Anda di halaman 1dari 19

TITRASI PENGENDAPAN

Prinsip Dasar

Dasar : reaksi pembentukan senyawa yang sukar


larut hingga terbentuk endapan
Reaksi pengendapan yang lazim dipakai dalam
titrasi pengendapan adalah reaksi dengan ion
perak Argentometri
Argentometri : titrasi yang menyangkut
penggunaan larutan AgNO3
Reaksi :
Ag+ (aq) + X- (aq) AgX (s)
dimana X- = Cl-, Br-, I-, CNS-, SCN-, dan CN-

Metode Titrasi
Berdasar

indikator yang digunakan,


penentuan titik akhir titrasi pengendapan
dibedakan menjadi :
1. Metode Mohr
2. Metode Volhard
3. Metode Fajans

1. Metode Mohr
Kondisi :

Indikator K2CrO4
Titran AgNO3
Lingkungan netral

Reaksi :

X- (aq) + Ag+ (aq) AgX (s)


2Ag+(aq) + CrO42- (aq) Ag2CrO4 (s)
(merah)

1. Metode Mohr (lanjutan)

Jika X = Cl- , maka :


Cl- (aq) + Ag+ (aq) AgCl (s)
(putih)
2Ag+(aq) + CrO42- (aq) Ag2CrO4 (s)
(merah)

Terjadi
pengendapan
bertingkat

Ksp AgCl
= 10-10
Ksp Ag2CrO4 = 4.10-12

AgCl mengendap lebih dahulu karena AgCl merupakan


elektrolit biner maka terdapat perbedaan elektrolit antara
AgCl dengan Ag2CrO4, sehingga kelarutan AgCl < Ag2CrO4

1. Metode Mohr (lanjutan)

Kuntuk cara Mohr dituntut suasana netral, karena kalau lingkungan


asam, kromat dapat diubah menjadi bikromat
H+

Reaksi :

Berubahnya ion kromat menjadi bikromat dalam lingkungan asam


maka akan sulit mengetahui titik akhir titrasi karena tidak terbentuk
endapan merah dari Ag2CrO4 sehingga membutuhkan AgNO 3 yang
berlebihan sehingga merusak terjadinya titrasi
Sedang bila dilakukan dalam lingkungan basa tidak boleh, karena
berarti terdapat ion-ion OH - yang banyak sehingga dengan AgNO 3
terurai menjadi Ag2O dan H2O sehingga membutuhkan ion perak yang
banyak menyebabkan kesalahan titrasi

CrO42-

Cr2O72OHKuning
jingga

2. Metode Volhard

Kondisi :

Indikator : Ion feri amonium sulfat


Titran KSCN atau NH4SCN
Lingkungan asam

Titran direaksikan dgn larutan standar AgNO3


berlebih.
Kelebihan ion perak ditambah dengan ion tiosianat
(KSCN atau NH4SCN)
Reaksi :
X- (aq) + Ag+ (berlebih) AgX (s)
Ag+ (aq) + SCN- (aq)
AgSCN (s)
SCN- (aq) + Fe3+ (aq) Fe(SCN)2+

2. Metode Volhard (lanjutan)


Dasar : Pengendapan Pembentukan kompleks
Dalam reaksi ini diperlukan lingkungan asam
karena kalau lingkungan alkalis (basa) maka OHakan membentuk Fe(OH)3 merah coklat. Juga
untuk menghindari hidrolisis feri amonium sehingga
terbentuk endapan Ag(OH)3
X berasal dari senyawa-senyawa asamnya (HCl,
HBr, HI)
Ag yang terbentuk harus mempunyai Ksp lebih
kecil dari Ksp AgSCN

2. Metode Volhard (lanjutan)


Metode Volhard digunakan pada titrasi langsung
Ag+ dengan larutan CNS- atau titrasi tidak
langsung pada penentuan kadar Cl-, Br- dan I-.
Pada titrasi tidak langsung Br- dan I- tidak
terganggu oleh CNS- karena kelarutan AgBr =
kelarutan AgCNS sedangkan kelarutan AgI <
kelarutan AgCNS.

2. Metode Volhard (lanjutan)

Ksp AgCl = 1,82.10-10


AgSCN = 1,1 .10-11
AgBr = 7,7 .10-13
AgI
= 8,3 .10-17

AgCl (s) + SCN (aq)


AgSCN (s) + Cl Tidak cocok untuk menitrasi langsung AgSCN dalam HCl.

Kesalahan titrasi Cl- dapat terjadi jika endapan AgCl bereaksi lanjut dengan
CNS Karena kelarutan AgCNS < kelarutan AgCl maka reaksi di atas akan
bergeser ke arah kiri, sehingga hasil analisis Cl- menjadi lebih kecil. Hal
tsb dapat dicegah dengan penyaringan endapan AgCl atau
dengan penambahan nitrobenzen (racun !) sebelum titrasi dengan CNS-.
Nitrobenzen menjadi lapis minyak yang memisahkan endapan dari CNS-.

