningkat seiring dengan lamanya proses fermentasi.
Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor, antara lain . Proses perombakan gula tidak
terkonversi dengan baik menjadi alkohol dikarenakan terdapat kontaminasi oleh senyawa lain. Selain
itu, dapat dipengaruhi oleh kondisi operasi yang tidak sesuai seperti temperatur yang terlalu tinggi
ketika proses pasteurisasi, kinerja mikroba selama proses fermentasi berkurang.
Pengujian organoleptic dilakukan untuk mengetahui rasa wine yang dihasilkan untuk
membandingkan dengan wine pada umumnya. Rasa wine yang diperoleh cukup pekat ditenggorokan
serta rasanya tidak begitu manis tetapi aroma yang dihasilkan seperti aroma tape.
Kesimpulan
1. Penerapan proses pembentukan wine dengan bantuan mikroba jenis khamir di agroindustri
telah dilakukan karena prosesnya yang cukup efisien apabila ditinjau dari segi ekonomis
dalam skala industri.
2. Wine yang dihasilkan dari sari buah nanas dengan menggunakan mikroba Saccharomyces
cerevisiae memiliki karakteristik fisik bentuk liquid dengan warna kuning kecoklatan serta
dari hasil organoleptic memiliki rasa yang cukup kuat ditenggorokan serta bau yang
menyerupai bau tape.
3. Hasil pengamatan selama proses fermentasi menunjukkan bahwa kadar alkohol mengalami
penurunan selama proses fermentasi begitu juga dengan kadar gula/nilai brix.
Daftar Pustaka
https://id.scribd.com/document/395733666/333409972-Laporan-Praktikum-Wine-Fix-1-docx
https://classroom.google.com/c/MjYxODU4NjgwNjky
PRAKTIKUM III
BIOINFORMATIKA
Tujuan
Melalui praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memperoleh data molekular dari web NCBI
2. Membuat pohon filogenetikberdasarkan data molekular mengg.softwere MEGA
10/MEGA X dan CRUSTAL X.
.
A. Cara Kerja
1. Preparasi sequence
Sequence 16S rDNA dapat diunduh dari database internasional (Ex: GenBank)
LANJUTAN
Panjang sequence setara (±1500 bp)
LANJUTAN
Data berupa text file di copy dan disimpan dalam text file, gunakan notepad
Start → All program → Accessories → Notepad
Berikan tanda fasta format (>) di depan nama sequence, nama tidak lebih dari
10 karakter, dipisahkan dengan spasi.
Buka contoh file
LANJUTAN
2. Aligment sequence
Mengatur sequence agar daerah homologi berada pada posisi yang sesuai.
Buka Clustal X, File, Load Sequence (cari file text yang diinginkan)
LANJUTAN
Tentukan Output file:
Alignment, Output Format Option, Centang pada kolom Clustal, GDE, dan Phylip, OK
Apa itu/perbedaan dari Test Maximum Likelihood Tree dan Test Neighbor-
Joining Tree?
Dalam metode ini, pohon awal pertama kali dibangun menggunakan metode yang
cepat tetapi kurang optimal seperti Neighbor-Joining, dan panjang cabangnya
disesuaikan untuk memaksimalkan kemungkinan kumpulan data untuk topologi
pohon tersebut di bawah model evolusi yang diinginkan. Kemudian varian topologi
tersebut dibuat menggunakan metode NNI (Nearest Neighbor Interchange) untuk
mencari topologi yang lebih sesuai dengan datanya. Panjang cabang Kemungkinan
Maksimum dihitung untuk topologi pohon varian ini dan kemungkinan terbesar
dipertahankan sebagai pilihan terbaik sejauh ini.
KESIMPULAN
Pentingnya pemahaman bagaimana mengggunakan analisis filogenetika khususnya
filogentika molekuler yang berasal dari data nukleotida atau asam amino sangat
berperanan dalam pembuatan pohon filogenetik terbaik dan dapat dipercaya.
Metode filogenetika yang telah dibahas dalam makalah ini digunakan untuk tipe
analisis yang berbeda. Nilai bootstrap merupakan untuk menguji seberapa baik set
data model yang kita gunakan. Jika nilai bootstrap rendah maka sekuen seharusnya
dikeluarkan dari analisis untuk mendapatkan sebuah pohon filogenetika yang dapat
dipercaya.
DAFTAR PUSTAKA
https://drive.google.com/file/d/124A1W7JKnb-67JP-D1IylcS5GbQYooyn/view
https://www.academia.edu/37570872/
Tutorial_Multiple_Alignment_Sequences_Msa_Menggunakan_Muscle_MEGA_X_
Clustal_W_Bioedit_Dan_Clustal_X
https://www.megasoftware.net/web_help_7/hc_maximum_likelihood_ml_.htm
https://id.wikipedia.org/wiki/Bioinformatika
https://id.wikipedia.org/wiki/National_Center_for_Biotechnology_Information
SEKIAN DAN TERIMAKSIH