Anda di halaman 1dari 16

PERCOBAAN VI

PENENTUAN ANGKA PENYABUNAN


LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA FARMASI
PENENTUAN ANGKA PENYABUNAN

OLEH:
NAMA : NUR RAHMI JAYA TANTRI
NIM : O1A120033
KELAS :A
KELOMPOK : III
ASISTEN : AMELIA

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARAMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
PENENTUAN ANGKA PENYABUNAN

A. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kadar asam lemak
pada sebuah sampel.

B. Landasan Teori

Penggunaan sabun merupakan tolak ukur peradaban suatu bangsa.


Pengukuran laju saponifikasi etil adipat dan etil susinat digunakan untuk
memverikasi pendekatan teoritis [ CITATION Alm17 \l 1033 ]. Bahan baku untuk
membuat sabun adalah lemak atau minyak yang diperoleh dari tumbuhan dan
hewan. Reaksi penyabunan dianggap sebagai aoutokatalitik karena sabun yang
dihasilkan mampu melarutkan alkali dan juga mampu mendispersikan lemak
netral minyak menjadi suspensi koloid [ CITATION Iri19 \l 1033 ].

Minyak dapat mengalamiperubahan aroma dan citarasa selama


penyimpanan, perubahan ini disertai dengan terdapat senyawa-senyawa yang
dapat menyebabkkan kerusakan minyak. Keberadaan asam lemak bebas yang
terdapat pada minyak biasanya adalah indikator awal terjadinya kerusakan minyak
karena adanya proses hidrolisis ([ CITATION Azi16 \l 1033 ] . Kandungan minyak dan
komposisi asam lemak pada tamanan dipengaruhi oleh genotik, lokasi, suhu, kadar
air, kondisi tubuh, tanggal tanam, pemupukan dan interaksi faktor-faktor
[ CITATION Kur18 \l 1033 ].

Bilangan penyabunan adalah jumlah alkali yang dibutuhkan untuk


menyabunkan sejumlah minyak. Besarnya bilangan penyabunan tergantung dari
berat molekul. Minyak yang mempunyai berat molekul rendah akan mempunyai
bilangan penyabunan lebih tinggi daripada minyak yang mempunyai berat
molekul tinggi [ CITATION Kur20 \l 1033 ]. Bilangan penyabunan dinyatakan dalam
jumlah KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram minyak [CITATION
Pasar \l 1033 ].
Reaksi penyabunan merupakan reaksi eksotermis, sehingga harus
diperhatikan pada saat penambahan minyak dan alkali agar tidak terjadi panas
yang berlebihan. Pada proses penyabunan, penambahan larutan alkali (KOH atau
NaOH) dilakukan sedikit demi sedikit sambil diaduk dan dipanasi untuk
menghasilkan sabun. Untuk membuat proses yang lebih sempurna dan merata,
maka pengadukan harus dilakukan dengan lebih baik [ CITATION Gus17 \l 1033 ].

Refluks adalah teknik yang melibatkan kondensasi uap dan kembalinya


kondensat ini ke sistem [ CITATION Cah17 \l 1033 ]. Metode refluks digunakan untuk
mengekstrak sampel yang relatif tahan panas. Kelebihan metode ini adalah
waktunya lebih singkat, terjadi kontak langsung dengan pelarut secara terus
menerus, dan pelarut yang digunakan lebih sedikit sehingga efektif dan efisien
[ CITATION Kis18 \l 1033 ].

Titrasi adalah proses mengukur volume titran yang diperlukan untuk


mencapai titik ekuivalen dengan titrat. Titrasi asidimetri adalah metode
pengunkuran kandungan dasar suatu zat dengan menggunakan asam larutan
sebagai standar [ CITATION Sep18 \l 1033 ].

