Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

SIFAT-SIFAT FISIK ZAT

Nama : Evi Fitriani


NRP : 143020378
Kelompok :O
Meja : 10 (Sepuluh)
Asisten : Angkeu Nur Rahmawati

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2014
SIFAT-SIFAT FISIK ZAT

Evi Fitriani
143020378
Asisten : Angkeu Nur Rahmawati

Tujuan Percobaan :
Untuk mengetahui titik leleh dan titik beku suatu zat dan untuk
menentukan viskositas atau kekentalan suatu zat cair dan untuk mengetahui jenis
alat-alat viskometer.

Prinsip Percobaan :
Prinsip percobaan sifat-sifat fisik zat berdasarkan Hukum Poiseuelle yang
menyatakan bahwa lapisan paling luar dari fluida melekat pada dinding pipa pada
kecepatan nol. Berdasarkan Hukum Stokes yang menyatakan bahwa bila fluida
sempurna yang viskositasnya nol mengalir melewati sebuah bola bergerak dalam
fluida yang diam, garis arusnya akan membentuk pola yang simetris sempurna
disekeliling bola.

Metode Percobaan :
1. Penentuan Titik Leleh

masukkan
Naftalalena 1 gr naftalen
dimasukkan dalam ujung
kedalam ujung pipa kapiler,
pipa kapiler dengan cara diketuk-
Pipa kapiler dibilas dengan
dengan cara diketuk-ketuk pipa
Pipa kapiler dibilas ketukkan hingga 1cm
kapiler diatas 1 gr naftalen.
aquadest
dengan aquadest lalu
dikeringkan

1 gr Naftalen

Diikat dantermometer ditali pada statif


digantungkan
dan pipa kapiler diikatkan
pada klem dan statif
dengan termometer
Gambar 1. Metode Penentuan Titik Leleh Naftalena

2. Percobaan pada Viskometer Cup and Bob

viskometer

Gambar 2. Metode Percobaan Penentuan Viskositas

Hasil Pengamatan :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Penentuan Titik Leleh
Hasil Pengamatan Hasil
Titik Awal Lelehan Naftalen 79oC
Titik Akhir Lelehan Naftalen 80 oC
(Sumber: Evi Fitriani dan Rizki Dinda Heryansyah, Meja 10, Kelompok O, 2014).

Tabel 2. Hasil Pengamatan Penentuan Viskositas

No Sampel Viskositas Spindel


1 Sirup Jeruk Marjan 10 mPas 5
2 Kecap Bango 19 dPas 1
3 SKM Firsian Flag 45 dPas 1
(Sumber: Evi Fitriani dan Rizki Dinda Heryansyah, Meja 10, Kelompok O, 2014).

Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengamatan dari penentuan titik leleh naftalena dapat
diketahui bahwa suhu lelehan awal naftalena 79 , suhu lelehan akhir naftalena 80

