Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

HIDROKARBON

Antonius*, Dhifa Melvine, Ditya Marissa, Leni Juniarti,Novi Kartika, Nurmanisari,


Vridolin Vicry, dan Julan
1
Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura
Jl. Prof Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak
*email:antonius.destroyer@gmail.com

ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan hidrokarbon yang bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai sifat-sifat hidrokarbon dan reaktivitas kimia
berdasarkan jenis hidrokarbon. Percobaan dilakukan melalui uji kualitatif
diantaranya kelarutan dan densitas dalam air dan kloroform, pembakaran, uji
KMnO4, dan uji H2SO4. Sifat fisik hidrokarbon pada kelarutan dan densitas dalam
air dan kloroform dengan mereaksikan senyawa hidrokarbon yang bersifat non
polar dengan pelarut polar dan non polar yaitu, n-heksana, sikloheksena,
toluena, paraffin, dan benzene yang bersifat non polar, dimana senyawa
hirokarbon tersebut tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut kloroform.
Sifat kimia hidrokarbon yang dilakukan dengan pembakaran yang menghasilkan
nyala api dan warna asap berdasarkan kereaktifannya serta uji KMnO 4 dan
H2SO4 yang menghasilkan warna dan fasa yang menunjukkan hidrokarbon jenuh
maupun hidrokarbon tak jenuh.

Kata Kunci: Hidrokarbon, reaktivitas kimia, sifat-sifat hirokarbon

PENDAHULUAN atom karbon lainnya, sehingga


Latar Belakang mampu membentuk rantai lurus,
bercabang atau pun cincin (Petrucci,
Penggolongan senyawa 2008). Menurut Riswiyanto (2009),
organik dapat dibedakan menurut hidrokarbon dapat dibagi menjadi 3
gugus fungsi yang dikandungnya. kelas yaitu, hidrokarbon alifatik,
Gugus fungsi merupakan alisiklik, dan aromatik. Hidrokarbon
sekelompok atom yang alifatik merupakan atom-atom
menyebabkan perilaku kimia molekul karbon yang berikatan satu sama
induk. Semua senyawa organik lain membentuk rantai dan
merupakan turunan dari golongan merupakan seri homolog dari
senyawa hidrokarbon yaitu, senyawa molekul CH2, senyawa ini dapat
yang hanya terdiri dari atom berupa alkana, alkena, dan alkuna.
hidrogen dan karbon (Chang, 2003). Hidrokarbon alisiklik merupakan
Sumber hidrokarbon berasal dari atom-atom karbon yang berikatan
gas alam, minyak bumi, dan batu membentuk seperti cincin.
bara (Fessenden & Fessenden, Sedangkan, hidrokarbon aromatik
1982). Atom karbon pada merupakan senyawa yang memiliki
hidrokarbon dapat membentuk cincin benzene dengan 6 atom
ikatan kovalen yang kuat dengan karbon dan 1 atom hidrogen pada

