Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

KARBOHIDRAT

KELOMPOK A2
Mario Albertus Reynara P.D
1)
Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Katolik
Soegijapranata, Semarang
Diterima: 9 September 2019

ABSTRAK
Karbohidrat bisa disebut juga polihidroksi dari gugus aldehid dengan gugus keton
bersama dengan polimer lainya. Di dalam karbohidrat disusun oleh unsur-unsur seperti
C, H, O. Unsur-unsur ini didapat dari proses fotosintesis. Berdasarkan jumlah
manomernya karbohidrat dibagi menjadi tiga yaitu monosakarida,disakarida, dan
polisakarida. Dalam karbohidrat terdapat gugus aldehid disebut juga gugus aldosa dan
juga gugus keton yang dinamakan ketosa. Gula yang terdapat gugus aldehid dan keton
dapat disebut dengan gula pereduksi.Tujuan dilakukan nya praktikum ini adalah untuk
mengetahui keberadaan gula pereduksi, mengetahui prinsip kerja dan perbedaan dari uji Moore,
uji benedict, dan uji tollens serta mengetahui sumber karbohidrat dari berbagai macam bahan
pangan. Metode yang digunakan dalam praktikum ini ada lima yaitu : pembuatan sampel, uji
kadar karbohidrat, uji Moore , uji benedict, dan uji tollens. setelah dilakukan penelitian hasil dari
uji kadar karbohidrat, uji moore, uji benedict, dan uji tollens menunjuka hasil yang berbeda-beda
missal nya uji moore, benedict, dan tollens memiliki warna perubahan yang berbeda dari setiap
bahan, serta memiliki hasil kadar karbohidrat yang berbeda pula setiap bahan nya

Kata kunci: Aldehid, gula pereduksi, keton, karbohidrat, uji kadar karbohidrat, uji Moore , uji
benedict, dan uji tollens.

a
19.I1.0126

1
PENDAHULUAN dalah dengan terbentuk nya warna coklat
Karbohidrat bisa disebut juga polihidroksi atau orange. (Gamman & Sherrington,
dari gugus aldehid dengan gugus keton 1994). Uji benedict merupakan pengujian
bersama dengan polimer lainya dimana untuk mengetahui adanya gula
(Martoharsono, 1994). Senyawa yang pereduksi menggunakan larutan benedict.
dihasilkan dari reaksi antara hidrat dan Dalam pengujian ini gula pereduksi akan
karbon juga merupakan pengertian lain dari mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu2O (Daintith,
karbohidrat (Poedjiadi, 2005). Tujuan dari 1999). Uji tollens merupakan nama lain dari
raktikum ini adalah untuk mengetahui ujii cermin perak. Fungsinya pengujian ini
keberadaan gula pereduksi, mengetahui adalah untuk membedakan gugus aldehid
prinsip kerja dan perbedaan dari uji Moore, dan keton yang nantinya akan mengoksidasi
uji benedict, dan uji tollens serta mengetahui Ag+ sehingga terbentuklah cermin perak.
sumber karbohidrat dari berbagai macam (Hart, 1990). Dalam percobaan uji kadar
bahan pangan. Berdasarkan jumlah karbohidrat, uji Moore, uji benedict, dan uji
manomernya karbohidrat dibagi menjadi tiga tollens, nantinya akan memiliki hasil
yaitu monosakarida, disakarida, dan perubahan yang berbed-beda.
polisakarida. Dalam karbohidrat terdapat
gugus aldehid disebut juga gugus aldosa dan MATERI DAN METODE
juga gugus keton yang dinamakan ketosa. Karbohidrat
Dalam karbohidrat adanya gugus aldehid Materi
dan keton apakah dalam suatu karbohidrat Alat
terdapat gula pereduksi atau gula non- Alat yang digunakan dalam praktikum ini
pereduksi (Potter & Hotchkiss, 1997). Untuk adalah tabung reaksi, pipet volume, pompa
mengetahui adanya gula pereduksi dalam pilleus, rak tabung reaksi, stop watch, water
suatu karbohidrat dapat menggunakan bath, beacker glass, termometer, , pipet
beberapa cara antara lain: Uji moore, uji tetes, penjepit, masker, dan sarung tangan.
benedict, dan uji tollens.
Uji moore adalah uji yang memiliki tujuan Bahan
untuk mengetahui ada tidaknya gula Bahan-bahan yang digunakan dalam
pereduksi. Jika terdapat gula pereduksi praktikum ini adalah glukosa cair, fruktosa
maka gula pereduksi akan mereduksi larutan cair, larutan benedict, larutan perak nitrat,
basa sementara gula non-pereduksi tidak larutan NaOH 10% 0,01 N dan HCL encer.
akan mereduksi larutan basa. Dalam uji ini
untuk mengetahui adanya gula pereduksi