. Faktor-faktor kesalahan yang terjadi pada saat percobaan penentuan titik leleh

naftalena adalah kurang bersihnya alat-alat yang digunakan, naftalen yang akan
diuji terlalu banyak sehingga menyebabkan naftalena lama meleleh dan mencapai
suhu melebihi 80C, kurang teliti dalam mengamati lelehan pertama, dan
kesalahan dalam membaca skala pada termometer.
Sifat fisik zat adalah segala aspek dari suatu zat yang dapat diukur atau
dipersepsikan tanpa harus mengubah identitasnya, beberapa sifat fisik zat yang
berhubungan dengan dunia pangan di antaranya viskositas dan titik leleh. Titik
leleh air salah satu contohnya, air (es) akan meleleh pada 0 o C. Ini merupakan sifat
fisik dari air. Untuk mengukur titik leleh, kita gunakan termometer untuk
menentukan suhu pada saat air dari padat (es) berubah menjadi cair. Perubahan ini
yang disebut perubahan fisik zat, tidak mengubah bentuk kimia dari air. Baik
berbentuk pada atau cair, tetap berupa air. Massa jenis adalah contoh lain dari sifat
fisik zat. Untuk menentukkan massa jenis air, kita ukur massa dari sejumlah
volume air yang diketahui. Pengukuran ini tidak mengubah air menjadi bentuk zat
lain, bahkan air tidak berubah sama sekali (Raharjo,2008).
Jenis-jenis sifat fisik zat dibagi menjadi 6 macam, sebagai berikut:
1. Wujud zat
Wujud zat dibedakan atas zat padat, cair, dan gas. Zat tersebut dapat
berubah dari satu wujud ke wujud lain. Beberapa peristiwa perubahan yang kita
kenal, yaitu : menguap, mengembun, mencair, membeku, meyublim, dan
mengkristal.
2. Warna
Setiap benda memiliki warna yang berbeda-beda. Warna merupakan sifat
fisika yang dapat diamati secara langsung. Warna yang dimiliki suatu benda
merupakan ciri tersendiri yang membedakan antara zat satu dengan zat lain.
Misal, susu berwarna putih, karbon berwarna hitam, paku berwarna kelabu
pudar dan lainlain.
3. Kelarutan
Kelarutan suatu zat dalam pelarut tertentu merupakan sifat fisika. Air
merupakan zat pelarut untuk zat-zat terlarut. Tidak semua zat dapat larut dalam
zat pelarut. Misal, garam dapat larut dalam air, tetapi kopi tidak dapat larut
dalam air.
4. Daya hantar listrik
Daya hantar listrik merupakan sifat fisika. Benda yang dapat
menghantarkan listrik dengan baik disebut konduktor, sedangkan benda yang
tidak dapat menghantarkan listrik disebut isolator. Benda logam pada
umumnya dapat menghantarkan listrik. Daya hantar listrik pada suatu zat dapat
diamati dari gejala yang ditimbulkannya. Misal, tembaga dihubungkan dengan
sumber tegangan dan sebuah lampu. Akibat yang dapat diamati adalah lampu
dapat menyala.
5. Kemagnetan
Berdasarkan sifat kemagnetan, benda digolongkan menjadi dua yaitu
benda magnetik dan benda non magnetik. Benda magnetik adalah benda yang
dapat ditarik kuat oleh magnet, sedangkan benda non magnetik adalah benda
yang tidak dapat ditarik oleh magnet. Misal, terdapat campuran antara serbuk
besi dan pasir.
6. Titik Didih dan Titik Leleh
Titik didih merupakan suhu ketika suatu zat mendidih, dan titik leleh
adalah suhu ketika zat padat berubah menjadi zat cair. Misal, titik didih air
pada tekanan udara normal (76 cmHg) adalah 100C, sedangkan bensin kurang
lebih 80C (Raharjo,2008).
Titik leleh adalah suatu temperatur dimana terjadi keadaan setimbang antara
