Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI

PERCOBAAN 2
TEKNIK ASEPTIS DAN TEKNIK INOKULASI, SERTA PEREMAJAAN
BIAKAN DALAM MEDIA PADAT DAN CAIR

Disusun Oleh:
Nama : Alifah Malebina Aarysn (10060322057)
Wulandari Sri Wijaya (10060322058)
Elfitri Nurhaliza (10060322059)
Silviya Nur Hasanah (10060322060)
Shift/Kel : B/6
Tanggal Praktikum : Senin, 20 Februari 2023
Tanggal Laporan : Senin, 27 Februari 2023
Nama Asisten : Widiasari, S. Farm

LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT D


PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
BANDUNG
2023 M/1444 H
PERCOBAAN 2
TEKNIK ASEPTIS DAN TEKNIK INOKULASI, SERTA PEREMAJAAN
BIAKAN DALAM MEDIA PADAT DAN CAIR

I. Tujuan
1. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat melakukan inokulasii dan peremajaan biakan
secara goresan, tusukan, dan apusan (swab) dengan baik pada media padat
maupun cair dengan Teknik kerja aseptis.
2. Tujuan Percobaan
Mengamati pertumbuhan bakteri dan jamurr yang diinokulasi
dengan metode dan media tertentu.

II. Teori Dasar


Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama
ke medium yang baru. Pekerjaan ini memerlukan ketelitian dalam keadaan
steril baik alat maupun ruanganya yang digunakan untuk inokulasi bakteri di
dalam laboratorium. Keadaan yang steril ini ditujukan untuk mencegah
terjadinya kontaminasi yaitu masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan.
(Ir. Tujiyanta, 2016).
Aseptik adalah kondisi dimana terjadinya kontaminasi dari mikroba yang
tidak dikehendaki dicegah semaksimal mungkin. Setiap pekerjaan dalam
laboratorium mikrobiologi memerllukan teknik aseptik. Teknik aseptik dalam
inokulasi diperlukan untuk mencegah mikroba di media terkontaminasi dan
bercampur dengan mikroba lain saat melakukan pemindahan (Pollack, 2018).
Untuk mencegah kontaminasi, biasanya inokulasi dilakukan di laminar air
flow dan alat-alat seperti jarum ose dan mulut tabung reaksi harus dipanaskan
terlebih dahulu untuk menjaganya tetap steril. Lingkungan sekitar diharapkan
dalam kondisi steril dan peralatan diusahakan selalu dekat dengan api.
Pekerjaan secara aseptik ini dilakukan dengan cepat tetapi tetap secara hati-hati
untuk menghindari adanya kontaminasi selama pemindahan (Lindayani, 2016).
Media Nutrient Agar (NA) merupakan media yang berbentuk sebuk
berwarna putih kekuningan, berbentuk padat karena memiliki kandungan agar
sebagai pemadatnya. Komposisi terpenting media Nutrient Agar adalah
karbohidrat dan protein yang terdapat dalam ekstrak daging dan pepton sesuai
dengan kebutuhan sebagian besar bakteri. (Dina, 2020).
Nutrient Broth merupakan media dengan kandungan nitrogen yang cukup
tinggi. Komposisi (g/L) :Lab Lemco Powder(1), Yeast extract (2), Peptone (5),
dan Sodium chloride (5). Sedangkan, komposisi dari media Yeast Extract
antara lain sel yeast yang telah terautolisis, asam amino, peptida, vitamin
terlarut yang tinggi. Dalam media yeast extract juga terdapat sedikit kandungan
karbohidrat. (Amanda, 2015).
Ada beberapa bentuk media agar yaitu :
- Plat Agar : media yang berbentuk plat agar menggunakan metode gores
untuk membiakkan bakterinya. Bentuk ini berfungsi untuk peremajaan
mikroorganisme.
- Agar Miring : untuk menanamkan biakan, agar miring juga
menggunakan metode gores. Penamaan bakteri pada agar miring
berfungsi untuk peremajaan dan pengamatan reaksi biokimia.
- Agar Tegak : untuk menanamkan biakan pada agar tegak, digunakan
metode tusuk (menggunakan jarum ose lurus). Pada agar tegak kita
dapat mengamati berdasarkan kondisi oksigen yang dibutuhkan oleh
biakkan.
- Media Cair : pada bentuk media cair, kita menggunakan metode tuang.
Penanaman biakkan pada media cair berfungsi untuk peremajaan dan
pengenceran biakkan mikroba. (Theresia, 2015)
Ada beberapa metode yang digunakan untuk menginokulasi biakan murni
mikroorganisme yaitu :
- Metode Gores : Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan
padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang
paling praktis. Tujuannya untuk membuat goresan sebanyak mungkin
pada lempeng medium pembiakan.
- Metode Tebar : Setetes inoculum diletakkan dalam sebuah medium
agar nutrient dalam cawan petri dan dengan menggunakan batang kaca
yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang
yang sama dapat digunakan menginokulasi pinggan kedua untuk dapat
menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa
pinggan akan muncul koloni yang terpisah-pisah.
- Metode Tuang : Isolasi menggunakan media cair dengan cara
pengenceran. Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah
mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel
didalam tabung.
- Metode Tusuk : Dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum
ose yang didalamnya teerdapat inoculum, kemudian dimasukan
kedalam media. (Kevin, 2019).

III. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu alat swb (cotton swab),
cawan petri steril, inkubator, loop inokulasi (ose), ose bundar dan ose lurus,
papan pembantu agar miring, pembakar bunsen, pipet ukur steril, rak tabung
reaksi, dan tabung reaksi steril.
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu agar miring steril, cawan
petri yang berisi biakan bakteri (Staphylococcus aurus, Pseudomones
aeruginosa, Bacillus sublitis dan Escherichia coli), desinfektan alkohol 70%,
kultur agar miring E.Coli, kultur Escherichia coli dalam broth, media nutrien
agar cair suhu 50C, media nutrien broth, nutrien agar miring, spidol, tabung
nutrien broth steril dan tisu.

IV. Prosedur Kerja


A. TEKNIK ASEPTIK
1. Memindahkan Biakan dari Kultur Cair ke Kultur Cair
Disiapkan meja dengan menyemprot desinfektan dan dilap dengan tisu.
Tabung steril diberi label "inisial nama" dan "bakteri" dengan spidol. Loop
inokulasi (ose) disterilkan dengan membakarnya pada bunsen sampai api
merah terang (seluruh kawat dipanaskan). Digoyangkan tabung perlahan
untuk mendispersikan biakan. Sumbat tabung dipegang dengan jari
kelingking dan loop inokulasi (ose) dengan tangan jari lainnya. Sumbat
dicabut dari tabung dan diletakkan mulut tabung pada nyala api.
Dimasukkan ose ke dalam tabung diambil biakan dengan ose. Dikeluarkan
Ose dari biakan, dipanaskan mulut tabung di api lagi dan tabung ditutup
kembali dan diletakkan tabung biakan di rak tabung reaksi. Tabung kaldu
nutrien steril dipegang dengan satu tangan dan dilepaskan sumpah tabung
dengan hati-hati dengan jari kelingking lain, dan dipanaskan mulut tabung
dengan api. Dimasukkan ose ke dalam media cair steril (tanpa bakar),
inokulasi dengan cara menggerakkan ose bolak-balik ke dalam tabung.
Dikeluarkan ose dari tabung dan dipanaskan mulut tabung dan disumbat
kembali tabung tersebut. Ose disterilkan dengan api dan dikembalikan ose
ke wadahnya. Biakan baru diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 - 48 jam.
2. Memindahkan Biakan dari Agar Miring ke Agar Miring
Meja diberikan desinfektan. Tabung berisi nutrien agar diberi label
"inisial nama" dan "bakteri". Ose disterilkan dengan dibakar sampai api
bunsen merah (seluruh kawat harus dibakar) dan dibiarkan dingin. Kultur
miring E.Coli diambil dengan tangan lain, kemudian sumber tabung
dilepaskan dengan jari kelingking tangan pemegang ose. Mulut tabung
dipanaskan, ose yang dingin dimasukkan ke tabung dan Ambil sedikit
biakan dengan ose lalu dikeluarkan ose tadi. Mulut tabung dipanaskan dan
tutup diganti , lalu tabung dikembalikan ke rak. Diambil nutrien agar
miring steril dengan tangan bebas, sumbatan dilepaskan dengan jari
kelingking dan mulut tabung dipanaskan. Dimasukkan ose ke dalam
tabung dan di inokulasi dengan perlahan pada permukaan miring dengan
menggunakan ose mengular (tanpa memanaskan loop). Ose dilepaskan,
dipanaskan mulut tabung dan disumbat tabung tersebut lalu tabung
disimpan di rak.
3. Menginokulasi Bakteri dari Biakan Cawan Petri ke Agar Miring
Meja diberi desinfektan. Agar miring nutrient steril diberi label "nama
inisial" dan organisme yang dipindahkan. Ose inokulasi dipanaskan
hingga membara dan dibiarkan dingin. Tutup cawan petri dibuka, diambil
koloni bakteri dengan ose ( jangan terjungkit, tutup tidak dibuka lebar) dan
cawan petri ditutup kembali. Diambil tabung berisi nutrien agar miring
dengan satu tangan lainnya. Sumber tabung dibuka dengan jari kelingking
pemegang ose. Mulut tabung dipanaskan, dimasukkan ose dan inokulasi
permukaan agar miring, digunakan gerakan berkelok-kelok jangan sampai
agar rusak. Ose dikeluarkan dari tabung dan mulut tabung dipanaskan, lalu
sumbat tabung dipasang kembali. Ose dipanaskan dan diletakkan di dalam
wadahnya. Nutrien agar miring diinkubasi pada suhu 37°C selama 24-
48 jam.