Antonius H1031181052 Hidrokarbon


PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

setiap karbon serta bersifat toksit pelarut organik. Alkena mempunyai


dan kasinogen (Rachmawani, dkk, ikatan phi lebih reaktif daripada
2016). alkana serta dapat mengalami reaksi
Alkana adalah golongan adisi pada ikatan rangkapnya.
hidrokarbon yang hanya Terdapat 4 jenis reaksi yang dapat
terdapatikatan kovalen tunggal terjadi pada alkena, yaitu reaksi adisi,
(Petrucci, 1943). Alkana mempunyai reaksi oksidasi, reaksi ozonolisi, dan
rumus umum CnH2n+n dan deret reaksi diena (Riswiyanto, 2009).
alkana mempunyai ikatan-ikatan Alkuna adalah senyawa
karbon jenuh yang terhibridisasi sp3 hidrokarbon yang mempunyai 2
sehingga alkana juga disebut ikatan phi dan 1 ikatan sigma
sebagai deret hidrokarbon jenuh dengan rumus umum C nH2n-n. Alkuna
(paraffin). Paraffin berasal dari mempunyai panjang ikatan yang
bahasa latin yang berarti afinitas lebih pendek daripada panjang
rendah (Goldberg, 2007). ikatan alkana dan alkena
Alkana merupakan senyawa (Riswiyanto, 2009). Alkuna sangan
non polar yang dapat mengalami reaktif, mempunyai titik didih yang
pembakaran dengan menghasilkan lebih tinggi dari alkana dan alkena
gas karbon dioksida dan air. Alkana dengan jumlah atom C yang sama
akan mengalami dekomposisi dan terhibridisasi sp (Harwood,
secara termal menjadi campuran 2008).
hidrokarbon yang lebih kecil yang Alkuna dapat mengalami
dikenal dengan proses cracking. reaksi adisi dan reaksi oksidasi
Alkana akan mengalami reaksi seperti alkena. Alkuna akan
halogenasi dengan klor atau brom mengalami reaksi ozonolisis dengan
dengan adanya sinar matahari. menghasilkan diketon yang akan
Bobot alkana dan sikloalkana lebih segera dioksidasi lebih lanjut
ringan dari air (Riswiyanto, 2009). membentuk asam dan dapat
Terdapat 2 jenis reaksi yang dapat mengalami reaksi pembentukan
terjadi pada alkana, yaitu reaksi asetilda. Terdapat 2 jenis reaksi
pembakaran dan halogenasi alkana yang dapat terjadi pada alkuna yaitu,
(Sitorus, 2010). reaksi dari alkana menjadi alkena
Alkena adalah golongan dan alkuna, dan reaksi etana
hidrokarbon tak jenuh yang menjadi propana dan sebaliknya
mempunyai ikatan rangkap 2 pada (Riswiyanto, 2009).
atom C dengan rumus umum C nH2n Hidrokarbon aromatik
(Sitorus, 2010). Alkena terhibridisasi mempunyai struktur ketakjenuhan
sp2 dan mempunyai kemampuan dalam ikatan rangkap 2 karbon.
menyerap lagi molekul H untuk Hidrokarbon aromatik sangat mudah
membentuk alkana. Alkena mudah terbakar dan benzene merupakan
bereaksi dengan alektrofil karena karsinogen dengan molekul dasar
mengandung densitas elektron yang C6H6 (Petrucci, 2008). Hidrokarbon
tinggi diatas dan dibawah bidang aromatik dengan cincin satu sampai
yang mengandung ke empat tiga mudah terurai dengan
substituen (Harwood, 2008). biodegradasi, namun cincin dengan
Alkena merupakan senyawa empat atau lebih cincin aromatik
non polar yang dapat larut dalam

Antonius H1031181052 Hidrokarbon


PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

cukup tahan dengan biodegradasi Tabung reaksi diberi label


(Sutiknowati, 2007). dengan nama senyawa yang diuji.
Kemudian masing-masing tabung
METODOLOGI ditambahkan 5 tetes hidrokarbon
Alat dan Bahan yang sesuai: n-heksana,
sikloheksena, toluena, paraffin, dan
Alat-alat yang digunakan
benzena. Setelah itu ditambahlan 5
dalam percobaan ini adalah batang
tetes kloroform kedalam masing-
pengaduk, cawan petri, erlenmayer
masing tabung reaksi dan diamati
100 dan 250 ml, gelas beaker 250
perbuhan yang terjadi. Kemudian
ml, kaki tiga, korek api, labu ukur 50
tabung dikocok lalu diamati dan
dan 100 ml, pipet tetes, rak tabung
dicatat perubahan yang terjadi.
reaksi, dan tabung reaksi.
Setelah itu tabung reaksi pada
Bahan bahan yang
percobaan ini dibandingkan dengan
digunakan dalam percobaan ini
percobaan sebelumnya.
adalah akuades (H2O) asam sulfat
(H2SO4), benzena (C6H6), kalium
Sifat Kimia Hidrokarbon
permanganat (KMnO 4), kloroform
(CHCl3), n-heksana (C6H14), paraffin Pembakaran
(CnH2n+2), sikloheksena (C6H12), dan Masing-masing dari senyawa
toluena (CH3C6H5). hidrokarbon yaitu, n-heksana,
sikloheksena, toluena, paraffin, dan
Prosedur Kerja benzena sebanyak 5 tetes
Sifat Fisik Hidrokarbon ditambahkan ke dalam kaca arloji,
kemudian dibakar dengan korek api.
Kelarutan dan Densitas Dalam Air
Setelah itu, warna api dan asap
Tabung reaksi diberi label yang terbentuk diamati dan dicatat
dengan nama senyawa yang diuji. untuk masing-masing senyawa yang
Kemudian masing-masing tabung diuji.
ditambahkan 5 tetes hidrokarbon Uji KMnO4
yang sesuai: n-heksana,
Tabung reaksi diberi label
sikloheksena, toluena, paraffin, dan
dengan nama senyawa yang diuji.
benzena. Setelah itu, ditambahlan 5
Kemudian masing-masing tabung
tetes akuades kedalam masing-
ditambahkan 5 tetes hidrokarbon
masing tabung reaksi dan diamati
yang sesuai: n-heksana,
perbuhan yang terjadi. Kemudian
sikloheksena, toluena, paraffin, dan
tabung dikocok lalu diamati dan
benzena. Setelah itu, ditambahkan
dicatat perubahan yang terjadi.
tetes demi tetes larutan 1% KMnO 4
Setelah itu tabung reaksi disimpan
aqueous dan dikocok untuk setiap
untuk dibandingkan dengan
penetesan. Jumlah tetesan 1%
percobaan berikutnya.
KMnO4 aqueous dihitung hingga
Kelarutan dan Densitas Dalam
warnanya tetap ada dan tidak hilang,
Kloroform
penambahan tidak lebih dari 10 tetes.

