I. TUJUAN
Praktikan mampu mengetahui kadar sakarin dari sebuah sampel ( marimas ) dengan
menggunakan metode ekstraksi-titrasi.
3.1. Alat-alat
- Erlenmeyer
- Labu takar 250,0 ml
- Corong pemisah
- Gelas beker
- Gelas ukur
- Buret
- Statif
- Pipet volume 25,0 ml
- Pipet tetes
- Pemanas
3.2. Bahan-bahan
Marimas
Aquades
10,0 ml HCl pekat
30,0 ml eter
3,00 ml aseton
Larutan NaOH
Larutan asam oksalat
N1 . V1 = N2 . V2
N NaOH = =
= 0,0440 N
Kadar Na-sakarin
= ml Titrasi x x 10,26 mg x
V. PEMBAHASAN
Pada paraktikum penetapan kadar sakarin kali ini metode yang digunakan adalah ekstraksi dan
titrasi.
Ekstraksi merupakan proses pelarutan satu atau sejumlah penyusun atau campuran ke dalalm
pelarut sehingga penyusun-penyusun tersebut terpisah dari penyusun lain yang tidak larut dalam
pelarut itu atau dengan istilah lain ekstraksi merupakan proses pemisahan komponen berdasarkan
dua fasa cair yang berbeda.
Larutan yang diekstraksi pada praktikum kali ini adalah laruta marimas dengan eter. Pelarut
organik yang digunakan adalah eter karena eter merupakan salah satu pelarut organik yang tidak
bisa bercampur dengan air. Pada percobaan kali ini yang akn ditetapakan berapa mg sakarin yan
terdapat pad sampel ( marimas). 1 gram sakarin dapat larut dalam 290 ml air dalam suhu kamar
atau dalam 25,0 ml air mendidih. Sakarin mudah larut dalam alkali karbonat dan sedikit larut
( sukar ) dal kloroform atau eter.
25,0 ml larutan marimas, 10,0 ml HCl pekat dan 10,0 ml eter yang sudah di masukkan ke corong
pemisah kemudian kita kocok dengan hati-hati dengan memiringkan corong pemisah. Karena
pengocokan akan menimbulkan sedikit panas dan menyebabkan tekanan uap dalamcorong
pemisah naik, maka tekanan uap dapat dihilangkan dengan cara membuka kran bagian bawah.
Kemudian setelah larutan sampel dan eter dikocok maka didiamkan supaya kedua larutan yang
telah bercampur terpisah menjadi dua lapis, larutan sampel ( marimas ) berada diatas sedangkan
eter berada dibawah karena berat jenis eter lebih besar daripada air. Ekstraksi dilakukan
sebanyak tiga kali dengan setiap kali ekstraksi di tambah 10,0 ml eter. Ketika sudah dilakukan
ekstraksi berulang-ulang maka hasil dari ekstraksi dikumpulkan dan diekstraksi lagi denga
10,0ml aquades kemudian diuapkan sehingga yang tersisa adalah residunya saja.
Dari residu yag telah di dapat di tambah dengan 3,00 ml aseton, 2,00 ml aquades dan indikator
BTB kemudian dititrasi dengan larutan NaOH yang sudah distandarisasi dengan asam oksalat
smapi terjadi perubahan warna dari bening menjadi biru.
Daripercobaan dan perhitungan yang telah dilakukan diperoleh :
N NaOH = 0,0440 N
ml titrasi = 0,7 ml
Kadar Na-sakarin = 63,2016 mg/sachet
VI. KESIMPULAN
Uji penetapan kadar sakarin melibatkan dua metode yaitu ekstraksi dan titrasi
Intensitas rasa manis pada garam Na-sakarin kira-kira 400 kali lebih tinggi daripada sukrosa
kadar sakarin pada minuman ringan ( marimas ) sebesar 63,2016 mg/sachet.
Ketika sampel minuman ringan, HCl dan eter diekstrasi larutan sampel beada diatas dan eter
berada dibawah karena berat jenis eter lebih besar daripada berat jenis air.
Pada saat titrasi indikator yang digunakan adalah indikator BTB