B. INOKULASI DAN PEREMAJAAN


1. Pembuatan Plat Agar, Agar Miring, Agar Tegak dan Media Cair Dalam
Tabung
Bunsen dinyalakan dan nyala api diatur hingga biru dan dibiarkan nyala
selama 10 menit. Disiapkan dan diletakkan tabung reaksi steril pada rak
tabung reaksi dan cawan steril diantara dua api bunsen.
a. Pembuatan Plat Agar
Dipipet 20 ml media nutrien agar yang telah cair 50°C ke
cawan steril. Kemudian dibiarkan memadat.
b. Pembuatan Agar Miring
Dipipet 5 ml media nutrien agar yang telah cair 50°C ke dalam
tabung reaksi steril dan diletakkan miring pada papan miring dan
dibiarkan memadat.
c. Pembuatan Agar Tegak
Dipipet 10 ml media nutrien agar yang telah cair 50°C ke dalam
tabung reaksi steril. Lalu diletakkan tegak pada rak tabung reaksi dan
dibiarkan memadat.
d. Pembuatan Media Cair dalam Tabung
Di pipet 10 ml media nutrien broth bersuhu kamar. Kemudian
dimasukkan ke dalam tabung reaksi steril.
Semua Pekerjaan di atas Dilakukan dengan memperhatikan
prosedur.
2. Teknik Inokulasi Pada Plat Agar, Agar Miring, Agar Tegak, dan Media
Cair
a. Inokulasi Plat Agar
• Cara Streak (Gores)
Dibuat 4 area pada plat agar dengan spidol pada permukaan
luar cawan (di alas). Lalu diambil inokula dengan jarum ose bundar.
Kemudian, diinokulasikan bakteri ke setiap bagian dari plat agar
dengan goresan rapat.
• Cara Swab (Apus)
Dilakukan hal yang sama seperti pengerjaan cara streak.
Inokula diambil dengan cara menghapus alat sweb pada permukaan
inokula. Kemudian diinokulasikan dengan mengapuskan alat sweb
pada permukaan plat agar.
b. Inokulasi Pada Agar Miring
Diambil inokula dengan jarum ose bundar. Lalu di inokulasikan
bakteri pada media dengan goresan rapat secara zigzag, dimulai dari
bagian bawah sampai atas media agar miring.
c. Inokulasi Pada Agar Tegak
Diambil inokula dengan jarum ose lurus. Lalu diinokulasikan
bakteri dengan cara menusukkan jarum ose tepat di poros setengah
tabung sampai mendekati dasar tabung. Kemudian ditarik
kembali perlahan-lahan.
d. Inokulasi Pada Media Cair
Diinokulasikan bakteri pada media cair dengan pipet pasteur.
Jika inokula dari biakan cair dan berasal dari agar miring, diambil
dengan jarum ose bundar dan disuspensikan pada nutrien broth.
Inkubasikan semua media yang sudah diimakulasi ke dalam inkubator
37°C selama 24 jam. Dicatat dan diamati pertumbuhan yang terjadi
pada masing-masing media. Selalu digambarkan hasil pengamatan
dengan memperhatikan letak pertumbuhan dan warna koloni bakteri
serta warnai media yang digunakan. Data yang harus diamati yaitu
waktu inokulasi (hari/tanggal/bulan/tahun/jam), waktu pengamatan
(hari/tanggal/bulan/tahun/jam), warna media (sebelum dan sesudah
inokulasi), warna koloni bakteri (setelah inokulasi) dan letak