Antonius H1031181052 Hidrokarbon


PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

Kemudian hasil yang diperoleh gelembun


dicatat. g
Uji H2SO4 Rapat
Tabung reaksi diberi label dan
Toluena Tidak larut
dengan nama senyawa yang diuji. terbentuk
Kemudian masing-masing tabung 2 fasa
ditambahkan 5 tetes hidrokarbon Rapat
yang sesuai: n-heksana, dan
Senyawa A Tidak larut
sikloheksena, toluena, paraffin, dan terbentuk
benzena. Kemudian dilakukan 2 fasa
percobaan satu per satu pada setiap Tidak
tabung dan ditambahkan 3 tetes rapat dan
H2SO4 pekat kedalam tabung. Senyawa B Tidak larut terbentuk
Tabung dipegang dan dirasakan gelembun
apakah terjadi perubahan suhu. g
Setelah perubahan yang terjadi
diamati dan dicatat. Sampel Kloroform
Hidrokarbon Kelarutan Densitas
Rangkaian Alat Rapat dan
Tidak
n-heksana terbentuk 2
larut
fasa
Rapat dan
Tidak
Sikloheksena terbentuk 2
larut
fasa
Rapat dan
Tidak
Toluena terbentuk 2
larut
fasa
Rapat dan
Tidak
Gambar 2. 1. Rangkaian Alat Senyawa A terbentuk 2
larut
Hidrokarbon fasa
Rapat dan
HASIL DAN PEMBAHASAN Tidak
Senyawa B terbentuk 2
larut
Data Pengamatan fasa
Sifat Fisik Hidrokarbon Senyawa A adalah benzena
Sampel Air Senyawa B adalah paraffin
Hidrokarbon Kelarutan Densitas
Rapat Sifat Kimia Hidrokarbon
dan Sampel
n-heksana Tidak larut Pembakaran
terbentuk Hidrokarbon
2 fasa Api oranye
Tidak n-heksana kemerahan dan
Sikloheksana Tidak larut rapat dan sedikit asap hitam
terbentuk Sikloheksena Api biru dan meleleh

Antonius H1031181052 Hidrokarbon


PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

Api oranye hanya mengandung atom karbon


Toluena kemerahan dan dan atom hidrogen ini dikenal
asap hitam dengan nama hidrokarbon
Api oranye (Riswiyanto, 2009).
Senyawa A kemerahan dan Tujuan dari percobaan ini
banyak asap hitam adalah untuk memberikan informasi
Senyawa B Meleleh/tidak reaktif mengenai sifat-sifat hidrokarbon dan
reaktivitas kimia berdasarkan jenis
Sampel hidrokarbon (jenuh, tak jenuh, dan
Uji KMnO4 aromatik). Prinsip pada percobaan
Hidrokarbon
Terbentuk 2 fasa ini yaitu pengujian terhadap n-
n-heksana heksana, sikloheksena, toluena,
dan gelembung
Terbentuk 2 fasa benzena, dan paraffin. Secara garis
Sikloheksena besar percobaan ini dilakukan
dan gelembung
Terbentuk 2 fasa dengan menggunakan beberapa
Toluena senyawa hidrokarbon dan
dan gelembung
Terbentuk 2 fasa ditambahkan pereaksi untuk
Senyawa A mengidentifikasinya serta
dan gelembung
Terbentuk 2 fasa penambahasan pelarut polar dan
Senyawa B non polar serta untuk mengetahui
dan gelembung
bagaimana kepolaran senyawa-
senyawa hidrokarbon.
Sampel
Uji H2SO4
Hidrokarbon
Sifat Fisik Hidrokarbon
n-heksana Hangat
Kelarutan dan Densitas Dalam Air
Panas dan merah
Sikloheksena n-heksana merupakan
pekat
Keruh dan suhu hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan
Toluena formula CH3(CH2)4CH3. Termasuk
tetap
Terbentuk 2 fasa dalam alkana, berbentuk cairan
Senyawa A beruap, tidak berwarna, mudah
dan suhu tetap
Terbentuk 2 fasa terbakar, larut dalam alkohol, eter
Senyawa B dan aseton. Tidak larut dalam air,
dan suhu tetap
Senyawa A adalah benzena heksana didapat dari penyulingan
Senyawa B adalah paraffin bertingkat petroleum, heksana
digunakan sebagai pelarut dan
Pembahasan pengencer cat (Sarjoni, 2003).