Minyak jagung berwarna merah gelap dan setelah dimurnikan akan


berwarna kuning keemasan. Kekentalan minyak jagung hampir sama dengan
minyak nabati lainnya yaitu 58 (entripoise pada suhu 25 derajad minyak jagung
larut dalam etanol, isopropil, alkohol dan fulfural). [ CITATION Ifa18 \l 1033 ]
Minyak jagung mengandung beberapa jenis asam lemak esensial, antara lain asam
lemak linoleat (0,8%), asam linolenat (59%), asam oleat (27%). Minyak dalam
jagung juga tergolong dalam jenis lemak tidak jenuh yang diduga berguna untuk
menurunkan kolesterol darah [ CITATION Gar13 \l 1033 ].

C. ALAT DAN BAHAN


1. ALAT
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini,yaitu :

a. Buret 1 buah j. Labu alas bulat 3 buah


b. Corong 1 buah k. Pipet tetes
c. Elektromantel 1 buah l. Selang benang 3/8 7 meter
d. Erlenmeyer 250 ml m. Statif klem 4 buah
e. Ember besar 1 buah n. Stopwatch
f. Filter aquarium 1 buah o. Tabung pendingin tegak 3 buah
g. Gelas ukur 100 ml p. Tali raffia 1 ikat
h. Handscoon q. Timbangan analitik
i. Kaca arloji 5 buah

2. BAHAN
a. Alkohol 96%
b. Aquadest
c. Es balok
d. HCl 0,5 N
e. Indicator fenoftalein
f. KoH
g. Sampel (minyak jagung,minyak kedelai,royal palmia butter
margrin, sesame oil, smart monara margarine)
h. Tissue
i. vaseline

D. URAIAN BAHAN

1. Alkohol (Ditjen POM RI, 1979 : 67)


Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Ethanol
g
Berat molekul : 98,07
mol
Rumus molekul : C2H2O
Rumus Struktur :
H H
I I
H–C –C–O–H
I I
H H
Pemerian : Cairan tak berwarna, mudah menguap, mudah
bergerak, bau khas, rasa panas, mudah terbakar
dengan memberikan warna biru yang tidak berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, kloroform p, dan eter
p.
Kegunaan : Sebagai zat tambahan.
2. Aquadest (Ditjen POM RI, 1979 : 96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Aquades / air suling
g
Berat molekul : 18,02
mol
Rumus molekul : H2O
Rumus struktur :
O
H H

Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak


mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pelarut
3. Asam klorida (Ditjen POM RI, 1979 : 53)
Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama lain : Asam klorida
g
Berat molekul : 36,46
mol
Rumus molekul : HCl
Rumus struktur :H Cl
Pemerian : Cairan; tidak berwarna; berasap; bau merangsang.
Jika diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau
hilang.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat
penggunaan : Zat tambahan
4. Indikator Fenolftalein (Ditjen POM RI, 1979 : 675)
Nama resmi : FENOLFTALEIN
Nama lain : Fenolftalein
g
Berat molekul : 318,33
mol
Rumus molekul : C20OH14O4
Rumus struktur :
HO
OH

Pemerian : Serbuk hablur, putih atau putih kekuningan, lemah,


tidak berbau, stabil di udara.
Kelarutan : Larut dalam etanol dan agak sulit larut dalam eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Zat tambahan, Indikator.
5. Kalium Hidroksida (Ditjen POM RI, 1979)
Nama resmi : KALII HYDROXYDUM
Nama lain : Kalium hidroksida
g
Berat molekul : 56,1056
mol
Rumus molekul : KOH
Rumus struktur :
O
K H

Pemerian : Batang, pelat dan bongkahan, putih, sangat mudah


meleleh basah.
Kelarutan : Larut dalam 1 bagian air, dalam 3 bagian etanol
(95%) p, sangat mudah larut dalam etanol mutlak p
mendidih.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai zat tambahan.

