OLEH
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Kelompok : II (Dua)
telah diperiksa oleh Asisten dan dinyatakan dapat diterima.
Asisten Praktikan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara kepulauan yang mengalami iklim tropis setiap
tahunnya sehingga terdapat berbagai macam ekosistem tumbuhan. Oleh karena itu
negara Indonesia disebut negara megabiodiversitas. Keanekaragaman hayati ini
memiliki peran penting bagi kesejahteraan manusia karena kaya akan sumber
senyawa-senyawa organik bahan alam yang memiliki aktifitas biologi serta manfaat
yang beragam. Senyawa kimia yang dihasilkan tersebut dikenal dengan metabolit
sekunder. Umumnya senyawa kimia ini berupa berupa seperti alkaloid, flavonoid,
fenolik, terpenoid, steroid, dan lain-lain yang memiliki aktivitas biologis yang
beragam. Hal ini mendorong para ahli kimia untuk mengisolasi zat aktif biologis
yang terdapat dalam tanaman. Diharapkan nantinya dapat menghasilkan berbagai zat
kimia yang dapat digunakan sebagai obat, baik untuk kesehatan manusia (Ihsany dan
Ersan, 2018: 96-97).
Keanekaragaman tumbuhan yang ada di Indonesia sebagai salah satu nikmat
yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita, merupakan nikmat yang besar sehingga
kita dapat menikmati nikmat tersebut. Sebagai muslim yang beriman, kita patut
bersyukur dan memanfaatkannya dengan baik, hewan serta tumbuhan yang telah
diciptakannya memiliki bentuk, ciri khas serta berbeda-beda tingkat kelebihan dan
kekurangannya. Semua itu tumbuh dalam keadaan baik dan diperoleh dengan baik
dan gratis. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Asy-Syu’ara yaitu:
1
2
َكۡك َكٍو يكِكۡوْا ِرَكى َأوكۡوِر َكٍو َكۢنَكۡوَكا ِريَكا ِرن َِّل َكۡوٖ َكِريٍم َكِريٍم
Terjemahnya:
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya kami
tumbuhkan di bumi ini berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik” (QS.
Asy-syu’ara: 7).
Berdasarkan ayat tersebut, dijelaskan bahwa tumbuhan yang baik adalah
tumbuhan yang subur. Allah SWT menumbuhkan bermacam-macam tumbuhan yang
baik untuk mahluk-Nya yaitu tumbuhan yang bermanfaat. Manfaat tumbuhan salah
satunya digunakan sebagai obat (Rahmawati, 2015: 1-2).
Salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai obat adalah tanaman mangga
terutama pada daunnya. Daun mangga (Mangifera indika L.) merupakan tanaman
yang berpotensi sebagai obat herbal karena mengandung senyawa metabolit sekunder.
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan terhadap daun mangga (Mangifera indika
L.) yaitu daun mangga (Mangifera indika L.) sebagai antioksidan, daun mangga
(Mangifera indika L.) sebagai antimikroba dan daun mangga (Mangifera indika L.)
sebagai antitumor. Selain flavonoid, daun mangga (Mangifera indika L.) juga
mengandung senyawa saponin, tanin galat, tanin tanin katekat, steroid atau tripenoid
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Daun Mangga
Daun mangga (Mangifera indica, L.) adalah salah satu struktur dari tanaman
mangga. Tanaman ini kemudian menyebar ke wilayah Asia Tenggara termasuk
Malaysia dan Indonesia. Daun mangga berasal dari famili Anarcadiaceae, genus
Mangifera, species Mangifera indica., genus dari keluarga Anacardiaceae yang
berasal dari Asia Tenggara tercatat ada 62 spesies. 16 spesies diantaranya memiliki
buah yang dapat dimakan, tetapi hanya spesies Mangifera caesia, Jack., Mangifera
foetida, Lous., Mangifera odorata, Grift., dan Mangifera indica, L. yang biasa
dimakan. Diantara keempat spesies mangga yang dapat dimakan tersebut, yang
memiliki jenis paling banyak adalah Mangifera indica, L. sebagian dari mangga
tersebut terpenting memiliki aroma yang cukup kuat (Oktavianto, dkk., 2015: 92).
