Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PENGOLAHAN PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
ISOLASI
Kelompok: A5
Mario Albertus R.P.D 19.I1.0126
Florencia Irena Alwan 20.I1.0016
Winda Indriani 20.I1.0034
Dira Putri Ayu 20.I1.0128
Abstrak
Untuk mengetahui cara isolasi mikroba, faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuhnya suatu
mikroba cara pemindahan kultur mikroba, bentuk koloni mikroba, jenis mikroba yang
mengkontaminasi bahan, dan ciri-ciri genus mikroba yang diisolasi merupakan tujuan
dilakukannya praktikum ini. Penerapan aseptis merupakan hal penting yang perlu
diperhatikan dalam berlangsungnya praktikum ini. Dimana untuk menghindari adanya
kontaminasi mikroorganisme lain yang tidak diinginkan merupakan tujuan dilakukannya
penerapan aseptis. Nasi busuk, apel busuk, kentang busuk, tempe busuk, dan kuah opor basi
merupakan sampel makanan busuk yang digunakan oleh kloter A untuk penelitian isolasi
mikroba. NA miring merupakan media yang digunakan untuk isolasi dengan gores
merupakan metode yang diterapkan, metode stab diberlakukan untuk inokulasi dengsn
memakai media NB+agar tegak dan yang terakhir yakni pemurnian dimana NA tuang (cawan
petri) merupakan media yang digunakan dengan gores sebagai perlakuannya. Spreading,
effuse, dan echinulate merupakan bentuk pertumbuhan yang diperoleh pada NA miring.
Selanjutnya, breaded, arborescent, echinulate, dan filiform merupakan bentuk pertumbuhan
yang ditemukan pada media NB+agar. Pada media NA tuang ditemukan bentuk pertumbuhan
yaitu irregular, rhizoid, dan flat..

Kata kunci : Bentuk koloni, bentuk pertumbuhan, inokulasi, isolasi, mikroorganisme, pemurnian.

yang baru. Sementara pemurnian merupakan


1. TINJAUAN PUSTAKA sebuah kegiatan untuk mendapatkan

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh


ATCC (2020), suatu usaha agar menghindari
biakan murni yang berasal dari suatu
terjadinya kontaminasi mikroorganisme yang
mikroorganisme tanpa adanya kontaminasi
tidak dikehendaki dengan memberikan
mikroorganisme lainnya (Ed-har et al., 2017).
keutamaan pada kesterilan lingkungan
Berdasarkan Teori yang dikemukakan oleh Putri
merupakan definisi dari perlakuan aseptis.
et al., (2017) yang dikutip dari Zimbro et al.,
Sementara itu, suatu upaya dipindahkannya
(2009) media basal /umum/general-purpose
sebuah mikroorganisme yang berasal dari
yang mempunyai wujud padat seperti NA serta
lingkungan aslinya menuju suatu media dengan
media media NB yang memiliki bentuk cair
tujuan agar diperoleh kultur yang murni adalah
merupakan beberapa jenis media yang dapat
pengertian dari isolasi (Mikdarullah &
digunakan untuk proses dikembangbiakannya
Nugraha, 2017). BALINGTAN (2020)
mikroorganisme. Agar mikroorganisme yang
menambahkan bahwa inokulasi memiliki
akan diteliti memulai metabolismenya kembali,
definisi yakni proses dipindahkannya
maka perlu diklakukan proses peremajaan
mikroorganisme dari media lama ke media
dengan cara diinkubasi selama 1 hari (Wijayati
et al., 2014). Suatu metode ditusuknya suatu

