Tanggal Praktikum
Tanggal Laporan
: 14 Mei 2013
: 21 Mei 2013
JURUSAN AGROKLIMATOLOGI
FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Menentukan titik leleh dan bentuk kristal dari asam maleat dan
asam fumarat
BAB II
TEORI DASAR
Isomer adalah molekul yang memiliki rumus molekul sama, tetapi
memiliki pengaturan yang berbeda dari atom dalam ruang. Yang
mengecualikan setiap pengaturan yang berbeda yang hanya karena
atom
yang
berbeda
(dapat
diibaratkan
sebagai
sebuah
anagram). Kebanyakan isomer memiliki sifat kimia yang mirip satu sama
lain. Juga terdapat istilah isomer nuklir, yaitu inti-inti atom yang memiliki
tingkat
eksitasi
yang
berbeda.
Isomer posisi
Pada isomer posisi, kerangka utama karbon tetap tidak berubah. Namun
atom-atom yang penting bertukar posisi pada kerangka
tersebut.
Sebagai contoh, ada dua isomer struktur dengan formula molekul C 3H7Br.
Pada salah satunya bromin berada diujung dari rantai. Dan yang satunya
lagi pada bagian tengah dari rantai.
Isomer grup fungsional
Pada variasi dari struktur isomer ini, isomer mengandung grup fungsional
yang berbeda- yaitu isomer dari dua jenis kelompok molekul yang
berbeda.
Sebagai contoh, sebuah formula molekul C3H6O dapat berarti propanal
(aldehid) or propanon (keton).
Vant Hoff menjelaskan keisomeran asam fumarat dan maleat karena
batasan rotasi di ikatan ganda, suatu penjelasan yang berbeda dengan
untuk keisomeran optik. Isomer jenis ini disebut dengan isomer geometri.
Dalam bentuk trans subtituennya (dalam kasus asam fumarat dan maleat,
gugus karboksil) terletak di sisi yang berbeda dari ikatan rangkap,
sementara dalam isomer cis-nya subtituennya terletak di sisi yang sama.
Dari dua isomer yang diisoasi, Vant Hoff menamai isomer yang
mudah melepaskan air menjadi anhidrida maleat isomer cis sebab dalam
isomer cis kedua gugus karboksi dekat satu sama lain. Dengan
pemanasan sampai 300 C, asam fuarat berubah menjadi anhidrida
maleat. Hal ini cukup logis karena prosesnya harus melibatkan isomerisasi
cis-trans yang merupakan proses dengan galangan energi yang cukup
tinggi. Karena beberapa pasangan isomer geometri telah diketahui, teori
isomer geometri memberikan dukunagn yang baik bagi teori struktural
Vant Hoff. Berikut merupakan mekanisme pembentukan asam fumarat
dari asam maleat:
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat & Bahan
3.1.1 Alat
No
Alat
1
Erlenmeyer 250 ml
2
Erlenmeyer 50 ml
3
Gelas kimia 100 ml
4
Kaca arloji
5
Gelas ukur 10 ml
6
Corong
7
Spatula
8
Pembakar spirtus
9
Kaki tiga + kassa
10
Neraca analitik
11
Pipa kapiler
12
Termometer
13
Loupe
14
Klem + statif
15
Pipet tetes
3.1.2 Bahan
Banyaknya
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
@1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
@1 buah
1 buah
No
Bahan
Banyaknya
1
Anhidrida maleat
3g
2
HCl pekat
3 ml
3
Aquades
4 ml
4
Air kran
secukupnya
5
Aluminium foil
Secukupnya
6
Kertas saring
2 buah
3.2 Prosedur Kerja
1) 4 ml aqades dididihkan di dalam labu erlenmeyer 50 ml (saat pendidihan,
erlenmeyer ditutup dengan aluminium foil untuk mencegah uap keluar).
Kemudian ditambahkan 3 g anhidrida maleat.
2) Setelah larutan menjadi jernih, labu erlenmeyer yang berisi campuran
aquades dan anhidrida maleat didinginkan di bawah pancaran air kran
sampai sejumlah maksimum asam maleat mengkristal dari larutan.
(larutan tersebut jangan sampai mengkristal semua karena filtrat akan
3)
kemudian ditimbang.
7) Setelah kristal kering, ditentukan titik leleh serta bentuk kristal dari asam
fumarat.