Daun mangga (Mangifera indica, L.) tergolong tunggal, dengan letak tersebar,
tanpa daun penumpu. Panjang tangkai daun bervariasi dari 1,25-12,5 cm, bagian
pangkalnya membesar dan pada sisi sebelah atas ada alurnya. Aturan letak daun pada
batang (phylloyaxy) biasanya 3/8, tetapi makin mendekati ujung, letaknya makin
berdekatan sehingga nampaknya seperti dalam lingkaran. Helai daun bervariasi
namun kebanyakan berbentuk jorong sampai lanset, 2-10 × 8-40 cm, agak liat seperti
kulit, hijau tua berkilap, berpangkal melancip dengan tepi daun bergelombang dan
ujung meluncip, dengan 12-30 tulang daun sekunder (Oktavianto, dkk., 2015: 92).
4
5
strukturnya lebih stabil, mudah didapatkan serta mudah dalam bioaktivitasnya (Arifin
dan Ibrahim, 2018: 21-22).
2. Alkaloid
Senyawa alkaloid merupakan senyawa organik terbanyak ditemukan di alam.
Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuhan dan tersebar dalam berbagai jenis
tumbuhan. Secara organoleptik, daun-daunan yang berasa sepat dan pahit biasanya
4. Terpenoid
Terpenoid adalah kelompok senyawa alam yang terbesar bila dilihat dari
jumlah senyawa maupun variasi kerangka dasar strukturnya. Terpenoid ditemukan
berlimpah dalam tanaman tingkat tinggi, meskipun demikian diketahui bahwa jamur,
organisme laut dan serangga juga menghasilkan terpenoid. Selain dalam bentuk
bebasnya, triterpenoid di alam juga dijumpai dalam bentuk glikosida, glikosil ester,
dan iridoid (Apriyanto, 2016 : 9).
(monodesmoside saponin) dan jarang dengan 2 gugus OH atau satu gugus OH dan
satu gugus karboksil. Saponin dapat diketahui dengan penambahan air. Timbulnya
busa menunjukkan adanya glikosida yang mampu membentuk buih dalam air.
Senyawa glikosida terhidrolisis menjadi glukosa dan aglikon (Windayani, 2014: 24).
isolat tetap menunjukan pola noda tunggal, maka isolat telah murni (Sudarwati dan
Fernanda, 2019: 31).
D. Kromatografi
Kromatografi merupakan metode pemisahan secara fisik yang utama dengan
komponen yang akan dipisahkan terdistribusi antara dua fase, satu diantaranya tidak
bergerak (fasa diam) dan satu lagi bergerak melalui fasa diam dengan arah tertentu
(fasa gerak) (Apriyanto, 2016: 21).
1. Kromatografi Lapis Tipis
Pada dasarnya semua cara kromatografi menggunakan dua fasa yaitu fasa
diam (stationary) dan yang lain fasa bergerak (mobile), pemisahan-pemisahan
tergantung pada gerakan relatif dari dua fasa ini. Cara-cara kromatografi dapat
digolongkan dengan sifat-sifat dari fasa diam yang dapat berupa zat padat atau zat
cair. Pada prinsipnya kromatografi kolom adalah suatu teknik pemisahan yang
didasarkan pada peristiwa adsorpsi. Sampel yang biasanya berupa larutan pekat
diletakkan pada ujung atas kolom. Eluen atau pelarut dialirkan secara kontinyu ke
dalam kolom. Dengan adanya gravitasi atau karena bantuan tekanan maka eluen
13
pelarut akan melewati kolom dan proses pemisahan akan terjadi (Windayani, 2014:
37-38).
Fase gerak yang paling cocok untuk pemisahan harus ditentukan melalui cara
kromatografi lapis tipis terlebih dahulu. Kecepatan pergerakan suatu komponen
tergantung pada kemampuannya untuk tertahan atau terhambat oleh penyerap di
dalam kolom. Jadi suatu senyawa yang diserap lemah akan bergerak lebih cepat
daripada yang diserap kuat. Kolom dengan fase terbalik bergerak dalam arah
berlawanan, fase diam mempunyai afinitas lebih besar terhadap senyawa tak polar
sehingga makin tak polar fase gerak, makin cepat senyawa melintasi kolom
(Windayani, 2014: 38).
