Oleh
Silmi Yani
(2013024018)
Tujuan Praktikum :
A. Hasil pengamatan
8 (sesudah)
8 (sesudah)
50 x 0,1 x 90
= x 100 %
1000
450
= x 100 %
1000
= 0,45 x100%
= 45%
48 x 0,1 x 90
= x 100 %
1000
432
= x 100 %
1000
= 0,432 x 100%
=43,2%
Yogurt = 39,732 g
Kefir = 41,048 g
Yogurt = 44,905 g
Kefir = 45,489 g
yogurt = 40,313 g
kefir = 41,525 g
b−c
kadar air = x100%
b−a
44,905−40,313
= x 100%
44,905−39,7732
4.592
= x 100%
5,173
= 0,89 x 100%
= 88,76 %
b−c
kadar air = x100%
b−a
45,489−41,525
= x 100%
45,489−41,048
3964
= x 100%
4,441
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kelompok kami lakukan dapat
diperoleh data bahwa : Pada tabel 1. Total asam yogurt yang dihasilkan
dalam penelitian ini adalah 43,2%, Kadar air 88,76% dan nilai pH 8. Total
asam yogurt hal ini tidak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia yaitu
0,5% - 2%. Hal ini disebabkan kandungan protein selama proses fermentasi
semua laktosa berubah menjadi asam piruvat, yang selanjutnya berubah
menjadi asam laktat. Asam laktat menyebabkan terjadinya penurunan pH,
yang berarti meningkatkan keasaman, sehingga kasein menjadi tidak stabil,
dan terkoagulasi (menggumpal) membentuk gel yoghurt (Sulistyowati, dkk.,
2021). Kadar air yang dihasilkan dari pembuatan yogurt
menghasilkan nilai 86%. Pasteurisasi dan proses fermentasi pada
pembuatan yoghurt dapat menyebabkan naik atau turunnya kadar
air yang terkandung.
Total asam kefir yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah 45%, total asam
kefir hal ini tidak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia yaitu 0,5% -
2%. Kadar air sebesar 89,25%. Kandungan air suatu produk dapat
dipengaruhi oleh jumlah total padatan pada adonan suatu produk, sehingga
bisa kita ketahui bahwa kandungan air pada yoghurt lebih sedikit karena
bentuk produk dari yoghurt yang lebih kental sedangkan kefir memiliki
kandungan air yang lebih tinggi karena lebih encer. Nilai pH 8. Hal ini
sesuai dengan penelitian Kinteki, dkk., (2018) Kualitas susu fermentasi
berdasarkan pH yang baik adalah 3,8-4,6. Jika terjadi cukup banyak
pengasaman oleh aktivitas bakteri asam laktat maka pH susu dapat menurun.
Bedasarkan tabel 2. Proses fermentasi sudah terjadi dan produk kefir telah
terbentuk pada durasi fermentasi 24 jam. Kefir memiliki rasa asam ,
beraroma asam, dengan tekstur kental. Hal ini sesuai dengan penelitian
Hardiansyah, (2020) yang menyatakan bahwa Aroma kefir terasa asam
layaknya produk fermentasi. Warna produk putih kekuningan dan terjadi
pemisahan antara komponen dadih (curd) yang berwarna putih dengan
tekstur lebih padat dan lembut dan komponen whey yang berwarna jernih
kekuningan. Kefir merupakan minuman fermentasi berbahan dasar susu
hewani atau nabati dengan ciri khas rasa asam yang serupa dengan yoghurt
(Effendi dan Parhusip, 2021). Kadar asam diakibatkan oleh proses fermentasi
susu, yaitu perubahan laktosa menjadi asam laktat oleh aktivitas enzim yang
dihasilkan oleh bakteri asam laktat serta senyawa-senyawa yang terkandung
dalam susu seperti albumin, kasein sitrat, dan fosfat.
Yogurt memiliki rasa asam, beraroma asam dengan tekstur menggumpal dan
encer. Citarasa asam yogurt berasal dari laktosa dalam susu yang diubah
menjadi asam laktat oleh bakteri asam laktat selama proses fermentasi
berlangsung akan meningkatkan keasaman susu, sehingga
menyebabkan yogurt memiliki rasa asam (Mudmainah dan wakhyudi, 2019).