1
media semi padat menggunakan jarum N 3.1.2.1. Isolasi
merupakan pengertian dari metode stab. Untuk Bahan yang digunakan dalam pengisolasian
menguji kebutuhan oksigen dan molalutas dari kultur adalah media NA steril, alkohol, kentang
mikroorganisme merupakan tujuan busuk, apel busuk, kuah opor basi, dan tempe
digunakannya metode ini (ATCC, 2020). busuk.
Kemudian Handayani et al., (2016) dalam 3.1.2.2. Inokulasi Mikroba pada Agar Tegak
teorinya menambahkan bahwa sebuah metode Bahan yang digunakan dalam inokulasi mikroba
dipindahkannya mikroorganisme melalui adalah media semi padat (NB+agar) steril,
penggoresan menggunakan jarum ose alkohol, dan isolat masing-masing kelompok.
merupakan pengertian dari metode gores.
Manfaat dilakukannya penggoresan ini adalah 3.1.2.3. Pemurnian Mikroba
agar mikroorganisme yang terpisah dapat Bahan yang digunakan dalam pemurnian
diperoleh dengan baik. mikroba adalah NA steril, alkohol, dan isolat
masing-masing kelompok.
Karena terkandungnya nutrisi seperti nitrogen,
vitamin, dan karbohidrat/ karbon pada bahan 3.2. Metode
yang berguna untuk pertumbuhan 3.2.1. Isolasi
mikrorganime merupakan faktor mengapa Pertama-tama media NA steril (kelompok A1-
mikroorganisme dapat tumbuh dengan baik A5) dibiarkan memadat dengan posisi miring,
(Naim, 2016). untuk memperoleh agar miring. Selanjutnya,
meja dilap dengan alkohol, kemudian tangan
dicuci juga dicuci dengan alkohol terlebih
2. TUJUAN PRAKTIKUM
dahulu. Lalu, jarum ose dipijarkan sampai
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah berwarna merah pada seluruh bagiannya agar
mengetahui manfaat dan cara melakukan steril. Kemudian, tabung reaksi yang berisi
isolasi, mengetahui cara melakukan media steril dipegang dengan menggunakan
pemindahan kultur mikroba, mengetahui faktor- tangan kiri, tutup tabung dibuka (tutup tabung
faktor dan ciri-ciri pertumbuhan mikrobia, tetap dipegang, jangan diletakan diatas meja
mengetahui bentuk-bentuk koloni mikrobia, karena akan menyebabkan kontaminasi pada
mengetahui ciri genus dari mikrobia yang tutup tabung). Setelah itu, mulut tabung reaksi
diisolasi, mengetahui mikroorganisme yang dipanaskan sebentar diatas api. Kemudian
tumbuh pada kentang busuk, apel busuk, kuah bagian sampel yang busuk diambil sedikit
opor basi, dan tempe busuk serta mengetahui dengan jarum ose. Lalu digoreskan secara zig-
kenampakan mikroorganisme pada media dan zag pada permukaan agar miring. Selanjutnya
bahan pangan. mulut dan tutup tabung reaksi dipanaskan lagi
dan situtup, jarum ose juga dipijarkan kembali.
3. METODE PRAKTIKUM Kemudian diinkubasi selama 24 jam,
pertumbuhan yang terjadi diamati, difoto, dan
3.1. Materi diberi keterangan mengenai warna dan bentuk
3.1.1. Alat pertumbuhannya.
Alat yang digunakan adalah masker, sarung
tangan, tabung reaksi, cawan petri, rak tabung 3.2.2. Inokulasi Mikroba pada Agar Tegak
reaksi, jarum ose, jarum N, kapas, bunsen, Pertama, disiapkan media semi padat steril (NB
korek api, dan label. +agar) sampel hasil isolasi. Kedua meja dilap
dengan alkohol, kemudian tangan dicuci juga
3.1.2. Bahan dicuci dengan alkohol terlebih dahulu. Ketiga