Alat yang digunakan dalam kromatografi kolom berbentuk pipa kaca vertikal
(kolom) yang diisi dengan serbuk alumina aktif atau sejenisnya. Zat yang akan
dipisahkan atau dianalisis dituangkan dari atas kolom, kemudian secara perlahan
diikuti dengan menuangkan pelarut melalui kolom tersebut. Cara ini dikenal dengan
sebutan elusi. Zat yang mengelusi (pelarut) disebut eluen. Kecepatan komponen
pelarut melewati alumina bergantung pada daya serap alumina terhadap komponen
itu. Makin kuat daya serap alumina terhadap komponen itu, makin lambat komponen
itu lewat melalui kolom ((Windayani, 2014: 38).
E. Kromatografi Kolom Cair Vakum
Kromatografi kolom cair vakum merupakan salah satu kromatografi vakum
khusus yang biasanya menggunakan silika gel sebagai adsorben. Kelebihan KKCV
jika dibandingkan dengan kromatografi kolom biasa terletak pada kecepatan proses
(efesiensi waktu) karena proses pengelusisan dipercepat dengan memvakumkan
kolom. Selain itu KKCV Juga dapat memisahkan sampel dalam jumlah banyak.
14
Pemilihan jenis silika gel yang tepat sangat penting untuk mendapatkan hasil
pemisahan yang baik. Ukuran partikel silika gel yang terlalu kecil akan
menyebabakan proses elusi berjalan sangat lambat (Apriyanto, 2016 : 25).
dengan cara gerakan piston maju-mundur yang dijalankan oleh motor. Piston berupa
batang gelas dan berkontak langsung dengan larutan (Apriyanto, 2016 : 25-26).
F. Pelarut Organik
Pemilihan sistem pelarut untuk kromatografi kolom vakum cair dapat
dilakukan dengan tiga pendekatan yaitu penelusuran pustaka, mencoba menerapkan
data KLT pada pemisahan dengan kolom dan pemakaian elusi dari pelarut non polar
yang tidak menggerakan zat terlarut sampai pelarut polar yang menggerakan zat
terlarut. Sistem elusi dapat dilakukan dengan metode gradient pelarut atau dengan
sistem isokratik. Elusi gradient (variasi kepolaran pelarut) dilakukan apabila
campuran senyawa cukup kompleks sedangkan elusi isokratik dilakukan jika
campuran senyawa yang akan dipisahkan sederhana. Sampel dilarutkan dalam pelarut
yang sesuai atau sampel dibuat serbuk bersama adsorben (impregnasi) dan dimasukan
ke bagian atas kolom dan dihisap perlahan-lahan (Apriyanto, 2016 : 25-26).
Kolom dielusi dengan pelarut yang sesuai, dimulai dengan pelarut yang
paling polar. Kolom dihisap sampai kering pada setiap pengumpulan fraksi.
Kromatografi kolom cair vakum, fraksi-fraksi yang ditampung biasanya bervolume
jauh lebih besar dibandingkan dengan fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom
biasa. Langkah pemisahan biasanya dilakukan pada tahap awal pemisahan
16
(pemisahan terhadap ekstrak kasar yang diperoleh langsung dari proses ekstraksi)
jenis pompa vakum yang sering banyak dipakai sekarang yaitu pompa jenis
reciprocating pompa ini terdiri dari ruangan keciltempat pelarut yang dipompa
dengan cara gerakan piston maju-mundur yang dijalankan oleh motor. Piston berupa
batang gelas dan berkontak langsung dengan larutan (Apriyanto, 2016 : 25-26).