2
Metode Uji tollens
Pembuatan sampel Uji tollens dilakukan dengan cara, mula-mula
Pembuatan sampel dilakukan dengan cara siapkan tabung reaksi dan diisi dengan 20
melarutkan 65 ml glukosa cair dalam 200 ml tetes AgNO3 0,01 N. Lalu tambahkan NaOH
aquades, melarutkan 59 ml sukrosa dengan 10% sebanyak 20 tetes. Kemudian
200 ml aquades. Timbang lalu tumbuk nasi tambahkan larutan NH4OH tetes demi tetes
merah lalu larutkan dalam 100 ml aquades. sambal dikocok dan foto perubahan yang
Lakukan hal yang sama pada sampel nasi terjadi. Lalu tambahkan lah tetes demi tetes
putih dan oat. larutan sampel glukosa dan sukrosa sambal
dikocok amati perubahan yang terjadi dan
Uji kadar karbohidrat difoto. Setelah itu panaskan larutan dalam
Uji ini dilakukan dengan cara mengambil 1 beaker glass. Amati dan foto kecepatan
tetes dari setiap sampel untuk diuji kadar pembentukan endapan dan perubahan yang
karbohidrat nya menggunakan refactro terjadi.
meter.
HASIL PENGAMATAN DAN

Uji Moore PEMBAHASAN

Pengujian ini dilakukan dengan cara, mula- (kelompok A2 lupa menambahkan uji

mula masukan sampel kedalam tabung tollens)

reaksi sebanyak 5 ml. kemudian tambahkan Dalam praktikum kali ini pengujian

lah 1ml dari larutan NaOH 10%. Setelah itu karbohidrat menggunakan 5 metode yaitu :

pabnaskan di waterbath dengan suhu 80 ͦ C. pembuatan sampel, uji kadar karbohidrat, uji

amati dan foto perubahan yang terjadi Moore , uji benedict, dan uji tollens. Alat yang

sebelum dan pemanasan sampel. digunakan dalam praktikum ini adalah


tabung reaksi, pipet volume, pompa pilleus,

Uji benedict rak tabung reaksi, stop watch, water bath,

Pengujian ini dilakukan dengan cara, beacker glass, pipet tetes, penjepit, masker,

pertama-tama masing-masing dari sampel dan sarung tangan, tabung reaksi berfungsi

diambil 1 ml lalu masukan tabung reaksi dan untuk tempat menaruh sampel, rak tabung

foto masing-masing tabung reaksi. reaksi berfungsi untuk menaruh tabung

Kemudian tambahkan lah larutan benedict reaksi. pipet volume, pompa pilleus, pipet

sebanyak 3 ml. panaskan lah sampel yang tetes berfungsi untuk engambil larutan

sudah di beri larutan benedict selama 2 dengan volume tertentu. stop watch

menit. Amati perubahan yang terjadi dan foto berfungsi untuk menghitung waktu, water

