Anda di halaman 1dari 5

PENETAPAN KADAR SAKARIN

PENETAPAN KADAR SAKARIN


PENETAPAN KADAR SAKARIN

I. TUJUAN
Praktikan mampu mengetahui kadar sakarin dari sebuah sampel ( marimas ) dengan
menggunakan metode ekstraksi-titrasi.

II. DASAR TEORI


Ada beberapa cara pemisahan dan permunian suatu zat dari campurannya secara fisik antara
lain : Destilasi, ekstraksi, koagulasi, adsorbsi, dan sublimasi.
Ekstraksi merupakan proses pengambilan komponen berdasarkan kelarutannya dalam dua fasa
cair yang berbeda dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak
substansi yang diingikan tanpa melarutkan material lainnya. Sedangkan zat yang diperoleh
disebut sari ( ekstrak ). Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Ekstraksi menggunakan
pelarut didasarkan pada kelarutan terhadap komponen lain dalam campuran. Faktor-faktor yang
mempengaruhi laju ekstraksi adalah :
Tipe persiapan sampel
Waktu ekstraksi
Kuantitas pelarut
Suhu pelarut
Tipe pelarut
Pada industri the botol atau teh kotak, sari teh diperoleh dari daunnya dengan cara ekstraksi
memakai pelarut cair. Pada kehidupan sehari-hari beberapa pelarut organik seperti aseton atau
bensin dapat digunakan untuk mengekstraksi noda-noda minyak pada pakaian.
(Drs.Irfan Anshory.1998.Kimia SMU jilid I.jakata:Erlangga ).
Sedangkan titrasi merupakan salah satu teknik analisis kimia kuantitatif yang dipergunakan
untuk menentukan konsentrasi suatu larutan tertentu, dimana penentuannya menggunakan suatu
larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya secara tepat. Pengukuran volume dalam
titrasi memegang peranan yang amat penting sehingga ada kalanya sampai saat ini masih banyak
yang menyebut titrasi dengan nama analisis volumetri. Larutan yang dipergunakan untuk
penentuan larutan yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran, sedangkan larutan yang tidak diketahui konsentrasinya
diletakkan dierlenmeyer yang disebut sebagai analit. Dari kumpulan reaksi kimia yang dikenal
relatif sedikit yang dapat digunakan sebagai dasr untuk titrasi, suatu reaksi harus memenuhi
persyaratan tertentu sebelum dapat digunakan, yaitu :
1. Reaksi harus berlangsung sesuai persamaan reaksi tertentu.
2. Reaksi harus berlangsung sampai benar-benar lengkap pada titik ekuivalen.
3. Beberapa cara harus tersedia untuk menentukannya apabila titik ekuivalen dicapai.
4. Diharapkan bahwa reaksi berlangsung cepat sehingga titran dapat berlangsung dalam beberapa
menit.
(Underwood, 1998 )
Titik dimana terjadinya perubahan warna indikator ini disebut titik akhir titrasi, secara ideal titik
akhir titrasi seharusnya sama dengan titik akhir teoritis ( titik ekuivalen ). dalam prakteknya
selalu terjadi sedikit perbedaan yang disebut kesalahan titrasi. ( Sukrimah, 1990 ).
Dalam percobaan ini kita diminta mengetahui kadar sakarin dalam minuman sachet ( marimas )
kita ketahui sakarin adalah pemanis buatan yang memiliki struktur dasar sulfinida benzoat,
karena strukturnya berbeda dengan karbohidrat sakarin tidak menghasilkan kalori. Sakarin jauh
lebih manis daripada sukrosa, dengan perbandingan rasa manis kira-kira 400 kali lipat sukrosa.
Sakarin mengalami hidrolisa dalam suasana alkalis menjadi asam O-sulfamoil-benzoat atau
dalam suasana asam akan menjadi asam ammonium O-sulfo-benzoat. Sakarin sulit larut dalam
air, oleh karena itu senyawa ini sering digunakan dalam bentuk garam ( Na-sakarin ). Na-sakarin
biasanya digunakan sebagai pemais dalam sampel minuman ringan. ( artikel.blogspot.com )
III. ALAT DAN BAHAN