17
BAB III
METODE PERCOBAAN
17
18
2. Pembuatan Eluen
Pembuatan eluen dimulai dengan membuat larutan n-heksana : etil asetat
dengan 11 perbandingan. Selanjutnya ekstrak kental ditimbang sebanyak 3 gram dan
dilanjutkan menimbang silika gel no. katalog 7733 sebanyak 9 gram. Setelah itu
ekstrak dilarutkan terlebih dahulu dengan aseton kemudian diimpregnasi dengan
silika gel no. katalog 7733. Kemudian silika gel no. katalog 7733 di packing dalam
kolom KKCV dengan ditutup menggunakan kertas saring disesuaikan dengan ukuran
kolom. Selanjutnya aliri dengan eluen yang ditingkatkan kepolarannya. Lalu biarkan
hingga proses fraksinasi selesai. Hasil fraksi kemudian ditampung dalam wadah yang
sesuai dengan perbandingannya
3. Uji KLT Hasil Fraksi
Uji KLT hasil fraksi dimulai dengan menotolkan setiap fraksi pada plat
menggunakan pipa kapiler. Lalu masukan dalam chamber dan dilihat hasilnya
dibawah sunar UV. Selanjutnya fraksi yang memiliki penampakan spot dan Rf yang
sama dicampur. Masing-masing fraksi gabungan yaitu A,B,C dan D di KLT. Lalu
masukan lagi ke dalam chamber dan hasil dpot disinari sinar UV.
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1. Tabel Hasil Uji KLT
Perbandingan
No Fraksi Eluen Warna Fraksi
19
20
No Fraksi Warna
1 A Hijau Tua
(1-2)
2 B Hijau Tua
(3-7)
3 C Hijau Muda
(8-10)
4 D Hijau Muda
(11)
B. Pembahasan
Daun mangga (Mangifera indica, L.) berpotensi dijadikan sebagai obat herbal
karena mengandung senyawa metabolit sekunder. Selain flavonoid, daun mangga
juga mengandung senyawa saponin, tanin galat, tanin tanin katekat, steroid atau
tripenoid (Ningsih, dkk., 2017: 62). Salah satu cara untuk mendapatkan manfaat dari
kandungan bahan alam adalah dengan mengambil sari atau memisahkan kandungan
senyawa aktif yang terkandung dalam tanaman tersebut. Cara yang paling umum
digunakan untuk mendapatkan sari atau kandungan senyawa aktif pada suatu tanaman
biasanya dilakukan dengan teknik ekstraksi. Selanjutnya ekstrak yang dihasilkan
dapat dipisahkan lagi menjadi fraksi-fraksinya dengan menggunakan metode
kromatografi. Metode kromatografi yang biasa digunakan adalah kromatografi lapis
tipis, kromatografi kolom gravitasi, kromatron dan Kromatografi kolom vakum
(KKCV), (Sudarwati dan Fernanda, 2019: 19).
Pada percobaan ini dilakukan pemisahan komponen-komponen senyawa
bahan alam yang terdapat dalam ekstrak daun mangga (Mangifera indica, L.) dengan
21
metode kromatografi kolom cair vakum (KKCV). Pengerjaan pertama yaitu alat dan
bahan disiapkan untuk meminimalisir dan memperlancar proses pengerjaan.
Selanjutnya melakukan uji KLT terlebih dahulu. Uji KLT bertujuan untuk
mengetahui eluen yang bagus untuk proses fraksinasi awal dengan kromatografi
kolom cair vakum (KKCV). Eluen yang digunakan dengan berbagai perbandingan
pelarut mulai dari yang kepolarannya rendah sampai yang kepolarannya tinggi. Pada
uji pendahuluan KLT ini digunakan pelarut n-heksan : etil asetat dengan 3
perbandingan yaitu 9:1 ; 8:2 ; dan 7:3. Eluen yang sesuai yang digunakan adalah
eluen n-heksana : etil asetat dengan perbandingan 9;1. Eluen dikatakan bagus apabila
memiliki pola pemisahan yang paling baik daripada eluen yang lain karena
memberikan profil noda yang terpisah dengan baik.
Pengerjaan selanjutnya selanjutnya penyiapan eluen dari tingkat kepolaran
terendah hingga yang paling polar yaitu dari non polar hingga yang paling polar (n-
heksan: etil asetat 10:0, 9:1, 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8, 1:9, 0:10). Hal ini
dilakukan agar dapat mengetahui pada tingkat kepolaran berapa senyawa atau
komponen kimia sampel dapat membentuk fraksi yang baik atau terelusi dengan baik.
