Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI

PENGOLAHAN LEGUM, SEREALIA DAN UMBI-


UMBIAN

Disusun Oleh :

KELOMPOK 8

FAUZAN RIZA MAHENDRA C1061181012

MUSTIKA NINDIYA MUTMA’INNAH C1061181021

FEBYANA MITA C1061181028

SISKA LESTARI C1061181034

BELLA AULYA WALANDA C1061181035

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI
PENGOLAHAN LEGUM, SEREALIA DAN UMBI-
UMBIAN
ACARA 1. PEMBUATAN PATI JAGUNG

Disusun Oleh :
KELOMPOK 8

FAUZAN RIZA MAHENDRA C1061181012


MUSTIKA NINDIYA MUTMA’INNAH C1061181021
FEBYANA MITA C1061181028
SISKA LESTARI C1061181034
BELLA AULYA WALANDA C1061181035

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala Puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita semua. Tidak lupa shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad shalallaahu’alaihi wa sallam beserta
para kerabat dan keluarga beliau. Alhamdulillah, kami kelompok 8 dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum ini untuk memenuhi Tugas Praktikum Mata
Kuliah Teknologi Pengolahan Legum, Serealia dan Umbi-umbian.
Terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu kami selama
“Praktikum Di Rumah” ini berjalan, baik itu teman-teman kami, orangtua kami,
maupun Dosen Pengampu Mata Kuliah ini yaitu Ibu Sulvie Purwayanti. Laporan
ini kami susun sebagaimana mestinya praktikum berjalan.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga Laporan Praktikum ini


dapat memberikan manfaat bagi banyak orang.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh

Pontianak, 14 Oktober 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan Praktikum ......................................................................................... 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 2
BAB III. METODE PENELITIAN......................................................................... 4
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan .................................................................. 4
B. Alat dan Bahan ............................................................................................. 4
C. Prosedur Kerja .............................................................................................. 4
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 5
A. Hasil ............................................................................................................. 5
B. Pembahasan .................................................................................................. 5
BAB V. PENUTUP ................................................................................................. 7
A. Kesimpulan .................................................................................................. 7
B. Saran ............................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 8
LAMPIRAN ............................................................................................................ 9

ii
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jagung sebagai sumber bahan pangan menurut Hubeis (1985) telah
dimanfaatkan untuk makanan pokok (beras jagung) di daerah tertentu,
makanan penyela (jagung rebus dan bakar), makanan kecil (berondong &
tortilla), tepung, kue, roti dan bubur. Kegunaan lain adalah untuk makanan
ternak dan bahan baku industri pati, glukosa, sirup, dekstrin, alkohol dan
minyak. Tanaman jagung (Zea mays L.) juga merupakan salah satu komoditas
strategis dan bernilai ekonomis, serta mempunyai peluang untuk
dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat dan
protein (Rambitan, 1988).
Pemanfaatan teknologi pengolahan jagung berpeluang meningkatkan
nilai komoditas jagung tidak hanya sebagai sumber pakan tetapi dapat diolah
menjadi berbagai produk pangan yang bernilai ekonomi seperti corn-flake,
pop-corn, tepung jagung, pati jagung dan minyak jagung. Pati jagung dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk produksi High Fructose Corn Syrup
(sirup jagung), makanan ringan, sohun dan bahan pengental dalam pembuatan
berbagai macam saus. Sebagai bahan industri non pangan, pati jagung
dibutuhkan antara lain dalam industri plastik, industri kertas, industri tekstil,
dan untuk bahan perekat(Wirakartakusumah, 1989).
Pati jagung pada umumnya diekstrak dari biji jagung dengan melalui
proses penggilingan biji, pemisahan kulit dan lembaga, perendaman dengan
air panas, penghancuran, pemisahan endapan, perendaman endapan dengan
natrium metabisulfit, pencucian dengan natrium hidroksida dan air, reduksi
kandungan air, pengeringan dan pengayakan (Rambitan, 1988). Sedangkan
ekstraksi pati jagung dari tepung jagung dengan larutan natrium bikarbonat
hingga saat ini belum banyak dipublikasikan.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan
memahami cara pembuatan pati jagung serta sifat fisik dari pati.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik, yang