Senyawa karbon atau


senyawa organik adalah suatu Gambar 3. 1. Struktur n-Heksana
senyawa yang unsur-unsur
Sikloheksena mempunyai
penyusunnya terdiri dari atom-atom
rumus molekul C6H12 yang termasuk
karbon dan atom-atom hidrogen,
siklo alkana. Berwujud cair tak
oksigen, nitrogen, sulfur, halogen,
berwarna, terdapat dalam minyak
atau fosfor. Senyawa organik yang
bumi dan dibuat dengan melewatkan

Antonius H1031181052 Hidrokarbon


PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

benzena dan hidrogen dibawah


tekanan dan diatas katalis nikel
runey pada suhu 150°C atau dengan
reduksi sikloheksanon. Digunakan
sebagai pelarut dan penghilang cat.
Mempunyai densitas 0,78, titik leleh Gambar 3. 4. Struktur Benzena
6,5°C dan titik didih 81°C (Martin, Paraffin (alkana) merupakan
2012). merupakan golongan hidrokarbon
yang hanya terdapat ikatan kovalen
tunggal, tidak larut dalam air, dan
dapat mengalami pembakaran
menghasilkan CO 2 dan H2O.
Mengalami reaksi halogenasi
Gambar 3. 2. Struktur Sikloheksena
dengan brom atau klor dengan
Toluena merupakan senyawa adanya sinar matahari. Massa jenis
aromatik (turunan benzena) yang alkana dan sikloalkana lebih ringan
berbentuk cair tak berwarna dan dari air, alkana rantai lurus akan
mudah terbakar. Tidak larut dalam menghasilkan rantai bercabang
air dan larut dalam eter, benzena (isomer) jika dipanaskan dengan
dan alkohol. Toluena dihasilkan dari AlCl3 pada suhu 300°C (Riswiyanto,
distilasi bertingkat batu bara dan 2009).
digunakan sebagai bahan bakar
pesawat udara, pelarut resin, cat,
Gambar 3. 5. Struktur Pentana
minyak dan karet. Mempunyai bau
(Paraffin/Alkana)
seperti benzena, titik leleh -94°C,
titik didih 111°C dan densitas 0,9 Akuades (H2O) merupakan
(Mulyono, 2005). air murni dari hasil penyulingan.
Akuades hampir tidak mengandung
mineral sedangkan air mineral
merupakan pelarut universal yang
dapat mudah menyerap ataupun
melarutkan berbagai partikel.
Gambar 3. 3. Struktur Toluena Akuades tidak berwarna, tidak
berbau, dan tidak berbahaya jika
Benzena merupakan
terkena kulit. Mempunyai massa
senyawa siklik yang berwujud
jenis 1g/ml dengan pH 7 (netral)
seperti zat cair yang menyerupai
(Mulyono, 1996)
minyak, tak berwarna (jernih), tidak
larut dalam air, berbau khas, dapat
bercampur dengan berbagai zat cair
organik, sangat mudah terbakar dan
bersifat racun. Mempunyai titik didih Gambar 3. 6. Struktur Akuades
80,1°C dan titik leleh -5,5°C
Langkah kerja yang
(Mulyono, 1996).
dilakukan yaitu, tabung reaksi diberi

Antonius H1031181052 Hidrokarbon


PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

label dengan nama senyawa yang lebih besar akan berada dibawah
diuji. Kemudian masing-masing senyawa yang mempunyai densitas
tabung ditambahkan 5 tetes lebih kecil sehingga terbentuklah 2
hidrokarbon yang sesuai: n-heksana, fasa (Martin, 2012). Menurut
sikloheksena, toluena, paraffin, dan Riswiyanto (2009), faktor-faktor yang
benzena. Setelah itu, ditambahlan 5 dapat mempengaruhi kepolaran
tetes akuades kedalam masing- suatu senyawa adalah momen dipol,
masing tabung reaksi, fungsi bentuk molekul, gugus fungsi,
penambahan akuades untuk jumlah atom C, konstanta dielektrik,
melarutkan zat secara sempurna keelektronegatifan, dan kelarutan
karena akuades mudah menyerap dalam air. Reaksi yang terjadi pada
ataupun melarutkan berbagai percobaan ini adalah sebagai berikut:
partikel (Mulyono, 1996). Kemudian
larutan diamati, hasil yang diperoleh
yaitu terbentuk dua fasa yang Gambar 3. 7. Reaksi n-heksana
menunjukkan bahwa sampel tidak dengan air
larut, dimana air berada pada
lapisan bawah karena air memiliki
massa jenis yang lebih berat di
bandingkan dengan toluena,
benzena, sikloheksena, parafin dan
n-heksana (Riswiyanto, 2009). Gambar 3. 8. Reaksi sikloheksena
Terbentuknya dua fasa ini dengan air
dikarenakan senyawa hidrokarbon
yang digunakan bersifat non polar,
sedangkan pelarut yang digunakan
adalah air yang bersifat polar
(Mulyono, 2005). Sehingga kedua
larutan tersebut tidak bisa
bercampur karena tidak sesuai Gambar 3. 9. Reaksi toluena dengan
dengan prinsip “like dissolves like” air
(Sastrohamidjojo, 2001). Kerapatan
yang diperoleh pada reaksi antara
air dengan n-heksana, toluena, dan
benzena adalah rapat, sedangkan
kerapatan pada reaksi antara air
dengan sikloheksena dan paraffin Gambar 3. 10. Reaksi benzena
tidak rapat. Semakin tinggi densitas dengan air
dari suatu senyawa maka bobot
jenis senyawa tersebut semakin
besar, sehingga jika dicampurkan
dengan senyawa yang memiliki Gambar 3. 11. Reaksi pentana
densitas yang lebih kecil maka (paraffin) dengan air
senyawa yang mempunyai densitas

