Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

MODUL 01

REAKSI-REAKSI KIMIA

Nama : Salma Wahyuni

NIM : 16322096

Kelompok :I

Shift : P-2.3

Asisten : Erika Winfellina Sibarani

Tanggal praktikum : 20 September 2022

Tanggal pengumpulan praktikum : 04 Oktober 2022

LABORATORIUM KIMIA DASAR

FAKULTAS ILMU DAN PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2022
REAKSI-REAKSI KIMIA

I. Tujuan Percobaan
1. Menentukan kespontanan reaksi oksidasi logam Mg,Zn,Cu secara pengamatan
kualitatif
2. Menentukan pengaruh jenis anion terhadap kelarutan garam dengan kation
Pb2+
3. Membandingkan reaksi pada fasa padat dan fasa larutam secara kualitatif
4. Menentukan pengaruh kekuatan basa terhadap perubahan warna indikator
5. Menentukan kestabilan ion promat dan dipromat dalam larutan asam atau basa
6. Menentukan pengaruh KI terhadap reaksi dekomposisi H2O2
7. Membandingkan reaksi reduksi KMnO4 dengan reduktor Fe dan H2C2O4

II. Teori Dasar

Reaksi kimia adalah suatu proses perubahan suatu senyawa kimia menjadi senyawa
kimia baru. pengertian lainnya adalah : proses perubahan atom atom dalam suatu senyawa
menjadi senyawa lainnya jika direaksikan dengan senyawa atau molekul lainnya. suatu
reaksi dapat dikatakan reaksi kimia jika terdapat beberapa perubahan kimia dan
menghasilkan suatu produk baru.

Secara umum reaksi kimia dikelompokkan menjadi dua yaitu : reaksi asam basa dan
reaksi redoks (reduksi-oksidasi).Reaksi asam basa adalah reaksi penetralan dimana suatu
senyawa asam akan direaksikan dengan senyawa basa sehingga menghasilkan senyawa
yang bersifat netral. sedangkan Reaksi reduksi oksidasi adalah reaksi yang melibatkan
perubahan bilangan oksidasi (transfer elektron) dari suatu senyawa dimana terdapat
senyawa yang mengalami oksidasi (reduktor) dan senyawa yang mengalami reduksi
(oksidator).Adapun contoh beberapa reaksi kimia :
i. Reaksi Asam Basa
Hcl(aq) + NaoH(aq) → NaCl(s) + H2O(l)
ii. Reaksi Redoks
Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(q)

Ada beberapa faktor yang memengaruhi laju reaksi kimia,yaitu :


1.Konsentrasi reaktan
2. Tekanan
3.Suhu
4.Katalis
5.Sifat reaktan dan pelarut

III. Alat dan Bahan


Alat :
1.Tabung reaksi
2.Rak tabung
3.Pipet tetes
4.Spakula

Bahan :
1.Larutan CuSO4 0,1 M 11.NH3 0,1 M
2.HCl 0,1 M 12.HC2H3O2 0,1 M
3.AgNO3 0,1 M 13. H2 O2 3%
4.Pb(NO3)2 0,1 M 14.Padatan CuSO ,KI
5.KMnO4 0,03 M 15. Logam Mg
6.H2C2O4 0,1 M 16.Cu
7.Fe (II) 0,1 M 17.Zn
8.H2SO4 2M 18.K2Cr2O7 0,1 M
9.NaC2H3O2 0,1 M 19.HCl 1M
10.KI 0,1 M 20 NaOH 1 M

IV. Cara Kerja


Bagian I : Reaksi oksidasi logam
1. Larutan CuSO4 sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
kemudian masukkan sepotong logam Mg ke dalam larutan tersebut. Amati
perubahan yang terjadi pada awal reaksi dan setelah 5 menit reaksi
berlangsung.
2. Larutan HCl sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
masukkan sepotong logam Zn ke dalam larutan tersebut. Amati perubahan
yang terjadi pada awal reaksi dan setelah 5 menit reaksi berlangsung.
3. Larutan AgNO3 sebanyak 10 tetes dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
kemudian masukkan sepotong logam Cu ke dalam larutan tersebut. Amati
perubahan yang terjadi pada awal reaksi dan setelah 5 menit reaksi
berlangsung.
4. Berdasarkan hasil pengamatan ketiga reaksi di atas, apakah ketiga reaksi
tersebut dapat berlangsung secara spontan? Tuliskan persamaan reaksi yang
setara untuk masing-masing reaksi di atas! Gunakan data potensial reduksi
standar, E, untuk masing-masing pereaksi di atas.

