ACARA IV
METODE ASEPTIS
Disusun oleh :
Kelompok XXVI
Iskandar Zulkarnaen Bukit
PT/06629
Citra Indriastuti
PT/06743
Kinasih Sekarlangit
PT/06756
Risang Raditya A
PT/06785
PT/06822
ACARA IV
METODE ASEPTIS
Tujuan Praktikum
Praktikum metode aseptis bertujuan untuk mengetahui cara aseptis
dalam memindahkan kultur murni.
Tinjauan Pustaka
Gruendemann
dan
Fernsebner
(2006)
menjelaskan
bahwa
oleh
ultra
bermacam-macam
atau
larutan
kimia;
oleh
sinar
dapat
bahan
makanan.
Sterilisasi
biasanya
dikombinasi
dengan
dan
Gunaisa
(2011)
menyatakan
bahwa
sterilisasi
merupakan salah satu metode menggunakan uap air pada suhu 211oC
selama
beberapa
waktu
tertentu.
Tujuan
pemanasan
adalah
aseptik
sangat
diperlukan
untuk
menghindarkan
berdasarkan
sifat-sifat
fisiologinya
dan
tidak
atas
Domain:
Eukaryota
Kingdom:
Fungi,
Phylum:
Ascomycota,
kematian.
Kondisi
tidak
bersih
dan
higienis
pada
sitrat,
sedangkan
di
dalam
laboratorium
digunakan
untuk
merupakan
organisme
penghasil
amilase
yang
cukup
yang
mengandung
zat
pati
dan
fermentasi
beras untuk
memegang kedua tabung pada tangan kiri dan ose pada tangan kanan,
kedua tutup tabung dibuka dan dijepitkan pada jari tangan kiri. Ose yang
digunakan adalah ose jarum. Ose dibakar terlebih dahulu. Ose dibakar
hingga merah membara dan mendinginkanya sebelum digunakan untuk
mengambil bakteri dari kultur. Pemindahan kultur juga harus membakar
mulut tabung sebelum dan sesudah memasukan ose. Proses pembakaran
bertujuan untuk mesterilisasi kawat menggunakan api langsung dari
bunsen sebelum dan sesudah ose digunakan. Ose harus dipanaskan
sampai merah panas untuk memastikan bahwa tidak terdapat spora
bakteri. Gagang ose dipegang seperti memegang pena. Jari kelingking
bebas untuk bebas untuk mengambil atau memedang penutup tabung.
Sumbat kapas tabung reaksi dibuka kemudian bibir tabung dipanaskan.
Hal tersebut berfungsi untuk mensterilisasi tabung dan biakan dari
mikroorganisme lain.
Lactobacillus plantarum termasuk dalam Kingdom :Bacteria, Divisi:
Firmicutes, Kelas: Bacilli, Ordo: Lactobacillales, Famili: Lactobacillaceae,
Genus: Lactobacillus, dan Spesies: Lactobacillus plantarum. Ray dan
Bhunia (2008) menyatakan bahwa Lactobacillus plantarum termasuk ke
dalam golongan Lactobacillus. Lactobacillus merupakan bakteri Gram
positif, tidak menghasilkan spora, biasanya tidak bergerak, anaerob
fakultatif, katalase negatif, koloninya dalam media agar berukuran 2-5
mm, konfeks, opak, sedikit transparan, tidak berpigmen dan metabolit
utamanya adalah asam laktat. Tumbuh baik pada suhu 25-40C dan
tersebar luas di lingkungan terutama dalam produk-produk pangan asal
hewan dan sayuran. Bakteri ini menetap dalam saluran pencernaan
unggas dan mamalia. Berdasarkan praktikum yang dilakukan diperoleh
hasil sebagai berikut.
spesies
dari
Lactobacillus
memiliki
kemampuan
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa metode aseptis dilakukan agar dalam proses penanaman bakteri
tidak terjadi kontaminan atau bakteri lain yang tumbuh. Bakteri dan jamur
dapat tumbuh pada media yang mengandung nutrisi dan kondisi udara
sesuai dengan jenisnya yaitu aerob atau anaerob.
Daftar Pustaka
Ali, Usama F., Hala S. Saad El-Dein. 2008. Production and partial
purification of cellulase complex by Aspergillus niger and A.
nidulans grown on water hyacinth blend. Journal of Applied
Sciences Research. Vol 4(7): 875-891.
Bambang. 2009. Mikrobiologi Umum. MM Press: Malang.
Bastiyah D.Z., Ari S., dan Wiryanto. 2004. Seleksi dan identifikasi isolat
cendawan selulolitik dan lignoselulolitik dari limbah penyulingan
daun kayu putih (Melaleuca leucadendron L.) dari KPH gundih.
Biofarmasi. Vol 2(1):24-28
Curtis, Helena, Barnes, N. Sue. 1999. Biology 5th edition. Worth Publisher
Inc. New York
Cahyanti, A. N., 2008. Kajian pertumbuhan probiotik lactobacillus
acidophilus dan kandungan asam lemak dalam susu kambing
fermentasi selama penyimpanan. Jurnal Teknologi Pangan dan
Hasil Pertanian. Vol no. 5. Hal. 72-80.
Dwidjoseputro,D. 1998. Dasar-dasar mikrobiologi. Djambatan. Malang.
Erna K., Maria, M. Sari, T. Haryati. 2013. Efek fermentasi dengan
Saccharomyces cerevisiae terhadap karakteristik biokimia tapioka.
Agritech. Vol. 33(3).
Gruendemann, B.J., dan Fernsebner, B. 2006. Buku Ajar Keperawatan
Perioperatif. Kedokteran EGC. Jakarta.
Hamastuti, Hita, E. Dwi, S.R Juliastuti, dan N. Hendrianie. 2012. Peran
mikroorganisme Azotobacter chroococcum, Pseudomonas
fluorescens, dan Aspergillus niger pada pembuatan kompos limbah
sludge industri pengolahan susu. Jurnal Teknik Pomits. Vol 1(1).
Natsir. 2003. Mikrobiologi Farmasi Dasar. Universitas Hasanudin.
Makassar
Oram, R.F. S., Paul. J. Hummer, Jr. 2001. Biology Living System. Glencoe
Division Mc Millan Company. Waterville.
Pelczar, M. J.,dan Chan, E.C.S. 2007. Elements of Microbiology. Mc Graw
Hill
Book Company. New York.
Pelczar, M.J dan E.C.S Chan. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press.
Jakarta
Purnawijayanti, H. A. 2001. Sanitasi, Higine dan Keselamatan Kerja dalam
Pengolahan Makanan. Kanisius. Yogyakarta.
Ray B., Bhunia A. 2008. Fundamental Food Microbiology. Ed ke-4. CRC
Pr. London.