Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM KIMIA ANALISA II

ANALISA PUPUK NPK

Disusun oleh :

Aditya Sauqi Fiqrian

121006

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK KATOLIK MANGUNWIJAYA

SEMARANG

TAHUN 2022
1. Tujuan
Menentukan kadar P dalam pupuk NPK.

2. Dasar Teori

Pupuk nitrogen, Fosfor, dan Kalium (NPK) adalah salah satu jenis
pupuk majemuk yang mengandung lebih dari satu satu unsur hara yang
digunakan untuk menambah kesuburan tanah. Pupuk NPK yang
mnerupakan pupuk majemuk ini sering sekali digunakan karena
mengandung senyawa ammonium nitrat (NH4NO3), ammonium dihidrogen
(NH4H2PO4), dan kalium klorida (KCl). Pupuk NPK termasuk kedalam
pupuk akar. Pupuk akar adalah pupuk yang diberikan ke tanaman melalui
akar. Pupuk NPK memiliki 3 kandungan utama makro, yaitu Nitrogen,
Fosfor, dan Kalium. Kadar unsur hara Nitrogen, Fosfor, dan Kalium dalam
pupuk majemuk dinyatakan dengan komposisi angka tertentu. Misalnya
pupuk NPK 10-20-15 berarti bahwa dalam pupuk itu terdapat 10%
nitrogen, 20% fosfor(sebagai P2O5) dan 15% kalium (sebagai K2O).
Fosfor berperan dalam membantu pertumbuhan akar dan tunas. Hal

ini akan berpengaruh pada perpanjangan akar, sehingga tanaman dapat

tumbuh dengan kokoh. Secara alami fosfor terdapat dalam tanah tetapi

dalam bentuk persenyawaan yang sukar larut dalam air sehingga

ketersediannya sangat terbatas untuk dapat diambil oleh tanaman. Sebagai

alternatifnya, fosfor ditambahkan melalui pemupukan untuk dimanfaatkan

oleh tanaman. Pupuk yang berkembang dimasyarakat saat ini ialah pupuk

anorganik dan organik. Pupuk anorganik yang merupakan buatan pabrik

memiliki kandungan hara lebih tinggi serta sifanya mudah larut dalam air.

Sehingga penggunaan pupuk anorganik lebih dominan karena dianggap

lebih efektif dan menghemat biaya pengangkutan. Salah satu jenis pupuk
anorganik ialah pupuk NPK, dimana pupuk ini mengandung unsur hara

nitrogen, fosfor, dan kalium (Imroatul Azizah :2020).

Untuk pengujian analisis ini menggunakan alat spektrofotometer

dan metode spektrofotometri. Spektrofotometri merupakan suatu metode

untuk analisis struktur kimia secara kualitatif dan kuantitatif.

Spektrofotometri UV-vis adalah pengukuran serapan cahaya di daerah

ultraviolet (200 –350 nm) dan sinar tampak (350 – 800 nm) oleh suatu

senyawa. Serapan cahaya uv atau cahaya tampak mengakibatkan transisi

elektronik, yaitu promosi elektron-elektron dari orbital keadaan dasar yang

berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih

tinggi.Dimana detector dapat mengukur intensitas cahaya yang

dipancarkan secara tidak langsung cahaya yang diabsorbsi. Tiap media

akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada

senyawa atau warna yang terbentuk.

.
3. Alat dan Bahan
3.1 Alat
 Beaker glass
 Erlenmeyer
 Corong kaca
 Gelas arloji
 Pengaduk
 Labu takar
 Pipet serum
 Pipet volume
 Kuvet
 Spektrofotometer
3.2 Bahan
 Ammonium molibdat ((NH4)6Mo7O24.4H2O)
 Ammonium metavanadat (NH4VO3)
 HClO4 70 %
 KH2PO4 PA
 HNO3 p
 HCl
 Aquades
 Sample pupuk NPK

4. Prosedur Kerja

Penentuan kadar Pospor (P)