3
bath berfungsi untuk memanaskan sampel, Hasil pengamatan uji benedict dapat dilihat
beacker glass berfungsi untuk menaruh pada tabel 3 (dilampirkan). Dari sampel yang
larutan, pencepit berfungsi untuk menjepit digunakan yang mengalami perubahan
tabung reaksi setelah di panaskan serta adalah glukosa cair. nasi merah, nasi putih,
masker dan sarung tangan berfungsi dan oat. Sementara sukrosa cair tidak
sebagai alat keselamatan Hasil pengamatan mengalami perubahan. Glukosa cair
uji karbohidrat dapat dilihat pada tabel 1 mengalami perubahan yaitu dari warna biru
(dilampirkan). Pada tabel 1 dapat dilihat muda menjadi merah bata, untuk sampel
bahwa setelah dilakukan uji refractometer nasi putih, nasi merah, dan oat memiliki
diperoleh hasil jika glukosa cair memiliki perubahan yaitu warna yang berubah dari
kadar gula 7 ͦ Brix dan sukrosa cair memiliki yang sebelumnya berwarna biru muda
kadar gula sebesar 8 ͦ Brix. Sementara untuk berubah menjadi biru tua serta tidak ada
sampel nasi merah, nasi putih dan oat endapan.
setelah dilakukan uji refractometer tidak Hasil pengamatan pada uji tollens dapat
memiliki kadar gula. dilihat pada tabel 3 (dilampirkan). Dapat
hasil pengamatan uji moore dapat dilihat dilihat dalam tabel 3 bahwa glukosa cair dan
pada tabel 2 (dilampirkan). Pada tabel 2 sukrosa cair mengalami perubahan warna.
dapat dilihat bahwa sampel glukosa cair Glukosa cair dimasukan kedalam tabung
memiliki perubahan warna menjadi warna reaksi yang sudak diisi dengan AgNO3 dan
pada larutan glukosa cair yaitu yang semula NH4OH mengalami perubahan terbentuk
berwarna bening menjadi coklat tua. cermin perak dan warna berubah menjadi
Sementara untuk larutan sukrosa tidak kehitaman dengan waktu 9 menit setelah
mengalami perubahan warna yaitu dari dilakukan pemanasan. Sementara pada
bening tetap menjadi bening. Nasi putih yang larutan sukrosa cair warna kehitaman dalam
sebelum dipanaskan memiliki warna putih waktu 9 menit setelah dilakukan pemanasan.
menjadi putih keruh setelah pemanasan, Karbohidrat bisa disebut juga polihidroksi
pada nasi merah sebelum pemanasan dari gugus aldehid dengan gugus keton
berwarna bening kemerahan dan setelah bersama dengan polimer lainya
diberikan NaOH dan dipanaskan warnanya (Martoharsono, 1994). Menurut Fessenden
berubah menjadi kuning kemerahan. (2006) karbohidrat dapat dibagi berdasarkan
Sementara untuk oat sebelum pemanasan gugus nya yaitu gugus aldehid dan keton,
warnanya kuning dan setelah diberi NaOH karbohidrat bergugus aldehid dinamakan
dan di panaskan warnanya berubah menjadi aldose dan yang bergugus ketoon
kuning keruh. dinamakan ketosa. Golongan karbohidrat

4
yang dapat mereduksi senyawa penerima proses karamelisasi yang membuat warna
electron dinamakan gula pereduksI menjadi coklat (Poedjiadi, 2005)
(Lehninger,1982). Prinsip dari suatu gula Uji benedict merupakan pengujian dimana
pereduksi didasarkan pada kemampuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi
dalam mereduksi senyawa (Baedhowie, menggunakan larutan benedict. Dalam
1982). Pada percobaan dilahukan 5 metode pengujian ini gula pereduksi akan mereduksi
yaitu: pengujian kadar karbohidrat, uji ion Cu2+ menjadi Cu2O (Daintith, 1999).
Moore, uji benedict, dan uji tollens. Sampel Pengujian ini dilakukan dengan cara,
yang akan diuji adalah glukosa cair, sukrosa pertama-tama masing-masing dari sampel
cair, nasi putih, nasi merah, dan oat. diambil 1 ml lalu masukan tabung reaksi dan
Uji moore adalah uji yang memiliki tujuan foto masing-masing tabung reaksi.
untuk mengetahui ada tidaknya gula Kemudian tambahkan lah larutan benedict
pereduksi. Jika terdapat gula pereduksi sebanyak 3 ml. panaskan lah sampel yang
maka gula pereduksi akan mereduksi larutan sudah di beri larutan benedict selama 2
basa sementara gula non-pereduksi tidak menit. Proses pemananasan dalam uji
akan mereduksi larutan basa. Dalam uji ini benedict berfungsi untuk mempercepat
untuk mengetahui adanya gula pereduksi reaksi yang terjadi antara reagen benedict
dalah dengan terbentuk nya warna coklat dengan gula pereduksi (Gandasoebrata,
atau orange. (Gamman & Sherrington, 1968).
1994). Mula-mula masukan sampel kedalam Uji tollens merupakan nama lain dari ujii
tabung reaksi sebanyak 5 ml. kemudian cermin perak. Fungsinya pengujian ini
tambahkan lah 1ml dari larutan NaOH 10%. adalah untuk membedakan gugus aldehid
Tujuan dari ditambahkan nya NaOH pada dan keton yang nantinya akan mengoksidasi
sampel untuk menurunkan titik lebur gula Ag+ yang berasal dari AgNO3 sehingga
pada sampel konsentrasi NaOH yang 10% terbentuklah cermin perak. (Hart, 1990).
nantinya berpengaruh sebagai kecepatan Dalam uji tollens ini sampel yang digunakan
reaksi tiap sampel (Stryer, 1996). Dalam adalah larutan glukosa cair dan larutan
pengujian ini dilakukan pemanasan sukrosa cair. Uji tollens dilakukan dengan
menggunakan waterbath dengan suhu 80 ͦ C cara, mula-mula siapkan tabung reaksi dan
selama 10 menit. Tujuan dari pemanasan ini diisi dengan 20 tetes AgNO3 0,01 N. Lalu
adalah supaya gula pereduksi yang tambahkan NaOH 10% sebanyak 20 tetes.
terkandung dalam karbohidrat dapat Kemudian tambahkan larutan NH4OH tetes
mencapai titik lebur sehingga terjadinya demi tetes sambal dikocok. Lalu tambahkan
lah tetes demi tetes larutan sampel glukosa