banyak terdapat pada tumbuhan terutama pada biji-bijian, umbi-umbian. (Jane,
1995). Pati diperoleh dengan cara mengekstraksi tanaman yang kaya akan
karbohidrat seperti sagu, singkong, jagung, gandum, dan ubi jalar. Pati juga dapat
diperoleh dari hasil ekstraksi biji buah-buahan seperti pada biji nangka, biji
alpukat, dan biji durian (Cornelia et al., 2013). Ekstraksi pati merupakan proses
untuk mendapatkan pati dari suatu tanaman dengan cara memisahkan pati dari
komponen lainnya yang terdapat pada tanaman tersebut (Cave et al., 2013).
Pati merupakan karbohidrat cadangan yang terdapat dalam batang dan biji
suatu tanaman (Otman, et al., 2011) dan membentuk butiran dalam sel di plastid,
terpisah dari sitoplasma. Sumber pati terbesar adalah berasal dari jagung dan
beras. Pati merupakan serbuk amorf lunak berwarna putih dan tanpa rasa manis.
Tidak larut dalam air, alkohol dan eter (Jain et al., 2014). Pati alami akan
mengalami berbagai perubahan fisikokima selama proses termal. Khususnya,
ketika dipanaskan dalam air, butiran pati akan membengkak, diikuti dengan
perubahan struktur kristal pati tersebut (Zhu et al., 2009).
Salah satu sumber tanaman penghasil pati adalah jagung. Jagung
mempunyai beragam jenis amilum, mulai dari amilosa dan amilopektin rendah
sampai tinggi. Pati merupakan komponen utama dalam biji jagung, sekitar 72-
73% dari total berat (Widaningrum et al., 2010). Setelah dipanen, biji jagung
kemudian melewati proses pasca panen seperti pembersihan, pengeringan, dan
penyimpanan (Sandhu & Singh, 2007).
Jagung (Zea mays) tegolong dalam serealia, yaitu biji-bijian dari famili
rumput-rumputan (gramine) yang kaya akan karbohidrat sehingga dapat menjadi
makanan pokok manusia, pakan ternak dan industri yang menggunakan
karbohidrat sebagai bahan baku (Muchtadi, 2013). Beberapa tahun terakhir
kebutuhan jagung terus meningkat, hal ini sejalan dengan semakin meningkatnya
laju pertumbuhan jumlah penduduk dan peningkatan kebutuhan untuk pakan.
Sifat pati jagung seperti halnya pati lainnya dimana dalam bentuk
alaminya memiliki kestabilan tekstur yang baik dalam sistem pangan, tetapi
memiliki ketahanan yang rendah terhadap proses pengadukan dan proses yang

2
melibatkan panas. Selain itu memiliki keterbatasan untuk mengalami retrogradasi
dan tidak dapat membentuk gel yang kaku kecuali pada konsentrasi yang tinggi
(Singh et al., 2007). Pati jagung berbeda dengan tepung jagung yang kandungan
kimianya masih lengkap. Pada tepung jagung komposisinya masih lengkap
sedangkan pada pati jagung sudah dipisahkan serta sebagian hilang pada proses
pencucian (Richana & Suarni, 2007).

3
BAB III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober 2020 di Kediaman
Fauzan Jalan Purnama, Pontianak.

B. Alat dan Bahan


Alat:

- Timbangan
- Blender
- Baskom
- Saringan

Bahan:

- Jagung Pipil 1 kg
- Air bersih
- Larutan NaOH 0,1 N dengan perbandingan NaOH : biji jagung (0,25:1).

C. Prosedur Kerja
1. Biji jagung dibersihkan kotoran dan kontaminan asing.
2. Biji jagung kemudian digiling kasar dengan penambahan air (1:1)
menggunakan blender kecepatan rendah selama 15 detik.
3. Lembaga dipisahkan dari pecahan kernel jagung dengan cara pencucian
(air : jagung; 4:1) dan pengapungan.
4. Pecahan endosperm jagung digiling halus dalam blender kecepatan tinggi
selama 2 menit dengan penambahan air (1 : 0,3).
5. Bubur jagung disaring dengan kain saring untuk memisahkan ampas dan
filtrat. Pemisahan dilakukan dengan penambahan air : jagung (6:1).
6. Filtrat didekantasi selama 12 jam, kemudian bagian airnya dibuang
sedangkan endapan (pati) dibilas kembali menggunakan NaOH 0,1 N
dengan perbandingan NaOH : biji jagung (0,25:1).
7. Setelah itu dilakukan pengadukan dan sentrifugasi untuk memisahkan
NaOH 0,1N. Endapan dicuci dengan cara menambahkan air (2:1). Proses
pencucian diulang sebanyak 3 kali. Pati dikeringkan menggunakan oven
dengan temperatur 50ºC ± 2ºC selama 6 jam hingga kadar air kurang dari
15%.