4.1 Membuat Reagen Molibdovanadat
 Timbang 4 gram ammonium molibdat ((NH 4)6Mo7O24.4H2O)
larutkan dengan 40 ml air hangat – panas.
 Larutkan 200 mgr ammonium metavanadat (NH 4VO3) dengan
25 cc air panas dan tambahkan 45 ml HClO4 70% pekat.
 Tambhakan larutan ammonium molibdat sedikit demi sedikit
ke dalam larutan ammonium metavanadate sambil diaduk dan
encerkan dengam aquades hingga 200 ml.
4.2 Membuat Larutan Induk Pospat yang mengandung 50 mgr P/liter
 Timbang dengan tepat 203,6 mgr (50 mgr × 126,09/30,97)
KH2PO4 PA dan larutkan dalam labu takar 1000 cc dengan 18
cc HNO3 pekat dan diencerkan dengan aquades sampai batas.
4.3 Persiapan Sample
 Timbang dengan tepat 1 gram pupuk pospat yang telah
dihaluskan dan masukkan ke dalam erlenmeyer 300 cc.
 Tambahkan ke dalam erlenmeyer berturut-turut 180 cc
aquades, 20 cc HNO3 pekat dan 10 cc HCl pekat.
 Tutup erlenmeyer dengan corong dan didihkan selama 30
menit.
 Setelah dingin, larutan disaring ke dalam labu takar 500 cc dan
diencerkan dengan aquades sampai batas.
 10 cc larutan diencerkan lagi dalam labu takar 500 cc dengan
aquades sampai batas.
4.4 Membuat Larutan Deret Standar Pospat yang Mengandung
Pospor
 1 ppm
1,0 cc larutan induk pospat 50 ppm ke dalam labu takar 50 cc +
20 cc aquades, setelah 5 menit + 5 cc reagen molibdovanadat
dan encerkan dengan aquades hingga batas.
 2 ppm
2,0 cc larutan induk pospat 50 ppm ke dalam labu takar 50 cc +
20 cc aquades, setelah 5 menit + 5 cc reagen molibdovanadat
dan encerkan dengan aquades hingga batas.
 3 ppm
3,0 cc larutan induk pospat 50 ppm ke dalam labu takar 50 cc +
20 cc aquades, setelah 5 menit + 5 cc reagen molibdovanadat
dan encerkan dengan aquades hingga batas.
 4 ppm
4,0 cc larutan induk pospat 50 ppm ke dalam labu takar 50 cc +
20 cc aquades, setelah 5 menit + 5 cc reagen molibdovanadat
dan encerkan dengan aquades hingga batas.
 5 ppm
5,0 cc larutan induk pospat 50 ppm ke dalam labu takar 50 cc +
20 cc aquades, setelah 5 menit + 5 cc reagen molibdovanadat
dan encerkan dengan aquades hingga batas.
4.5 Pengukuran Nilai Adsorbansi
 Setelah 10 menit ukur nilai adsorbansi dari masing-masing
larutan deret pospat dengan menggunakan spektrofotometer
pada panjang gelombang 400 nm.
 10 cc larutan sample dimasukkan ke dalam labu takar 50 cc +
20 cc aquades, setelah 5 menit + 5 cc reagen molibdovanadat
dan diencerkan dengan aquades sampai batas.
 Setelah 10 menit, ukur nilai adsorbansi larutan dengan
menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 400
nm.
 Catat nilai adsorbansi larutan dengan menggunakan tabel
berikut ini.

No Konsentrasi Nilai adsorbansi


1 1 ppm
2 2 ppm
3 3 ppm
4 4 ppm
5 5 ppm
6 Sample

4.6 Penentuan Kurva Standar Kalibrasi Konsentrasi Larutan Deret


Standar Terhadap Nilai Adsorbansi
4.7 Penentuan Persamaan Regresi A= a + b.Cs
ΣY = N.a + b. ΣX
ΣXY = ΣX. a + b. ΣX2
4.8 Penentuan kadar P dari pupuk NPK

5. Data

5.1 Data Bahan


Berat sample : 1.102 mgr
5.2 Data Pengukuran Nilai Absorbansi

No Konsentrasi Nilai adsorbansi


1 1 ppm 0,011
2 2 ppm 0,028
3 3 ppm 0,064
4 4 ppm 0,105
5 5 ppm 0,143
6 Sample 0,020

6. Perhitungan
6.1 Penentuan Persamaan Regresi

X Y XY X2
1 0,011 0,011 1
2 0,028 0,056 4
3 0,064 0,192 9
4 0,105 0,42 16
5 0,143 0,715 25
ΣX = 15 ΣY = 0,351 ΣXY = 1,493 ΣX2 = 55

Sample = 0,020
ΣY = N.a + b.ΣX  0,351 = 5a + 15b |×3
ΣXY = ΣX.a + b.ΣX2  1,493 = 15a + 55b |×1

1,053 = 15a + 45b


1,493 = 15a + 55b
------------------------ -
-0,44 = -10b
−0 , 44
=b
−10
0,0 44=b

0,351 = 5a + 15b
0,351 = 5a + (15)(0,044)
5 a=−0,309
a = -0,0618
6.2 Penentuan Nilai Cx
y = a + bx
0,020 = -0,0618 + 0,044 Cx
Cx = 1,359 ppm
Cx = 1,359 mgr / liter

Y-Values
0.16
0.14
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5

6.3 Penentuan Kadar P dalam Pupuk NPK


100 50
Volume total sampel=500 ml × ×
10 5
Volume total sampel = 50.000 ml
Volume total sampel = 50 lt

mgr
Kandungan P dalam pupuk NPK =N 1 ,359 × 50<¿
¿
Kandungan P dalam pupuk NPK = 92,95 mgr
mgr P dalam pupuk NPK
Kadar P dalam pupuk NPK = × 100 %
berat sampel
92,95 mgr
Kadar P dalam pupuk NPK = × 100 %
1 009mgr
Kadar P dalam pupuk NPK = 9,21 %
BM P2 O5
Kandungan P2 O5 dalam pupuk NPK =mgr P×
2 BA P
142
Kandungan P2 O5 dalam pupuk NPK =92,95mgr ×
62
Kandungan P2O5 dalam pupuk NPK = 166,418 mgr

mgr P2 O5 dalam pupuk NPK


Kadar P2 O5= ×100 %
berat sampel
166,418 mgr
Kadar P2 O5= ×100 %
1 009 mgr
Kadar P2O5 = 16,49 %

7. Kesimpulan

Kadar P dalam pupuk NPK adalah 9,21 %

Kadar P2O5 dalam pupuk NPK adalah 16,49 %

8. Daftar Pustaka

Antonius Prihanto. 2010. Petunjuk Praktikum Kimia Analisa 2.


Laboratorium Kimia Analisa Akademi Kimia Industri Santo
Paulus: Semarang.

Mengetahui Semarang, Desember 2022


Dosen Pembimbing Praktikan
Antonius Prihanto, S.Pd., MT Aditya Sauqi Fiqrian

Anda mungkin juga menyukai