Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin berkembangnya zaman peranan dan penggunaan bahan

tambahan pangan semakin meluas. Banyaknya bahan pangan dalam bentuk

murni dan tersedia secara komersil dengan harga yang relatif murah akan

mendorong meningkatnya pemakaian bahan tambahan pangan. Didukung

oleh kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, kepraktisan dalam memenuhi

kebutuhan hidup pun tercapai, salah satunya adalah pemilihan makanan dan

minuman olahan yang mudah didapatkan. Ditambah dengan majunya

produksi pangan sekarang ini penggunaan bahan tambahan pangan juga akan

semakin meluas.

Di Indonesia, sebagian besar dari masyarakatnya masih mempunyai

pendapatan dan tingkat pendidikan yang relatif rendah. Oleh karena itu,

kesadaran dan kemampuan mereka sebagai konsumen juga masih sangat

kurang, dan dalam memilih pangan, mereka sebagai konsumen juga masih

sangat kurang, dan dalam memilih pangan, mereka seringkali mengabaikan

kualitasnya karena daya beli yang memang masih rendah.

Dikarenakan pangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

kesehatan maka dalam pengolahan bahan pangan perlu dihindarkan

penggunaan bahan tambahan pangan yang dapat merugikan atau

membahayakan konsumen. Zat pemanis sintetis merupakan zat yang dapat

menimbulkan rasa manis atau dapat membantu mempertajam penerimaan


terhadap rasa manis tersebut, sedangkan kalori yang dihasilkannya jauh lebih

rendah daripada gula (Winarno, 1997 dalam Cahyadi 2008).

Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan

digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri, serta minuman

dan makanan kesehatan. Pemanis berfungsi untuk meningkatkan citarasa dan

aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat-

sifat kimia sekaligus merupakan sumber kalori bagi tubuh, mengembangkan

jenis minuman dan makanan dengan jumlah kalori terkontrol, mengontrol

program pemeliharaan dan penurunan berat badan, mengurangi kerusakan

gigi, dan sebagai bahan substitusi pemanis utama (Cahyadi, 2008)

Sakarin merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan

digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri serta minuman

dan makanan.Sakarin berfungsi untuk meningkatkan cita rasa, memperbaiki

sifat-sifat kimia sekaligus mengontrol program pemeliharaan dan penurunan

berat badan, mengurangi kerusakan gigi dan sebagai bahan substitusi pemanis

utama.

Penggunaan sakarin masih diizinkan di Indonesia maupun di dunia

kecuali di Amerika yang penggunaannya dalam produk pangan tidak

diperbolehkan. Penggunaan sakarin di Indonesia mengacu kepada keputusan

Food and Drug Administration (FDA) yaitu penggunaan sakarin untuk

minuman tidak boleh melebihi 12 mg/ons cairan dan makanan olahan

jumlahnya tidak boleh melebihi 30 mg/ons, sedangkan Acceptable Daily

Intake (ADI) atau asupan harian untuk sakarin tidak boleh melebihi 5 mg/kg

berat badan.
Batas maksimum penggunaan sakarin berdasarkan kategori pangan

gula dan sirup lainnya (misalnya: xylose, maple syrup, sugar toppings) yaitu

500 mg/kg (SNI01-6993-2004). Jenis dan peraturan penggunaan sakarin pada

makanan dan minuman telah diatur oleh Badan Standar Nasional Indonesia

(SNI) tahun 2004.Minuman ringan kemasan gelas plastik termasuk dalam

kategori minuman non karbonasi. Batas penggunaan sakarin pada minuman

ringan adalah 500mg/kg (BPOM, 2004). Efek samping penggunaan pemanis

buatan ini yaitu kanker kandung kemih. Sakarin merupakan salah satu

pemanis buatan yang sering digunakan dalam beberapa produk makanan dan

minuman.Sejumlah penelitian tentang efek negatif sakarin menunjukkan hasil

yang kontroversial. Beberapa penelitian menunjukkan adanya efek negatif

jika mengkonsumsi sakarin secara berlebihan, diantaranya adalah migrain dan

sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma,

hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi dan gangguan seksual,

kebotakan, serta kanker otak dan kandung kemih. Tetapi, pada penelitian

lainnya efek negatif tidak terlihat apabila sakarin diberikan dalam dosis

rendah.

Kegemaran dalam mengkonsumsi minuman semakin meningkat setiap

harinya, membuat pertumbuhan pedagang kecil yang menjual minuman

meningkat dengan keuntungan lebih banyak dengan modal yang lebih murah,

minuman yang dijual di Kaki Lima, market atau toko semakin banyak dengan

berbagai merek sehingga membuat minuman mudah didapatkan dimana saja.


Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti

permasalahan ini dengan judul “ Kandungan Sakarin Pada Minuman Yang

Dijual Di Kecamatan Percut Sei Tuan”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat di rumuskan

penelitian sebagai berikut :

1. Apakah ada kandungan Sakarin pada minuman yang dijual di Kecamatan

Percut Sei Tuan pada pedagang kaki lima.

2. Apakah ada kandungan Sakarin pada minuman yang dijual di Kecamatan

Percut Sei Tuan pada minuman kemasan bermerek lokal.

3. Apakah ada kandungan Sakarin pada minuman yang dijual di Kecamatan

Percut Sei Tuan pada minuman bermerek nasional.

1.3. Tujuan Penelitian.

Tujuan dari penelitian yang di lakukan yaitu untuk mengetahui dan

menganalisis tentang :

1. Kandungan Sakarin pada minuman yang dijual di Kecamatan Percut Sei

Tuan pada pedagang kaki lima

2. Kandungan Sakarin pada minuman yang dijual di Kecamatan Percut Sei

Tuan pada minuman kemasan bermerek lokal.

3. Kandungan Sakarin pada minuman yang dijual di Kecamatan Percut Sei

Tuan pada minuman bermerek nasional.

1.4. Hipotesis Penelitian.

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka dapat

dirumuskan beberapa hipotesis penelitian sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui tingkat kandungan Sakarin pada minuman yang dijual

di Kecamatan Percut Sei Tuan pada pedagang kaki lima.

2. Untuk mengetahui tingkat Kandungan Sakarin pada minuman yang dijual

di Kecamatan Percut Sei Tuan pada minuman kemasan bermerek lokal.

3. Untuk mengetahui tingkat Kandungan Sakarin pada minuman yang dijual

di Kecamatan Percut Sei Tuan pada minuman bermerek nasional

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan pengetahuan

tentang kandungan Sakarin pada minuman yang dijual di Kecamatan Percut Sei

Tuan sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat memperluas

pengetahuan dan dapat menambah wawasan khususnya di bidang biologi

kesehatan. Yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk bahan referensi bagi

pembaca khususnya bagi mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat memberikan masukan pada pihak yang berkepentingan

antara lain sebagai berikut :

1. Bagi Masyarakat.

Sebagai informasi dalam memberikan wawasan dan kontribusi

pengetahuan terhadap pihak Produsen/Penjual baik pedagang Kaki Lima,

Pedagang Kemasan Lokal dan Pedagang dengan Merek Nasional, Tentang

Kandungan Sakarin Pada Minuman yang dijual Di Kecamatan Percut Sei

Tuan.
2. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang

kandungan Sakarin Pada Minuman yang dijual Di Kecamatan Percut Sei

Tuan secara teoritis maupun secara praktis.

Anda mungkin juga menyukai