Antonius H1031181052 Hidrokarbon


PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

Gambar 3. 13. Struktur Kloroform


Langkah kerja yang
dilakukan yaitu, tabung reaksi diberi
label dengan nama senyawa yang
Gambar 3. 12. Kelarutan dan diuji. Kemudian masing-masing
Densitas Dalam Air
tabung ditambahkan 5 tetes
Kelarutan dan Densitas Dalam hidrokarbon yang sesuai: n-heksana,
Kloroform sikloheksena, toluena, paraffin, dan
benzena. Setelah itu ditambahlan 5
Kelarutan adalah kuantitas
tetes kloroform kedalam masing-
maksimum suatu zat kimia terlarut
masing tabung reaksi. Fungsi
(solut) untuk dapat larut pada pelarut
penambahan kloroform yaitu
tertentu yang membentuk larutan
sebagai pelarut, karena merupakan
homogen. Suatu zat kimia dapat
pelarut yang bersifat non polar dan
larut jika memenuhi prinsip “like
dapat melarutkan senyawa-senyawa
dissolves like” dimana suatu
yang bersifat non polar (Mulyono,
senyawa yang sejenis akan larut
2005). Kemudian diamati perbuhan
dalam senyawa yang sejenis juga.
yang terjadi, n-heksana,
Salah satu contohnya adalah
sikloheksena, toluena, benzena, dan
akuades yang bersifat polar dapat
paraffin tidak larut dalam kloroform.
melarutkan senyawa yang bersifat
Hasil yang diperoleh menunjukkan
polar namun tidak bisa melarutkan
reaksi negatif. Menurut literatur,
senyawa yang bersifat non polar
seharusnya n-heksana,
(Sastrohamidjojo, 2001). Kloroform
sikloheksena, toluena, benzena, dan
atau triklorometana adalah salah
paraffin ketika bereaksi dengan
satu senyawa haloform yang
kloroform larut karena mempunyai
mempunyai rumus kimia CHCl3
sifat kepolaran yang sama yaitu non
yang berupa zat cair yang mudah
polar (Mulyono, 2005). Reaksi yang
menguap, sukar terbakar (tetapi uap
terjadi pada percobaan ini adalah
nya mudah) dan tidak larut dalam air
sebagai berikut:
tetapi larut dalam alkohol dan eter
(Mulyono, 1996). Kloroform
digunakan sebagai anastetik,
sebagai karminat dalam bentuk
kloroform cair atau dari emulsi Gambar 3. 14. Reaksi n-heksana
kloroform (Martin, 2012). dengan kloroform