4
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 1. Pati jagung sebelum diayak Gambar 2. Pati jagung setelah di ayak

Tabel 1. Karakteristik Pati Jagung

Karakteristik Keterangan
Warna Putih kekuningan
Aroma Sedikit ada aroma jagung
Tekstur Agak kasar
Kelarutan Kurang larut dalam air, terjadi endapan

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum kami dapat dilihat bahwa adanya butiran
kecil pada pati yang dihasilkan sudah cukup sesuai dengan pernyataan Hill
dan Kelley (1942), bahwa dalam bentuk aslinya secara alami pati merupakan
butiran-butiran kecil yang sering disebut granula. Bentuk dan ukuran granula
merupakan karakteristik setiap jenis pati.
Warna dan bau yang dihasilkan sudah agak mendekati pernyataan
Muwarni (1989), bahwa dalam keadaan murni granula pati berwarna putih,
mengkilat, tidak berbau dan tidak berasa. Secara mikroskopik terlihat bahwa

5
granula pati dibentuk oleh molekul-molekul yang membentuk lapisan tipis
yang tersusun terpusat. Granula pati bervariasi dalam bentuk dan ukuran.
Tekstur yang dihasilkan ketika pati dilarutkan ke dalam air masih
belum memenuhi standar pati pada umumnya yang akan berikatan kuat
dengan air membentuk gel. Hal ini mungkin dikarenakan kurang tepatnya
pengolahan saat perncampuran dengan NaOH. Perendaman dengan NaOH
bertujuan untuk melunakkan kulit jagung agar mudah diproses selanjutnya
juga untuk melarutkan protein yang terkandung di dalam bahan (Hubeis,
1985).

6
BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, pati jagung yang dihasilkan
oleh kelompok kami masih kurang memenuhi standar pati.

B. Saran
Harus mempelajari kembali cara pembuatan pati jagung agar sesuai
dengan kriteria pati yang sudah ditetapkan sehingga dapat menghasilkan pati
yang terbaik.

7
DAFTAR PUSTAKA

Cave, J., Jolliffe, L. and Baum, T. (eds.) 2013b. Tourism and Souvenirs: Glocal
perspectives from the Margins. Bristol: Channel View Publications.
Cornelia, M., Syarief, R., Effendi, H., dan Nurtama, B. 2011. Pemanfaatan Biji
Durian (Durio zibenthinus Murr.) dan Pati Sagu (Metroxylon sp.) dalam
Pembuatan Bioplastik. J. Kimia Kemasan. 35(1): 20-29.
Hill dan Kelley. 1942. Organic Chemistry. The Blakistan Co., Philadelphia,
Toronto

Hubeis, M. 1985. Pengantar Pengolahan Tepung Serealia dan Biji-bijian.


Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor.
Jain JL, Jain S and Jain N. Fundamentals of Biochemistry. Seventh Edition. S.
Chand & Company Pvt. Ltd, New Delhi; 2014.
Muchtadi, T.R dan Sugiyono. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Alfabeta :
Bandung.
Muwarni, I.A, 1989, Sifat Fisiko Kimia Pati Jagung Termodifikasi. Skripsi. Fateta
IPB. Bogor.
Otman N, Azahari NA, Ismail H. Thermal properties of polyvinyl alcohol
(PVOH)/Corn starch blend film. Malaysian Polymer Journal. 2011; 6(6):
147-154.
Rambitan, J., 1988. Isolasi dan karakterisasi pati dari beberapa varietas jagung.
Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Richana N. dan Suarni. 2007. Teknologi Pengolahan Jagung. In Sumarno et al.
Jagung: Teknik Produksi dan Pengembangan. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. P: 386-409.
Singh, N., K.S. Shandu, and M. Kaur. 2007. Physicochemical properties including
granular morphology, amylose content, swelling and solubility, thermal
and pasting properties of starches from normal, waxy, high amylose and
sugary corn. Progress in Food Biopolymer Research 1: 43-55.
Widaningrum dan E.Y. Purwani. 2006. Karakterisasi serta studi pengaruh
perlakuan panas dan HTM terhadap sifat fisikokimia pati jagung. Jurnal
Penelitian Pascapanen Pertanian 3(2): 109-118.
Wirakartakusumah, dkk. 1989. Prinsip Teknik Pangan. Bogor; Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan IPB
Zhu, F., Cai, Y. Z., Sun, M., dan Corke, H. 2009. Effect of phytochemical extracts
on the pasting, thermal, and gelling properties of wheat starch. Food
Chemistry. 112: 919–923.

