MIKROBIOLOGI DAN
BIOTEKNOLOGI
INDUSTRI
PANGAN FERMENTASI
Kelompok : Q4
Kelas :Q
JOBDISC JOBDISC
NO. NAMA NIM
PRAKTIKUM LAPORAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11
12
13
14
15
Tanggal Praktikum
Judul Praktikum PANGAN FERMENTASI
1. Pembuatan Yoghurt
2. Pembuatan Yoghurt Buah
3. Pembuatan Kefir
a. Disiapkan alat dan bahan. bahan berupa susu 220 ml, susu skim 6% (b/v), gula pasir 3% (b/v), dan
milk kefir grains 2,5% (b/v), 5% (b/v), 10% (b/v). Volume susu dilebihkan 20 karena ketika
dipanaskan terdapat susu yang menguap. Gula berfungsi sebagai substrat bakteri dan yeast. susu skim
berfungsi sebagai memberikan kepadatan tekstur dan nutrisi
b. Campur seluruh bahan dan dihomogenisasikan agar gula dan susu skim tercampur rata dan tidak
gosong pada bagian bawah.
c. Dipanaskan 85 C selama 15 menit untuk mempasteurisasi susu dan mensterilkan gula pasir dan susu
skim yang ditambahkan. Ketika memanaskan usahakan tetap diaduk untuk menghindari gula pasir dan
susu skim gosong
d. Didinginkan hingga suhu 20-25 C. Suhu ini merupakan suhu mikroorganisme fermentasi kefir bekerja
secara optimal.
e. Setelah ditambahkan milk kefir grains sebagai sumber mikroorganisme, ditutup dengan kain saring.
Kain saring dipilih bukan hanya karena mencegah kontaminan dan melindungi kefir, namun juga
karena mikroorganisme kefir masih tetap mendapatkan sirkulasi udara walaupun tertutup.
f. Diinkubasi pada suhu 20-25 C selama 48 jam untuk memberikan waktu bagi mikroorganisme kefir
mem fermentasi substrat.
g. Pisahkan milk kefir grains dengan penyaring untuk memisahkan granula kefir dengan kefir cair yang
akan dikonsumsi.
h. Kefir cair dianalisa secara organoleptik, viskositas, dan pH pada waktu 24 jam dan 48 untuk
mengetahui karakteristik dari kefir yang dibuat.
4. Pembuatan Kefir Air
a. Disiapkan bahan yang dibutuhkan, yaitu air mineral 220 ml, gula pasir 15% (b/v), dan water kefir
grains 2,5% (b/v), 5% (b/v), 10% (b/v). Volume air dilebihkan 20 ml karena saat dipanaskan terdapat
air yang menguap. Gula disini berfungsi sebagai substrat dari bakteri dan yeast. Siapkan juga alat yang
dibutuhkan, yaitu kain saring, karet gelang, beaker glass.
b. Campur air mineral dan gula pasir lalu homogenisasi sampai semua bahan tercampur rata.
c. Larutan air gula dipanaskan di suhu 85 C selama 15 menit, dimana suhu tersebut optimal untuk
pemanasan dan memastikan homogenisasi semakin sempurna. Ketika dididihkan tetap diaduk untuk
menghindari larutan gula gosong.
d. Dinginkan larutan hingga suhu 20-25 C, dimana suhu ini optimal untuk inkubasi dan fermentasi
substrat.
e. Setelah dingin tambahkan water kefir grains sebagai sumber mikroorganisme. Lalu tutup beaker glass
dengan kain saring yang mampu mencegah kontaminasi dan melindungi kefir, namun tetap bisa
memberikan sirkulasi udara untuk mikroorganisme kefir.
f. Inkubasi di suhu 20-25 C selama 48 jam untuk memberikan waktu bagi mikroorganisme kefir
memfermentasi substrat.
g. Saring water kefir grains untuk memisahkan granula kefir dengan kefir cair yang akan dikonsumsi.
h. Analisa kefir cair secara organoleptik, viskositas, dan pH pada waktu 24 jam dan 48 untuk mengetahui
karakteristik dari kefir yang dibuat.