Bagian 2 : Reaksi Asam-Basa Ion Pb2+


1. Larutan Pb(NO3)2 0,1 M sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
kemudian tambahkan 1 mL larutan NaC2H3O2 0,1 M ke dalam larutan
tersebut. Amati perubahan yang terjadi.
2. Larutan Pb(NO3)2 0,1 M sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
kemudian tambahkan 1 mL larutan KI 0,1 M ke dalam larutan tersebut. Amati
perubahan yang terjadi.
3. Berdasarkan hasil pengamatan kedua reaksi di atas, tuliskan persamaan reaksi
yang setara untuk masing-masing reaksi di atas.
4. Apakah kedua reaksi di atas menghasilkan endapan dalam larutan? Bila ya,
beri penjelasan mengapa dapat terbentuk endapan dalam larutan tersebut.
Diketahui Ksp PbI2 (25 C ) = 7,9 x 10−9 dan kelarutan Pb(C2H3O2)2 (20 C
) = 44,31 g/100 mL

Bagian 3: Reaksi Reduksi Ion Cu2+ Dalam Fasa Padat & Larutan
1. Siapkan 4 tabung reaksi. Tabung 1& 2: masing-masing diisi dengan sesedikit
mungkin padatan CuSO4.5H2O. Kemudian masing-masingtabung diberi label
A dan B. Tabung 3 & 4: masing-masing diisi dengan sesedikit mungkin
padatan KI. Kemudian masingmasingtabung diberi label C dan D.
2. Padatan yang terdapat pada tabung A dituangkan ke dalam tabung C,
kemudian diamati perubahan yang terjadi.
3. Kedalam masing-masing tabung B dan D tambahkan 2 mL air dan kemudian
diaduk sampai padatan larut seluruhnya. Larutan tabung B dituangkan ke
dalam larutan tabung D, amati perubahan yang terjadi.
4. Berdasarkan hasil pengamatan tahap b dan c, apa perbedaan reaksi dalam fasa
padat (tahap b) dengan fasa larutan (tahap c) ?
5. Tuliskan persamaan reaksi untuk masing-masing reaksi tersebut.

Bagian 4: Perubahan Warna Indikator Dalam Reaksi Asam-Basa


1. Larutan NaOH 0,1 M sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
kemudian tambahkan 2 tetes larutan indikator ke dalam larutan tersebut. Ke
dalam larutan NaOH tersebut tambahkan 1 mL larutan H2C2O4 0,1 M (tetes
demi tetes). Amati apakah ada perubahan warna larutan NaOH setelah
penambahan larutan indikator dan larutan H2C2O4. Hitung jumlah tetesan
hingga terjadi perubahan warna! Beri penjelasannya mengapa hasil
pengamatannya demikian.
2. Larutan NH3 (aq) 0,1 M (catatan: larutan NH3 bukan larutan NH4OH)
sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan 2
tetes larutan indikator ke dalam larutan tersebut. Ke dalam larutan NH3
tersebut tambahkan 1 mL larutan H2C2O4 0,1 M (tetes demi tetes). Amati
apakah ada perubahan warna larutan NH3 setelah penambahan larutan
indikator dan larutan H2C2O4. Hitung jumlah tetesan hingga terjadi
perubahan warna! Beri penjelasannya mengapa hasil pengamatannya
demikian.
3. Tuliskan persamaan reaksi untuk kedua reaksi di atas.
4. Berdasarkan kekuatan asam/basa, diskusikan apa perbedaan antara reaksi (a)
dan reaksi (b).

Bagian 5 : Kesetimbangan Ion Kromat (CrO4 2− ) & Dikromat (Cr2O7 2− )