8
LAMPIRAN

9
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI
PENGOLAHAN LEGUM, SEREALIA DAN UMBI-
UMBIAN
ACARA 2. PEMBUATAN SUSU NABATI BERBASIS
SEREALIA, LEGUM DAN UMBI-UMBIAN

Disusun Oleh :

KELOMPOK 8

FAUZAN RIZA MAHENDRA C1061181012

MUSTIKA NINDIYA MUTMA’INNAH C1061181021

FEBYANA MITA C1061181028

SISKA LESTARI C1061181034

BELLA AULYA WALANDA C1061181035

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020

10
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala Puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita semua. Tidak lupa shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad shalallaahu’alaihi wa sallam beserta
para kerabat dan keluarga beliau. Alhamdulillah, kami kelompok 8 dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum ini untuk memenuhi Tugas Praktikum Mata
Kuliah Teknologi Pengolahan Legum, Serealia dan Umbi-umbian.

Terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu kami selama
“Praktikum Di Rumah” ini berjalan, baik itu teman-teman kami, orangtua kami,
maupun Dosen Pengampu Mata Kuliah ini yaitu Ibu Sulvie Purwayanti. Laporan
ini kami susun sebagaimana mestinya praktikum berjalan.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga Laporan Praktikum ini


dapat memberikan manfaat bagi banyak orang.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh

Pontianak, 13 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 2
BAB III. METODE PRAKTIKUM ........................................................................ 3
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan .................................................................. 4
B. Alat dan Bahan ............................................................................................. 3
C. Prosedur Kerja .............................................................................................. 4
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 5
A. Hasil ............................................................................................................. 5
B. Pembahasan .................................................................................................. 5
BAB V. PENUTUP ................................................................................................. 7
A. Kesimpulan .................................................................................................. 7
B. Saran ............................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 8
LAMPIRAN ............................................................................................................ 9

ii
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jagung manis (sweet corn) merupakan komoditas palawija dan
termasuk dalam keluarga (famili) rumput-rumputan (Gramineae) genus Zea
dan spesies Zea mays saccharata. Jagung manis memiliki ciri-ciri endosperm
berwarna bening, kulit biji tipis, kandungan pati sedikit, pada waktu masak
biji berkerut (Koswara, 2009). Di Thailand, jagung manis banyak diolah
menjadi corn milk (susu jagung). Susu nabati seperti susu jagung dibutuhkan
terutama bagi orang yang alergi terhadap susu sapi. Sebagai minuman, susu
jagung diharapkan dapat menyegarkan dan menyehatkan tubuh karena tidak
mengandung kolestrol (http://sumbar.litbang.deptan.go.id, 2010).
Susu jagung manis sangat bermanfaat bagi penderita diabetes atau
sakit gula. Susu jagung manis jika dibandingkan dengan susu kedelai memiliki
banyak manfaat, karena selain sangat cocok dalam menurunkan kadar gula
darah juga aman dikonsumsi sertta alami. (Setiawati dan puspitojati, 2011).
Proses pembuatan susu jagung pada umumnya terjadi proses
pengenceran sari jagung (penambahan air) dan penambahan CMC
(Carboxymethyl cellulose). CMC digunakan dalam bentuk garam natrium
CMC sebagai pemberi bentuk, konsistensi dan tekstur. CMC juga berperan
sebagai pengikat air, pengental, dan stabilisator emulsi.

B. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum pembuatan susu jagung adalah untuk
mengetahui dan memahami cara pembuatan susu jagung.