Antonius H1031181052 Hidrokarbon


PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

Pembakaran didefinisikan
sebagai reaksi kimia atau reaksi
persenyawaan bahan bakar (O 2)
sebagai oksidan dengan
temperaturnya lebih besar dari titik
nyala. Pembakaran sempurna
Gambar 3. 15. Reaksi sikloheksena adalah pembakaran hidrokarbon
dengan kloroform yang menghasilkan gas CO 2 dan
H2O. Dampak pembakaran
sempurna yaitu menghasilkan CO 2
dan H2O, sehingga tidak ada hasil
sampingan yang buruk. Pembakaran
tidak sempurna adalah pembakaran
hidrokarbon yang menghasilkan gas
CO dan air. Dampak pembakaran
Gambar 3. 16. Reaksi toluena tidak sempurna yaitu, menghasilkan
dengan kloroform lebih sedikit kalor, menghasilkan gas
CO yang beracun bagi manusia,
serta menghasilkan gas NOx dan
SO2 yang dapat menjadi polusi
udara. Salah satu solusi yang dapat
dilakukan yaitu, memastikan
pembakaran berlangsung secara
Gambar 3. 17. Reaksi benzena sempurna agar tidak timbul CO dan
dengan kloroform melakukan penanaman tumbuhan
sebagai penyerap CO 2 (Rosid, 2016).
Contoh reaksi pembakaran pada
senyawa hidrokarbon yaitu proses
pembakaran metana yang
Gambar 3. 18. Reaksi pentana menghasilkan gas CO 2 dan H2O
(paraffin) dengan kloroform sebagai produk sampingan. Berikut
adalah reaksi pembakaran metana
(Hatta & Sulakhudin, 2016):
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
Langkah kerja yang
dilakukan yaitu, masing-masing dari
senyawa hidrokarbon yaitu, n-
heksana, sikloheksena, toluena,
paraffin, dan benzena sebanyak 5
tetes ditambahkan ke dalam kaca
arloji, kemudian dibakar dengan
Gambar 3. 19. Kelarutan dan korek api. Fungsi dari pembakaran
Densitas Dalam Kloroform
untuk melihat apakah jenis
Sifat Kimia Hidrokarbon hidrokarbon tersebut dapat
Pembakaran menghasilkan asap dan api ketika di
bakar (Mulyono, 1996). Setelah itu,

Antonius H1031181052 Hidrokarbon


PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

warna api dan asap yang terbentuk


diamati dan dicatat untuk masing-
masing senyawa yang diuji.
Pembakaran n-heksana
menghasilkan api oren kemerahan
dengan sedikit asap hitam,
pembakaran sikloheksena
menghasilkan sedikit api biru dan
meleleh, pembakaran toluena Gambar 3. 20. Pembakaran n-
menghasilkan api oren kemerahan heksana
dengan asap hitam, pembakaran
benzena menghasilkan api oren
kemerahan dengan banyak asap
hitam, dan pembakaran paraffin
mengalami penglelehan. Reaktivitas
adalah kemampuan suatu senyawa
untuk berinteraksi dengan senyawa
lain atau berubah menjadi senyawa
lain karena pengaruh lingkungan
seperti cahaya dan suhu. Reaktivitas
masing-masing senyawa akan
berbeda tergantung dari atom
penyusun suatu molekul dan posisi Gambar 3. 21. Pembakaran
atom-atom tersebut dalam suatu Sikloheksena
molekul. Semakin banyak asap
hitam yang dihasilkan dalam proses
pembakaran suatu senyawa, maka
senyawa tersebut memiliki nilai
reaktivitas yang besar (Indra &
Tuslinah, 2015). Reaksi yang terjadi
pada percobaan ini adalah sebagai
berikut:
Reaksi pembakaran n-heksana
Gambar 3. 22. Pembakaran Toluena
Reaksi pembakaran sikloheksena

Reaksi pembakaran toluena

Reaksi pembakaran benzena

Reaksi pembakaran pentana


(Paraffin)
Gambar 3. 23. Pembakaran
Benzena

Antonius H1031181052 Hidrokarbon


PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

benzena. Setelah itu, ditambahkan


tetes demi tetes larutan 1% KMnO 4
aqueous dan dikocok untuk setiap
penetesan. Penambahan KMnO 4
secara sedikit demi sedikit bertujuan
untuk mengoksidasi zat organik
tersebut sehingga tidak
mempengaruhi hasil penentuan
indikasi terjadinya reaksi (Mulyono,
Gambar 3. 24. Pembakaran Paraffin 1996). Fungsi dari pengocokan agar
larutan 1% KMnO 4 aqueous dengan
Uji KMnO4 senyawa hidrokarbon menjadi
Uji KMnO4 dilakukan untuk homogen dan mempercepat proses
mengidentifikasi senyawa reaksi (Mulyono, 2005). Kemudian
hidrokarbon yaitu, n-heksana, jumlah tetesan 1% KMnO 4 aqueous
siklohesena, toluena, benzena, dan dihitung hingga warnanya tetap ada
paraffin (Martin, 2012). Kalium dan tidak hilang, penambahan tidak
permanganat merupakan garam lebih dari 10 tetes. Tujuan
berkristal ungu dengan kilauan penambahan 1% KMnO 4 aqueous
metalik dan larut dalam air (larutan tidak lebih dari 10 tetes adalah untuk
ungu pekat), aseton, dan metanol mencegah hilangnya warna dari
tetapi terurai oleh etanol. hasil reaksi antara senyawa
Mempunyai densitas 2,7 dan hidrokarbon dan larutan 1% KMnO 4
mengurai pada suhu 240°C. aqueous (Martin, 2012). Kemudian
Digunakan sebagai oksidator dan hasil yang diperoleh dicatat.
densifektan untuk berbagai Penambahan 5 tetes KMnO4 pada n-
kegunaan, dan sebagai reagen heksana, sikloheksena, toluena,
analis. Senyawa dibuat dengan benzena, dan paraffin menghasilkan
menggabungkan MnO 2 dan KOH larutan berwarna ungu pekat dan
membentuk larutan dengan terbentuk 2 fasa serta gelembung.
elektroda Fe pada suhu 60°C (Martin, Gelembung yang terbentuk
2012). KMnO4 dalam larutan yang menandakan adanya reaksi oksidasi
bersifat basa dapat mengoksidasi pada senyawa hidrokarbon dengan
ion-ion iodida, sianida, tiosianat, dan KMnO4 (Martin, 2012). Reaksi yang
beberapa senyawa organik, namun terjadi dalam percobaan ini adalah
tidak dapat mengoksidasi ion sebagai berikut:
oksalat. (Rivai, 1995). Reaksi KMnO 4 dengan n-heksana
Langkah kerja yang
dilakukan yaitu, Tabung reaksi diberi
label dengan nama senyawa yang Reaksi KMnO 4 dengan sikloheksena
diuji. Kemudian masing-masing
tabung ditambahkan 5 tetes Reaksi KMnO 4 dengan toluena
hidrokarbon yang sesuai: n-heksana,
sikloheksena, toluena, paraffin, dan