K2CrO4 dan K2Cr2O7 merupakan garam oksi senyawa Cr(VI), yang larut baik
dalam air. Keberadaan masing-masing ion oksi Cr2O7 2− dan CrO4 2− dalam larutan
sangat dipengaruhi oleh pH larutan. Larutan yang mengandung ion Cr2O7 2−
berwarna jingga, sementara Larutan yang mengandung ion CrO4 2− berwarna
kuning. Catatan: senyawa Cr(VI bersifat toksik, hati-hati jangan sampai terkena kulit.
Bila terkena larutan Cr2O7 2− atau CrO4 2− , harus segera dibilas.
1. Siapkan 2 tabung reaksi, kemudian masing-masing diisi dengan 1 mL larutan
K2CrO4. Ke dalam tabung 1, tambahkan 5 tetes larutan HCl 1 M (khusus untuk
kromat) dan kemudian campuran tersebut dikocok perlahan-lahan. Amati apakah
warna larutan berubah atau tidak. Untuk tabung 2, tambahkan 5 tetes larutan NaOH 1
M dan kemudian campuran tersebut dikocok perlahan-lahan. Amati apakah warna
larutan berubah atau tidak. Kedua reaksi ini disimpan. 17
2. Lakukan hal yang sama seperti di atas, larutan K2CrO4 diganti dengan larutan
K2Cr2O7.
3. Bandingkan hasil percobaan bagian (a) dengan bagian (b). Tentukan pH larutan asam
ataukah basa untuk masing-masing ion oksi Cr(VI) tersebut.
4. Tuliskan persamaan reaksi kesetimbangan ion Cr2O7 2−dan ion CrO4 2− dalam
suasana asam dan basa.

Bagian 6 : Reaksi Reduksi Hidrogen Peroksida


Diketahui reaksi larutan H2O2 dengan KI berlangsung dalam 2 tahap, yaitu: H2O2
(aq) + I− (aq) → 2H2O (l) + IO− (aq) (i) H2O2 (aq) + IO− (aq) → H2O (l) + O2 (g) +
I− (aq) (ii) Berdasarkan tahap reaksi di atas, I− ada pada awal dan akhir reaksi. Hal ini
menunjukkan bahwa KI merupakan katalis untuk reaksi reduksi H2O2.
Lakukan percobaan di bawah ini di lemari asam.
1. Larutan H2O2 3% sebanyak 2 mL dimasukkan kedalam tabung reaksi,
2. kemudian tambahkan sedikit padatan KI (seujung sendok kecil) ke dalam larutan
tersebut.
3. Amati perubahan yang terjadi. Apakah ada perubahan suhu dan warna larutan?

Bagian 7 : Reaksi Reduksi Kalium Permanganat


Kalium permanganat, KMnO4, merupakan salah satu oksidator kuat yang banyak
digunakan dalam reaksi-reaksi kimia. Diketahui, unsur Mn dapat membentuk senyawa
dengan bilangan oksidasi yang sangat bervariasi, yaitu +2,+3, +4, +5, +6, dan +7. Dalam
suasana asam, ion MnO4 − dapat direduksi menjadi ion MnO4 2− (larutan berwarna hijau),
MnO2 (padatan berwarna coklat kehitaman), atau Mn2+ (larutan berwarna merah muda)
sangat tergantung pada jenis reduktor yang digunakan dalam reaksi. Reduktor yang dapat
mereduksi ion MnO4 − antara lain Zn, H2C2O4, dan Fe. Hal ini berkaitan dengan nilai
potensial reduksi E antara KMnO4 dengan reduktor.
1. Dalam tabung reaksi, masukkan 1 mL H2C2O4 0,1 M dan 2 mL H2SO4 2 M.
Kemudian kedalam larutan tersebut, tambahkan larutan KMnO4 0,05 M tetes demi
tetes sampai diamati adanya perubahan warna dan sambil dikocok. Perhatikan waktu
yang diperlukan larutan KMnO4 untuk berubah warnanya serta jumlah KMnO4 yang
diperlukan.
2. Dalam tabung reaksi, masukkan 1 mL Fe(II) 0,1 M dan 2 mL H2SO4 2 M. Kemudian
kedalam larutan tersebut, tambahkan larutan KMnO4 0,05 M tetes demi tetes sampai
diamati adanya perubahan warna dan sambil dikocok. Perhatikan waktu yang
diperlukan larutan KMnO4 untuk berubah warnanya serta jumlah KMnO4 yang
diperlukan.
3. Manakah waktu yang lebih cepat terjadinya perubahan warna KMnO4, pada reaksi (a)
ataukah (b)? Beri penjelasannya mengapa demikian hasilnya.
4. Tuliskan persamaan reaksi setara untuk kedua reaksi di atas.
5. Jika 1 tetes larutan KMnO4 diasumsikan setara dengan 0,05 mL, maka hitung jumlah
mol KMnO4 yang diperlukan pada masing-masing reaksi di atas. Apakah jumlah mol
KMnO4 yang diperlukan dalam kedua reaksi tersebut berbeda? Beri penjelasannya
mengapa demikian hasilnya.

