sulfonat, -SO3H ke dalam suatu molekul ataupun ion,termasuk reaksi-reaksi yang melibatkan
gugus sulfonil halida ataupun garam-garam yang berasal dari gugus asam sulfonat.
Mekanisme reaksi sulfonasi :
RSO3H
ROH + SO3
ROSO3H
SO3 yang banyak digunakan adalah SO3 dalam bentuk hidrat (oleum atau asam sulfat pekat)
karena dengan SO3 hidrat, air akan bertindak murni sebagai pelarut.
Sulfonasi senyawa aromatik merupakan salah satu jenis sulfonasi yang paling penting.
Sulfonasi tersebut dapat dilakukan dengan mereaksikan senyawa aromatik dengan asam
sulfat. Asam sulfat yang digunakan umumnya mengandung sulfur trioksida (oleum). Sama
halnya dengan nitrasi dan halogenasi, sulfonasi senyawa aromatik adalah reaksi substitusi
elektrofilik, tetapi merupakan reaksi yang dapat balik (reversibel).
Untuk proses sulfonasi senyawa aromatik yang lebih kompleks,
memberikan pengaruh, bukan hanya terhadap laju reaksi, tetapi juga
produk yang dihasilkan. Sebagai contoh, perubahan temperatur dalam
menyebabkan perubahan komposisi produk asam monosulfonat dari
isomer pada temperatur kamar menjadi 100% beta isomer pada 2000C.
temperatur dapat
terhadap sifat dari
sulfonasi naftalena
sekitar 95% alpha
2. Dengan basa akan membentuk garam, dan dapat bereaksi dengan asam nitrat
menghasilkan p-nitro anilin
NH2SO3H
As. Sulfanilat
+ HNO3
As. Nitrat
NH2 NO2
p-nitro Anilin
H2SO4
As. Sulfat
+ R C NH2
Amida
SO3NH2
Sulfanilamide
RCOOHNH2
As. Karboksilat
4. Asam dulfanilat hampir mengalami reaksi ionisasi komplit (sempurna) dalam air.
Asam sulfanilat sendiri pada dunia industri yang paling banyak adalah sebagai bahan baku
pembuatan obat-obatan dalam industri farmasi. Asam sulfanilat merupakan sumber bahan
obat-obatan sulfa yang bersifat sebagai antibacterial agen.
Pada tahun 1935, Domagk, seorang peneliti dari Jerman, adalah orang pertama yang meneliti
nilai klinis dari protonsil yaitu suatu senyawa berwarna merah yang berasal dari pewarna azo.
Para-aminobenzensulfanilat merupakan bagian yang efektif dari molekul protonsil. Senyawa
ini disebut sebagai sulfanilat. Sulfanilat merupakan senyawa yang pertama dari kelompoknya
yang digunakan secara meluas untuk percobaan klinis, dan ditemukan bahwa obat-obatan
sulfanilat memang efektif untuk pengobatan penyakit hemolitic streptococcal dan infeksi
staphylococcal. Dalam jangka waktu yang relatif singkat, obat-obatan yang berhubungan
dengan sulfanilat disintesa dan dilakukan juga percobaan klinis. Obat-obat sintesa tersebut
antara lain: sulfapyridine, sulfathiazole, sulfaguanidine, sulfadiazine, dan sulfamerazine.
Obat-obatan ini bekerja dengan menghambat pertumbuhan bakteri bukan dengan membunuh
organisme.
Walaupun sejumlah efek samping dari penggunaan obat-obatan sulfanilat ditemukan,
sulfanilat memegang peranan yang penting dalam dunia pengobatan sebelum adanya
antibiotika. Dalam beberapa tahun belakangan, penggunaan obat-obatan yang disebut sebagai
obat sulfa tersebut telah hilang, tetapi untuk kasus-kasus tertentu obat sulfa masih digunakan
sebagai antimikroba. Unuk masa sekarang, sulfanilat digunakan terutama untuk mengobati
infeksi ringan pada saluran urin, termasuk prostatitis yang disebabkan oleh bakteri E. Coli.
Obat sulfa juga pernah digunakan dalam pengobatan meningococcal meningitis dan disentri
basil. Namun, setelah beberapa tahun, ketahanan basil penyebab penyakit terhadap obat pun
meningkat sehingga obat menjadi kurang efektif.
Dalam beberapa tahun terakhir, telah diproduksi obat sulfa yang baru, diantaranya:
trimethoprim-sulfamethoxazol. Obat ini telah meperluas pengobatan terhadap infeksi saluran
urin yang berasal dari klebsiella, enterobacter dan proteus, selain E. Coli. Obat ini juga
digunakan untuk pengobatan penyakit otitis akut pada anak-anak.
Sifat-sifat senyawa sulfanilat (bekerja secara cepat, dapat sinergis dengan kebanyakan obatobatan, penyerapan yang sedikit, dan efektifitas lainnya) sangat bermanfaat. Sulfanilat efektif
(yang bekerja secara cepat) meliputi sulfisoxazole, sulfadiazine, dan trisulfapyrimidine.
Sedangkan sulfanilat menengah yang banyak digunakan adalah sulfamethoxazole.
Efek samping dari penggunaan sulfanilat diantaranya: dapat menimbulkan hiper-sensitivitas
yang disebut drug fever, rasa mual dan muntah. Hal ini dapat terjadi akibat frekuensi
pemakaian sulfanilat yang berlebih. Obat-obatan sulfa biasanya jug dapat menyebabkan
anemia hemolitik, dan kernicterus (pada bayi) melalui air susu ibunya yang mengkonsumsi
obat sulfa tersebut.
Anilin
Aniline merupakan senyawa turunan benzene yang dihasilkan dari reduksi nitrobenzene.
Anilin memiliki rumus molekul C6H5NH2
Larut pada pelarut organik dengan baik, larut pada air dengan tingkat kelarutan 3,5 %
pada 25 C
Anilin adalah basa lemah (Kb = 3,8 x 10^ -10)
Halogenasi senyawa anilin dengan brom dalam larutan sangat encer menghasilkan
endapan 2,4,6 tribromanilin; sedangkan halogenasi dengan klorin menghasilkan
trikloroanilin
Anilin beraksi dengan gliserol membentuk quinoline dengan adanya nitrobenzen dan
asam sulfat
Anilin bereaksi dengan hidrogen peroksida dan arctonitril dalam larutan metanol
membentuk azoxybenzene
Hidrogenasi anilin dengan menggunakan brom menghasilkan 2,4,6 tribromoanilin