Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM KIMIA ANALISA II

ANALISA GULA DALAM MINUMAN INSTAN

Disusun oleh :

Aditya Sauqi Fiqrian

121006

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK KATOLIK MANGUNWIJAYA

SEMARANG

TAHUN 2022
1. Tujuan
Menentukan kandungan gula yang ada dalam minuman sacet.
2. Dasar Teori
Karbohidrat yaitu senyawa organic yang terdiri dari unsur
karbon,hidrogen, dan oksigen. Terdiriatas unsur C, H, O dengan
perbandingan 1 atom C,2 atom H, 1 atom O. Karbohidrat banyak
terdapat pada tumbuhan dan binatang yang berperan struktural &
metabolik. Sedangkan pada tumbuhan untuk sintesis CO2+ H2O yang
akan menghasilkan amilum/selulosa, melalui proses
fotosintesis,sedangkan binatang tidak dapat menghasilkan karbohidrat
sehingga tergantung tumbuhan.karbohidrat merupakan sumber
energi dan cadangan energi, yang melalui proses metabolisme.
Sebagian karbohidrat bersifat gula pereduksi. Sifat gula pereduksi
ini disebabkan adanya gugus aldehida dan gugus keton yang bebas,
sehingga dapat mereduksi ion-ion logam. Gugus aldehida pada
aldoheksosa mudah teroksidasi menjadi asam karboksilat dalam pH netral
oleh zat pengoksidasi atau enzim. Dalam zat pengoksidasi kuat, gugus
aldehida dan gugus alkohol primer akan teroksidasi membentuk asam
dikarboksilat atau asam ardalat. Gugus aldehida atau gugus keton
monosakarida dapat direduksi secara secara kimia menjadi gula alkohol,
misalnya D-sorbito yang berasal dari D-glukosa.
Gula reduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat
mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa
dan fruktosa. Gula reduksi mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal
ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa
yang mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah logam-logam oksidator
seperti Cu (II). Contoh gula yang termasuk gula reduksi adalah glukosa,
manosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan lain-lain. Sedangkan yang
termasuk dalam gula non reduksi adalah sukrosa (Team Laboratorium
Kimia UMM, 2008). serta Gula total merupakan campuran gula reduksi
dan non reduksi yang merupakan hasil hidrolisa pati
Metode Luff Schoorl merupakan suatu metode atau cara
penentuan monosakarida dengan cara kimiawi. Pada penentuan metode
ini, yang ditentukan bukannya kuprooksida yang mengendap tapi dengan
menentukan kuprioksida dalam larutan sebelum direaksikan dengan gula
reduksi (titrasi blanko) dan sesudah direaksikan dengan sampel gula
reduksi (titrasi sampel). Penentuan titrasi dengan menggunakan Na-
tiosulfat. Selisih titrasi blanko dengan titrasi sampel ekuivalen dengan
kuprooksida yang terbentuk dan juga ekuivalen dengan jumlah gula
reduksi yang ada dalam bahan larutan.

3. Alat dan Bahan


3.1 Alat
 Buret
 Statif
 Klem buret
 Erlenmeyer
 Beaker glass
 Corong kaca
 Gelas arloji
 Pipet volume 10 ml
 Pipet volume 25 ml
 Pipet mata
 Bola hisap
 Labu takar 500 ml
 Labu takar 200 ml
 Bunsen
 Kasa asbes
 Kaki tiga
 Klem tangan
 Pendingin bola
 Krob
 Selang gas
 Penangas
3.2 Bahan
 Na2CO3 anhidrat
 Asam sitrat
 CuSO4.5H2O
 Na2S2O3
 K2Cr2O7
 H2SO4
 KI
 HCl
 NaOH
 Indikator amili 1%
 Indikator PP
 Aquades
 Es batu
 Sample minuman sacet
4. Prosedur Kerja
4.1 Persiapan Sample
 Timbang 1-3 gram bahan
 Larutkan dalam labu takar 200 ml dengan aquades hingga batas
4.2 Melakukan Inversi
 10 cc larutan ditambah 20 cc aquades dan 5 cc HCl pekat.
 Panaskan larutan dengan menggunakan penangas air pada suhu
60-70 °C selama 10 menit.
 Dinginkan dengan cepat menggunakan air kran.
 Larutan ditambah dengan 3 tetes indikator PP dan dinetralkan
dengan larutan NaOH 20% tetes demi tetes sampai berwarna
merah.
 Kelebihan NaOH selanjutnya dinetralkan dengan larutan HCl
0,5 N sampai tepat tidak berwarna.
4.3 Penentuan Gula Reduksi
 Larutan gula hasil inversi ditambah 25 cc reagen Luff Schoorl
dan beberapa batu didih dan ditutup dengan penutup balik.
 Larutan dididihkan, diusahakan 2 menit sudah mendidih dan
pendidihan dipertahankan selama 10 menit.
 Larutan (secepatnya) didinginkan dengan air es.
 Larutan (setelah dingin) ditambah 5 cc larutan KI 20% dan 10
cc H2SO4 26,5 % dengan hati-hati.
 Larutan dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3 0,1 N sampai
berwarna coklat muda.
 Larutan ditambah 2 pipet indikator amilum 1% dan titrasi
dilanjutkan sampai TAT (biru tua – putih susu).
 Catat volume titrasi sebagai VTS.
 Ulangi minimal 2x.
 Lakukan titrasi blanko
Catat volume titrasi sebagai VTB dan ulangi minimal 2x
Volume Na2S2O3 0,1 N = VTB - VTS
Dari data volume titrasi Na2S2O3 0,1 N, selanjutnya
dikonversikan ke dalam Tabel Penentuan gula reduksi menurut
Luff Schoorl.
4.4 Penentuan Kadar Gula
Berat gula = berat gula reduksi × 0,95
5. Data
5.1 Data Bahan
Berat K2Cr2O7 : 1,004 gram
Sample : 1 sacet
5.2 Data Standarisasi Larutan Standar Na2S2O3