5
dan sukrosa sambal dikocok amati Pada uji benedict hasil negatif terjadi jika
perubahan yang terjadi. Setelah itu tidak terjadi perubahan warna pada sampel.
panaskan larutan dalam beaker glass. Sementara hasil positif didapat jika sampel
Larutan AgNO3 pada percobaan ini memiliki berubah warna dan terdapat endapan.
fungsi yaitu untuk pengoksidasi dan ketika Sukrosa tidak mengalami endapan dan
ditambahkan NaOH , berfungsi sebagai perubahan warna karena ion Cu+ dari
pereduksi basa. Dampak dari bercampurnya larutan benedict tidak tereduksi. Larutan
AgNO3 dengan NH4OH akan membuat glukosa mengalami perubahan warna
kompleks yang larut dalam air. Sementara menjadi orange. Dan sampel nasi merah,
sampel akan berperan dalam mereduksi nasi putih, dan oat tidak mengalami
Ag2O. gugus ini merupakan gugus yang aktif perubahan warna dan tidak ada endapan.
dari reagen tollens sehingga menyebabkan Dalam uji tollens Fungsinya pengujian ini
terbentuknya cermin perak (Willbraham, adalah untuk membedakan gugus aldehid
1992). dan keton yang nantinya akan mengoksidasi
Pada Uji moore larutan glukosa cair memiliki Ag+ sehingga terbentuklah cermin perak.
perubahan warna yaitu dari bening menjadi (Hart, 1990). Pada percobaan tollens ini
coklat disebabkan karena adanya gula sampel yang digunakan adalah glukosa dan
pereduksi dalam glukosa cair. Maka gula sukrosa. Dengan terbentuknya cermin perak
pereduksi akan mereduksi larutan basa dan pada sampel glukosa dan perubahan warna
membentuk warna coklat atau orange. kehitaman pada sukrosa.
(Gamman & Sherrington, 1994). Pada Dalam praktikum sering terjadi kelompok
sampel nasi merah, nasi putih, maupun oat yang memiliki bahan dan metode yang sama
memiliki warna perubahan yang cendrung namun memiliki hasil yang berbeda. Hal ini
keruh. Hal ini disebabkan karena kandungan dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor
sampel kurang memiliki gula pereduksi yaitu kesalahan praktikan dalam melihat
dibandingkan dengan glukosa cair. perubahan yang terjadi pada tiap sampel,
Penyebab dari sukrosa tidak mengalami waktu pemanasan juga dapat menjadifaktor
perubahan warna karena sukrosa kesalahan data karena dalam proses
merupakan gabungan dari glukosa dan pemanasan sampel yang seharus nya 2
fruktosa. Yang adalah monosakarida. Jika menit ada kelompok yang mengeluarkan
dua jenis monosakarida bergabung maka sampel terlalu cepat atau terlalu lambat.
akan membuat larutan tersebut menjadi
larutan non-pereduksi (Potter & Hotchkiss,
1997).