fase padat dan fase cair atau suhu dimana benda mencapai keadaan meleleh. Titik
leleh kecepatan partikel meninggalkan keadaan padat dan memasuki keadaan cair.
Apabila kalor ditambahkan, sebagian zat padat akan meleleh sehingga lebih
banyak cairan terbentuk. Akan tetapi, suhunya akan tetap sama selagi kedua fase
masih tetap ada (Chang,2004).
Naftalen juga dikenal sebagai nafthalin, tar kapur, tar putih, albokarbon,
atau nafthene. Sifat fisik naftalen : rumus kimia C 10H8, massa molar 128.17 g/mol,
density 1.14 gcm-3, tidak dapat larut dalam air, alkohol, larut dalam eter dan
benzena, titik leleh 80.26C, titik didih 128,17 gmol-1, Berwarna putih kristal dan
memiliki bau yang kuat. Naftalen mudah menguap dan mudah terbakar. Naftalen
merupakan hidrokarbon padat berwarna putih, yang diperoleh dari penyulingan
fraksional batu bara. Sebagian besar naftalen yang diproduksi digunakan sebagai
bahan baku pembuatan resin alkil untuk pembuatan plastik. Sebagian kecil untuk
zat warna dan bahan kimia lain. Kaitannya dengan hasil pengamatan adalah titik
leleh yang diperoleh itu 80C sedangkan titik leleh sebenarnya naftalen adalah
sekitar 80,26C karena lelehan pertama harus pada suhu diatas 70C. Karena sifat
naftalena jika sudah dibawah 70C, maka senyawa tersebut mudah membeku
kembali. Dengan sifatnya mudah menguap dan mudah terbakar walau dalam
bentuk padat dapat memudahkan untuk mengamati saat praktik berlangsung
(Anonim,2011).
Aplikasi di bidang pangan dari penentuan titik leleh adalah untuk
menentukan dan mengetahui titik leleh dari suatu bahan pangan misalnya ice
cream, permen, gulali dan coklat.
Berdasarkan hasil pengamatan penentuan viskositas, digunakan tiga
sampel yang masing-masing diukur menggunakan viskometer. Dari ketiga sampel
tersebut, didapatkan hasil viskositasnya sebesar 10 mPas pada sirup jeruk marjan
dengan menggunakan spindel 5, pada kecap bango menggunakan spindel 1
viskositasnya 19 dPas, dan susu kental manis firsian flag menggunakan spindel 1
viskositasnya 45 dPas. Faktor kesalahan yang terjadi pada percobaan penentuan
viskositas adalah salah menentukan spindel sehingga tidak didapatkan hasil yang
diharapkan, gelas yang digunakan untuk menampung bahan yang akan diuji
viskositasnya tidak dikeringkan dahulu setelah dicuci sehingga air dan bahan
yang akan diuji bercampur dan viskositasnya akan semakin cair, dan kurang
tepatnya mengamati angka hasil pengukuran viskositas.
Viskositas merupakan pengukuran ketahanan fluida yang diubah baik
dengan tekanan maupun tegangan. Viskositas alias kekentalan sebenarnya
merupakan gaya gesekan antara antara molekul-molekul yang menyusun suatu
fluida (fluida adalah zat yang dapat mengalir, dalam hal ini zat cair dan zat gas).
Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik
menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan
oleh tumbukan antara molekul (Brady,1998).
Jenis-jenis viskometer diantaranya:
1. Viskometer kapiler / Ostwald
Digunakan untuk menentukan laju aliran kuat kapiler. Pada
viskositas Ostwald yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh
sejumlah cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya
yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri.