Antonius H1031181052 Hidrokarbon


PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

Reaksi KMnO 4 dengan benzena H2SO4 pekat kedalam tabung.


Tabung dipegang dan dirasakan
Reaksi KMnO 4 dengan pentana apakah terjadi perubahan suhu.
(paraffin) Setelah perubahan yang terjadi
diamati dan dicatat. Penambahan 3
tetes H2SO4 pada n-heksana
menghasilkan larutan yang bening
dengan suhu yang hangat.
Penambahan 3 tetes H2SO4 pada
sikloheksena menghasilkan larutan
merah pekat dengan suhu yang
panas. Penambahan 3 tetes H2SO4
pada toluena menghasilkan larutan
yang keruh dengan suhu yang
Gambar 3. 25. Uji KMnO4 konstan. Penambahan 3 tetes
H2SO4 pada benzena menghasilkan
Uji H2SO4 larutan bening dan terbentuk 2 fasa
Uji H2SO4 dilakukan dengan suhu yang konstan.
menunjukkan sifat kimia dari Penambahan 3 tetes H2SO4 pada
senyawa hidrokarbon yang dapat paraffin menghasilkan larutan kuning
bereaksi ataupun tidak bereaksi dan terbentuk 2 fasa dengan suhu
dengan asam sulfat (Martin, 2012). yang konstan. Perubahan suhu
Asam sulfat (minyak vitriol) terjadi karena adanya perbedaan
merupakan asam anorganik dengan titik didih antara asam sulfat dengan
rumus molekul H2SO4. Zat cair senyawa hidrokarbon sehingga
kental tidak berwarna, menyerupai menghasilkan panas (eksoterm)
minyak, dan bersifat higroskopis. (Mulyono, 1996). Adanya campuran
Dalam keadaan pekat bersifat yang homogen dan tidak homogen
oksidator dan zat pendehidrasi. dikarenakan adanya perbedaan
Mempunyai densitas 1,84, titik leleh densitas dan jenis kepolaran
10,36°C, dan titik didih 315-318°C. senyawa (Martin, 2102).
Asam sulfat digunakan dalam Penggunaan asam sulfat
industri pupuk, cat rayon, bahan dikarenakan hidrokarbon tak jenuh
peledak, dan air aki (Martin, 2012). akan bereaksi dengan asam sulfat
Langkah kerja yang yang menghasilkan produk alkil
dilakukan yaitu, tabung reaksi diberi hidrogen sulfat dan menghasilkan
label dengan nama senyawa yang panas (eksoterm) sehingga
diuji. Kemudian masing-masing mempermudah dalam
tabung ditambahkan 5 tetes mengidentifikasi senyawa
hidrokarbon yang sesuai: n-heksana, hidrokarbon (Martin, 2012). Pada
sikloheksena, toluena, paraffin, dan percobaan ini senyawa yang
benzena. Setelah itu, dilakukan tergolong hidrokarbon tak jenuh
percobaan satu per satu pada setiap adalah n-heksana dan sikloheksena,
tabung dan ditambahkan 3 tetes sedang hidrokarbon jenuh adalah