No Volume larutan Standar primer Volume larutan Standar


1 10 ml 11,4 ml
2 10 ml 11,5 ml
Volume rata-rata 11,45 ml

5.3 Data Penentuan Kadar Gula

No Volume Sample Volume Titrasi Blanko Volume Titrasi Sebenarnya


1 10 ml 23,1 ml 9,1 ml
2 10 ml 23,1 ml 9,5 ml
3 10 ml 24,3 ml
Volume rata-rata 23,5 ml 9,3 ml

6. Perhitungan
6.1 Normalitas Larutan Standar Primer K2Cr2O7
gram× kadar 1000
N= × valensi ×
BM l
1,004 × 0,999 1000
N= ×6 ×
294,99 200
N=0,102003 N
N = 0,102 N
6.2 Normalitas Larutan Standar Na2S2O3
TE : mgrek zat uji = mgrek titran
mgrek K2Cr2O7 = mgrek Na2S2O3
V × N K2Cr2O7 = V × N Na2S2O3
10 × 0,102 N = 11,45 × N Na2S2O3
10 × 0,102
N Na2 S 2 O3 =
11,45
N Na2 S 2 O3 =0,0 8908 N
6.3 Penentuan Kadar Gula dalam Minuman Sacet
N Na2 S 2 O3
V Na2 S2 O3 0,1 N=( V TB −V TS ) ×
0,1
0,0838
V Na2 S2 O3 0,1 N=( 2 3,5−9,3 ) ×
0,1
V Na2 S2 O 3 0,1 N=¿ 12.6522

ml Na2S2O3 0,1 N = 12.6522

mg C6H12O6 = 30,3
∆=2 , 7
mg gula reduksi = { mg C6H12O6 + (sisa ml Na2S2O3 × ∆ )} × Fp
2000
= {30,3 + (0,6522 × 2,7)} ×
10

= 32,055 × 200

= 6411 mgr

Sukrosa = berat gula reduksi × 0,95

= 6411 mgr × 0,95

= 6090 mgr /sachet

7. Kesimpulan
Kandungan gula dalam minuman sacet merk Nutrisari Jambu adalah 6090
mgr/sacet.
8. Daftar Pustaka
Afriza, R. (2019). Analisis Perbedaan Kadar Gula Pereduksi Dengan
Metode Lane Eynon Dan Luff Schoorl Pada Buah
Naga Merah (HYLOCEREUS
POLYRHIZUS). Jurnal Temapela, 2(2), 90-96.
Astuti, S., Zulferiyenni, Z., & Yuningsih, N. N. (2015). Pengaruh
formulasi sukrosa dan sirup glukosa terhadap sifat
kimia dan sensori permen susu kedelai. Jurnal
Teknologi & Industri Hasil Pertanian, 20(1), 25-37.
Mau Laka, A. (2014). PENENTUAN KADAR GLUKOSA TALAS HIJAU
REBUS SEBAGAI PENGGANTI NASI BAGI
PENDERITA DIABETES (METODE LUFF
SCHOORL) (Doctoral dissertation, UPT Perpustakaan
Universitas Tribuana Kalabahi).
Prihanto Antonius (2010) PETUNJUK PAKTIKUM KIMIA ANALISA 2.

Mengetahui Semarang, Desember 2022


Dosen Pembimbing Praktikan

Antonius Prihanto, S.Pd., MT Aditya Sauqi Fiqrian

Anda mungkin juga menyukai