3.1. Alat-alat
- Erlenmeyer
- Labu takar 250,0 ml
- Corong pemisah
- Gelas beker
- Gelas ukur
- Buret
- Statif
- Pipet volume 25,0 ml
- Pipet tetes
- Pemanas
3.2. Bahan-bahan
Marimas
Aquades
10,0 ml HCl pekat
30,0 ml eter
3,00 ml aseton
Larutan NaOH
Larutan asam oksalat

IV. DATA PENGAMATAN

1,00 ml NaOH 0,05 N


~ 10,26 mg Na-sakarin
~ 9,160 mg asam sakarin
Standarisasi NaOH

Titrasi ke- V ( COOH )2 . 2H2O V NaOH


1. 5,00 ml 11,50 ml
2. 5,00 ml 11,20 ml
Rata-rata 5,00 ml 11,35 ml

N1 . V1 = N2 . V2

N NaOH = =

= 0,0440 N

Kadar Na-sakarin
= ml Titrasi x x 10,26 mg x

= 0,7 ml x x 10,26 mg x 10,0 ml

= 0,7 ml x 0,88 x 10,26 mg x 10,0ml


= 63,2016 mg/sachet

V. PEMBAHASAN

Pada paraktikum penetapan kadar sakarin kali ini metode yang digunakan adalah ekstraksi dan
titrasi.
Ekstraksi merupakan proses pelarutan satu atau sejumlah penyusun atau campuran ke dalalm
pelarut sehingga penyusun-penyusun tersebut terpisah dari penyusun lain yang tidak larut dalam
pelarut itu atau dengan istilah lain ekstraksi merupakan proses pemisahan komponen berdasarkan
dua fasa cair yang berbeda.
Larutan yang diekstraksi pada praktikum kali ini adalah laruta marimas dengan eter. Pelarut
organik yang digunakan adalah eter karena eter merupakan salah satu pelarut organik yang tidak
bisa bercampur dengan air. Pada percobaan kali ini yang akn ditetapakan berapa mg sakarin yan
terdapat pad sampel ( marimas). 1 gram sakarin dapat larut dalam 290 ml air dalam suhu kamar
atau dalam 25,0 ml air mendidih. Sakarin mudah larut dalam alkali karbonat dan sedikit larut
( sukar ) dal kloroform atau eter.
25,0 ml larutan marimas, 10,0 ml HCl pekat dan 10,0 ml eter yang sudah di masukkan ke corong
pemisah kemudian kita kocok dengan hati-hati dengan memiringkan corong pemisah. Karena
pengocokan akan menimbulkan sedikit panas dan menyebabkan tekanan uap dalamcorong
pemisah naik, maka tekanan uap dapat dihilangkan dengan cara membuka kran bagian bawah.
Kemudian setelah larutan sampel dan eter dikocok maka didiamkan supaya kedua larutan yang
telah bercampur terpisah menjadi dua lapis, larutan sampel ( marimas ) berada diatas sedangkan
eter berada dibawah karena berat jenis eter lebih besar daripada air. Ekstraksi dilakukan
sebanyak tiga kali dengan setiap kali ekstraksi di tambah 10,0 ml eter. Ketika sudah dilakukan
ekstraksi berulang-ulang maka hasil dari ekstraksi dikumpulkan dan diekstraksi lagi denga
10,0ml aquades kemudian diuapkan sehingga yang tersisa adalah residunya saja.
Dari residu yag telah di dapat di tambah dengan 3,00 ml aseton, 2,00 ml aquades dan indikator
BTB kemudian dititrasi dengan larutan NaOH yang sudah distandarisasi dengan asam oksalat
smapi terjadi perubahan warna dari bening menjadi biru.
Daripercobaan dan perhitungan yang telah dilakukan diperoleh :
N NaOH = 0,0440 N
ml titrasi = 0,7 ml
Kadar Na-sakarin = 63,2016 mg/sachet

VI. KESIMPULAN
Uji penetapan kadar sakarin melibatkan dua metode yaitu ekstraksi dan titrasi
Intensitas rasa manis pada garam Na-sakarin kira-kira 400 kali lebih tinggi daripada sukrosa
kadar sakarin pada minuman ringan ( marimas ) sebesar 63,2016 mg/sachet.
Ketika sampel minuman ringan, HCl dan eter diekstrasi larutan sampel beada diatas dan eter
berada dibawah karena berat jenis eter lebih besar daripada berat jenis air.
Pada saat titrasi indikator yang digunakan adalah indikator BTB

Anda mungkin juga menyukai