V. Data dan Pengolahan


Bagian 1 : Reaksi oksidasi logam
Prosedur Pengamatan Kesimpulan
1.CuSO4(aq) + Mg(s) Pada saat t awal : Persamaan reaksi :
Terbentuk padatan hitam CuSO4(aq)+Mg(s)→
Pada saat t 5 menit : MgSO4(aq)+Cu (s)
Padatan hitam semakin
banyak,terdapat gelembung dari
logam Mg,terbentuk endapan

2.HCl(aq) + Zn(s) Pada saat t awal : Persamaan reaksi :


Terbentuk gelembung gas 2HCl(aq)+Z(s)→ ZnCl2(aq)
Pada saat t 5 menit : +H2(g)
Terbentuk Gelembung,ada gas
H2
3.AgNO3(aq) + Cu(s) Pada saat t awal : Persamaan reaksi :
Terbentuk padatan hitam 2AgNO3(aq) + Cu(s) →
Pada saat t 5 menit : Cu(NO3)2(aq) + 2Ag(s)
Terbentuk endapan AgNO3 dan
mengalami perubahan bentuk

 Kesimpulan dan klasifikasi tipe reaksi :


Oksidator Reduktor E0 (v)
Cu2+ + 2e- ↔Cu(s) +0,337
Mg2+ + 2e- ↔Mg(s) -2,372
Zn2+ + 2e- ↔Zn(s) -0,7618
Ag+ + e- ↔Ag(s) +0,7996
2H+ + 2e- ↔H2(g) 0,000

Reaksi akan terjadi secara spontan apabila spesi yang mengalami reduksi memiliki
E0 yang lebih positif dari pada spesi yang teroksidasi.
 Reaksi 1
CuSO4(s) + Mg(s) → MgSO4(Aq) + Cu(s)
R : Cu2+ + 2e- → Cu E0 Cu2+/Cu = 0,337 v
O : Mg → Mg2+ + 2e- E0 Mg2+/Mg = -2,372 v

E0 reaksi = E0 reduksi – E0 oksidasi


= +0,337 – (-2,372)
= +2,71
E0 reaksi > 0 maka reaksi 1 berjalan spontan yang mengakibatkan padatan
hitam semakin banyak

 Reaksi 2
2HCl (aq) +Zn(s) →ZnCl2(aq) + H2(g)
R : 2H+ + 2e- → H2 E0 = 0,000 v
O : Zn → Zn2+ + 2e- E0 = -0,7618 v

E0 reaksi = E0 reduksi – E0 Oksidasi


= 0 – (-0,7618)
= + 0,7618
E0 Reaksi > 0 maka reaksi spontan yang mengakibatkan gelembung semakin
banyak.

 Reaksi 3
2AgNO3(aq) + Cu(s) → Cu(NO3)2(aq) + 2Ag(s)
R : Ag+ + E- → Ag E0 = 0,7996 v
O : Cu- → Cu2+ + 2e- E0 = 0,337 v

E0 reaksi = E0reduksi – E0 oksidasi


= 0,7996 – 0,337
= 0,4626 v
Karena E0 reaksi > 0, maka reaksi spontan yang mengakibatkan padatan hitam
semakin banyak seiring bertambah waktu.

 Kesimpulan bagian 1 : Reaksi oksidasi logam


Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan,dapat disimpulkan bahwa
ketiga reaksi berjalan dengan spontan yang ditandai dengan E0 reaksi >
0.ketiga reaksi tersebut merupakan reaksi reduksi- oksidasi yang ditandai
dengan Mg mengalami oksidasi dan Cu mengalami reduksi pada reaksi 1. H
mengalami reduksi dan Zn mengalami oksidasi pada reaksi 2.Ag mengalami
reduksi dan Cu mengalami oksidasi pada reaksi 3.