Antonius H1031181052 Hidrokarbon


PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

toluena, benzena, dan paraffin. terbentuk 2 fasa pada senyawa


Reaksi yang terjadi dalam hidrokarbon dengan air. Sifat kimia
percobaan ini adalah sebagai berikut: hidrokarbon dapat diamati melalui
Reaksi H2SO4 dengan n-heksana percobaan pembakaran, uji KMnO 4,
dan uji H2SO4. Pembakaran
Reaksi H2SO4 dengan sikloheksena hidrokarbon menghasilkan api oren
kemerahan dan biru dengan asap
Reaksi H2SO4 dengan toluena berwarna hitam, semakin banyak
asap hitam yang dihasilkan maka
senyawa tersebut semakin reaktif.
Reaksi H2SO4 dengan benzena
Uji KMnO4 pada senyawa
hidrokarbon menghasilkan larutan
Reaksi H2SO4 dengan pentana
berwarna ungu pekat yang disertai
(Paraffin)
dengan adanya gelembung,
gelembung yang dihasilkan
menandakan adanya reaksi oksidasi.
Uji H2SO4 pada senyawa
hidrokarbon menghasilkan larutan
yang berwarna dan bening dengan
suhu yang panas dan konstan serta
terbentuk 2 fasa, semakin tinggi
suhu yang dihasilkan maka senyawa
tersebut dapat digolongkan sebagai
hidrokarbon tak jenuh.

Gambar 3. 26. Uji H2SO4 Daftar Pustaka


Chang, R., 2003, Kimia Dasar Jilid 1,
Simpulan
Jakarta, Erlangga.
Berdasarkan percobaan yang Fessenden, R. J., & Fessenden, J.
dilakukan dapat disimpulkan bahwa S., 1982, Kimia Organik
sifat fisik hidrokarbon dapat diamati Edisi Ketiga Jilid Satu,
melalui percobaan kelarutan dan Jakarta, Erlangga.
densitas dalam air dan kloroform. Goldberg, D. E., 2007, Kimia Untuk
Hidrokarbon tidak larut dalam air Pemula Edisi Ketiga,
karena bersifat polar dan larut dalam Jakarta, Erlangga.
kloroform yang bersifat non polar, Harwood, I. M., 2008, At a Glance
namun dalam percobaan ini Kimia Organik, Jakarta,
didapatkan hasil yang negatif Erlangga.
dikarenakan hidrokarbon tidak larut Hatta, M., & Salakhudin, 2016,
didalam kloroform. n-heksana, Penangkapan Gas Metana
toluena dan benzena mempunyai Di Lahan Rawa Gambut
densitas yang rapat saat dicampur untuk Mencegah Kebakaran
dengan air, sedangkan sikloheksena Hutan dan Energi
dan paraffin tidak rapat serta Terbarukan Di Kalimantan

Antonius H1031181052 Hidrokarbon


PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

Barat, Jurnal Pedon Tropika, Yogyakarta, Gadjah Mada


1(2): 37-43. University Press.
Indra, & Tuslinah, L., 2015, Uji Sitorus, M., 2010, Kimia Organik
Reaktivitas Antioksidan Umum, Yogyakarta, Graha
Senyawa Alfa-Mangosten Ilmu.
dengan Metode Kimia Sutiknowati, L. I., 2007, Hydrocarbon
Komputasi PM3, Jurnal Degrading Bacteria: Isolation
Kesehatan Bakti Tunas and Identification, Journal
Husada, 13(1): 66-70. Makara Sains, 11(2): 98-103.
Martin, E. A., 2012, Kamus Sains,
Yogyakarta, Pustaka
Pelajar.
Mulyono, 1996, Kamus Kimia,
Bandung, PT. Genesindo.
Mulyono, 2005, Kamus Kimia,
Jakarta, PT. Bumi Akasara.
Petrucci, 1943, Kimia Dasar Prinsip
dan Terapan Modern Edisi
Keempat Jilid 3, Jakarta,
Erlangga.
Petrucci, 2008, Kimia Dasar Prinsip-
prinsip dan Aplikasi Modern,
Jakarta, Erlangga.
Rachmawani, D., dkk, 2016,
Dampak Hidrokarbon
Aromatik Terhadap
Ekosistem Mangrove
Dikawasan Binalatung Kota
Tarakan Kalimantan Utara,
Jurnal Manusia dan
Lingkungan, 23(3): 295-303.
Riswiyanto, 2009, Kimia Organik,
Jakarta, Erlangga.
Rivai, H., 1995. Asas Kimia, UI:
Jakarta.
Rosid, 2016, Analisa Proses
Pembakaran Pada Motor
Bensin 113,5cc dengan
Simulasi Ansys, Jurnal
Teknologi, 8(2): 85-95.
Sarjoni, 2003, Kamus Kimia, Jakarta,
PT. Rineka Cipta.
Sastrohamidjojo, H., 2001, Kimia
Dasar Edisi Kedua,

Antonius H1031181052 Hidrokarbon

Anda mungkin juga menyukai