E. PROSEDUR KERJA

1. Larutan Blanko

Larutan KOH
 Disiapkan alat dan bahan.
 Diambil 30 ml KOH, dimasukkan ke dalam erlenmayer.
 Ditambahkan 1 ml indikator pp.
 Dititrasi dengan HCl 0,5 N

Hasil Pengamatan ?
2. Penentuan angka penyabunan

 jagung
Minyak

 Disiapkan alat dan bahan.


 Ditimbang 1g minyak jagung dan dimasukkan ke dalam labu
alas bulat.
 Ditambahkan 30 ml larutan KOH
 Dipindahkan larutan ke dalam labu alas bulat
 Dipanaskan dalam electromantel sambil di refluks sampai
larutan jernih
 Dipindahkan larutan sebanyak 10 ml ke dalam erlenmayer dan
dinginkan.
 Ditimbang 3 tetes indikator pp
 Dititrasi dengan HCl 0,5
 Diamati perubahan warna yang terjadi.

Hasil Pengamatan ?

F.Hasil Pengamatan

1.Tabel Hasil Pengamatan


Gambar
No Sampel Perlakuan Sebelum Sesudah Hasil

1. Blanko 30 ml KOH+ 1 11,9


ml indikator ml
pp.dititrasi
dengan HCl 0,5
M

2. Minyak 1 g minyak 8,7


jagung jagung + 30 ml ml
KOH,direfluks
30 menit
didihkan,diambil
10 ml + 3 tetes
indikator pp di
titrasi dengan
HCl 0,5 N

Perhitungan :

Diketahui : volume titran blanko : 11,9ml

Volume titran sampel : 0,7 ml

N HCl : 0,5N

BM KOH : 56 gr/mol

Berat sampel : 1 gram

Ditanya : Bilangan penyabunan =……?

( Vt .blanko−Vt . sampel ) × N HCl × Be KOH


Penyelesaian :=
berat sampel
g
( 11,9 ml−0,7 ml ) × 0,5 N ×56
= mol = 67,2 mg/g
1 gram

G. Pembahasan

Asam lemak bebas yaitu asam lemak yang bearada sebagai asam lemak
bebas tidak terikat sebagai trigiliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh proses
hidrolisis dan oksidasi biasanya tergabung dengan minyak netral. Penyabunan
adalah suatu proses hidrolisis lemak dengan alkali yang mengakibatkan putusnya
ikatan ester dan garam alkali asam lemak. Sifat ini yang dapat menyebabkan
larutan sabun dapat menghilangkan dan mengusir kotoran dan minyak.
Angka penyabunan diartikan sebagai banyaknya (mg) KOH yang
dibutuhkan untuk menyabunkan 1 g asam lemak atau minyak. Minyak yang
disusun ooleh lemak berantai C pendek berarti mempunyai berat molekul relatif
kecil atau mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya minyak
dengan berat molekul besar mempunyai angka penyabunan relatif kecil.

Percobaan ini menggunakan sampel minyak. Minyak yang digunakan yaitu


minyak jagung. Minyak jagung adalah minyak yang diekstrasi atau diperas dari
biji jagung, bersifat setengah kering, berwarna kekuningan dan digunakan untuk
membuat sabun dan pelumas. Minyak jagung mengandung beberapa jenis asam
lemak esensial, antara lain asam lemak linolenat (59%), asam linoleat (0,8%), dan
asam oleat (27%). Alat yang digunakan percobaan ini yaitu refluks. Prinsip kerja
alat refluks yaitu pada saat feed dipanaskan di flabudidi, dan berubah menjadi uap.
Proses kedua yaitu cooling, terjadi diember ketika dimasukkan es dan air. Proses
ketiga yaitu ketika feed berubah menjadi uap. Proses keempat yaitu pengembunan
terjadi perubahan suhu antara kondensor dalam yang berisi uap panas dan
kondensor luar yang berisi air dingin.