Bagian 2 : Reaksi Asam – basa ion Pb2+

Prosedur Pengamatan Kesimpulan


Pb(NO3)2(aq) + NaC2H3O2 Tidak ada perubahan warna Persamaan reaksi :
ataupun endapan karena Pb(NO3)2(aq) + NaC2H3O2
Pb(NO3)2 memiliki →Pb(CH3COO)2+
kelarutan yang tinggi 2NaNO3(aq)
Pb(NO3)2(aq) + KI(aq) Beberapa menit Persamaan reaksi :
kemudian,warna larutan (PbNO3)2(aq) + KI(aq) →
berubahn menjadi kuning PbI2(aq) + 2KNO3(aq)
dan muncul endapan
berwarna kuning.Hal ini
terjadi karena PbI2 memiliki
kelarutan yang rendah

 Kesimpulan bagian 2 : Reaksi Asam – basa ion Pb2+


Pada percobaan ini didapatkan saat larutan Pb(NO3)2 direaksikan dengan
pereaksi atau larutan NaC2H3O2 menghasilkan larutan putih dan tidak
terbentuk endapan berdasarkan teori sel selnya reaksi tersebut akan
membentuk endapan yang mana dapat itu adalah dari Pb(C 2H3O2)2(s) Tetapi
pada larutan Pb(NO3)2 direaksikan dengan KI terbentuk endapan berwarna
kuning terbentuknya endapan disebabkan oleh tingkat kelarutan dari KNO 3
yang lebih rendah dibandingkan dengan PbI2 yang menyebabkan ia
membentuk endapan.

Bagian 3 : Reaksi reduksi ion Cu2+ dalam fasa padatan dan larutan

Prosedur Pengamatan Kesimpulan


CuSO4.5H2O(s) + KI(s) Terbentuk padatan 2CuSO4.5H2O(s)
hitam pada padatan biru

permukaan campuran. +KI(s)→2CuI(s) + I3- +


padatan putih

K++2K2SO4+10H2O(I)
endapan hitam

CuSO4(aq) + KI(aq) Warna larutan 2CuSO4.5H2O + KI →


menjadi coklat keruh larutan biru larutan tak berwarna

2CuI(s) + I3-(aq)
coklat keruh

 Kesimpulan dan klasifikasi tipe reaksi


Kedua reaksi memiliki reaktan penyusun yang sama namum memiliki
perbedaan fasa.Berdasarkan percobaan,reaksi pertama dengan reaktan fasa
larutan lebih cepat menghasilkan produk karena fasa larutan memiliki partikel
yang lebih kecil jika dibandingkan fasa padat.
 Reaksi 1
2CuSO4.5H2O(s) + 5KI(s) → 2CuI(s) + I3-(aq) + K+(aq) +2K2SO4 + 10H2O
Reaksi diatas merupakan reaksi reduksi Cu yang ditunjukkan dengan
penurunan biloks Cu dari (+2) menjadi (+1).Reaksi di atas merupakan reaksi
dekomposisi yang menguraikan senyawa kompleks menjadi unsur unsur yang
lebih sederhana.

 Reaksi 2
2CuSO4.5H2O(aq) +5KI(aq) → 2CuI(s) + I3-(aq) + K+(aq) + 2K2SO4(aq) + 10H2O
Reaksi diatas merupakan reaksi reduksi Cu yang ditunjukkan dengan
penurunan biloks Cu dari (+2) menjadi (+1).Reaksi diatas merupakan reaksi
dekomposisi yang menguraikan senyawa kompleks menjadi unsur sederhana.
 Kesimpulan bagian 2
Kedua reaksi memiliki perbedaan pada fasa reaktan yang menyebabkan reaksi
1 lebih mudah bereaksi karena memiliki fasa larutan. Kedua reaksi merupakan
reaksi reduksi Cu dan merupakan reaksi dekomposisi.

Bagian 4 : Perubahan warna indikator dalam reaksi asam basa

Prosedur Pengamatan Kesimpulan


(CaOH)2 + fenolftalein(aq) + Pencampuran CaOH + Fenolftalein(aq)
H2C2O4(aq) CaOH (2ml) 0,1 M (ungu) +
dengan fenolftalein H2C2O4(aq)→CaC2O4(s)
menyebabkan (putih keruh) + 2H2O(l)
campuran berwarna
ungu,kemudian
campuran CaOH
dan PP ditambah
H2C2O4,larutan
berubah menjadi
putih keruh.
NH3(aq)+ fenolftalein(aq) + Pencampuran NH3 NH3(aq) + fenolftalein
CH3COOH(aq) 0,1 M 2 Ml dengan (ungu) + CH3COOH(aq)
2 tetes fenolftalein →(NH4)CH3COOH(aq)
menyebabkan +H2O(l) (tidak
campuran berwarna berwarna)
ungu,kemudian
campuran NH3 dan
fenolftalein
ditambah
CH3COOH 0,1 M
(2 ml)
menyebabkan
larutan menjadi
putih bening/ tidak
berwarna