2. Metode Volhard (lanjutan)

Untuk menghindari kesalahan :


Penyaringan endapan AgCl lalu filtrat dititrasi
Atau melindungi/melapisi AgCl dengan nitro
benzena sebelum titrasi dengan CNS- ,
Nitrobenzen menjadi lapis minyak yang
memisahkan endapan dari CNS-. sehingga
AgCl tidak berhubungan dengan titran

Bila X berasal dari asam karbonat/ asam lemah,


maka untuk menghindari kesalahan dengan
cara melarutkan kemudian menyaringnya

3. Metode Fajans

Kondisi :

Indikator : Absorbsi yang dapat diserap dipermukaan endapan sehingga


terbentuk warna
Titran AgNO3
Lingkungan : tergantung anion dan indikator yang dipakai
(asam/basa/netral)

Reaksi :
Cl- (aq) + Ag+ (aq) AgCl (s)

AgCl masih diselubungi ion-ion klorida (-)


Setelah mencapai titik ekivalen maka tidak bermuatan. Jika ditambah
Ag+ maka muatannya (+).
Muatan (+) akan mengadsorbsi indikator sehingga terjadi perubahan
warna
Setelah pengadsorbsian maka muatannya menjadi netral

3. Metode Fajans (lanjutan)

Indikator adsorbsi pada titran AgNO3


Indikator

Anion yang
dititrasi

pH

Cl-, Br-, I-, SCN-,


OCN-, CN-,
Fe(CN)64-

78

Kuning
merah

Diklorofluoresein Cl-, Br-, I-, SCN-,


Fe(CN)64-

48

Kuning
merah

Eosin
Br-, I-, SCNBiru brom timbal Cl-, I-, SCN-

28
38

Pink merah
Purpel merah

Fluoresein

Perubahan
warna

Titrasi diakhiri jika terbentuk warna merah

Contoh Soal
1. Larutan NaCl 0,1 M sebanyak 50 ml dititrasi dengan
AgNO3 0,1 M. (Ksp AgCl = 1x10-10) Hitunglah
konsentrasi ion klorida pada :
a. Awal titrasi
b. Setelah penambahan 10 ml AgNO3
c. Setelah penambahan 49,9 ml AgNO3
d. Setelah penambahan 50 ml AgNO3
e. Setelah penambahan 60 ml AgNO3
f. gambarkan kurva titrasinya alurkan pCl vs ml
Ag3NO3.

Contoh Soal
2. NaCl 0,1 M sebanyak 50 ml dititrasi
dengan 50 ml AgNO3 0,1 M. Hitunglah nilai
K dan Ksp untuk AgCl sehingga bila 49,95
ml titran telah ditambahkan reaksi akan
lengkap, dan pCl berubah sebanyak 2
satuan bila ditambahkan titran 2 tetes
(0,10 ml) lg.

Suatu sampel seberat 0,816 g yang mengandung


ion klorida dianalisis dgn metode volhard.
Sampel itu dilarutkan dlm air dan ditambahkan 50
ml AgNO3 0,1214 M utk mengendapkan ion
klorida. Kelebihan AgNO3 dititrasi dgn KSCN
0,1019 M, ternyata diperlukan 11,76 ml.
Hitunglah persentase klorida dalam sampel!
4. Hitunglah kelarutan molar CaF 2 bila diketahui Ksp
= 4.10-11 dan hidrolisis ion fluorida diabaikan
a. Dalam air
b.
CaCl2 0,01 M
c. NaF 0,01 M
3.

5. Larutan sebanyak 100 ml yg mengandung Cu 2+


dan Mn 2+ masing-masing 0,1 M dan H3O+ 0,2 M
dijenuhi H2S :
a. Tunjukkan sulfida logam mana yg mengendap
bila Ksp CuS = 4.10-38 dan Ksp MnS = 1.10-16
b. Berapa konsentrasi ion hidrogen agar MnS
mulai mengendap?
6. Hitunglah pH pada saat hidroksida-hidroksida
berikut mulai mengendap jika larutan itu
mengandung kation Fe3+ dan Mg 2+ masing-masing
0,1 M . Diket. Ksp Fe(OH)3 = 1.10-36
Ksp
Mg(OH)2 = 1.10-11

3. Larutan AgNO3 0,1 M sebanyak 60 ml dicampur


dengan 40 ml larutan K2CrO4 0,1 M. Hitunglah :
a. Kelarutan molar Ag2CrO4 dalam larutan
b. Molaritas Ag+, CrO4-, K+ dan NO34. Suatu larutan sebanyak 100 ml yang
mengandung Cd2+ 0,05 M dan H+ 0,1 M dijenuhi
dgn gas H2S.
Konsentrasi H2S = 0,1 M. Hitung berapa m gram
Cd2+ yang tertinggal dalam larutan dgn
memperhatikan bahwa endapan CdS
menghasilkan ion hydrogen?

5. Suatu larutan yg pH = 1 (mengandung ion-ion Fe3+, Pb2+

dan Mg2+ masing-masing 0,2 M. Dengan menambahkan


basa, pH scr bertahap dinaikkan. Hitunglah harga-harga
pH yang mana tiap hidroksida logam mulai mengendap
dan pH dimana konsentrasi masing2 ion mencapai 1x10-6
M. Apakah pemisahan ketiga macam kation dengan
pengendapan hidroksida ini secara teoritis layak.
Ksp Fe(OH)3 = 1 x 10-26
Ksp Pb(OH)3 = 3 x 10 -16

Ksp Mg(OH)2 = 1 x 10-11

Anda mungkin juga menyukai