1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Jagung merupakan tanaman serelia yang termasuk bahan pangan penting


karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Sebagai salah satu
sumber bahan pangan, jagung telah menjadi komoditas utama setelah beras
(Purwono dan Hartono, 2011). Jagung manis mempunyai ciri-ciri yaitu biji yang
masih muda bercahaya dan berwarna jernih seperti kaca, sedangkan biji yang
telah masak dan kering akan menjadi kering dan berkeriput. Umumnya jagung
manis berambut putih sedangkan jagung biasa berambut merah. Umur jagung
manis antara 60-70 hari, namun pada dataran tinggi yaitu 400 meter di atas
permukaan laut atau lebih, biasanya bisa mencapai 80 hari (Aak, 2010).
Jagung manis merupakan salah satu komoditas pertanian yang disukai oleh
masyarakat karena rasanya yang enak, mengandung karbohidrat, protein dan
vitamin yang tinggi serta kandungan lemak yang rendah. Jagung manis
mengandung kadar gula, vitamin A dan C yang lebih tinggi dibanding jagung
biasa, serta memiliki kadar lemak yang lebih rendah dibanding jagung biasa
(Iskandar, 2007).
Dalam susu nilai asupan gizinya dirasakan cukup dan seimbang karena
Semuanya
susu memiliki sumber protein dan sumber mineral. ini juga bisa dicapai
dengan komoditi yang lain, jagung misalnya. Jagung yang digunakan ini terutama
jagung manis, atau belum tua, karena sarinya masih banyak. Serat kasar pada
jagung sangat baik untuk membantu proses pencernaan terutama untuk
membersihkan dinding colon (usus). Susu jagung ini besar manfaatnya, kadar
gulanya dan asam amino cukup tinggi (Sutardi, 2007).
Susu jagung diperoleh dengan cara penggilingan biji jagung yang
telah direbus dalam air. Hasil penggilingan disaring untuk memperoleh
filtrat yang kemudian dipasteurisasi dan diberi flavor untuk meningkatkan
rasanya. Kandungan ekstrak karbohidrat dalam susu jagung dipengaruhi oleh
varietas jagung, jumlah air yang ditambahkan, jangka waktu dan kondisi
penyimpanan, kehalusan gilingan dan perlakuan panas (Arma et al., 2013).

2
BAB III. METODE PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober 2020 di Kediaman
Fauzan Jalan Purnama, Pontianak.

B. Alat dan Bahan


Alat
- Panci
- Baskom
- Pisau
- Timbangan
- Blender
- Kain saring
- Sendok
- Gelas ukur
- Kompor
Bahan
- Jagung manis 500 gram
- Air
- CMC
- Gula
- Garam

3
C. Prosedur Kerja

Jagung manis disortasi terlebih dahulu

Kemudian jagung manis di kupas dan


di pipil menjadi 500 gram

Kemudian di rebus dengan 500 ml air


hingga mendidih

Kemudian jagung yang telah di rebus


di blender dengan air sebanyak 100
mL

Kemudian disaring yang menghasilkan


ampas

Filtrat yang dihasilkan di tambah


dengan garam secukupnya, gula
sebanyak 50 gram dan CMC sebnyak
0,3 gram, kemudian di aduk hingga
homogen.

4
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
ORGANOLEPTIK KETERANGAN
AROMA FLAVOR JAGUNG AGAK KEASAMAN
RASA MANIS
VISKOSITAS KENTAL
WARNA KUNING

B. Pembahasan
Sebuah praktikum yang dilakukan tentang pembuatan susu jagung dari
bahan jagung manis dengan tujuan untuk mengetahui dan memahami cara
pembuatan susu jagung. Parameter yang digunakan dalam praktikum ini
adalah viskositas, aroma, rasa, dan warna.
Hasil praktikum yang didapat menunjukkan penilaian panelis yang
dapat kita lihat dari segi paremeter yang digunakan bahwa hasilnya dari aroma
berupa flavor jagung agak keasaman, untuk viskositas kental, untuk warna
yaitu berwarna kuning sesuai dengan warna jagung dan untuk rasa sendiri
terasa manis.
Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous (Soedojo,
1986). Viskositas merupakan ukuran kekentalan suatu fluida yang menyatakan
besarnya gesekan di dalam suatu fluida. Secara kuantitatif, viskositas diamati
menggunakan sebuah alat pengukur viskometer yang bernama viskometer.
Praktikum ini hanya mengamati secara organoleptik, jadi viskositas yang
diamati hanya secara sensoris saja dimana hasil yang didapat yaitu penilaian
susu jagung ini dapat di kategorikan kental. Kekentalan yang ada pada produk
susu jagung ini terjadi karena penambahan CMC dan dari jagung itu sendiri
dan tergantung dari lama perebusan susu jagungnya. Karena jika terlalu lama
direbus maka protein yang di dalam jagung akan terpecah dan menyebabkan
semakin menurunnya tingkat viskositas susu jagung itu sendiri.
Warna hasil susu jagung ini sendiri adalah bewarna kuning seperti
warna jagung pada umumnya. Warna yang didapat pada praktikum ini adalah