6
KESIMPULAN
 Kita dapat mengetahui perbedaan Hart, Harold. (1990).Kimia Organik.
dari uji kandungan karbohidrat, uji Erlangga: Jakarta
moore, uji benedict, dan uji tollens
 Proses pemanasan yang dilakukan Lehninger, A,L. (1982).Dasar-dasar Biokimia
dalam setiap pengujian baik itu uji Jilid 1. Erlangga : Jakarta
moore, uji benedict, dan uji tollens
memiliki tujuan yang berbeda Martoharsono, S. (1994).Biokimia Jilid 1.
 Sukrosa adalah golongan disakarida Gadjah Mada University Press.: Yogyakarta
sehingga tidak punya sifat mereduksi
 Glukosa mempunyai sifat mereduksi Poedjiadi, Anna. (2005). Dasar-dasar

 Perbedaan dari uji kandungan Biokimia. UI press: Jakarta

karbohidrat, uji moore, uji benedict,


terletak pada cara bekerjanya Potter, N,N & J.H. Hotchkiss (1997) Food
Science Fifth Edition. CBS: New Delhi

DAFTAR PUSTAKA
Bedhowie,M.(1982).petunjuk praktek Stryer, L. (1996).Biokimia volume 2. Buku

pengawasan mutu dan hasil pertanian. Kedokteran EGC: Jakarta

Departemen Pendidikan dan Kebudataan:


Jakarta Willbraham.(1992). Kimia Organik dan
Hayati,. ITB: Bandung

Daintith, J.(1999)Kamus Lengkap


Kimia.Erlangga:Jakarta

Fessenden.(2006) Kimia Organik Edisi


Ketiga Jilid 2. Erlangga: Jakarta

Gamman, P.M & K,B Sherrington.(1994)


Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan
Mikrobiologi..Universitas Gadjah Mada:
Yogyakarta

Gandasoebrata.(1968)Penuntup
Laboratorium Klinik .Dian Rakyat: Jakarta

7
Kelompok A1
Tabel 1. Uji Refraktometer
Kelompok Bahan Kadar Gula ( ºBrix )

A1 Glukosa Cair 7˚Brix

Sukrosa Cair 8˚Brix

Nasi Putih -

Nasi Merah -

Oat -

Tabel 2. Uji Moore


Gambar
Kelompok Bahan Keterangan
Awal Akhir

A1 Glukosa Cair - - -

Sukrosa Cair - - -

Semakin keruh, ada endapan


Nasi Putih berwarna kuning, menjadi lebih
kental

8
Warna merah kecoklatan
semakin pudar, tidak ada
Nasi Merah endapan, menjadi sedikit lebih
kental, lebih keruh daripada
sebelum dipanaskan

Warna menjadi putih kekuning-


kuningan (warna kuning susu
Oat
kental manis), cairan menjadi
sangat kental

Tabel 3. Uji Benedict


Gambar
Kelompok Bahan Keterangan
Awal Akhir

Glukosa Cair - - -

Sukrosa Cair - - -

Awal : bitu pekat


Nasi Putih
Akhir : biru keruh

9
Awal : biru pekat
Nasi Merah
Akhir : biru jernih (warna pudar)

Awal : Biru keruh


Oat
Akhir : Biru keruh pekat

Tabel 4. Uji Tollens


Gambar
Ditambah Setelah Perubahan
Kel Bahan ditambah Waktu
NH4OH pemanasan yang terjadi
sampel
AgNO3
+
NaOH
A1 + - - - -
NH4OH
+
Glukosa