pertumbuhan koloni/bakteri (setelah inokulasi). Kemudian pembahasan
yang harus dibahas meliputi koloni bakteri (warna,golongan
gram,kondisi dibutuhkan : oksigen, nutrisi, suhu), dihubungkan dengan
pertumbuhan yang teramati di masing-masing media. Lalu apakah
terjadi kontaminasi atau tidak yang dihubungkan dengan teknik aseptis
yang digunakan (sanitasi alkohol 70% dan flambir alat), dan perbedaan
metode inokulasi yang dikaitkan dengan tujuan analisisnya.

V. Data Pengamatan
Letak
Waktu
Warna Media pertumb
Bent Wakt koloni
Waktu uhan
uk u
Bakteri Pengam Sebel Sesud Sesuda
Med Inoku Sesusah
atan um ah h
ia lasi inokulas
Inoku Inoku inokul
i
lasi lasi asi
Bacillus Kunin Kunin Putih Bercak
sublitis g g bercak sesuai
benin benin goresan
g g
Staphyloc Kunin Kunin putih Goresan
occus g g mengikut
Plat aurus 17 benin benin i alur
20
Agar Febru g g
Februari
(stre Pseudom ari Kunin Kunin Tidak Mengiku
2023
ak) ones 2023 g g berwar ti alur
aeruginos benin benin na goresan
a g g
Escherich Kunin Kunin Putih Mengiku
ia coli g g bercak ti alur
benin benin goresan
g g
Bacillus Kunin Kunin Putih Goresan
sublitis g g bercak bercak
jernih jernih mengikut
i goresan
Staphyloc Kunin Kunin Putih Bercak
Plat occus 17 g g bercak tidak
20
Agar aurus Febru jernih jernih beraturan
Februari
(swa Pseudom ari Kunin Kunin Putih Bulatan
2023
b) ones 2023 g g bercak kecil
aeruginos jernih jernih tidak
a beraturan
Escherich Kunin Kunin Putih Putih
ia coli g g bercak bercak
jernih jernih
Bacillus Kunin Kunin Kuning Tengah
sublitis g g muda sampai
muda keruh permuka
jernih an
Staphyloc 17 Kunin Kunin Kuning Permuka
Agar 20
occus Febru g g muda an
Tega Februari
aurus ari muda keruh hampir
k 2023
2023 jernih ke dasar
Pseudom Kunin Kunin Kuning Permuka
ones g g muda an
aeruginos muda keruh sampai
a jernih tengah
Escherich Kunin Kunin Kuning Permuka
ia coli g g muda an
muda keruh sampai
jernih tengah
Bacillus Kunin Kunin Putih Hampir
sublitis g g kekuni bercamp
jernih keruh ngan ur
Staphyloc Kunin putih Putih Permuka
occus g an dasar
aurus 17 jernih (spiral)
Agar 20
Pseudom Febru Kunin Kunin Kuning Bercamp
Miri Februari
ones ari g g muda ur
ng 2023
aeruginos 2023 jernih keruh hampir
a tidak
terlihat
Escherich Kunin Kunin Putih Permuka
ia coli g g kekuni an dasar
jernih keruh ngan
Bacillus Cokla Cokla putih Permuka
sublitis t t an cairan
jernih muda
jernih
Staphyloc Cokla Cokla Coklat- Permuka
occus t t putih an cairan
aurus jernih muda
17 keruh
Med 20
Pseudom Febru Cokla Cokla Coklat- Permuka
ia Februari
ones ari t t putih an cairan
cair 2023
aeruginos 2023 jernih muda
a keruh
Escherich Cokla Cokla Coklat Permuka
ia coli t t- an cairan
jernih kunin
g
muda
keruh