2
jarum N (jarum ose lurus) dipijarkan sampai langsung (1-3) dan teknik penggoresan kuadran
berwarna merah pada seluruhh bagiannya agar (4-6) secara aseptis. Kemudian cawan petri
steril. Lalu, tabung reaksi yang berisi sampel dibungkus kembali dengan kertas buram dan
hasil isolasi dipegang dengan menggunakan diinkubasi selama 2 hari, diamati
tangan kirim tutup tabung dibuka (tutup tabung pertumbuhannya, digambar dan diberi
tetap dipegang, jangan diletakan diatas meja ketterangan mengenai warna dan bentuk
karena akan menyebabkan kontaminasi pada pertumbuhannya.
tutup tabung). Mulut tabung dibakar sebentar.
Selanjutnya, jarum N dioleskan pada isolat 4. HASIL PENGAMATAN
mikrobia, mulut tabung dibakar dan ditutup
kembali. Lalu tabung reaksi yang berisi media 4.1. Hasil Pengamatan Isolasi
semi padat steril dipegang dengan Pada pengamatan isolasi yang tertera pada Tabel
menggunakan tangan kiri, tutup tabung dibuka 1., kelompok 1 (nasi basi), apel busuk
(tutup tabung tetap dipegang, jangan diletakkan (kelompok 2), kuah opor basi (kelompok 3),
diatas meja karena akan menyebabkan kelompok 4 (tempe busuk), kentang busuk
kontaminasi pada tutup tabung). Setelah itu (kelompok 5) merupakan beberapa sampel
mulut tabung reaksi dipanaskan sebentar diatas bahan yang digunakan pada pengamatan isolasi
api. Kemudian jarumm N yang sudah dioleskan ini. NA miring adalah media yang digunakan
dengan isolatm ditusukkan pada media semi oleh seluruh kelompok pada pengamatan isolasi
padat tersebut, kemudian mulut tabung dibakar kali ini. untuk pertumbuhan koloninya sendiri
lalu ditutup dnegan jarum N pun dipijarkan dihasilkan 3 macam bentuk yang berbeda
kembali. Kemudian diinkubasi selama 2 hari, dimana spreading merupakan bentuk
pertumbuhan yang terjadi diamatim digambarm pertumbuhan pada kelompok A1-A3, effuse
dan diberi jeterangan mengenai warna dan merupakan pertumbuhan mikroorganisme pada
bentuk pertumbuhannya. kelompok A4 sementara pada kelompok
terakhir yakni A5 memiliki bentuk pertumbuhan
3.2.3. Pemurnian Mikroba mikroorganisme echinulate. Putih merupakan
Pertama-tama disiapkan sampel hasil isolasi. warna pada hamper seluruh koloni yang
Lalu meja di lap denngan alkohol, kemudian terbentuk terkecuali pada kelompok A4 dimana
tangan dicuci juga dengan alkohol terlebih diperoleh warna putih keabu-abuan.
dahulu. Selanjutnya media NA dituangkan
dalam cawan petri secara aseptis, kemudian 4.2.Hasil Pengamatan Inokulasi Mikroba
dibiarkan memadat. Setelah itu, jarum ose pada Agar Tegak
dipijarkan sampai berwarna merah pada seluruh Kita dapat mengetahui tentang hasil pengamatan
bagiannya agar steril. Lalu tabung reaksi yang inokulasi mikroba pada agar tegak pada Tabel 2
berisi sampel hasil isolasi dipegang dengan NB+agar merupakan media yang digunakan
menggunakan tangan kirim tutup tabung dibuka dalam pengamatan inokulasi. Sementara untuk
(tutup tabung tetap dipegang, jangan diletakkan sampel bahan yang digunakan sama dengan
diatas meja karena akan menyebabkan bahan yang juga digunakan pada pengamatan
kontaminasi pada tutup tabung). Mulut tabung isolasi. Pada tabel pengamatan didapati dua
dibakar sebentar. Selanjutnya jarum ose steril kelompok yang memiliki kesamaan pada bentuk
tersebut dioleskan pada isolat mikrobia, koloni yang terbentuk namun mayoritas
kemudian bakar kembali mulut tabung, lalu memiliki bentuk koloni yang berbeda-beda.
ditutup. Setelah itu, jarum ose digoreskan pada Arborescent merupakan bentuk koloni yang
media yang telah memadat dicawan petri dihasilkan oleh A1, kelompok A2 mendapatkan
dengan menggunakan teknik penggoresan hasik filiform, beaded merupakan bentuk koloni

