Disusun Oleh :
KELOMPOK 8
Disusun Oleh :
KELOMPOK 8
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala Puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita semua. Tidak lupa shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad shalallaahu’alaihi wa sallam beserta
para kerabat dan keluarga beliau. Alhamdulillah, kami kelompok 8 dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum ini untuk memenuhi Tugas Praktikum Mata
Kuliah Teknologi Pengolahan Legum, Serealia dan Umbi-umbian.
Terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu kami selama
“Praktikum Di Rumah” ini berjalan, baik itu teman-teman kami, orangtua kami,
maupun Dosen Pengampu Mata Kuliah ini yaitu Ibu Sulvie Purwayanti. Laporan
ini kami susun sebagaimana mestinya praktikum berjalan.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jagung sebagai sumber bahan pangan menurut Hubeis (1985) telah
dimanfaatkan untuk makanan pokok (beras jagung) di daerah tertentu,
makanan penyela (jagung rebus dan bakar), makanan kecil (berondong &
tortilla), tepung, kue, roti dan bubur. Kegunaan lain adalah untuk makanan
ternak dan bahan baku industri pati, glukosa, sirup, dekstrin, alkohol dan
minyak. Tanaman jagung (Zea mays L.) juga merupakan salah satu komoditas
strategis dan bernilai ekonomis, serta mempunyai peluang untuk
dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat dan
protein (Rambitan, 1988).
Pemanfaatan teknologi pengolahan jagung berpeluang meningkatkan
nilai komoditas jagung tidak hanya sebagai sumber pakan tetapi dapat diolah
menjadi berbagai produk pangan yang bernilai ekonomi seperti corn-flake,
pop-corn, tepung jagung, pati jagung dan minyak jagung. Pati jagung dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk produksi High Fructose Corn Syrup
(sirup jagung), makanan ringan, sohun dan bahan pengental dalam pembuatan
berbagai macam saus. Sebagai bahan industri non pangan, pati jagung
dibutuhkan antara lain dalam industri plastik, industri kertas, industri tekstil,
dan untuk bahan perekat(Wirakartakusumah, 1989).
Pati jagung pada umumnya diekstrak dari biji jagung dengan melalui
proses penggilingan biji, pemisahan kulit dan lembaga, perendaman dengan
air panas, penghancuran, pemisahan endapan, perendaman endapan dengan
natrium metabisulfit, pencucian dengan natrium hidroksida dan air, reduksi
kandungan air, pengeringan dan pengayakan (Rambitan, 1988). Sedangkan
ekstraksi pati jagung dari tepung jagung dengan larutan natrium bikarbonat
hingga saat ini belum banyak dipublikasikan.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan
memahami cara pembuatan pati jagung serta sifat fisik dari pati.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2
melibatkan panas. Selain itu memiliki keterbatasan untuk mengalami retrogradasi
dan tidak dapat membentuk gel yang kaku kecuali pada konsentrasi yang tinggi
(Singh et al., 2007). Pati jagung berbeda dengan tepung jagung yang kandungan
kimianya masih lengkap. Pada tepung jagung komposisinya masih lengkap
sedangkan pada pati jagung sudah dipisahkan serta sebagian hilang pada proses
pencucian (Richana & Suarni, 2007).
3
BAB III. METODE PENELITIAN
- Timbangan
- Blender
- Baskom
- Saringan
Bahan:
- Jagung Pipil 1 kg
- Air bersih
- Larutan NaOH 0,1 N dengan perbandingan NaOH : biji jagung (0,25:1).
C. Prosedur Kerja
1. Biji jagung dibersihkan kotoran dan kontaminan asing.
2. Biji jagung kemudian digiling kasar dengan penambahan air (1:1)
menggunakan blender kecepatan rendah selama 15 detik.
3. Lembaga dipisahkan dari pecahan kernel jagung dengan cara pencucian
(air : jagung; 4:1) dan pengapungan.
4. Pecahan endosperm jagung digiling halus dalam blender kecepatan tinggi
selama 2 menit dengan penambahan air (1 : 0,3).
5. Bubur jagung disaring dengan kain saring untuk memisahkan ampas dan
filtrat. Pemisahan dilakukan dengan penambahan air : jagung (6:1).
6. Filtrat didekantasi selama 12 jam, kemudian bagian airnya dibuang
sedangkan endapan (pati) dibilas kembali menggunakan NaOH 0,1 N
dengan perbandingan NaOH : biji jagung (0,25:1).
7. Setelah itu dilakukan pengadukan dan sentrifugasi untuk memisahkan
NaOH 0,1N. Endapan dicuci dengan cara menambahkan air (2:1). Proses
pencucian diulang sebanyak 3 kali. Pati dikeringkan menggunakan oven
dengan temperatur 50ºC ± 2ºC selama 6 jam hingga kadar air kurang dari
15%.