VI. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan teknik aseptis dan teknik
inokulasi, serta peremajaan biakan dalam media padat dan cair. Tujuan dari
praktikum ini yaitu setelah melakukan percobaan mahasiswa dapat melakukan
inokulasi dan peremajaan biakan secara goresan, tusukan, dan apusan (swab)
dengan baik pada media padat maupun cair dengan teknik aseptis. Definisi
aseptis adalah bebas mikroorganisme, sedangkan teknik aseptis didefinisikan
sebagai prosedur kerja yang meminimalisir kontaminan mikroorganisme dan
dapat mengurangi resiko paparan petugas. Tujuan dari peremajaan bakteri
adalah untuk mendapatkan biakan yang baru dan muda, sehingga dapat
berkembang biak dengan baik dan dapat digunakan.
Pada percobaan kali ini kita melakukan 2 prosedur kerja, yaitu Teknik
Aseptis & Inokulasi Dan Peremajaan. Semua pekerjaan pada praktikum ini
dilakukan dengan cara pemanasan dengan menggunakan pembakar bunsen,
Tujuan dari pembakaran ini untuk mematikan semua mikroorganisme serta
untuk menciptakan kondisi yang steril. Tahap pertama yaitu Teknik Aseptis
dengan metode Memindahkan Biakan Dari Kultur Cair Ke Kultur Cair, biakan
baru pada tahap ini diinokulasi dengan inkubasi pada suhu 37°C selama 24-48
jam. Karena biakan akan tumbuh baik pada kisaran suhu 20°C- 40°C dan
memiliki suhu pertumbuhan optimum 37°C dengan waktu 24-48 jam.
Metode kedua yaitu Memindahkan Biakan Dari Agar Miring Ke Agar
Miring. Sebelum melakukan percobaan, meja diberikan disinfektan dengan
tujuan agar meja tempat dilakukannya percobaan harus bersih dan dalam
keadaan steril. Disinfektan yang digunakan adalah Alkohol 70%, Dikarenakan
alkohol 70% tekanan osmotik nya lebih tinggi dari 100% Sehingga lebih
mudah penetrasi ke dalam dinding sel bakteri. Metode ketiga yaitu
Menginokulasi Bakteri dari Biakan Cawan Petri ke Agar Miring, pada tahap
ini ose dan inokulasi permukaan agar miring, digunakan gerakan berkelok-
kelok. Cara ini dilakukan bila penanaman ini hanya dimaksudkan untuk
memperbanyak biakan atau untuk persediaan. Lalu tahap kedua yaitu Inokulasi
Dan peremajaan, metode pertama dilakukan Pembuatan Plat Agar, Agar
Miring, Agar Tegak dan Media Cair Dalam Tabung. Fungsi agar miring adalah
untuk menumbuhkan mikroba jenis aerob, sedangkan fungsi agar tegak adalah
untuk menumbuhkan mikroba jenis anaerob. Media dalam wujud cair yang
digunakan untuk perbenihan/memperkaya sebelum dikultur pada media padat.
Tabung reaksi digunakan misalnya untuk pembuatan agar miring dan agar
tegak. Metode kedua yaitu Teknik Inokulasi Pada Plat Agar, Agar Miring, Agar
Tegak, dan Media Cair. Metode inokulasi memilik 3 metode yaitu metode
gores, metode tebar, dan metode tuang. Dengan menggunakan teknik plat agar,
agar miring, dan media cair.
Koloni sel bakteri merupakan sekelompok sel yang dapat dilihat secara
langsung dengan mata. Koloni bakteri dapat berbentuk bulat, tak beraturan
dengan permukaan cembung, cekung atau datar serta tepi koloni rata atau
bergelombang. warna koloni ada yang berwarna putih, kekuning- kuningan,
coklat, merah, jingga, biru dan hijau. Bakteri gram positif adalah bakteri yang
memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidoglikan tebal. Sedangkan