3
yang dihasilkan oleh sampel A4 sementara menyebabkan resiko kontaminasi pada media
kesamaan bentuk dapat dilihat pada kelompok yang dipakai. Namun pada praktimum kali ini
A3 dan A5 yang memiliki bentuk echinulate. praktikan mengganti penggunaan sarung tangan
Putih merupakan warna koloni yang terbentuk menjadi penyemprotan menggunakan hand
pada seluruh kelompok dalam pengamatan sanitizer. Selain itu, dalam teorinya Shu, (2013)
inokulasi. menambahkan bahwa alkohol dapat
. disemprotkan disekitar tempat yang akan
dilakukan pengamatan. Hal tersebut disebabkan
4.3. Hasil Pengamatan Pemurnian Mikroba karena peran dari alkohol yang mana dapat
Dapat diketahui pada Tabel 3., mengenai hasil membunuh mikroorganisme melalui pelarutan
pengamatan pemurnian mikroba. Untuk sampel lemak pada dinding sel kontaminan. Perlakuan
bahan-bahan yang dipakai pada pengamamatan secara aseptis juga diperlukan ketika
oemurnian mikroba masih sama dengan bahan dipindahkannya mikroorganisme. Oleh karena
yang digunakan pada dua pengamatan itu, jarum N/ose perlu dipijarkan terlebih dahulu
sebelumnnya. Media yang digunakan adalah serta ujung dari cawan petri atau tabung reaksi
NA tuang. irregular pada A1, A2, A3 dan A4, yang berisi media/ kultur yang harus dipanaskan
sedangkan rhizoid pada A6 adalah bentuk dekat bunsen sebelum maupun setelah
koloni yang tampak pada pemurnian mikroba. dilakukannya pemindahan mikroorganisme agar
Sama seperti hasil pengamatan inokulasi, putih kontaminasi dapat diminimalisir.
merupakan warna yang diperoleh semua koloni
yang terbentuk. Isolasi memiliki pengertian yaitu merupakan
upaya dipindahkan atau dipisahkannya suatu
5. PEMBAHASAN mikroorganisme dari lingkungan aslinya
menuju suatu media dengan tujuan agar
Untuk mencegah kejadian kontaminasi diperoleh keadaan kultur yang murni
mikroorganisme yang tidak dikehendaki, maka (Mikdarullah & Nugraha, 2017). Padoli, (2016)
seluruh perlakuan dalam kegiatan praktikum ini menjelaskan adanya indikasi keberadaan
diwajibkan dilakukan secara aseptis (ATCC, mikroorganisme merupakan alasan
2020). Berdasarkan teori yang dikemukakan digunakannya sampel makanan atau bahan
oleh Redjeki, (2016), agar perlakuan aseptis pangan yang telah busuk. Dalam
dapat berjalan dengan baik, perlu didukung berlangsungnya tahap isolasi ini, jarum ose
oleh penggunaan alat yang tepat pula yaitu akan digunakan untuk mengambil sebagian
sarung tangan dan masker. Sebagai antisipasi kecil dari sampel bahan busuk lalu akan
semprotan atau percikan zat pathogen digoreskan pada permukaan media secara zig-
(berbahaya) dan sebagai alat perlindungan diri zag. Hal inilah yang disebut metode gores
(keselamatan) dalam laboratorium mikrobiologi (Arsyik et al., 2015). Setelah itu, selama satu
merupakan fungsi dari masker dan sarung hari sampel media akan diinkubasi. Berdasarkan
tangan. Digunakannya masker dan sarung teori yang dikemukakan oleh Wijayati et al.,
tangan dalam praktikum ini diasumsikan (2014) tergolong singkatnya diinkubasi sampel
sebagai bentuk untuk mengurangi kontaminasi yang hanya 24 jam dikarenakan pada waktu
dari mikroorganisme yang sebagaimana tersebut, proses diremajakannya
ditambahkan oleh Wulansari & Parut, (2019) mikroorganisme (bakteri) sudah cukup dimana
yang menerangkan bahwa microflora yang tujuannya adalah supaya mikroorganisme
terdapat didalam mulut serta tangan yang mana tersebut dapat memulai metabolisme kembali.
termasuk organ yang menjadi sarana
penyebaran mikroorganisme dapat