❖ PEMBUATAN YOGHURT
A. YOGHURT
DATA HASIL PENGAMATAN
1. Tuliskan data-data hasil pengamatan
Keterangan:
a : kental, encer
b : normal, busuk
Keterangan:
a : kental, encer
b : normal,
busuk
; 2,5%, 5% dan juga 10%. Berdasarkan data hasil praktikum yang didapatkan ketiga konsentrasi tersebut
memiliki tekstur yang encer baik pada inkubasi yang dilakukan 24 jam maupun 48 jam. Berdasarkan
literatur yang digunakan hasil tersebut tidak sesuai, karena penambahan konsentrasi starter akan
mengakibatkan viskositas pada yoghurt akan semakin tinggi. Peningkatan viskositas terjadi karena
hilangnya solubilitas pada kasein yang terjadi pada pH 4,6, hal tersebut akan menyebabkan interaksi
hidrofobik terjadi antara misel kasein. Saat interaksi hidrofobit tersebut terbantuk akan menyebabkan
tektur yoghurt akan semakin mengental. Pada data hasil praktikum didapatkan besar viskositas pada
yoghurt dengan starter sebesar 2,5% yaitu 105 cP, besar viskositas pada yoghurt dengan starter sebesar
5% yaitu 61 cP, besar viskositas pada yoghurt dengan starter sebesar 10% yaitu 169 cP(Abdul dkk.,
2018).
PERTANYAANSITASI
1. Jelaskan perubahan biokimia apa yang terjadi selama proses pembuatan yoghurt?SITASI
Keterangan:
a : kental, encer
b : normal,
busuk
Keterangan:
a : kental, encer
b : normal,
busuk
Terdapat perbedaan pada kefir starter susu dan kefir starter air. Milk kefir grains digunakan dalam
pembuatan kefir susu, sedangkan water kefir grains digunakan dalam pembuatan kefir air. Namun terdapat
perbedaan lain, hal tersebut meliputi bahan dasar, fisik, kimiawi, mikrobiologi, dan manfaatnya. Pada
bahan dasar granula kefir susu digunakan susu (mengandung laktosa), sedangkan kefir granula air
menggunakan air gula (mengandung sukrosa). Secara fisik granula kefir susu akan berwarna putih-krem
dan kental, sedangkan kefir air transparan dan memiliki viskositas lebih rendah. Secara kimiawi kefir susu
mengandung protein dan laktosa, sedangkan granula kefir air mengandung sukrosa dan dextrin. secara
mikrobiologi granula kefir susu dan kefir air difermentasikan oleh yeast yang sama yaitu Saccharomyces
cerevisiae, namun pada granula kefir susu dibantu oleh Lactobacillus kefiri dan Lactobacillus lactis,
sedangkan granula kefir air dibantu oleh Lactobacillus hilgardii dan Lactobacillus casei. Dalam
manfaatnya granula kefir susu dibutuhkan dalam pembuatan kefir susu yang diperuntukan untuk orang
yang membutuhkan protein probiotik dan prebiotik, sedangkan granula kefir air dibutuhkan dalam
pembuatan kefir air yang diperuntukan untuk orang vegan atau laktosa intoleran dalam kebutuhan
probiotik dan prebiotik. (Guzel-Seydim et al. 2021)
Pada pembuatan kefir terdapat dua starter milk kefir grains dan water kefir grains. kedua starter ini dapat
saling menggantikan dalam pembuatan kefir susu maupun kefir air karena kedua starter ini mengandung
yeast Saccharomyces cerevisiae yang berperan dalam menghidrolisis glukosa menjadi etanol. Namun,
terdapat mikroorganisme yang berbeda pada granula kefir susu dibantu oleh Lactobacillus kefiri dan
Lactobacillus lactis, sedangkan granula kefir air dibantu oleh Lactobacillus hilgardii dan Lactobacillus
casei. Dikarenakan perbedaan ini starter masih bisa saling menggantikan namun, proses fermentasi akan
berlangsung lebih lama (Guzel-Seydim et al. 2021).
