Anda di halaman 1dari 16

Analisis Asam Lemak dengan Kromatografi Gas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kacang tanah (Arachis hypogeae L.) merupakan tanaman pangan ke dua terpenting

setelah kedelai. Sebagai bahan pangan dan pakan ternak yang bergizi tinggi, kacang tanah

mengandung lemak (40,50%), protein (27%), karbohidrat serta vitamin (A, B, C, D, E dan K),

juga mengandung mineral antara lain kalsium (Ca), klorida (Cl), besi (Fe), magnesium (Mg),

Posfor (P), kalium (K)dan Sulfur (S).1[1]

Asam linoleat, asam linolenat dan asam oleat tergolong kedalam asam lemak tidak

jenuh ikatan ganda yang esensial untuk tubuh. Sedangkan asam palmitat, dan asam stearat

tergolong kedalam asam lemakn jenuh ikatan tunggal yang juga berfungsi sebagai esensial dalam

tubuh.

Asam lemak dalam contoh dapat dianalisis menggunakan teknik pemisahan kromatografi

gas dan hasil analisisnya pun dapat terlihat ditampilkan secara otomatis dalam bentuk
kromatogram. Proses dilakukan dengan hidrolisis dan esterifikasi sebelum diuji dalam

kromatografi gas. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan analisis terhadap lemak

pada susu kacang hijau untuk mengetahui lemak yang terkandung didalamnya dengan

menggunakan menggunakan kromatografi gas.


1

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan ini yaitu jenis asam lemak apakah yang terdapat dalam

susu kacang tanah dengan menggunakan teknik kromatografi gas?

C. Tujuan Percobaan

Tujuan pada percobaan ini yaitu untuk mengetahui jenis asam lemak dalam susu kacang

tanah dengan menggunakan teknik kromatografi gas.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kacang Tanah (Arachys hypogaea L.)

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman legum terpenting setelah

kedelai yang memiliki peran strategis dalam pangan nasional sebagai sumber protein dan minyak

nabati. Sebagai bahan pangan dan makanan yang bergizi tinggi, kacang tanah mengandung

lemak 40–50%, protein 27%, karbohidrat dan vitamin.2[2]

Lima manfaat kacang tanah untuk kesehatan3[3]:

1. Kacang tanah dikenal sebagai lemak baik yang menurunkan resiko penyakit jantung dengan

cara menurunkan kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh.

2. Kandungan resveratrol, bermanfaat bagi kelancaran fungsi tubuh.

3. Mengandung folat niasin, mangan, protein, serta vitamin E yang melimpah, sangat baik

untuk kelancaran fungsi usus.

4. Mengandung serat, membantu menurunkan resiko kanker usus besar dan pembentukan batu

empedu.

5. Mengandung limpahan kalsium dan vitamin D, yang dapat membantu menjaga kesehatan

tulang dan gigi. Dan dalam jangka panjang mencegah serangan osteoporosis.
3

B. Asam Lemak

Lemak merupakan senyawa yang tak larut di dalam air yang dapat dipisahkan dari sel dan

jaringan dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut organic yang relative non polar, misalnya
dietil eter atau kloroform. Oleh sebab itu, senyawa ini dibagi menurut sifat fisiknya yaitu

senyawa yang larut dalam pelarut non polar dan yang tidak larut dalam air dan tidak dibagi

menurut strukturnya. Meskipun struktur lemak bermacam-macam, semua lemak mempunyai

sifat struktur yang spesifik yaitu mempunyai gugus hidrokarbon hidrofob yang banyak sekali dan

hanya sedikit jika ada, gugus fungsi hidrokarbon hidrofil.4[4]

Lemak dalam tubuh tidak hanya berasal dari makanan yang mengandung lemak, tetapi

dapat pula berasal dari karbohidrat dan protein. Hal ini dapat terjadi karena ada hubungan antara

metabolisme karbohidrat lemak dan protein atau asam amino.5[5]

Asam lemak merupakan senyawa pembangun senyawa lipida sederhana, fosfogliserida,

glikolipida, ester, kolesterol dan lain-lain. Semua asam lemak berupa rantai hidrokarbon tak

bercabang dengan ujungnya berupa karboksilat. Asam lemak biasanya memiliki jumlah atom

karbon genap yaitu antara 14 sampai 22. Sedangkan asam lemak yang banyak dijumpai memiliki

jumlah atom karbon 16 sampai 18.6[6]