Pada percobaan ini digunakan silika gel dengan nomor katalog yang berbeda
dikarenakan hubungan dengan pemampatan kolom, dimana silika gel yang berbeda
ukuran partikel akan memampatkan kolom sehingga tidak ada udara yang masuk.
Melakukan penimbangan silika gel no. katalog 7733 pada neraca analitik dengan
perbandingan ekstrak dan silika 1:3. Ekstrak dilarutkan terlebih dahulu dengan aseton
kemudian diimpregnasi dengan silika gel no. katalog 7733. Di sisi lain silika gel no.
katalog 7730 dipacking dalam kolom KKCV lalu ekstrak yang telah diimpregnasi.
Tujuan dari proses impregnasi adalah agar sampel yang akan difraksinasi
22
dapat tersebar dengan homogen dan diharapkan hasil pemisahan yang baik.
Memasukkan dalam kolom KKCV kemudian ditutup dengan kertas saring sesuai
ukuran kolom KKCV. Selajutnya kolom dialiri dengan eluen yang ditingkatkan
kepolarannya.
Berdasarkan percobaan ini, diperoleh hasil 4 fraksi yang memilki spot dan Rf
yang sama yaitu fraksi A (1-2) dengan warna hijau tua, fraksi B (3-7) dengan warna
hijau tua, fraksi C (8-10) dengan warna hijau muda, dan fraksi D (11) dengan warna
hijau muda. Setelah keempat fraksi ini dilihat menggunakan sinar UV, fraksi A
menunjukan 5 spot noda, fraksi B 3 spot noda, fraksi C 5 spot noda dan fraksi D 4
spot noda. Kemungkinan target senyawa yang akan diambil ada pada fraksi yang
paling sederhana yaitu pada fraksi C.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Cara memisahan komponen-komponen kimia yang ada pada ekstrak daun
mangga (Mangifera indica L.) menggunakan metode kromatografi kolom cair
vakum (KKCV) dan dilakukan menggunakan metode kromatografi lapis tipis
(KLT).
2. Fraksi yang didapatkan dari hasil pemisahan kromatografi kolom cair vakum
(KKCV) yaitu terdiri dari 4 fraksi diantaranya fraksi A,B,C dan D yang mana
fraksi paling sederhana yang diperoleh yaitu terdapat pada fraksi C.
B. Saran
Saran pada percobaan ini yaitu sebaiknya untuk percobaan selanjutnya jenis
eluen diganti dengan metanol, karena metanol merupakan salah satu eluen yang
sering dipakai dalam fraksinasi sehingga dapat dibandingkan kefektifan keduanya
sebagai pelarut dalam proses pemisahan.
23
DAFTAR PUSTAKA
Daniyah, L., dan Lee, S. H. ” Komposisi Senyawa Fenol dan Potensi Antioksidan dari
Kacang-Kacangan”. Agroteknologi 2, no. 1 (2020): h. 91-102.
Windayani.“Pengaruh Ekstrak Daun Thespesia Populnea (L.) Solan Ek Correa
Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Terinduksi Aloksan dan Profil KLT
Fraksi Aktif”. Skripsi. Bengkulu: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bengkulu, 2014.
Ihsany, A. U., dan Ersam, T. ”α-Mangostin dari Ekstrak Kayu dan Kulit Akar
Garcinia Tetranda Pierre”. Akta Kimindo 3, no.1 (2018): h. 96-103.
Rahmawati, F. ”Optimasi Penggunaan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) pada
Pemisahan Senyawa Alkaloid Daun Pulai (Alstonia Scholaris L.R.Br)”.
Skripsi. Makassar: Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar, 2015.
Aprianto, A. Yulita. ”Isolasi dan Identifikasi Senyawa Triterpenoid pada Biji
Swietenia Mahagoni (L) Jacq”. Skripsi. Surabaya: Fakultas Farmasi
Univesitas Airlangga, 2016.
Sari.”Identifikasi dan Uji Aktifitas Senyawa Tanin dari Ekstrak Daun Trembesi
(Samanea Saman Jacq Merr) sebagai Antibakteri Escherichia Coli (Ecoli).