4
Usaha dipindahkannya mikroorganisme dari pigmen natural putih dan tumbuh pada NA
media lama ke media yang baru merupakan miring. Sementara itu untuk bentuk koloni yang
definisi dari inokulasi (BALINGTAN, 2020). berbeda, echinulate merupakan bentuk
Yang mana dalam kasus kali ini, isolate yang pertmbuhan yang diperoleh kentang busuk pada
berasal dari media lama (tahap isolasi) akan media NA miring sementara pada sampel tempe
dilakukan penginokulasikan ke media baru busuk didapatkan hasil yaitu effuse sebagai
yang bersifat semi padat (NB+agar) dengan bentuk koloninya. Berdasarkan data hasil bentuk
cara dilakukan metode stab dimana jarum N echinulate yang diperoleh pada sampel serta
akan ditusukan kedalam media NB+agar putih sebagai warnanya bisa ditemukan pada
setelah itu diinkubasi selama 48 jam. Untuk mikroba Fascaplysinopsis sp. Termasuk
melakukan pengujian terhadap kebutuhan kedalam bakteri gram negatif dan basil sebagai
oksigen ataupun motilitas dari mikroorganisme bentuknya merupakan ciri-ciri dari mikroba ini
merupakan tujuan dilakukannya metode ini (Letha et al., 2016)..
(ATCC, 2020).
Penginokulasian mikroorganisme merupakan
Ed-har et al., (2017) dalam teorinya pengamatan kedua yang dilakukan pada
menjelaskan mengenai pemurnian yaitu proses praktikum ini. semi padat merupakan wujud dari
diperolehnya biakan murni dari suatu media yang digunakan dalam pengamatan
mikroorganisme tanpa adanya kontaminasi inokulasi. Digunakannya media semi padat
mikroorganisme lainya. Dalam percobaan bertujuan agar mikroorganisme tidak tercampur
pemurnian kali ini, dilakukan penginokulasian saat mengalami penyebaran dan penggoyangan
pada mikroorganisme yang berasal dari hasil (Frazier, 1978). Pernyataan tersebut kemudian
isolasi ke media padat NA pada cawan petri ditambahkan oleh Siti et al.,(2011) dalam
dengan penggoresan kuadran dan langsung teorinya yang memaparkan bahwa agar sel-sel
sebagai metodenya. Berdasarkan teori yang mikroba yang terdapat didalam media semi
dikemukakan oleh Putri et al., (2017) metode padat dapat membentuk koloni sel yang
radian, langsung, dan kuadran dapat tempatnya tidak bergerak atau tetap merupakan
digolongkan kedalam metode yang sama yakni tujuan dipakainya media semi solid. Sama
metode gores yang menjadi pembeda dari dengan hasil isolasi, dalam dilakukannya
ketiga metode ini hanyalah pola goresannya pengamatan inokulasi diperoleh data
saja. Supaya pada pengamatan dapat diperoleh pembentukan mikroorganisme yang berbeda
koloni-koloni mikroorganisme yang terpisah namun tetap ada kelompok yang memiliki
dengan baik merupakan tujuan dilakukannya pertumbuhan bentuk mikroorganisme yang
penggoresan (Handayani et al., 2016). sama. Echinulate merupakan bentuk
pertumbuhan mikroorganisme pada sampel
Pada pengamatan isolasi kloter A, seluruh kentang busuk & kuah opor yang sudah basi.
kelompok menggunakan media NA miring. Dalam teorinya, Wantania et al. (2016),
Spreading dan berwarna putih merupakan memberika penjelasan bahwa bentuk echinulate
bentuk pertumbuhan mikroorganisme yang dihasilkan sampel berasal dari genus
yangditunjukan pada sampel nasi busuk, kuah Fascaplysinopsis. Mikroba dengan bentuk
opor basi, dan apel busuk. Berdasarkan hasil echinulate memiliki karateristik yaitu ditemukan
tersebut, Leboffe & Pierce (2012) dalam banyak di perairan (Wantania et al., 2016),
teorinya mengatakan bahwa Staphylococcus Beaded merupakan hasil pembentukan
merupakan genus dari mikroba yang mikroorganisme pada sampel selanjutnya.
terkandung pada ketiga sampel diatas. Hal Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan
tersebut disebabkan mikroba tersebut memiliki oleh Yulitasary et al. (2017) yaitu mikroba