AgNO3
+
NaOH
+ - - - -
NH4OH
+
Sukrosa

10
Kelompok A2
Tabel 1. Uji Refraktometer
Kelompok Bahan Kadar Gula ( ºBrix )

A2 Glukosa Cair 7°Brix

Sukrosa Cair 8°Brix

Nasi Putih -

Nasi Merah -

Oat -

Tabel 2. Uji Moore


Gambar
Kelompok Bahan Keterangan
Awal Akhir

A2 Glukosa Cair Bening → coklat tua

Bening → Bening
Sukrosa Cair

11
Nasi Putih Putih → Putih keruh

Bening kemerahan
Nasi Merah
→ bening merah a

Kuning → kuning
Oat
lebih keruh

Tabel 3. Uji Benedict


Gambar
Kelompok Bahan Keterangan
Awal Akhir

Biru muda → merah


Glukosa Cair bata ( endapan
merah kecoklatan )

Biru muda → biru


Sukrosa Cair tua ( tidak ada
endapan)

12
Biru muda → biru
Nasi Putih tua, tidak ada
endapan

Biru muda → biru


Nasi Merah tua, tidak ada
endapan

Biru muda → biru


Oat tua kehijauan, tidak
ada endapan

Tabel 4. Uji Tollens


Gambar
Ditambah Setelah Perubahan
Kel Bahan ditambah Waktu
NH4OH pemanasan yang terjadi
sampel

Glukosa
A2 - - - -

Sukrosa - - - -

13
LAMPIRAN
Kelompok A3
1.1. Uji Refraktometer
Hasil pengamatan uji Refraktometer dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.Uji Refraktometer
Kelompok Bahan Kadar Gula ( ºBrix )

A3 Glukosa Cair 7 Brix

A3 Sukrosa Cair 8 Brix

A3 Nasi Putih -

A3 Nasi Merah -

A3 Oat -

1.2. Uji Moore


Hasil pengamatan Uji Moore dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.Uji Moore
Gambar
Kelompok Bahan Keterangan
Awal Akhir

Warna berubah
A3 Glukosa Cair
menjadi oranye

Tidak ada
A3 Sukrosa Cair perubahan (warna
tetap bening)

14
Tidak ada
A3 Nasi Putih perubahan (warna
tetap putih keruh)

Tidak ada
A3 Nasi Merah perubahan (warna
tetap merah muda)

Tidak ada
A3 Oat perubahan (warna
tetap kuning keruh)

1.3. Uji Benedict


Hasil pengamatan uji benedict dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Uji Benedict
Gambar
Kelompok Bahan Keterangan
Awal Akhir

Setelah dipanaskan
mengalami perubahan
A3 Glukosa Cair
warna menjadi merah
bata

Setelah dipanaskan
A3 Sukrosa Cair tidak bereaksi (warna
tetap biru)

Setelah dipanaskan
A3 Nasi Putih tidak bereaksi (warna
tetap biru)

15
Setelah dipanaskan
A3 Nasi Merah tidak bereaksi (warna
tetap biru)

Setelah dipanaskan
A3 Oat tidak bereaksi (warna
tetap biru)

1.4. Uji Tollens


Hasil pengamatan uji tollens dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Uji Tollens
Ditambah Gambar Setelah Perubahan
Kel Bahan Waktu
NH4OH ditambah sampel pemanasan yang terjadi
Warna
berubah
A3 Sukrosa Hitam keruh 9,3 menit
menjadi
bening

Warna
Hitam keruh
berubah
A3 Glukosa dan terdapat 9,3 menit
menjadi
endapan
bening

16
KELOMPOK A4
Uji Moore
Hasil pengamatan Uji Moore dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Uji Moore
Gambar
Kelompok Bahan Keterangan
Awal Akhir

Tidak berwarna →
A4 Glukosa Cair
Oranye kecoklatan

Tidak ada perubahan

A4 Sukrosa Cair
Tidak berwarna → tidak
berwarna

Tidak ada perubahan

A4 Nasi Putih
Tidak berwarna → tidak
berwarna

Endapan
A4 Nasi Merah terpisah→endapan
terkumpul di dasar

Berwana kuning →
A4 Oat warna kuning pekat dan
ada endapan

17
. Uji Benedict
Hasil pengamatan uji benedict dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Uji Benedict
Gambar
Kelompok Bahan Keterangan
Awal Akhir