 Kesimpulan dan klasifikasi tipe reaksi


 Reaksi 1
Ca(OH)2(aq) + fenolftalein + H2C2O4(aq)→CaC2O4(s) + 2H2O
Reaksi 1 merupakan reaksi penggantian ganda yang melibatkan pertukaran
CaOH dan H2C2O4 menjadi CaC2O4 dan 2H2O.
Pada reaksi 1 ini terjadi perubahan warna ungu setelah penambahan 2 tetes
fenolftalein,dan pada reaksi 1 ini menyebabkan basa kuat yang memiliki pH
lebih tinggi sehingga membutuhkan spesi asam lebih banyak
 Reaksi 2
NH4OH(aq) + fenolftalein CH3COOH(aq) → CH3COONH4(aq) + H2O(l)
Reaksi 2 ini merupakan reaksi penggantian ganda antara NH 4OH dengan
CH3COOH menjadi CH3COONa dan H2O.Pada percobaan ini setelah
penambahan fenolftalein campuran berubah menjadi warna ungu kemudian
setelah penambahan CH3COOH larutan berubah menjadi larutan putih
bening.Hal ini terjadi karena NH4OH yang berasal dari NH3(basa lemah)
dicampurkan dengan fenolftalein,karena fenolftalein akan berubah warna
apabila dicampurkan dengan larutan yang memiliki Ph < 8,2.
 Kesimpulan :
Pada reaksi 1 melibatkan basa kuat yaitu Ca(OH) 2 akan membutuhkan spesi
asam lebih banyak sehingga warna campuran akhir berwarna putih
keruh.Sedangkan pada reaksi 2 melibatkan NH3 (basa lemah) sehingga lebih
mudah untuk mencapai Ph < 8,2 yang dibuktikan dengan warna campuran
akhir berubah menjadi putih bening.

Bagian 5 : Kesetimbangan ion kromat (CrO42-) dan dikromat (CrO72-)

Prosedur Pengamatan Kesimpulan


K2CrO4(aq) + HCl(aq) Tabung 1 : Tabung 1 :
(Tabung 1) Warna kuning berubah menjadi 2CrO42-(aq) + 2H+ (aq) 
jingga (Kuning)
Cr2O72-(aq) + H2O(l)
(Jingga)

K2CrO4(aq) + NaOH(aq) Tabung 2 : Tabung 2


(Tabung 2) Warna tidak berubah K2Cr4(aq) + NaOH 
Tidak bereaksi
(Kuning)

K2Cr2O7(aq) + HCl(aq) Tabung 1 : Tabung 1


Tabung 1 Warna tidak berubah K2Cr2O7(aq) +HCl(aq)  Tidak
bereaksi

K2Cr2O7(aq) + NaOH(aq) Tabung 2 : Tabung 2


Tabung 2 Warna berubah dari jingga menjadi Cr2O42-(aq) + 2OH-(aq) 
kuning 2CrO42-(aq)
+ H2O(l)

 Kesimpulan dan klasifikasi tipe reaksi


Pada percobaan I, K2CrO4 yang ditambah HCl akan berubah warna menjadi
lebih gelap. Hal ini mengidentifikasikan bahwa Cr (VI) merupakan asam.

Pada percobaan II, K2Cr2O7 yang ditambahkan NaOH akan berubah warna
menjadi lebih terang dan ketika K2Cr2O7 ditambahkan dengan HCl warna akan tetap
seperti semula. Hal ini mewngidenntifikasikan bahwa Cr(VI) pada percobaan II
merupakan basa.

Bagian 6 : Reaksi reduksi hidrogen peroksida

Prosedur Pengamatan Kesimpulan


H2O2 (aq) Larutan kuning dan terbentuk H2O2 (aq) + I- (aq)  H2O2 (l) + IO-(aq)
+ Kl (s) gelembung gas H2O2 (aq) + IO-(aq)  H2O(l) + O2(q) +I-
2H2O2 (aq)  2 H2O(l) + O2 (q)

 Kesimpulan dan klasifikasi tipe reaksi :


Reaksi ini merupakan reaksi autoredoksi dengan H2O2 merupakan oksidator
dan reduktor. Dalam reaksi ini Kl berperan sebagai katalis dan IO berperan
sebagai senyawa intermediet. Warna larutan menjadi kuning kecoklatan
disebabkan oleh keberadaan KI sebagai katalis.