Asam linoleat dan linolenat merupakan asam lemak tidak jenuh berantai panjang dan

tergolong asam lemak esensial. Baik asam linoleat maupun asam linolenat sangat penting

untuk tubuh, oleh karena itu harus diperoleh dari makanan. Asam linoleat dan asam linolenat

sebagai bahan penyusun kacang kedelai yang jumlahnya cukup besar berkisar 7-54%.
Defisiensi asam linoleat dapat menyebabkan dermatitis, kemampuan reproduksi menurun,

gangguan pertumbuhan, degenerasi hati, dan rentan terhadap infeksi.7[7]

C. Hidrolisis dan Esterifikasi

Analisis asam lemak mula-mula lemak atau minyak dihidrolisis menjadi asam lemak,

kemudian ditransformasi menjadi bentuk esternya yang bersifat lebih mudah menguap.

Transformasi dilakukan dengan metilasi, sehingga diperoleh metil ester asam lemak yang

selanjutnya akan dianalisis dengan kromatografi gas. Identifikasi setiap komponen dilakukan

dengan membandingkan waktu retensinya dengan waktu retensi standar pada kondisi analisis
yang sama. Luas puncak dari masing-masing komponen adalah sebanding dengan konsentrasi

komponen dalam sampel. Pengurangan kesalahan akibat volume injeksi, maka preparasi sampel,

pengenceran dan lainnya biasanya menggunakan teknik standar internasional. Selain itu, harus

dilakukan koreksi terhadap respon detektor dan interaksi antara komponen dalam matriks sampai

selama melewati kolom.8[8]

Hidrolisis merupakan proses pemisahan zat yang disebabkan oleh molekul air (H2O).

Hidrolisis dapat terjadi pada kondisi asam maupun basa. Reaksi antara minyak dengan basa

dikenal dengan reaksi saponifikasi atau sering disebut reaksi penyabunan. Reaksi penyabunan

pada minyak menghasilkan garam asam lemak atau sabun. Ester dapat disintesis dengan

mereaksikan asam karboksilat dan alkohol menggunakan katalis asam yang disertai pemanasan,
sehingga menghasilkan ester dan air atyau dengan kata lain esterifikasi adalah tahap konversi

asam lemak bebas menjadi ester, dengan mereaksikan asam lemak dengan alkohol.9[9]

D. Kromatografi Gas

Kromatografi gas, fase gerak dan zat padat atau zat cair digunakan sebagai fase gerak dan

zat padat atau zat cair digunakan sebagai fasa diam. Seperti yang telah diketahui bahwa gas

selalu bergerak kemana saja, tidak mau diam. Oleh karena itu, untuk melakukan percobaan

kromatografi gas diperlukan kromatografi khusus.10[10]

Mekanisme kerja kromatografi gas yaitu gas dalam silinder baja bertekanan tinggi
dialirkan melalui kolom yang berisi fase diam. Cuplikan berupa campuran yang akan dipisahkan,

biasanya dalam bentuk larutan disuntikkan ke dalam aliran gas tersebut. Kemudian cuplikan

dibawa oleh gas pembawa ke dalam kolom dan di dalam kolom terjadi pemisahan. Komponen-

komponen campuran yang telah terpisahkan satu persatu meninggalkan kolom. Suatu detector

diletakkan di ujung kolom untuk mendeteksi jenis maupun jumlah tiap komponen campuran.

Hasil pendeteksian direkam oleh rekorder dan dinamakan kromatogram yang terdiri dari

beberapa peak. Jumlah peak yang dihasilkan menyatakan jumlah komponen (senyawa) yang

terdapat dalam campuran. Bila suatu kromatogram terdiri dari 5 peak maka terdapat lima

senyawa atau lima komponen dalam campuran tersebut. Sedangkan luas peak bergantung pada

kuantitas suatu komponen dalam campuran. Karena peak-peak dalam kromatogram berupa
segitiga maka luasnya dapat dihitung berdasarkan tinggi dan lebar peak tersebut.11[11]
Analisis asam lemak dengan GLC didasarkan partisi komponen-komponen dari suatu

campuran di antara gas pembawa dan zat padat atau cairan yang mudah menguap dan melekat

pada bahan pengemas inert. Komponen yang dipisahkan harus mudah menguap pada suhu kolom

tempat pemisahan terjadi. Karena alas an ini, maka suhu pengoperasian alat lebih tinggi dari

suatu ruang dan biasanya dilakukan derivatisasi terlebih dahulu terutama untuk sampel yang

mudah menguap.12[12]

Tahapan analisis asam lemak dengan kromatografi gas yaitu:13[13]

1. Preparasi sampel

2. Mengatur kondisi alat

3. Analisis asam lemak berdasarkan hasil perhitungan alat otomatis yang terlihat dalam bentuk

kromatogram.

