HIDROKARBON
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan hidrokarbon yang bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai sifat-sifat hidrokarbon dan reaktivitas kimia
berdasarkan jenis hidrokarbon. Percobaan dilakukan melalui uji kualitatif
diantaranya kelarutan dan densitas dalam air dan kloroform, pembakaran, uji
KMnO4, dan uji H2SO4. Sifat fisik hidrokarbon pada kelarutan dan densitas dalam
air dan kloroform dengan mereaksikan senyawa hidrokarbon yang bersifat non
polar dengan pelarut polar dan non polar yaitu, n-heksana, sikloheksena,
toluena, paraffin, dan benzene yang bersifat non polar, dimana senyawa
hirokarbon tersebut tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut kloroform.
Sifat kimia hidrokarbon yang dilakukan dengan pembakaran yang menghasilkan
nyala api dan warna asap berdasarkan kereaktifannya serta uji KMnO 4 dan
H2SO4 yang menghasilkan warna dan fasa yang menunjukkan hidrokarbon jenuh
maupun hidrokarbon tak jenuh.
label dengan nama senyawa yang lebih besar akan berada dibawah
diuji. Kemudian masing-masing senyawa yang mempunyai densitas
tabung ditambahkan 5 tetes lebih kecil sehingga terbentuklah 2
hidrokarbon yang sesuai: n-heksana, fasa (Martin, 2012). Menurut
sikloheksena, toluena, paraffin, dan Riswiyanto (2009), faktor-faktor yang
benzena. Setelah itu, ditambahlan 5 dapat mempengaruhi kepolaran
tetes akuades kedalam masing- suatu senyawa adalah momen dipol,
masing tabung reaksi, fungsi bentuk molekul, gugus fungsi,
penambahan akuades untuk jumlah atom C, konstanta dielektrik,
melarutkan zat secara sempurna keelektronegatifan, dan kelarutan
karena akuades mudah menyerap dalam air. Reaksi yang terjadi pada
ataupun melarutkan berbagai percobaan ini adalah sebagai berikut:
partikel (Mulyono, 1996). Kemudian
larutan diamati, hasil yang diperoleh
yaitu terbentuk dua fasa yang Gambar 3. 7. Reaksi n-heksana
menunjukkan bahwa sampel tidak dengan air
larut, dimana air berada pada
lapisan bawah karena air memiliki
massa jenis yang lebih berat di
bandingkan dengan toluena,
benzena, sikloheksena, parafin dan
n-heksana (Riswiyanto, 2009). Gambar 3. 8. Reaksi sikloheksena
Terbentuknya dua fasa ini dengan air
dikarenakan senyawa hidrokarbon
yang digunakan bersifat non polar,
sedangkan pelarut yang digunakan
adalah air yang bersifat polar
(Mulyono, 2005). Sehingga kedua
larutan tersebut tidak bisa
bercampur karena tidak sesuai Gambar 3. 9. Reaksi toluena dengan
dengan prinsip “like dissolves like” air
(Sastrohamidjojo, 2001). Kerapatan
yang diperoleh pada reaksi antara
air dengan n-heksana, toluena, dan
benzena adalah rapat, sedangkan
kerapatan pada reaksi antara air
dengan sikloheksena dan paraffin Gambar 3. 10. Reaksi benzena
tidak rapat. Semakin tinggi densitas dengan air
dari suatu senyawa maka bobot
jenis senyawa tersebut semakin
besar, sehingga jika dicampurkan
dengan senyawa yang memiliki Gambar 3. 11. Reaksi pentana
densitas yang lebih kecil maka (paraffin) dengan air
senyawa yang mempunyai densitas
Pembakaran didefinisikan
sebagai reaksi kimia atau reaksi
persenyawaan bahan bakar (O 2)
sebagai oksidan dengan
temperaturnya lebih besar dari titik
nyala. Pembakaran sempurna
Gambar 3. 15. Reaksi sikloheksena adalah pembakaran hidrokarbon
dengan kloroform yang menghasilkan gas CO 2 dan
H2O. Dampak pembakaran
sempurna yaitu menghasilkan CO 2
dan H2O, sehingga tidak ada hasil
sampingan yang buruk. Pembakaran
tidak sempurna adalah pembakaran
hidrokarbon yang menghasilkan gas
CO dan air. Dampak pembakaran
Gambar 3. 16. Reaksi toluena tidak sempurna yaitu, menghasilkan
dengan kloroform lebih sedikit kalor, menghasilkan gas
CO yang beracun bagi manusia,
serta menghasilkan gas NOx dan
SO2 yang dapat menjadi polusi
udara. Salah satu solusi yang dapat
dilakukan yaitu, memastikan
pembakaran berlangsung secara
Gambar 3. 17. Reaksi benzena sempurna agar tidak timbul CO dan
dengan kloroform melakukan penanaman tumbuhan
sebagai penyerap CO 2 (Rosid, 2016).
Contoh reaksi pembakaran pada
senyawa hidrokarbon yaitu proses
pembakaran metana yang
Gambar 3. 18. Reaksi pentana menghasilkan gas CO 2 dan H2O
(paraffin) dengan kloroform sebagai produk sampingan. Berikut
adalah reaksi pembakaran metana
(Hatta & Sulakhudin, 2016):
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
Langkah kerja yang
dilakukan yaitu, masing-masing dari
senyawa hidrokarbon yaitu, n-
heksana, sikloheksena, toluena,
paraffin, dan benzena sebanyak 5
tetes ditambahkan ke dalam kaca
arloji, kemudian dibakar dengan
Gambar 3. 19. Kelarutan dan korek api. Fungsi dari pembakaran
Densitas Dalam Kloroform
untuk melihat apakah jenis
Sifat Kimia Hidrokarbon hidrokarbon tersebut dapat
Pembakaran menghasilkan asap dan api ketika di
bakar (Mulyono, 1996). Setelah itu,