bakteri gram negatif adalah bakteri yang dinding selnya terdiri dari lapisan
lipopolisakarida atau yang diketahui sebagai endotoksin. Pertumbuhan bakteri
pada umumnya sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi, suhu, pH, air, dan
oksigen.
Pada percobaan yang telah dilakukan tidak terjadi kontaminasi.
Dikarenakan sebelum melakukan percobaan, meja di berikan antiseptik
terlebih dahulu dimana fungsi antiseptik untuk membersihkan bakteri yang
terdapat pada meja serta alat alat yang akan digunakan agar tidak
terkontaminasi karena mikroorganisme dapat tersebar dimana saja.
Kontaminasi dapat berasal dari eksplan (baik internal maupun eksternal),
organisme kecil yang masuk kedalam media, botol kultur atau alat-alat yang
kurang steril, lingkungan kerja dan ruang kultur yang kurang steril (spora di
udara).
kerugian dan keuntungan 4 metode yang digunakan yaitu Agar tegak, agar
miring, plat agar, dan media cair.
• Luas permukaan
Keuntungan media agar miring ini yaitu luas permukaan yang kecil
sehingga peluang kontaminasi rendah dan dapat memperluas bidang
untuk digunakan strain murni(indukan murni). Sedangkan kerugiannya
hanya memuat sedikit mikroorganisme.
Keuntungan dari media agar tegak ini adalah luas permukaan besar
sehingga memudahkanuntuk identifikasi sedangkan kerugiannya
adalah peluang kontaminasi yang besar karenaluas permukaan yang
lebar.
• Metode inokulasi ada 3 yaitu metode gores, metode tebar, dan metode
tuang. Metode gores bertujuan untuk membuat garis sebanyak mungkin
pada permukaan medium biakan menggunakan jarum ose. Metode
tebar untuk menginokulasikan pinggan kedua supaya dapat menjamin
penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Dan metode tuang untuk
menentukan perkiraan jumlah bakteri hidup dalam suatu sampel dan
isolasi mikroorganisme.
• Fungsi agar miring adalah untuk menumbuhkan mikroba jenis aerob,
sedangkan fungsi agar tegak adalah untuk menumbuhkan mikroba jenis
anaerob. Plat agar sebagai media tumbuh mikroba, sedangkan media
cair memberi kesempatan bakteri untuk menyebar dan tercampur
dengan seluruh nutrisi sehingga lebih cocok untuk mengoptimumkan
pertumbuhan mikroba.
Jenis-jenis bakteri bisa digolongkan berdasarkan kebutuhan oksigennya.
Berdasarkan kebutuhan oksigennya, bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri
aerob dan bakteri anaerob. Bakteri aerob adalah bakteri yang hidupnya
memerlukan oksigen bebas. Bakteri yang hidup secara aerob dapat memecah
gula menjadi air, CO2, dan energi. Bakteri aerob secara obligat adalah bakteri
yang mutlak memerlukan oksigen bebas dalam hidupnya, misalnya, bakteri
Nitrosomonas. Contoh lain dari bakteri ini adalah bakteri Nitrobacter,
Methanimonas, Acetobacter, dan masih banyak lagi. Sedangkan Bakteri
anaerob adalah bakteri yang dapat hidup tanpa oksigen bebas, misalnya, bakteri
asam susu, bakteri Lactobacillus bulgaricus, dan Clostridium tetani. Namun
jika bakteri tersebut dapat hidup tanpa kebutuhan oksigen secara mutlak atau
dapat hidup tanpa adanya oksigen, bakteri itu disebut bakteri anaerob fakultatif.
Contoh dari bakteri anaerob fakultatif adalah bakteri Streptococcus,
Aerobacter aerogenes, dan Escherichia coli. Sementara contoh bakteri anaerob
obligat adalah Prevotella melaninogenica.