Kimia 9, no.1 (2015): h. 27-34.
Ningsih, D. R. N. ”Ekstrak Daun Mangga sebagai Anti Jamur terhadap Jamur
Candida Albicans dan Identifikasi Golongan Senyawa”. Kimia Riset 2, no.1
(2017): h. 61-68.
Sudarwati, T., dan Fernanda, M. A. Aplikasi Pemanfaatan Daun Papaya (Carica
Papaya) sebagai Biolarvasida terhadap Larva Aedes Aegypti. Surabaya:
Graniti, 2019.
Arifin, B., dan Ibrahim, S. “Struktur, Bioaktivitas dan Antioksidan Flavonoid”. Zarah
6, no.1 (2018): h. 21-29.
Oktavianto, Y., Sunaryo, Suryanto, A. ”Karakterisasi Tanaman Mangga (Mangifera
Indica L.) Cantek, Ireng, Empok, Jempol di Desa Tiron, Kecamatan Banyakan
Kabupaten Kediri”. Produksi Tanaman 3, no. 2 (2015): h. 91-97.
24
SKEMAKERJA
1.Uj
iKLT
Mangi
DaunMangga( fer
aindi
caL.
)
-Di
pot
ongpl
atKLTdenganukur
an7×1cm.
-Di
akt
ivasi
dal
am ov
ensel
ama10meni
t.
-Di
encer
kanekst
rakkent
aldenganpel
aruty
angsesuaikedal
am bot
ol
v
ial
.
-Di
tot
olsampel
diat
aspl
atKLTdenganpi
pakapi
l
er.
-Di
masukkan pl
an KLT kedal
am camberber
isiel
uen y
ang t
elah
di
tot
olkandengansampel
.
-Di
angkatl
aludi
ker
ingkan.
-Di
l
ihatpenampakannodadi
bawahsi
narUV.
-Di
ti
mbangbobotekst
rakkent
aly
angdi
per
oleh.
Hasi
l
2.Pembuat
anEl
uen
n-
heksanadanEt
ilAset
at
-Di
buatpel
arutor
gani
k dengan ber
bagaiper
bandi
ngan ant
ara n-
heksanadanet
ilaset
at.Per
bandi
nganel
uent
ersebutadal
ahnon
pol
ar100%:semipol
ar100%denganv
ari
anper
bandi
ngan9:
1,8:
2,
7:
3,6:
4,5:
5,4:
6,3:
7,2:
8,1:
9danpol
ar100%.
-Di
simpandal
am bot
olr
eagenel
ueny
angt
elahdi
buat
.
Hasi
l
3.Fr
aksi
nasi
Mangi
DaunMangga( fer
aindi
caL.
)
-Di
ti
mbangekst
rakkent
alsebany
ak±3gr
am dal
am cawanpor
sel
i
n.
-Di
ti
mbang si
l
ika gelno.kat
alog 7733 (
per
bandi
ngan ekst
rakdan
si
l
ika1:
3).
-Di
l
arut
kan ekst
rak t
erl
ebi
h dahul
u dengan aset
on kemudi
an
di
i
mpr
egnasi
dengansi
l
ikagel
no.kat
alog7733.
-Di
packi
ngsi
l
ikagel
no.kat
alog7730kedal
am kol
om KKCV.
-Di
i
mpr
egnasidi
rat
akan diat
asf
asa di
am/
adsor
ben dal
am kol
om
KKCV.
-Di
tut
updenganker
tassar
ingy
angt
elahdi
sesuai
kandengandi
amet
er
kol
om KKCV.
-Di
ali
ridenganel
ueny
angdi
ti
ngkat
kankepol
aranny
a.
-Di
biar
kanhi
nggapr
osesf
raksi
sel
esai
.
-Di
tampunghasi
lfr
aksimasi
ng-
masi
ngkedal
am wadahf
raksisesuai
denganper
bandi
nganel
ueny
angt
elahdi
buat
.
Hasi
l
LAMPIRAN GAMBAR
Dipotong plat KLT ukuran 7×1 cm Diaktivasi plat KLT dalam oven
Hasil KLT