BAB III

METODE PERCOBAAN
B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu serangkaian alat kromatografi gas varian

430 GC, syringe 10 μL, neraca analitik, penangas air, labu takar 100 mL, gelas kimia 100 mL,

pipet skala 3 mL, tabung reaksi, rak tabung, pengaduk, spatulu dan botol vial.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu aluminium foil, aquabides (H2O), boron

tetraflourida (BF3) 16%, heksana (C6H14), metanol (CH3OH), natrium hidroksida (NaOH) p.a,

natrium klorida (NaCl) jenuh , natrium sulfat anhidrat (Na2SO4) anhidrat dan susu kacang tanah,

C. Prosedur Kerja

1. Pembuatan Larutan NaOH 0,5 N dalam Metanol (CH3OH)

Menimbang 2,0012 gr NaOH pa ke dalam gelas kimia, melarutkannya hingga homohen

lalu di encerkan menggunakan larutan metanol dalam labu takar 100 mL. Kemudian

menghimpitkannya.

2. Pembuatan Larutan NaCl Jenuh

Memasukkan padatan NaCl ke dalam gelas kimia kemudian ditambahkan akuabides

sebanyak 50 mL. padatan NaCl secara kontinyu ditambahkan hingga larutan menjadi jenuh.

3. Preparasi Sampel (Hidrolisis dan Esterifikasi)

Menimbang 0,3002 g lemak susu kacang tanah dalam tabung reaksi. Menambahkan 1 mL
natrium hidrokjsida (NaOH) p.a dalam metanol (CH3OH). Memanaskan dalam penangas air
selama 20 menit. Menambahkan 2 ml boron tetraflourida (BF3) 16%. Memanskan kembali

selama 20 menit. Mendinginkan dan menambahkan 2 mL natrium klorida (NaCl) jenuh dan 1

mL heksana (C6H14) . mengocok larutan dengan baik. Memindahkan heksana (C6H14) dengan

bantuan pipet tetes ke dalam botiol vial yang berisi 0,1 g natrium sulfat (Na2SO4) anhidrat.

Membiarkan hingga laruatn larut. Menginjeksi sampel dengan kromatografi gas.

4. Analisis Asam Lemak

Menginjeksi pelarut sebanyak 2 μL ke dalam kolom. Puncak akan muncul apa bila aliran gas

pembawa dan sistem pemanas sempurna. Memgukur waktu retensi dan puncak masing-masing

sampel.

5. Langkah Menjalanjakan Instrumen

Membuka sumber gas nitrogen, hidrogen dan udara tekan dan memasktikan tekanan

masing-masing sesuai. Menyalakan PC hingga tampil start up windows, menyalakan GC dengan

mengatur power switch pada posisi ON. Mengklik dua kali icon galaxie hingga tampil dialog

galaxie workstation connection. Memasukkan user identification kemudian pilih project dan

masukkan password dan klik OK sehingga tampil window galaxie. Memilih open pada menu file

kemudian memilih open method atau membuka method ON. Pada bagian control, mengklik

button over view kemudian mengklik button untuk mengaktifkan method dan menunggun hingga
status ready. Mengulangi langkah di atas untuk mengaktifkan langkah operasi, menunggu hingga

status ready dan melakukan monitoring baseline.

6. Langkah Mematikan Instrumen

Membuka method OFF dan mengklik button, menunggu sampai status ready dan

memastikan coulomn oven 50 ºC dan semua injector dan detector lebih kecil dari 100 ºC.

menutup aplikasi software galaxie workstation dengan memilih quit pada menu file. Mematikan

GC dengan mengatur power switch pada posisi OFF, menutup semua tabung gas dan melakukan

prosedur shut down PC.