BAB IV
PENGAMATAN
No
1
2
3
Perlakuan
4 ml aquades dalam
erlenmeyer
Aquades dipanaskan
+ 3 g anhidrida
Hasil
Larutan tidak berwarna
Larutan mendidih, tidak berwarna
Larut, larutan tidak berwarna
maleat
Erlenmeyer
dimasukkan ke dalam
air (didinginkan)
Larutan disaring
tidak berwarna
Kristal yang terbentuk tersaring,
berwarna
Larutan larut & tidak berwarna.
pekat, ditutup
dipanaskan (kristal
asam fumarat)
Kristal asam maleat
ditentukan titik
lelehnya
Kristal asam fumarat
ditentukan titik
lelehnya
Data Penimbangan
Massa(
No
Penimbangan
Erlenmeyer 1
g)
36,7
Erlenmeyer 2
106,2
Kaca arloji
21,7
Kertas saring
0,2
Anhidrida maleat
24,1
109,1
Data Refluks
No
1
2
Menit ke3
10
12
20
Hasil
Mulai mengkristal
Senyawa besar telah mengkristal
Campuran larutan sudah hampir
mengkristal semuanya
Mengkristal semua
BAB V
PENGOLAHAN DATA & PERHITUNGAN
5.1 Perhitungan % Rendemen Asam Maleat
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada percobaan keisomeran geometri dilakukan pengubahan asam
maleat menjadi asam fumarat. Mula-mula dilakukan pembuatan asam
maleat terlebih dahulu dengan menggunakan 3 g anhidrida maleat yang
ditambahkan dengan 4 ml aquades yang telah dididihkan. Pada saat
pendidihan aquades dalam erlenmeyer, erlenmeyer yang digunakan
ditutup aluminium foil agar air yang menguap tidak habis keluar, sehingga
air tidak cepat habis saat dididihkan. Proses pendidihan aquades berfungsi
agar anhidrida maleat dapat cepat larut. Ketika penambahan anhidrida
maleat ke dalam air mendidih dalam erlenmeyer dilakukan dengan cepat
sehingga air yang mendidih tadi tidak banyak menguap. Penggunaan
aquades berfungsi sebagai pelarut sehingga mempermudah terjadi
pembukaan ikatan pada senyawa siklik dari anhidrida maleat dan
terbentuknya karbokation.
Setelah penambahan anhidrida maleat pada air mendidih, larutan
tersebut tetap dididihkan sampai larutannya tidak berwarna. Larutan tidak
berwarna menandakan bahwa anhidrida maleat larut semua dalam air.
Kemudian erlenmeyer yang berisi larutan tersebut didinginkan di dalam
air agar terbentuk kristal. Pembentukan kristal pada proses ini harus
terbentuk sebagian, artinya sebagian larutan terbentuk kristal dan
sebagian lagi masih dalam keadaan cair (filtrat). Kristal yang terbentuk
disaring dengan menggunakan kertas saring agar kristal dan filtratnya
terpisah. Setelah kristal yang tersaring kering, kristal tersebut ditimbang
dan diperoleh 2,2 g untuk kristal asam maleat, kemudian asam maleat
secara
kontinu
dan
merata.
Sedangkan
penutupan
tersebut
kemungkinan
pengotornya.
terlebih dahulu dilakuakan pembuatan asam maleat yang menggunakan anhidrida maleat
sebagai bahan utama. Anhidrida maleat ditambahkan pada aquadest yang telah dididihkan.
Dalam hal ini aquadest berfungsi sebagai pelarut sehingga mempermudah terjadinya
pembukaan ikatan pada senyawa siklik dari anhidrida maleat dan terbentuknya karbokation.
Mekanisme reaksinya sebagai berikut:
fumarat yang terbentuk yaitu 1,81 gram. Hal ini juga dapat terjadi karena saat penyaringan
kristal dengan kertas saring, kristal yang terkumpul hampir tidak ada yang tertempel di
corong kimia, sehingga memiliki keakurasian yang tinggi, yaitu 90%.
Dari hasil pengukuran titik leleh diperoleh titik leleh asam fumarat yaitu 90C.
Berdasarkan literatur asam fumarat menyublim pada suhu 287C. Dapat dikatakan bahwa
kristal yang meleleh itu kemungkinan adalah pengotor-pengotornya seperti asam maleat sisa.
BAB VII
KESIMPULAN
Pada praktikum keisomeran geometri, anhidrida maleat sebanyak 3
g diubah menjadi asam maleat dengan cara penambahan air yang
dididihkan. Filtrat yang diperoleh ditambah HCl dan direfluks sehingga
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A, dan Underwood. 1987. Analisis Kimia Kualitatif. Jakarta: Erlangga.
Keenan, Charles. W dkk. 1992. Kimia untuk Universitas jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Brandy, E. James. 1989. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta: Binarupa Aksara.
Fessenden and Fessenden. 1986. Kimia Organik jilid I. Jakarta: Erlangga.
Heart, Harold. 2003. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Jakarta: Erlangga.
Day, R.A, dan Underwood. 1987. Analisis Kimia Kualitatif. Erlangga: Jakarta
Keenan, Charles. W dkk. 1992. Kimia untuk Universitas jilid 2. Erlangga: Jakarta
Brandy, E. James. 1989. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara: Jakarta
Fessenden and Fessenden. 1986. Kimia Organik jilid I. Erlangga: Jakarta
Heart, Harold. 2003. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Erlangga: Jakarta
http://auliasyahidasalsabil.blogspot.co.id/