Gambar 3. Viskometer Ostwald

2. Viskometer Hoppler
Pada viskometer hoppler yang diukur waktu yang dibutuhkan oleh sebuah
bola untuk melewati cairan pada jarak atau tinggi tertentu. Prinsip
kerjanya adalah menggelindingkan bola yang terbuat dari kaca. Karena
gaya gravitasi benda yang jatuh melalui medium yang berviskositas
dengan kecepatan yang besar sampai pada kecepatan yang maksimum.
Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga respirok sampel.

Gambar 4. Viskometer Hoppler

3. Viskometer Cup and Bob


Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar
dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah
tengah. Kelemahan viskometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang
disebabkan geseran yang tinggi disepanjangkeliling bagian tube sehingga
menyebabkan penurunan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini
menyebabkan bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat.
Gambar 5. Viskometer Cup and Bob

4. Viskometer Cone and Plate


Viskometer Cone and Plate adalah alat ukur kekentalan yang
memberikan peneliti suatu instrumen yang canggih untuk menentukan
secara rutin viskositas absolut cairan dalam volume sampel kecil. Cone
dan plate memberikan presisi yang diperlukan untuk pengembangan data
rheologi lengkap.

Gambar 6. Viskometer Cone and Plate

5. Viskometer Ubbelohde
6. Viskometer Stromer
7. Viskometer Brookfield
8. Viskometer Baume
9. Viskometer Bola Jatuh
Dan viskometer yang digunakan saat pratikum adalah jenis viskometer Cup and
Bob.
Ukuran-ukuran spindel diantaranya terdiri dari spindel 1, spindel 2, dan
spindel 3. Spindel 1 berfungsi untuk mengukur viskositas dari zat yang tingkat
kekentalannya bernilai 3-150 dPas, spindel 2 untuk mengukur viskositas dari zat
yang tingkat kekentalannya bernilai 100-4000 dPas, dan spindel 3 untuk
mengukur viskositas dari zat yang tingkat kekentalannya bernilai 0,3-13 dPas.
Dalam viskositas, dikenal satuan SI untuk koefisien viskositas yaitu Ns/m2 atau
pascal second (Pas). dPas (desy Pascal second) adalah satuan yang biasa
digunakan untuk nilai viskositas. Selain itu, untuk menentukan nilai viskositas
digunakan juga mPas (mili Pascal second). Perbedaan dari dPas dan mPas adalah
satuan dPas lebih besar dari mPas (Brady,1994).
Dalam percobaan penentuan viskositas yang dilakukan di laboratorium,
digunakan tiga sampel yaitu sirup jeruk marjan, kecap bango, dan susu kental
manis firsian flag. Sifat fisik dari susu mudah dicerna dan diserap dari segi
viskositasnya susu mempunyai viskositas rata-rata 16314 centipoise, luas
permukaan yang lebih besar menyebabkan viskositas naik karena kandungan
lemak pada susu meningkat. Viskositas kecap adalah 1933,33 cp suhu saat
pembuatan kecap sangat berpengaruh terhadap kekentalan umumnya pada suhu
80C-100C dengan begitu kekentalan kecap sedikit encer dibandingkan susu,
berbeda halnya dengan sirup istilah sirup juga sering digunakan untuk menyebut
cairan kental, umumnya residu, yang mengandung zat terlarut selain gula. Untuk
meningkatkan kadar gula terlarut, biasanya sirup dipanaskan. Sirup juga sering
digunakan pada dunia obat-obatan, kuliner serta minuman, tetapi viskositas sirup
sangat encer dibanding susu dan kecap (Anonim,2009).
Setelah mengetahui nilai viskositas dari masing-masing sampel, susu kental manis
memiliki viskositas yang sangat kental, kecap manis memiliki viskositas sedikit
kental dan sirup memiliki viskositas yang sangat encer.
Aplikasi di bidang pangan dari viskositas adalah untuk mengetahui
kekentalan dari suatu bahan pangan seperti susu, kecap, sirup, saos, selai, dan
bahan pangan lainnya.
Kesimpulan :

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan


viskositas suatu zat dapat digunakan viskometer. Dari hasil pengamatan,
didapatkan bahwa sirup jeruk marjan mempunyai viskositas 10 mPas
(menggunakan spindel 5), kecap bango mempunyai viskositas 19 dPas
(menggunakan spindel 1),dan susu kental manis firsian flag mempunyai viskositas
45 dPas (menggunakan spindel 1). Sedangkan untuk hasil pengamatan penentuan
titik leleh naftalena, didapatkan titik awal lelehan naftalena 79 oC dan titik akhir
lelehan naftalena 80 oC.

DAFTAR PUSTAKA

Brady. E. James.1998. Kimia Universitas Asas dan Struktur.Bina Aksara:Jakarta


Brady, James E.1994.Kimia Universitas Edisi Kelima.Erlangga: Jakarta
Chang,Raymond.2004.Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 1.Erlangga: Jakarta
Nananot. 2009. Naftalen.http://nananot13.blogspot.com
Diakses: 08 Desember 2014.
Raharjo, Sentot Budi.2008.Kimia Berbasis Eksperimen 1.Platinum: Solo

Anda mungkin juga menyukai