Penambahan bakteri asam laktat ini akan mengubah laktosa pada susu
menjadi asam laktat sehingga pH akan turun. Penurunan pH akan
menyebabkan protein susu mengalami koagulasi membentuk tekstur
yoghurt yang kental dengan aroma dan cita rasa yang khas. Yoghurt
mempunyai aroma yang khas yaitu aroma asam. Secara umum yoghurt
berwarna putih, dari putih cerah, pucat, atau kekuningan, warna
yoghurt ini akan sangat dipengaruhi bahan baku yang digunakan. (Rahayu,
dkk., 2022)
Kefir merupakan salah satu jenis produk fermentasi dari susu. Produk ini
dibuat dengan penambahan bakteri asam laktat (BAL) seperti Lactobacillus
acidophilus sebagai starter dalam bentuk biji kefir ke dalam susu hingga
terjadi proses fermentasi. Bakteri tersebut bersama dengan khamir
menguraikan karbohidrat yang ada dalam susu dan mengubahnya menjadi
asam laktat dan etanol. Kefir memiliki cita rasa yang asam khas produk
fermentasi, dengan kandungan karbohidrat (laktosa) yang lebih rendah
karena telah dimanfaatkan oleh bakteri. Pembuatan kefir dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya adalah lama fermentasi, media yang digunakan,
suhu fermentasi, rasio biji kefir dengan susu, serta jumlah starter kultur
(hardiansyah, 2018).
Hardiansyah, Angga. 2020. Identifikasi nilai gizi dan potensi manfaat kefir susu
kambing Kaligesing. Journal of Nutrition College. Vol 9(3) Hal 208-214.
Soemarie, Yulistia. Budianti., Milanda, Tiana., & Barliana, Melisa. Intan. 2022.
Pelatihan Pembuatan Yoghurt Untuk Meningkatkan Minat Wirausaha Siswa
Smk Farmasi Daerah Kabupaten Bandung Barat Terhadap Produk
Fermentasi. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri). Vol 6(5).
Putri, Endah. Budi. Permana., Mardhotillah, Rachma. Rizqina., Agustina, Heni., &
Lestari, Marseli. Widya. 2022. Peningkatan Motivasi Berwirausaha Dengan
Melakukan Pelatihan Pembuatan Yogurt Pada Guru Sd Al-Islah
Surabaya. BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat.Vol 3(4) Hal
971-976.
Zulaikhah, Siti. Rahmawati., & Sidhi, Arif. Harnowo. 2021. Pembuatan Yogurt Susu
Sapi Sebagai Upaya Meningkatkan Nilai Fungsional Susu, Gizi Masyarakat
dan Pendapatan Rumah Tangga di Masa Pandemi. Jurnal Pengabdian
Magister Pendidikan IPA. Vol 4(3).
Rahayu, Tri. Isti., Ariyana, Mutia. Devi., Amaro, Moegiratul., Handayani, Baiq.
Rien., Nazaruddin., & Widyastuti, Sri. 2022. Evaluasi Sensoris Yogurt Nanas
Madu Dengan Perlakuan Kombinasi Starter Kultur Bakteri Asam Laktat:
Sensory Evaluation Of Honey Pineapple Yogurt With Combination
Treatment Of Lactic Acid Bacteria Starter Culture. Jurnal Ilmu dan
Teknologi Pangan. Vol 8(1) Hal 25-33.
Kinteki, Galih. Ayu., Rizqiati, Heni., & Hintono, Antonius. 2019. Pengaruh lama
fermentasi kefir susu kambing terhadap mutu hedonik, total bakteri asam
laktat (BAL), total khamir dan pH. Jurnal Teknologi Pangan. Vol 3(1) Hal
42-50
Rosa, D. D., Dias, M. M., Grześkowiak, Ł. M., Reis, S. A., Conceição, L. L., &
Maria do Carmo, G. P. 2017. Milk kefir: nutritional, microbiological and
health benefits. Journal of Nutrition research reviews. Vol 30(1) Hal 82-96.
Lampiran