7. Membuat Method
Pada menu file memilih New dan New Method, memastikan bahwa system Varian 430GC
terpilih kemudian mengklik Next. Memasukkan nama method kemudian mengklik OK sehingga
nama method yang dibuat. Mengklik pada bagian control hingga tampil panel control, mengklik
button untuk menampilkan window System Control Method Advanced Tool. Mengklik
button untuk menampilkan method section. Mengklik pada bagian injector dan lakukan
pengaturan terhadap heater, temperature dan split state/ ratio pada front injector.
Mengklik pada bagian Column Oven dan lakukan pengaturan pada temperature, time dan

stabilization time. Mengklik pada bagian Column Pneumatics dan lakukan pengaturan:

 Front (EFC): Checklist Constant flow, lalu atur flow yang diinginkan (1-2 mL/min)

Mengklik pada bagian Detector Middle (FID) dan lakukan pengaturan:

 Heater : ON (untuk mengaktifan oven detector)


 Setpoint : temperature detector oC (300oC)

 Electronic : ON (jika ingin mengaktifan detector)

 Range : sensitivity detector (12)

 Autozero : fungsi autozero

Pada kolom Method mengklik pada bagian Acquisition dan atur File prefix, Identifier dan

Acquisition length. Pada menu File memilih Save dan Save Method.

8. Melakukan Monitoring Baseline

Memilih menu bar System kemudian beri check (√) pada system yang sedang running

sehingga tampil window monitoring, pada menu Acquisition memilih Monitoring Baseline.

Memilih method operasi kemudian mengklik OK sehingga monitoring baseline akan dimulai

untuk mengakhiri monitoring baseline dapat dilakukan dengan klik button.

9. Memulai Single Injeksi

Pada menu Acquisition memilih Quick Start sehingga tampil dialog QuickStart.
Memilih Method analisa kemudian klik OK. Pada area Sample information memasukkan
identitas injeksi/ sample pada field File prefix, Identifier dan Description. Mengklik button Inject

dan tunggu sampai status GC “Ready” dan Workstation “Waiting for injection”. Melakukan

injeksi sample.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Tabel Pengamatan

Tabel IV.1 Analisis Keberadaan Asam Lemak.

Time Quantity Area %


No. Nama Height (μV) Area (μV/Min)
(Min) (% Area) (%)
1. UNKNOWN 0,32 99,64 771974113,5 19228380,6 99,636
2. UNKNOWN 6,32 0,05 223217,1 8866,6 0,046
3. UNKNOWN 6,72 0,06 328608,7 14758,1 0,076
4. UNKNOWN 7,13 0,24 521252,1 46729,1 0,242
Total 100,00 773047191,4 19296724,3 100,000

Reaksi

Gambar IV. 1. Reaksi Esterifikasi.

13

3. Grafik
Gambar IV. 2. Hubungan antara Height (μV) terhadap Time (Min) dalam Susu Kacang Tanah DATA -
FID.
B. Pembahasan

Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kandungan asam lemak yang terdapat pada

tsusu kacang tanah. Pengukuran kandungan asam lemak dilakukan dengan menggunakan

kromatografi gas.

Pertama-tama dilakukan hidrolisis yang merupakan proses pemisahan zat yang

disebabkan oleh molekul air (H2O). Hidrolisis dapat terjadi pada kondisi asam maupun basa.

Hidrolisis lemak susu kacang hijau pada penelitian ini berlangsung pada kondisi basa dengan

menggunakan basa kuat natrium hidroksida (NaOH). Membuat larutan natrium hidroksida
(NaOH) untuk mendapatkan asam lemak bebas dan untuk keperluan analisis asam lemak

kemudian dikonversi menjadi metil ester dengan menggunakan pelarut (CH3OH) sabagai katalis

yang mudah menguap. Memanaskan larutan untuk mengikat lemak yang ada dalam smapel.

Menambahkan boron tetraflourida (BF3) untuk membantu peroses eksterifikasi. Proses

esterifikasi ini dilakukan untuk keperluan analisis kadar asam lemak menggunakan kromatografi

gas. Hal ini dikarenakan asam lemak yang diperoleh dari hidrolisis bersifat nonvolatil (tidak

mudah menguap), sementara syarat senyawa yang diperlukan untuk keperluan analisa harus

bersifat volatil. Sehingga diperlukan adanya konversi asam lemak bebas menjadi senyawa metil

ester. Senyawa metil ester sendiri bersifat volatil (mudah menguap).