5
dengan genus Acetobacter dimiliki oleh bentuk bakteri gram negatif, basil sebagai bentuknya
pertumbuhan beaded pada agar tegak. dan irregular merupakan bentuk koloninya.
Sedangkan E. coli merupakan mikroorganisme
yang tumbuh pada sampel apel busuk dimana Media basal / umum / general - purpose yang
pada sampel apel busuk, dimana filiform digunakan untuk dikembangbiakannya suatu
merupakan bentuk mikroorganisme yang mikroorganisme secara khusus yaitu bakteri
dihasilkan. Hal tersebut didasarkan pada teori merupakan pengertian dari media NA (Putri et
yang dikemukakan oleh Gottschalk (1986) al., 2017; Zimbro et al., 2009). Dari teori
yakitu pada agar tegak, e-coli mempunyai mengenai definisi media NA diatas, dapat
bentuk pertumbuhan filiform. mendukung teori yang dikemukakan oleh
Pelczar dan Chan (2008) yang menyatakan
Pemurnian mikroba merupakan metode bahwa karena terkandungnya nutrisi yang
pengamatan yang terakhir. Nurani (2019) diperlukan oleh bakteri untuk berkembang
dalam teorinya mengatakan bahwa Dalam merupakan alasan media NA bisa mendukung
media padat, suatu koloni sel yang terbentuk pertumbuhan bakteri. Teori Pelczar dan chan
dari sel – sel mikroba yang akan udah untuk tersebut kembali dipertegas bahwa media NA
dilakukan pengamatan serta memiliki bentuk merupakan media yang tidak selektif sehingga
yang tetap ditempatnya dan mudah diamati semua bakteri dapat tumbuh (Putri &
merupakan bentuk alasan digunakannya media Kusdiyantini, 2018).
padat dalam pemurnian mikroba. Seusai
dilakukan pemurnian mikroba, kertas buram Zimbro et al., (2009) dalam teorinya
digunakan sebagai pembungkus dari cawan menjelaskan .media cair yang berguna untuk
petri. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh perkembangbiakan mikroorganisme non-
Dermawan Rifai et al., (2013) digunakannya fastidious merupakan pengertian media NB.
kertas buram sebagai pembungkus cawan petri Berdasarkan pengertian tersebut didukung oleh
tentunya memiliki tujuan dimana kertas pernyataan Gunawan & Hazra (2010) bahwa
bungkus tersebut merupakan sarana dicegahnya media NB merupakan media yang sangat efektif
uap air untuk masuk kedalam cawan disaat dalam pertumbuhan berbagai mikroba.
proses inkubasi yang mana uap air tersebut Wahyuningsih & Zulaika, (2019) menambahkan
dapat menimbulkan kontaminasi. Dalam hasil bahwa media NB adalah media umum yang
pengamatan pemurnian mikroba dapat dilihat digunakan untuk meniumbuhkan biakan secara
diperoleh bentuk yang irregular dan rhizoid. general yang diformulasikan dengan nitrogen
Namun terdapat beberapa kelompok yang tidak serta sumber karbon.
mengisi bentuk pertumbuhan dengan baik
dimana mereka hanya mengisi bagian elevation 6. KESIMPULAN
saja namun pada bagian form (bentuk) mereka
 Untuk memperoleh suatu kultur murni
kosongkan. Sehinga kami akan asumsikan
mikroorganisme dengan cara dipindahkannya
bahwa irregular merupakan bentuk
mikroorganisme ke suatu media pemurnian
pertumbuhan yang diperoleh kelompok A1
merupakan manfaat dari isolasi.
sampai dengan A4 sementara rhizoid sebagai
bentuk yang dihasilkan A5. Berdasarkan teori  Media NA adalah media yang digunakan
yang dikemukakan oleh Bulu et ai., (2019). untuk pengembangan bakteri.
Bentuk yang irregular tersebut  Filiform merupakan bentuk pertumbuhan
mengindikasikan bakteri Lactobacillus yang dari bakteri E-coli.
mana bakteri tersebut merupakan bentuk  Perlakuan aseptis perlu dilakukan saat
pengamatan isolasi