4
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Gambar 1. Pati jagung sebelum diayak Gambar 2. Pati jagung setelah di ayak
Karakteristik Keterangan
Warna Putih kekuningan
Aroma Sedikit ada aroma jagung
Tekstur Agak kasar
Kelarutan Kurang larut dalam air, terjadi endapan
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum kami dapat dilihat bahwa adanya butiran
kecil pada pati yang dihasilkan sudah cukup sesuai dengan pernyataan Hill
dan Kelley (1942), bahwa dalam bentuk aslinya secara alami pati merupakan
butiran-butiran kecil yang sering disebut granula. Bentuk dan ukuran granula
merupakan karakteristik setiap jenis pati.
Warna dan bau yang dihasilkan sudah agak mendekati pernyataan
Muwarni (1989), bahwa dalam keadaan murni granula pati berwarna putih,
mengkilat, tidak berbau dan tidak berasa. Secara mikroskopik terlihat bahwa
5
granula pati dibentuk oleh molekul-molekul yang membentuk lapisan tipis
yang tersusun terpusat. Granula pati bervariasi dalam bentuk dan ukuran.
Tekstur yang dihasilkan ketika pati dilarutkan ke dalam air masih
belum memenuhi standar pati pada umumnya yang akan berikatan kuat
dengan air membentuk gel. Hal ini mungkin dikarenakan kurang tepatnya
pengolahan saat perncampuran dengan NaOH. Perendaman dengan NaOH
bertujuan untuk melunakkan kulit jagung agar mudah diproses selanjutnya
juga untuk melarutkan protein yang terkandung di dalam bahan (Hubeis,
1985).
6
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, pati jagung yang dihasilkan
oleh kelompok kami masih kurang memenuhi standar pati.
B. Saran
Harus mempelajari kembali cara pembuatan pati jagung agar sesuai
dengan kriteria pati yang sudah ditetapkan sehingga dapat menghasilkan pati
yang terbaik.
7
DAFTAR PUSTAKA
Cave, J., Jolliffe, L. and Baum, T. (eds.) 2013b. Tourism and Souvenirs: Glocal
perspectives from the Margins. Bristol: Channel View Publications.
Cornelia, M., Syarief, R., Effendi, H., dan Nurtama, B. 2011. Pemanfaatan Biji
Durian (Durio zibenthinus Murr.) dan Pati Sagu (Metroxylon sp.) dalam
Pembuatan Bioplastik. J. Kimia Kemasan. 35(1): 20-29.
Hill dan Kelley. 1942. Organic Chemistry. The Blakistan Co., Philadelphia,
Toronto
8
LAMPIRAN
9
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI
PENGOLAHAN LEGUM, SEREALIA DAN UMBI-
UMBIAN
ACARA 2. PEMBUATAN SUSU NABATI BERBASIS
SEREALIA, LEGUM DAN UMBI-UMBIAN
Disusun Oleh :
KELOMPOK 8
10
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala Puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita semua. Tidak lupa shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad shalallaahu’alaihi wa sallam beserta
para kerabat dan keluarga beliau. Alhamdulillah, kami kelompok 8 dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum ini untuk memenuhi Tugas Praktikum Mata
Kuliah Teknologi Pengolahan Legum, Serealia dan Umbi-umbian.
Terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu kami selama
“Praktikum Di Rumah” ini berjalan, baik itu teman-teman kami, orangtua kami,
maupun Dosen Pengampu Mata Kuliah ini yaitu Ibu Sulvie Purwayanti. Laporan
ini kami susun sebagaimana mestinya praktikum berjalan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jagung manis (sweet corn) merupakan komoditas palawija dan
termasuk dalam keluarga (famili) rumput-rumputan (Gramineae) genus Zea
dan spesies Zea mays saccharata. Jagung manis memiliki ciri-ciri endosperm
berwarna bening, kulit biji tipis, kandungan pati sedikit, pada waktu masak
biji berkerut (Koswara, 2009). Di Thailand, jagung manis banyak diolah
menjadi corn milk (susu jagung). Susu nabati seperti susu jagung dibutuhkan
terutama bagi orang yang alergi terhadap susu sapi. Sebagai minuman, susu
jagung diharapkan dapat menyegarkan dan menyehatkan tubuh karena tidak
mengandung kolestrol (http://sumbar.litbang.deptan.go.id, 2010).
Susu jagung manis sangat bermanfaat bagi penderita diabetes atau
sakit gula. Susu jagung manis jika dibandingkan dengan susu kedelai memiliki
banyak manfaat, karena selain sangat cocok dalam menurunkan kadar gula
darah juga aman dikonsumsi sertta alami. (Setiawati dan puspitojati, 2011).
Proses pembuatan susu jagung pada umumnya terjadi proses
pengenceran sari jagung (penambahan air) dan penambahan CMC
(Carboxymethyl cellulose). CMC digunakan dalam bentuk garam natrium
CMC sebagai pemberi bentuk, konsistensi dan tekstur. CMC juga berperan
sebagai pengikat air, pengental, dan stabilisator emulsi.
B. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum pembuatan susu jagung adalah untuk
mengetahui dan memahami cara pembuatan susu jagung.
1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2
BAB III. METODE PRAKTIKUM
3
C. Prosedur Kerja
4
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
ORGANOLEPTIK KETERANGAN
AROMA FLAVOR JAGUNG AGAK KEASAMAN
RASA MANIS
VISKOSITAS KENTAL
WARNA KUNING
B. Pembahasan
Sebuah praktikum yang dilakukan tentang pembuatan susu jagung dari
bahan jagung manis dengan tujuan untuk mengetahui dan memahami cara
pembuatan susu jagung. Parameter yang digunakan dalam praktikum ini
adalah viskositas, aroma, rasa, dan warna.
Hasil praktikum yang didapat menunjukkan penilaian panelis yang
dapat kita lihat dari segi paremeter yang digunakan bahwa hasilnya dari aroma
berupa flavor jagung agak keasaman, untuk viskositas kental, untuk warna
yaitu berwarna kuning sesuai dengan warna jagung dan untuk rasa sendiri
terasa manis.
Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous (Soedojo,
1986). Viskositas merupakan ukuran kekentalan suatu fluida yang menyatakan
besarnya gesekan di dalam suatu fluida. Secara kuantitatif, viskositas diamati
menggunakan sebuah alat pengukur viskometer yang bernama viskometer.
Praktikum ini hanya mengamati secara organoleptik, jadi viskositas yang
diamati hanya secara sensoris saja dimana hasil yang didapat yaitu penilaian
susu jagung ini dapat di kategorikan kental. Kekentalan yang ada pada produk
susu jagung ini terjadi karena penambahan CMC dan dari jagung itu sendiri
dan tergantung dari lama perebusan susu jagungnya. Karena jika terlalu lama
direbus maka protein yang di dalam jagung akan terpecah dan menyebabkan
semakin menurunnya tingkat viskositas susu jagung itu sendiri.
Warna hasil susu jagung ini sendiri adalah bewarna kuning seperti
warna jagung pada umumnya. Warna yang didapat pada praktikum ini adalah
5
warna alami yang di sebabkan oleh zat antioksidan yang terkandung pada
jagung, tanpa penambahan pewarna makanan lainnya.
Aroma diamati dengan cara mencium bau aroma dari susu jagung.
Aroma yang dihasilkan oleh susu jagung ini yaitu agak asam dengan flavor
jagung yang tetap ada. Aroma ini terjadi karena penyimpanan susu jagung ini
yang disimpan tanpa pengawet dan diletakkan di kulkas selama kurang lebih 4
hari. Aroma asam keasaman ini terjadi karena protein yang terkandung pada
jagung dalam waktu menyimpan menguraikan diri menjadi asam-asam amino
yang lebih kecil dan salah satunya asam laktat.
Pengujian rasa dilakukan dengan mencicipi susu jagung. Hasil dari
rasa susu jagung yang diuji adalah rasa manis. Rasa manis yang terdapat pada
susu jagung ini yaitu berasal dari penambahan gula pasir sebanyak 50 gram.
Selain dari gula pasir rasa manis jagung juga berasal dari jagung itu sendiri.
Karena jagung mengandung pati yang merupakan karbohidrat kompleks yang
dekat dengan glukosa yang merupakan karbohidrat sederhana.
6
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang tertera pada bab sebelumnya dan sudah di
bahas dapat diambil kesimpulan bahwa produk susu jagung yang di produksi
oleh kami bisa mendapatkan nilai yang baik oleh para panelis sehingga kami
sudah bisa mengetahui dan memahami cara membuat susu jagung, meskipun
ada beberapa hal yang harus kami perbaiki untuk produk susu jagung manis
ini.
B. Saran
Saran yang akan kami sampaikan yaitu susu jagung yang dihasilkan
sudah cukup baik, namun jika ada penelitian atau praktikum yang sama
tentang susu jagung maka baiknya di tambahkan dengan cara agar susu jagung
dapat bertahan lama.
7
DAFTAR PUSTAKA
Arma, M. J., Uli F., Laode S. 2013. Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea
mays L.) dan Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) melalui Pemberian
Nutrisi Organik dan Waktu Tanam dalam Sistem Tumpangsari. Jurnal
Agroteknos, vol 3(1) : 1 – 7.
Setiawati, B.B dan E. Puspitojati. 2011. Evaluasi mutu yogurt formulasi susu
jagung manis-kedelai. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, vol 7(1) : 48 – 55.
Sutardi. 2007. Prihatin dengan Naiknya Harga Susu, Pakar UGM menawarkan
Susu Jagung sebagai Pengganti. Artikel. Website:
http://www.ugm.ac.id. Diakses pada 13 Oktober 2020
8
LAMPIRAN
A B C
D E F
Keterangan gambar:
Gambar A. Jagung manis setelah dikupas
Gambar B. Jagung manis yang telah dipipil
Gambar C. Jagung manis saat direbus