Bagian 7 : Reaksi Reduksi kalium permanganat

Prosedur Pengamatan Kesimpulan


1ml H2C2O4 (aq) 0,1 M  Tetes 1 KMnO4(aq) : 2KMnO4(aq)+5H2C2O2(aq) +
+H2SO4(aq)+KMnO4(aq) 0,05 M Ungu 3H2SO4(aq)  K2SO4(aq) +
 Setelah beberapa 2MnSO4(aq) + 8H2O2(l) +
saat : tidak berwarna IOCO2(q)
 Beberapa tetes
KMnO4(aq) :
Jumlah tetes : 6 tetes
1ml Fe(II)(aq) 0,1M + H2SO4(aq)  Tetes 1 KMnO4 : 2KMnO4(aq) + IOFe2+(aq) +
+ KMnO4(aq) 0,05 M putih bening 3H2SO4(aq)  K2SO4(aq) +
 Setelah beberapa 2MnSO4(aq) + 8H2O2(l) +
tetes 8 ungu IOFe5+(aq)
Jumlah tetes : 12

 Kesimpulan dan klasifikasi tipe :


Reaksi 1 dan 2 merupakan reaksi oksidasi reduksi (redoks).H2SO4 berfungsi
membuat larutan menjadi sangat asam dan mencegah pembentukan MnO2
(Padatan coklat).Dalam suasana asam,apesi Mn2+ merupakan spesi yang paling
stabil sehingga reaksi redoks yang terjadi akan cenderung menghasilkan spesi

VI. Pembahasan

Pada Bagian I Reaksi akan berjalan spontan apabila spesi yang mengalami reduksi
memiliki E0 yang lebih positif daripada spesi yang teroksidasi.E0 reaksi > 0 akan
menyebabkan reaksi berjalan dengan spontan yang mengakibatkan padatan hitam dan
gelembung semakin banyak.Pada percobaan bagian I ketiga reaksi memiliki E0 reaksi > 0
sehingga ketiganya berjalan spontan. Bagian II pada percobaan ini,ion Pb 2+ direaksikan
dengan NaC2H3O2 dan KI 0,01M ditemukan endapan pada reaksi larutan tersebut dikarenakan
PbI2 memiliki kelarutan yang rendah yaitu 7,9 × 10-9 Bagian III

Pada percobaan bagian III kedua reaksi ini memiliki reaktan penyusun yang sama,namun
memiliki perbedaan fasa larutan lebih cepat menghasilkan produk,karena fasa larutan
memiliki partikel yang lebih kecil jika dibandingkan fasa padat.Kedua reaksi ini merupakan
reaksi reduksi Cu dan merupakan reaksi dekomposisi

Bagian IV Pada percobaan ini melibatkan basa kuat yaitu Ca(OH)2 dan basa lemah
(NH3).Reaksi yang melibatkan basa kuat akan membutuhkan spesi asam lebih banyak
sehingga warna campuran akhir berwarna putih keruh,sedangkan reaksi yang melibatkan basa
lemah akan membutuhkan spesi asam lebih sedikit sehingga akan lebih mudah untuk
mencapai pH < 8.Hal ini dibuktikan dengan warna campuran akhir yang melibatkan basa
lemah pada reaksi lebih cepat berubah menjadi warna semula yaitu putih bening.

Bagian V Pada percobaan bagian ini yaitu keseimbangan ion kromat (CrO 42-) dan
dikromat (CrC72-).Pada reaksi I,K2CrO4 yang ditambahkan HCl berubah warna menjadi lebih
gelap.Hal ini mengindikasikan bahwa Cr(VI) yang terlibat merupakan asam pada reaksi II,
K2C5O7 yang ditambahkan NaOH berubah warna menjadi lebih terang,hal ini
mengindikasikan bahwa Cr(VI) yang terlibat pada realsi II merupakan basa.

