PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1|Gula Inversi
(PPH), tercantum energi yang dianjurkan yang berasal dari gula sebesar
enam persen dari total kecukupan energi atau 110 kalori per kapita per hari
setara dengan 30 gram gula pasir. Selain itu, gula termasuk pemanis alami
yang tidak membahayakan kesehatan apabila dikonsumsi secukupnya
(Isnawati, 2009).
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian gula inversi?
2. Bagaimana mekanisme gula inversi?
3. Bagaimana isomerisasi enzimatik dalam sirup jagung?
4. Apa saja manfaat gula inversi?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian dari gula inversi
2. Untuk mengetahui mekanisme gula inversi
3. Untuk mengetahui isomerisasi enzimatik dalam sirup jagung
4. Untuk mengetahui manfaat dari gula inversi
2|Gula Inversi
BAB II
PEMBAHASAN
Sumber: http://www.labsmk.com/2017/03/contoh-cara-perhitungan-kadar-gula.html
3|Gula Inversi
Gula invert mempunyai nilai kemanisan yang lebih tinggi
dibandingkan sukrosa. Dengan basis sukrosa 100, gula invert dianggap
memiliki kemanisan 85- 130 dengan rata-rata 105 (Johnson 1976). Gula
cair invert adalah gula cair dengan persentase gula invert yang bervariasi
yaitu dari 10% hingga 90%. Gula cair jenis ini biasanya dibuat dengan
konsentrasi yang lebih tinggi dari gula cair sukrosa yang umumnya dibuat
dengan konsentrasi padatan 66,5 o -68 o Brix. Gula cair invert lebih
diterima karena memiliki densitas yang lebih tinggi. Dengan sifat ini sirup
gula invert mempunyai ketahanan terhadap serangan kapang dan khamir
(Junk dan Pancoast 1980).
4|Gula Inversi
asam atau dengan enzim invertase (Junk dan Pancoast 1980). Reaksi
hidrolisis ini disebut inversi karena terjadi akibat perubahan putaran optik
sebagai berikut :
Selama pendidihan larutan sukrosa dengan adanya asam akan
terjadi proses hidrolisis menghasilkan gula pereduksi (glukosa dan
fruktosa). Sukrosa diubah menjadi gula pereduksi dan hasilnya dikenal
sebagai gula invert. Kecepatan inversi dipengaruhi oleh suhu, waktu
pemanasan,konversi asam yang digunakan, dan nilai pH dari larutan
(Desrosier 1988). Beberapa asam yang dapat digunakan untuk
menginversi sukrosa adalah HCl, H2SO, H3PO4, asam tartarat, asam sitrat
dan asam laktat. Masing-masing asam memiliki kekuatan inversi yang
berbeda tergantung dari kekuatan ionisasinya. Secara komersial, asam
klorida banyak digunakan untuk menghidrolisa sukrosa karena asam
klorida mempunyai daya inversi yang tinggi (Palungkun 1993).
5|Gula Inversi
inversi gula Crystallised mungkin dikembalikan ke keadaan cair mereka
dengan lembut pemanasan. Contohnya sebagai berikut :
1. Gula-gula
Madu adalah campuran (terutama) dari glukosa dan fruktosa,
memberikan sifat yang mirip dengan sirup invert. Ini memberi
kemampuan untuk tetap cair untuk jangka waktu yang lama.
2. Jam , ketika dibuat, memproduksi gula invert selama
pemanasan yang ekstensif di bawah aksi asam dalam buah.
3. Sirup Golden adalah sirup sirup 56% invert sekitar, 44%
sukrosa.
4. Fondant untuk mengisi cokelat adalah unik dalam bahwa enzim
konversi ditambahkan, namun tidak diaktifkan sebelum
pengisian enrobed dengan coklat.Sangat kental (dan dengan
demikian formable) mengisi kemudian menjadi kurang kental
dengan waktu, memberikan konsistensi kental yang diinginkan.
D. Isomerisasi enzimatik dalam sirup jagung
Sirup glukosa merupakan gula cair hasil hidrolisis pati secara
enzimatis ataupun asam. Hidrolisis secara asam memutus rantai pati secara
acak, sedangkan hidrolisis secara enzimatis memutus rantai pati secara
spesifik pada percabangan tertentu. Hidrolisis enzimatis memiliki
beberapa keuntungan, yaitu prosesnya lebih spesifik, kondisi prosesnya
dapat dikontrol, biaya pemurnian lebih murah, dihasilkan lebih sedikit abu
dan produk samping, dan kerusakan warna dapat diminimalkan
(Tjokroadikoesoemo, 1986). Pembuatan sirup glukosa secara hidrolisis
enzimatis terdiri dari dua tahap, yaitu tahap likuifikasi menggunakan
enzim α-amilase dan tahap sakarifikasi menggunakan campuran enzim
glukoamilase dan pullunase.