5
warna alami yang di sebabkan oleh zat antioksidan yang terkandung pada
jagung, tanpa penambahan pewarna makanan lainnya.
Aroma diamati dengan cara mencium bau aroma dari susu jagung.
Aroma yang dihasilkan oleh susu jagung ini yaitu agak asam dengan flavor
jagung yang tetap ada. Aroma ini terjadi karena penyimpanan susu jagung ini
yang disimpan tanpa pengawet dan diletakkan di kulkas selama kurang lebih 4
hari. Aroma asam keasaman ini terjadi karena protein yang terkandung pada
jagung dalam waktu menyimpan menguraikan diri menjadi asam-asam amino
yang lebih kecil dan salah satunya asam laktat.
Pengujian rasa dilakukan dengan mencicipi susu jagung. Hasil dari
rasa susu jagung yang diuji adalah rasa manis. Rasa manis yang terdapat pada
susu jagung ini yaitu berasal dari penambahan gula pasir sebanyak 50 gram.
Selain dari gula pasir rasa manis jagung juga berasal dari jagung itu sendiri.
Karena jagung mengandung pati yang merupakan karbohidrat kompleks yang
dekat dengan glukosa yang merupakan karbohidrat sederhana.

6
BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang tertera pada bab sebelumnya dan sudah di
bahas dapat diambil kesimpulan bahwa produk susu jagung yang di produksi
oleh kami bisa mendapatkan nilai yang baik oleh para panelis sehingga kami
sudah bisa mengetahui dan memahami cara membuat susu jagung, meskipun
ada beberapa hal yang harus kami perbaiki untuk produk susu jagung manis
ini.

B. Saran
Saran yang akan kami sampaikan yaitu susu jagung yang dihasilkan
sudah cukup baik, namun jika ada penelitian atau praktikum yang sama
tentang susu jagung maka baiknya di tambahkan dengan cara agar susu jagung
dapat bertahan lama.

7
DAFTAR PUSTAKA

Aak. 2010. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Canisius, Yogyakarta.

Arma, M. J., Uli F., Laode S. 2013. Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea
mays L.) dan Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) melalui Pemberian
Nutrisi Organik dan Waktu Tanam dalam Sistem Tumpangsari. Jurnal
Agroteknos, vol 3(1) : 1 – 7.

Astuti, M.W. dkk. 2017. Laporan Praktikum Teknologi Serealia, Kacang-


Kacangan, Dan Umbi Umbian Acara Ii Pembuatan Susu Jagung.
Purwokerto.

ANWAR BUDIANTO, A., B., 2008 "Metode Penentuan Koefisien


Kekentalan Zat Cair dengan Menggunakan Regresi Linear Hukum
Stokes." Seminar Nasional IV SDM Teknologi Nuklir.

Iskandar, D. 2007. Pengaruh Dosis Pupuk N, P dan K terhadap Pertumbuhan


dan Produksi Tanaman Jagung Manis di Lahan Kering. Artikel.
Website: http://www.iptek.net.id. Diakses pada 13 Oktober 2020.

Purwono dan R. Hartono. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya,


Jakarta.

Setiawati, B.B dan E. Puspitojati. 2011. Evaluasi mutu yogurt formulasi susu
jagung manis-kedelai. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, vol 7(1) : 48 – 55.

Sutardi. 2007. Prihatin dengan Naiknya Harga Susu, Pakar UGM menawarkan
Susu Jagung sebagai Pengganti. Artikel. Website:
http://www.ugm.ac.id. Diakses pada 13 Oktober 2020

8
LAMPIRAN

A B C

D E F
Keterangan gambar:
Gambar A. Jagung manis setelah dikupas
Gambar B. Jagung manis yang telah dipipil
Gambar C. Jagung manis saat direbus

Gambar D. Jagung yang sedang diblender dengan perlakuan tertentu


Gambar E. Susu jagung yang sedang disaring
Gambar F. Susu jagung yang siap di uji

Anda mungkin juga menyukai