Bagian VI Pada percobaan bagian ini yaitu reaksi reduksi hydrogen peroksida
merupakan reaksi autoredoks dengan H2O2 merupakan oksidator dan sekaligus
reduktor.Dalam reaksi ini KI berperan sebagai katalis yang dapat mempercepat reaksi dan IO
berperan sebagai senyawa intermediet

Bagian VII Pada percobaan bagian VII yaitu reaksi reduksi kalium permanganat yang
melibatkan H2SO4 sebagai larutan yang dapat merubah reaksi menjadi sangat asam dan
mencegah pembentukan MnO2 (padatan coklat).Dalam suasana asam ,spesi Mn 2+ merupakan
spesi yang paling stabil sehingga reaksi redoks yang terjadi cenderung menghasilkan spesi
Mn2+ merupakan spesi yang paling stabil sehingga reaksi redoks yang terjadi cenderung
menghasilkan spesi Mn2+

VII. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan,dapat disimpulkan bahwa pada bagian I


Reaksi antara CuSO4 dan Mg,HCl dan Zn,AgNo3 dan Cu berlangsung dengan spontan yang
dibuktikan dengan E0 > 0. Pada bagian II reaksi Pb(NO 3)2(aq) + NaC2H3O2(aq) tidak ada
perubahan endapan karena Pb(NO3)2(aq) + KI(aq) terdapat endapan karena PbI2 memiliki
kelarutan yang rendah yaitu 7,9 × 10 -9
Pada bagian III Reaktan dengan fasa larutan lebih
cepat menghasilkan produk jika dibandingkan dengan fasa padat.

Pada bagian IV Reaksi yang melibatan basa lemah akan lebih mudah mencapai pH<8,2
jika dibandingkan dengan reaksi yang melibatkan basa kuat,sehingga campuran basa

CaOH(aq) + fenolftalein + H2C2O4 → CaC2O4(s) +2H2O(l)

NH3(aq) + fenolftalein + CH3COOH → (NH4)CH3COO(aq)- + H2O(l)

Persamaan reaksi yang diperoleh :

2CrO42-(aq) + 2H+(aq) →C2O72-(aq) + H2O(l)

CrO72-(aq) + 2OH- (aq) → 2CrO42-(aq) + H2O(l)

Pada reaksi I Cr (VI) yang terlibat merupakan asam,sedangkan pada reaksi II Cr (VI) yang
terlibat merupakan basa.

Pada bagian VI Persamaan reaksi yang diperoleh : 2H2O2(aq) → 2H2O(l) + O2(aq)


Reaksi ini merupakan reaksi autoredoks dengan H2O2 merupakan oksidator dan reduktor.

Pada bagian VII Persamaan reaksi yang diperoleh :

2KMnO4(aq) + 5H2C2O4(aq) + 3H2SO4(aq) → K2SO4(aq) + 2MnSO4(aq) +8 H2O(l) + 10 CO2(g)

2KMnO4(aq) + 10 Fe2+(aq) + 3H2SO4(aq) → K2SO4(aq) +2MnSO4(aq) + 8H2O(l) + 10 Fe3+(aq)

Kecepatan reaksi Fe2+ > kecepatan reaksi H2C2O4.Hal ini, terjadi karena kebutuhan MnO4-
pada reaksi Fe2+ lebih sedikit dari adanya penataan ulang ikatan kimia pada reaksi H2C2O4.

VIII. Daftar Pustaka


Chang,Raymond.2003.Kimia Dasar.Konsep-konsep inti.Jakarta : Erlangga
Brady, James E.2005.Kimia Universitas Asas dan Struktur.Jakarta : Binaruea
Aksara Publisher.
I. Data dan Pengolahan
Bagian 1 penentuan tetapan kalorimeter
T air dingin : 26°C
T air panas : 64° C
T akhir campuran : setelah 20 s → 38°C
S air : 4,186 J/g°C
Kapasitas kalor calorimeter, C :
Q lepas = Q terima
Q air panas = Q air dingin + Q calorimeter
Mp cair (Tp-Tc) = [(md cair) + C kal ] (Tc-Td)
mp cair(Tp−Tc )
C kal = – (md cair)
Tc−Td
4,2 j
25 ml . ( 47−35)
C kal = g – (25.4,2)
35−24

C kal = 9,54 kj/mol

Bagian 2 Penentuan kalor reaksi penetralan : HCl (aq) + NaOH(aq)

HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)

Konsentrasi HCl : 2M

Volume HCl : 25 ml

T awal HCl : 27°C

Konsentrasi NaOH : 2M

Volume NaOH : 25 ml

T awal NaOH : 26°C

T akhir campuran : 36 °C

Densitas larutan : 1 g/ml

S larutan : 4,186 j/g°

Anda mungkin juga menyukai