VII. Kesimpulan
1. Pada pengamatan dengan cara goresan plat agar dan agar miring terlihat adanya
garis yang membentuk goresan berupa garis zig-zag putih yang menyebar
mengikuti bentuk goresan yang menandakan bahwa koloni bakteri tumbuh
mengikuti garis yang dibuat. Sementara pada cara tusuk dapat diamati
pertumbuhan bakteri pada bagian atas, tengah atau bawah media.
2. Bakteri dapat dibagi berdasarkan kebutuhan oksigennya, yang terdiri dari aerob
dan anaerob dimana anaerob terbagi menjadi dua, anaerob fakultatif dan
anaerob obligat. Berdasarkan hasil pengamatan bakteri Bacillus subtilis dan
Pseudomonas aeruginosa termasuk ke dalam bakteri aerob sedangkan bakteri
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus termasuk ke dalam bakteri anaerob
fakultatif.
Daftar Pustaka

Amanda, Mutiara. (2015). STUDI KOMPARASI VARIASI MEDIA


KULTUR TERHADAP PERTUMBUHAN POPULASI BAKTERI
Bacillus subtilis dan Bacillus licheniformis untuk PROBIOTIK
UNGGAS. Surabaya : Jurnal Pendidikan.
Dina, Andriyana. (2020). STUDI LITERATUR : PERTUMBUHAN
BAKTERI PADA MEDIA ALTERNATIF PENGGANTI NUTRIENT
AGAR. Yogyakarta : Jurnal Pendidikan.
Ir. Tujiyanta. (2016). Pembuatan Medium Nutrient Cair. Magelang : Buku
Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Pertanian.
Kevin, Febrianus. (2019). Penanaman Bakteri Pada Media Padat dan Cair.
Jakarta : Jurnal Pendidikan.
Lindayani et al. (2016). Modul Praktikum Mikrobiologi Pangan, Nippon
Shokakibyo Gakkai Zasshi, 76(6), p. 52.

Pollack, R.A. et all. (2018). Laboratory Excercises in Microbiology. 5th edn,


Journal of Chemical Information and Modeling. 5th edn. Jonh Wiley
& Sons, Inc.

Theresia, Michelle. (2015). Inokulasi Mikroorganisme. Makassar :


Laboratorium Mikrobiologi Jurusan farmasi Politeknik Kesehatan
Kemenkes.
LAMPIRAN

No. Nama NPM Penugasan


1. Alifah Malebina Aryan 10060322057 - Pembahasan
- Teori Dasar
2. Wulandari Sri Wijaya 10060322058
- Daftar Pustaka
- Edit
3. Elfitri Nurhaliza 10060322059 - Tujuan
- Kesimpulan
-Alat bahan
Silviya
4 Nur Hasanah 10060322060 - Prosedur Kerja
- Data Pengamatan

Anda mungkin juga menyukai