Berwarna biru→warna
A4 Glukosa Cair
merah bata bening

Tidak berubah
A4 Sukrosa Cair
Bewarna biru→biru

A4 Tidak berubah
Nasi Putih
Berwarna biru→biru

Tidak berubah
A4 Nasi Merah
Berwarna biru→biru

Tidak berubah
Bewarna biru&ada
A4 Oat
endapan→berwarna
biru&ada endapan

18
Uji Tollens
Hasil dari pengamatan uji tollens dapat dilihat dalam Tabel 4
Tabel 4. Uji Tollens
Gambar
Ditambah Setelah
Kel Bahan ditambah Perubahan yang terjadi Waktu
NH4OH pemanasan
sampel

bening→berwarna abu
bening→berwarna abu
A4 Glukosa 9 menit
pekat dan terdapat
endapan perak

bening→keruh→berwarna
A4 Sukrosa 9 menit
abu

Kelompok A5
1.1 Uji Kadar Karbohidrat
Hasil data dari uji karbohidrat dengan menggunakan refraktometer dapat dilihat pada tabel. 1
Tabel 1. Uji Refraktometer

Kelompok Bahan Kadar Gula ( ºBrix )

A5 Glukosa Cair 7⁰ Brix

Sukrosa Cair 8⁰ Brix

Nasi Putih -

19
Nasi Merah -

Oat -

1.2 Uji Moore


Hasil data pada penelitian uji moore dengan beberapa sampel bahan dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Uji Moore

Gambar
Kelompok Bahan Keterangan
Awal Akhir

A5 Glukosa Cair Bening → Orange

Tidak ada
Sukrosa Cair
perubahan

Putih susu
Nasi Putih ↓
bening

20
Tidak ada
perubahan,
Nasi Merah
ada endapan
dibagian bawah

Kuning keruh
Oat ↓
Kuning bening

1.3 Uji Benedict


Hasil data dari percobaan uji benedict pada lima sampel berbeda dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Uji Benedict
Gambar
Kelompok Bahan Keterangan
Awal Akhir

A5 Glukosa Cair Biru → merah bata

21
Tidak ada
Sukrosa Cair
perubahan

Tidak ada
Nasi Putih
perubahan

Tidak terjadi
Nasi Merah
perubahan

Tidak ada
perubahan,
Oat Ada endapan
berwarna putih
dibagian bawah

22
1.4 Uji Tollens
Hasil data dari percobaan tollens pada bahan sampel dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Uji Tollens
Gambar
Ditambah Setelah Perubahan yang
Kel Bahan ditambah Waktu
NH4OH pemanasan terjadi
sampel

AgNO3
+ Bening
NaOH ↓
A5 + Hijau 05:04:71
NH4OH ↓
+ Coklat pekat
Glukosa
AgNO3
+ Bening
NaOH ↓
+ agak orange 08:38:09
NH4OH ↓
+ coklat pekat
Sukrosa

Kelompok A6
Tabel 1. Uji Refraktometer

Kelompok Bahan Kadar Gula ( ºBrix )

A6 Glukosa Cair 7°

Fruktosa Cair 8°

23
Nasi Putih -

Nasi Merah -

Oat -

Tabel 2. Uji Moore

Gambar
Kelompok Bahan Keterangan
Awal Akhir

Tidak ada endapan


A6 Glukosa Cair Warna coklat

Tidak ada endapan


Fruktosa Cair Warna tidak
berubah

Terjadi endapan
Nasi Putih Warna hijau
berubah bening

24
Tidak terjadi
Nasi Merah endapan

Terjadi endapan
Oat Larutan menjadi
tidak terlalu keruh

Tabel 3. Uji Benedict

Gambar
Kelompok Bahan Keterangan
Awal Akhir

Larutan biru
A6 Glukosa Cair menjadi merah
Terjadi endapan

Larutan menjadi
Fruktosa Cair biru & bening

Larutan menjadi
Nasi Putih keruh
Terjadi endapan

25
Larutan menjadi
Nasi Merah
biru bening

Larutan menjadi
Oat biru kehijauan
Terjadi endapan

Tabel 4. Uji Tollens

Gambar
Ditambah Setelah Perubahan
Kel Bahan ditambah Waktu
NH4OH pemanasan yang terjadi
sampel

AgNO3
+
NaOH
+
A6 - -
NH4OH
+
Glukosa

AgNO3
+
NaOH
+
- -
NH4OH
+
Sukrosa

26

Anda mungkin juga menyukai