6
 Media agar tegak dan media agar miring Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan,
memiliki bentuk pertumbuhan yang berbeda 12(2), 33-39.
namun juga terdapat bentuk pertumbuhan Handayani, N., Moenir, M., Setianingsih, N., &
yang sama. Malik, R. (2016). Isolation of Anaerobic
 Metode gores yang berbeda akan Heterotrophic Bacteria in Textile Industry
memperoleh hasil goresan yang berbeda Waste Water Treatment. Jurnal Riset
pula. Teknologi Pencegahan Pencemaran
 Bentuk pertumbuhan irregular dimiliki oleh Industri, 7(1), 39–46.
bakteri Lactobacillus. Leboffe, M. J dan Pierce, B. E. (2012). Brief
Microbiology. Laboratory Theory &
7. DAFTAR PUSTAKA Application 2nd Edition. Morton
Publishing. Englewood.
Arsyik I., Aditya F., Fila D. (2015). Isolasi dan
Letha LW., Elvy L. Ginting, Stenly W. (2016).
Identifikasi Bakteri Asam Laktat (BAL)
Isolasi Bakteri Simbion dengan Spons
dari Buah Mangga (Mangifera indica L.)
dari Perairan Tongkeina, Sulawesi Utara.
Jurnal Ilmiah Manuntung 1(2): 159- 163.
Jurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi
ATCC. (2020). Introduction to microbiology.
3(1): 57-65.
American Type Culture Collection
Mikdarullah, M., & Nugraha, A. (2017). Teknik
BALINGTAN. (2020). Inokulasi dan
Isolasi Bakteri Proteolitik Dari Sumber
Pembiakan
Air Panas Ciwidey, Bandung. Buletin
Bakteri.https://balingtan.litbang.pertania
Teknik Litkayasa Akuakultur, 15(1), 11–
n.go.id/ind/index.php/berita/729-
14.
inokulasi-dan-pembiakan-bakteri
Naim N. (2016). Pemanfaatan Bekatul Sebagai
(diakses 20 Juni 2022).
Media Alternatif Untuk Pertumbuhan
Dean, A. C. R., & Hinshelwood, C. N. (1957).
Aspergillus sp. Makasar: Jurusan Analis
The formation of papillae on bacterial
Kesehatan Poltekkes Vol. VII No.2.
colonies. I. Proceedings of the Royal
Nurani, A. dan. (2019). Isolasi bakteri aerob
Society of London. Series B-Biological
patogen pada kue siap saji di pasar grogol
Sciences, 147(926), 1-9.
jakarta, 5(1), 63–66.
Dermawan, Rifai, Luthfy Wulandari, Thaha
Padoli. (2016). Mikrobiologi dan Parasitologi
Yasin, Birta Baruna, Azka Iqbal. (2013).
Keperawatan. Kementrian Kesehatan
Pengenalan Peralatan Praktikum.
Republik Indonesia.
Laporan Praktikum Mikrobiologi,
Pelczar, M.C., Chan, E.C.S and Krieg, N.R.
Universitas Padjajaran, Bandung.
(2008). Microbiology Concepts and
Ed-har, A. A., Widyastuti, R., & Djajakirana,
Applications. McGraw-HM, Inc., New
G. (2017). Isolasi Dan Identifikasi
York.
Mikroba Tanah Pendegradasi Selulosa
Putri, A. L., & Kusdiyantini, E. (2018). Isolasi
Dan Pektin Dari. Buletin Tanah Dan
dan identifikasi bakteri asam laktat dari
Lahan, 1(1), 58–64.
pangan fermentasi berbasis ikan (Inasua)
Gottschalk, G. (1986). Bacterial
yang diperjualbelikan di Maluku-
metabolism.2nd ed. Springer-Verlag,
Indonesia. Jurnal Biologi Tropika, 1(2), 6-
New York.
12.
Gunawan, R., Anas, I., & Hazra, F. (2010).
Putri, M. H., Sukini, & Yodong. (2017). bahan
Produksi masal inokulum Azotobacter,
Ajar Keperawatan Gigi, Mikrobiologi.
Azospirillum dan bakteri pelarut fosfat
Kementrian Kesehatan Republik
dengan menggunakan media alternatif.
Indonesia.

7
Redjeki, S. (2016). Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Shu, Melisa. (2013). Formulasi Sediaan Gel
Hand Sanitizer dengan Bahan Aktif
Triklosan 0,5% dan 1%. Calyptra:
Jurnal Ilmiah Vol.2 No.1. Universitas
Surabaya.
Siti, Irma Yunita, Selly Nurul, Hanniva, Tara
Verina. (2011). Isolasi, identifikasi dan
konfirmasi mikroba.
Wahyuningsih, N., & Zulaika, E. (2019).
Perbandingan Pertumbuhan Bakteri
Selulolitik pada Media Nutrient Broth
dan Carboxy Methyl Cellulose. Jurnal
Sains dan Seni ITS, 7(2), 36-38.
Wantania, Letha L., Ginting, Elvy L., dan
Wullur, Stenly. (2016). Isolasi Bakteri
Simbion dengan Spons dari Perairan
Tongkeina Sulawesi Utara. Jurnal
LPPM Bidang Sains dan Teknologi
Volume 3 Nomor 1.
Wijayati, N., Astutiningsih, C., Mulyati, S., &
Artikel, I. (2014). Transformasi α-Pinena
dengan Bakteri Pseudomonas aeruginosa
ATCC 25923. Biosaintifika: Journal of
Biology & Biology Education, 6(1), 24–
28.
Wulansari, N. T., & Parut, A. A. (2019).
Pengendalian Jumlah Angka
Mikroorganisme Pada Tangan Melalui
Proses Hand Hygiene. Jurnal Media
Sains, 3(1), 7–13.
Yulitasary, A. T., Asyiah, I. N., & Iqbal, M.
(2017). Isolasi dan Identifikasi
Azotobacter dari Rhizosfer Tanaman
Kopi (Coffea canephora) yang Terserang
Nematoda Parasit Pratylenchus coffeae.
Saintifika, 19(2), 13–23.
Zimbro, M. J., Power, D. A., Miller, S. M.,
Wilson, G. E., & Johnson, J. A. (2009).
Difco & BBL Manual: Manual of
Microbiological Culture Media
(Second). Becton, Dickinson and
Company.