Memanaskan larutan untuk mempercepat reaksi., pada saat pemanasan larutan harus
digoyangkan agar tidak terjadi pengendapan asam lemak dan pengotor tidak mengendap.

Mendinginkan larutan untuk menghindari penguapan pada saat penambahan larutan yang mudah

menguap. Menambahkan natrium klorida (NaCl) jenuh untuk menyempurnakan reaksi

eksterifikasi. Menambahkan heksana (C6H14) untuk mengikat atau menghasilkan lemak pada saat

proses eksterifikasi. Memindahkan lapisan heksana (C6H14) dalam laruan yang beriisi natrium

sulfat (Na2SO4) anhidrat untuk memisahkan fase pada campuran larutan sebelum diinjeksi.

Memipet lapisan fase atas dan memasukkan kedalam botol vial. Larutan siap diuji dalam
kromatografi gas.
Berdasarkan grafik antara tinggi (μV) puncak terhadap waktu (Min) diperoleh

empat macam komponen (A, B, C dan D) pada tiap waktu yang berbeda. Berdasarkan analisa

data diperoleh dari asam lemak A, B, C dan D yang terdeteksi memiliki luas daerah atau kadar

masing-masing sebesar 99,636%, 0,046%, 0,076% dan 0,242%. Berdasarkan hasil tersebut,

dapat dikatakan kadar untuk asam lemak A lebih tinggi dibandingkan asam lemak yang lain.

Menurut teori, kandungan asam lemak pada kacang tanah adalah asam oleat, sehingga dapat

dipastikan bahwa komponen A yang memiliki kadar sebesar 99,636% merupakan asam oleat dan

termasuk asam lemak tak jenuh.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada percobaan ini yaitu jenis asam lemak yang terkandung dalam susu

kacang tanah adalah asam oleat yang merupakan asam lemak tak jenuh dengan kadar sebesar

99,636%.

B. Saran

Saran yang diberikan untuk percobaan selanjutnya yaitu sebaiknya menelitik kandungan

asam lemak pada rumput laut untuk membandingkan kandungan asam lemak dengan susu

kacang tanah.
16

DAFTAR PUSTAKA

Bintang, Maria. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga, 2010.


Damanik, Azhari. “Analisa Kadar Asam Lemak Bebas dari Crude Palm Oil (CPO) pada Tangki
Timbun di PT. Sarana Agro Nusantara” Jurnal Kimia. http:// repository. usu.ac.id/bitstream/
123456789/ 13943/1/09E00382. pdf (29 November 2014).
Fessenden, Ralph J. dan Joan S. Fessenden. Fundamentals of Organik Chemistry, terj.
Sukmariah Maun, Kamianti Anas dan Tilda S. Sally, Dasar-Dasar Kimia Anorganik. Jakarta:
Binarupa Aksara, 2010.
Kilo, Ahmad Kadir, Ishak Isa dan Weny JA Musa, “Analisis Kadar Asam Linoleat dan Asam
Linolenat pada Tahu dan Tempe yang Dijual di Pasar Telaga Secara GC-MS” Jurnal Kimia
(2010). http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/ uploads/ 2009/05/ kadar _ asam linoleat .pdf (29
November 2014).
Murrinie, Endang Dewi. “Analisis Pertumbuhan Tanaman Kacang Tanah dan Pergeseran
Komposisi Gulma Pada Frekuensi Penyiangan dan Jarak Tanam Yang Berbeda” Jurnal
Pertanian ISSN: 1979-6870, h. 2 Http://Www. Analisis_Pertumbuhan_Kacang_Tanah (Diakses
29 November 2014).
Poedjiadi, Anna dan Titin Supriati. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UIP, 2005.
Hendayana, Sumar. Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan Elektroforesis Modern.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.
Sondakh, Tommy D. dkk, “Hasil Kacang Tanah (Arachys Hypogaea L.) pada Beberapa Jenis
Pupuk Organik” jurnal Eugenia, 18 No. 1 (2012), h. 64. http://www. ipi152454.pdf (Diakses 29
November 2014).

Anda mungkin juga menyukai