1. Berdasarkan percobaan pembuatan yoghurt dan data hasil pengamatan yang Anda
peroleh, faktor-faktor apa saja yang menentukan keberhasilan dalam pembuatan
yoghurt!SITASI
Berdasarkan percobaan pembuatan yoghurt dan data hasil pengamatan yang telah dilakukan, diketahui
beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pembuatan yoghurt. Faktor pertama adalha
jumlah substrat yang ditambahkan. Jumlah substrat ini akan mempengaruhi total padatan atau kekentalan
dari yoghurt. Ketika jumlah substrat yang ditambahkan semakin banyak, maka yoghurt akan semakin
lebih kental. Hal ini dapat dilihat pada hasil pengamatan pembuatan yoghurt dimana jumlah substrat yang
ditambahkan ini akan mempengaruhi kenampakan dari yoghurt yang dihasilkan (kental). Menurut
Nofrianti dkk. (2013), semakin besar jumlah substrat yang tersedia bagi mikroba, maka pertumbuhannya
akan seamkin banyak dan juga cepat. Akibatnya, aktivitas mikroba dalam mendegradasi gula dan bahan
organik lainnya menjadi asam laktat lainnya akan semakin tinggi.
faktor kedua adalah jumlah starter yang ditambahkan dalam proses pembuatan yoghurt. Hal ini
dikarenakan jumlahnya starter yang ditambahkan akan mempengaruhi jumlah asam laktat yang dihasilkan
pda proses pembuatan yoghurt. Menurut Zakaria dkk. (2013),Ketika jumlah starter yang ditambahkan
tinggi, maka jumlah mikroba yang memcah laktosa dalam susu akan semakin banyak. AKibat dari
pemecahan laktosa ini akan menghasilkan semakin tingginya kadar asam laktat. Tingginya kadar asam
laktat ini akan berpengaruh terhadap pH yang dihasilkan, dimana pH yang dihasilkan asam semakin asam
atau semakin turun. Dalam praktikum kali ini jumlah starter yang digunakan dalam persentase adalah
2,5%, 5%, dan 10%. Dari data yang didapat tersebut ternyata nilai pH yang dihasilkan adalah semakin
tinggi seiring dengan penambahkan persentase starter.
Faktor selanjutnya adalah waktu dan suhu yang digunakan dalam proses inkubasi. Dalam praktikum
kali ini, suhu dan waktu yang digunakan dalam inkubasi adalah 37C selama 48 jam. Suhu dan waktu
inkubasi memiliki peranan penting dalam pembuatan yoghurt. Hal ini karena suhu dan waktu merupakan
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba dan aktivitas mikroba dalam proses fermentasi. Proses
inkubasi inipun merupakan proses dimana untuk memberikan waktu kepada mikroba untuk dapat
melakukan aktivitasnya untuk memecah laktosa, sehingga akan sangat memerlukan suhu dan waktu yang
optimal. Ketika waktu dan suhu inkubasi yang digunakan tidak sesuai dengan mikroba, maka mikroba
tersbut akan memiliki aktivitas yang rendah, akibatnya proses fermentasi yang dilakukan tidak sempurna.
Adapun waktu inkubasi ini akan mempengaruhi keasaman atau pH dari yoghurt. Menurut (Sari, 2019)
Waktu dan suhu inkubasi akan mempengaruhi kadar keasaman dari yoghurt. Waktu dan suhu inkubasi
juga akan menurunkan nilai pH akibat adanya aktivitas bakteri asam laktat selama fermentasi.
faktor terakhir adalah kondisi steril. Kondisi steril ini harus diperhatikan dalam proses pembautan
yoghurt. Hal ini karena produk yang kita buat merupakan produk pangan serta menggunakan mikroba
pembantu untuk proses fermentasi. Kondisi steril ini akan menghambat pertumbuhan patogen maupun
mikroba lain yang akan mengganggu proses fermentasi. Menurut Hidayati dkk. (2021), Kebersihan alat,
dan kondisi yang steril akan meminimalisir pertumbuhan bakteri patogen yang dapat menghambat proses
fermentasi. Tumbuhnya bakteri lain ini akan menyebabkan perebutan substrat sehingga dalam proses
fermntasi ini tidak maksimal.
2. Berdasarkan percobaan pembuatan kefir dan data hasil pengamatan yang Anda peroleh,
faktor-faktor apa saja yang menentukan keberhasilan dalam pembuatan kefir!SITASI