8
8. LAMPIRAN
8.1. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Isolasi

Bentuk
Kelompok Bahan Media Gambar Warna
Pertumbuhan

A1 Nasi busuk NA miring spreading putih

A2 Apel busuk NA miring Spreading putih

A3 Kuah opor NA Miring Spreading Putih


basi

9
Tempe Putih keabu-
A4 NA Miring Effuse
busuk abuan

Kentang
A5 NA Miring Echinulate Putih
busuk

Tabel 2. Inokulasi Mikroba pada Agar Tegak

Bentuk
Kelompok Bahan Media Gambar Warna
Pertumbuhan

Putih
A1 Nasi busuk NB agar Arborescent
transparan

10
A2 Apel busuk NB filiform Putih

Kuah opor
A3 Echinulate Putih
basi

Tempe
A4 NB Agar Beaded Putih
Busuk

Kentang
A5 NB Agar Echinulate Putih
busuk

11
Tabel 3. Pemurnian Mikroba

Bentuk
Kelompok Bahan Media Gambar Warna
Pertumbuhan

Form :
Elevation : putih
A1 Nasi Busuk NA
flat transparan
Margin:

Form :
irregular
Elevation :
A2 Apel Busuk NA Putih
flat
Margin:Undu
late

Kuah opor
A3 NA Flat Putih
basi

Form:
Irregular
Tempe Elevation:
A4 NA Putih
Busuk Flat
Margin:
Curled

Kentang
A5 NA Rhizoid Putih
Busuk

12
8.2. Plagscan

8.3. Jurnal Acuan

13
8.4. Laporan Sementara

Tabel 1. Isolasi

Bentuk
Kelompok Bahan Media Gambar Warna
Pertumbuhan

A1 Nasi busuk NA miring spreading putih

A2 Apel busuk NA miring Spreading putih

14
Kuah opor
A3 NA Miring Spreading Putih
basi

Tempe Putih keabu-


A4 NA Miring Effuse
busuk abuan

Kentang
A5 NA Miring Echinulate Putih
busuk

15
Tabel 2. Inokulasi Mikroba pada Agar Tegak

Bentuk
Kelompok Bahan Media Gambar Warna
Pertumbuhan

Putih
A1 Nasi busuk NB agar Arborescent
transparan

A2 Apel busuk NB filiform Putih

Kuah opor
A3 Echinulate Putih
basi

Tempe
A4 NB Agar Beaded Putih
Busuk

16
Kentang
A5 NB Agar Echinulate Putih
busuk

17
Tabel 3. Pemurnian Mikroba

Bentuk
Kelompok Bahan Media Gambar Warna
Pertumbuhan

Form :
Elevation : putih
A1 Nasi Busuk NA
flat transparan
Margin:

Form :
irregular
Elevation :
A2 Apel Busuk NA Putih
flat
Margin:Undu
late

Kuah opor
A3 NA Flat Putih
basi

Form:
Irregular
Tempe Elevation:
A4 NA Putih
Busuk Flat
Margin:
Curled

Kentang
A5 NA Rhizoid Putih
Busuk

18
Semarang, 18 Juni 2022
Disahkan oleh,

Evangeline Ivonne Toshiro

Poin pembahasan:
1. Bahas alat, bahan, dan metode
2. Bahas fungsi media yang digunakan dan kaitkan dengan hasil pengamatan
3. Bahas hasil pengamatan
4. Bahas identifikasi mikroorganisme dan ciri-cirinya berdasarkan hasil pengamatan
5. Penyebab pertumbuhan mikroorganisme yang mengkontaminasi bahan

Lapres dikumpulkan tanggal 25 Juni 2022

19

Anda mungkin juga menyukai