Enzim α- amilase akan memotong ikatan α-1,4-glikosidik di bagian
dalam pati (rantai amilosa dan amilopektin), sedangkan enzim
glukoamilase dan pullunase akan memutus ikatan glikosidik α-1,6 pada
polimer amilopektin yang tidak mampu dilakukan oleh enzim α-amilase
6|Gula Inversi
pada tahap likuifikasi. Hubungan antara konsentrasi substrat dan kecepatan
reaksi enzimatik dinyatakan sebagai KM (tetapan Michaelis-Menten).
Nilai KM merupakan konsentrasi substrat yang dibutuhkan oleh suatu
enzim agar menghasilkan kecepatan reaksi setengah dari kecepatan
maksimumnya (V0 = 1/2 Vmaks) (Shuler dan Kargi, 2002).
komposisi Kadar %
Air 11
Protein 9
Lemak 4
Pati 73
Abu 1
Serat 2
Tabel 2. Kandungan sirup glukosa jagung
7|Gula Inversi
invert yaitu dengan menghidrolisis sukrosa dengan menggunakan asam
dan menghidrolisis sukrosa dengan menggunakan enzim invertase (Syarief
dkk, 1991). Berdasarkan kelebihan tersebut, maka gula invert dapat
dijadikan alternatif bahan pemanis selain gula pasir.
BAB III
PENUTUP
8|Gula Inversi
A. Kesimpulan
Gula invert adalah gula yang dihasilkan melalui hidrolisis atau
pemecahan sukrosa menjadi dua bagian yaitu glukosa dan fruktosa. Gula
invert merupakan komponen makanan yang sangat bermanfaat, terutama
sifatnya yang lebih manis dan lebih cepat larut apabila dibandingkan
butiran sukrosa. Gula invert juga digunakan untuk memperlambat
kristalisasi gula pada konsentrasi larutan yang tinggi. Biasanya digunakan
dalam krim non kristal, selai, madu buatan dan industri permen serta
industri yang hanya memproduksi larutan gula (Safarik, dkk, 2009).
B. Saran
Gula inversi dapat digunakan dalam berbagai olahan bahan
makanan seperti es krim, permen, dan minuman ringan. Gula invert atau
inverted sugar syrup itu sama halnya dengan madu, sirup mapel maupun
sirup jagung berfruktosa tinggi. Di dalamnya terdapat sukrosa sederhana
yang dibagi menjadi dua bagian yaitu glukosa dan fruktosa. Sifat lain yang
menguntungkan dari gula invert adalah dapat berfungsi sebagai humectant
(mempertahankan kadar air), penstabil emulsi, pengawet dan memiliki
rasa yang lebih halus sehingga tidak menimbulkan iritas.
Namun jika dikonsumsi dalam konsentrasi dan jumlah yang tinggi
makan akan memperngaruhi kesehatan tubuh. pakar endokrinologi
kedokteran anak dari University of California, Robert Lustig meyakini
bahwa fruktosa dapat berkontribusi terhadap munculnya obesitas, dan
diabetes.
DAFTAR PUSTAKA
9|Gula Inversi
Anonim. 2007. Pewarna sintesis. Universitas Kristen Petra. petra.ac.id/ jiunkpe
/s1/jdkv/2007/jiunkpe-ns-s1-2007-42402038-5317- pewarna_(diakses
tanggal 21 Oktober 2021)
Desrosier, N. W. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Jakarta: UI Press
Hall, S. (1997). The Work of Representation. Theories of Representation: Ed.
Stuart Hall. London. Sage publication. Hal 10-11
Isnawati, 2009. Awas! Anda Bisa Mati Cepat Akibat Hipertensi dan Diabetes.
Cetakan Pertama. Jogjakarta: Power Books (IHDINA).
Johnson, R.C and Medinnus, G.R. 1976. Child Psychology Behavior and
Development. New York: John Wiley and Son Inc.
Ockerman, H. W. 2000. Animal by Products Processing on Utilization. CRC
Press. London.
Palungkun, R. 1993. Aneka Produk Olahan Kelapa. Jakarta: Penebar Swadaya.
Pancoast, H. M dan W. R. Junk. 1980. Hand Book of Sugars.Second edition. The
AVI Publishing Company Inc Westport, Connecticut.
Said, E. G. 1987. Teknologi Fermentasi. Jakarta : CV Rajawali.
Shuler, M. L. and Kargi, F.2002.Bioprocess Engineering: Basic ConceptsPrentice
Hall P T R, Englewood Cliffs, New Jersey.
Sudarmadji S, dkk. 1997. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian.
Liberty. Yogyakarta.
Syarief, dkk. 1991. Teknologi Penyimpanan Pangan. Arcon. Jakarta.
Tjokroadikoesoemo, P.S. 1986. HFS dan Industri Ubi Kayu Lainnya. Jakarta. PT.
Gramedia. 226 hal.
Veratamala, A. (2021). hallosehat: Gula Jagung dalam Sirup Tinggi Fruktosa Lebih Sehat?.
Diakses pada 22 Oktober 2021 melalui https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/gula-
jagung-lebih-sehat/
10 | G u l a I n v e r s i