Sampel minyak jagung ditimbang 1 g kemudian diapanaskan dengan


menggunakan elektromantel sambil direfluks hingga larutan jernih. Kemudian
ditambahkan pelarut alkohol agar data akhir yang didapatkan benar-benar tepat.
Sesuai definisi bilangan asam yaitu jumlah miligram KOH atau basa lainnya yang
digunakan untuk menetralkan asam-asam lemak. Kemudian ditambahkan
indikator pp, yang digunakan untuk indikator asam basa. Kemudian dititrasi
dengan HCL 0,1 N. penentuan titik akhir ditunjukkan oleh perubahan warna oleh
indikator. Fungsi penambahan etanol 96% adalah untuk melarutkan lemak atau
minyak dalam sampel agar dapat bereaksi dengan asam alkali, karena etanol 96%
merupakan pelarut lemak yang baik. Fungsi pemanasan saat percobaan yairtu agar
reaksi antara alkohol dan minyak tersebut dapat bereaksi dengan cepat. Pemberian
3 tetes indikator pp adalah agar warna tersebut berubah menjadi merah muda. Hal
ini membuktikan bahwa larutan tersebut bersifat basa. Penggunaan KOH saat
proses titrasi adalah untuk menentukan kadar asam lemak bebas yang terkadung
dalam minyak jagung. Reaksi KOH dalam proses penyabunan sebagai basa kuat

yaitu . Dari proses penyabunan, bilangan penyabunan diperoleh


dari minyak jagung adalah 67,2 mg/g, dari angka penyabunan tersebut
menunjukkan bahwa sabun yang terbentuk memiliki bilangan penyabunan rendah,
bilangan penyabunan kecil memiliki asam lemak yang tinggi sehingga kualitasnya
menurun.

Manfaat percobaan penentuan angka penyabunan dalam bidang farmasi


yaitu digunakan dalam industri farmasi contohnya pada kosmetik digunakan
dalam pembuatan bahan dasar sabun. Minyak dan lemak juga digunakan
emulgator, basis salep dan pelarut obat suntik.

H. Kesimpulan

Kesimpulan pada percobaan ini adalah penentuan angka penyabunan dapat


dilakukan dengan metode refluks dan titrasi asidimetri yang kemudian didapatkan
bilangan penyabunan relatif rendah yaitu 67,2 mg/g memiliki kadar asam lemak
yang tinggi membuat kualitas minyak menurun.
DAFTAR PUSTAKA

Almilly, R. F. (2017). Kinetics Of The Saponification Of Mixed Fats Consisting


Of Olein And Stearin. Journal Of Enginering, 20(6).
Azizah , Z., Rasyid , R., & Kartina, D. (2016). Pengaruh Pengulangan dan Lama
Penyimpanan Terhadap Ketengikan Minyak Kelapa Dengan Metode Asam
Thiobarbiturat (TBA). Jurnal Farmasi Higea, 8(2).
Departemen KEsehatan Republik Indonesia.1979. farmakope Indonesia.Edisi
III.Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan makanan.

Cahyanto, A., Kosasih, E., Aripin, D., & Hasratiningsih, Z. (2017). Fabrication of
Hydroxyapatite From Fish Bones Waste Using Reflux Method. Journal Of
Material Science And Enginering, 2(1).
Gardjito, M., Djuwardi, A., & Harmayani, E. (2013). Pangan Nusantara;
Karakteristik dan Prospek Untuk Percepatan Diversifikaasi Pangan.
Jakarta: Kencana.
Gusviputri, A., Meliana, N., Aylianawati, & Indraswati, N. (2017). Pembuatan
Sabun Dengan Lidah Buaya (Aloe Vera) Sebagai Antiseptik Alami. Jurnal
Widya Teknik, 12(1).
Ifa, L., Nurdjannah, Sabara, Z., & Jaya, F. (2018). Pembuatan Bahan Polimer
Dari Minyak Sawit.
Iriany, Sukeksi, L., Diana, V., & Taslim. (2019). Preparation And
Characterization of Coconut Oil Based Soap With Kaolin as Filler.
Journal Of Physics, 2(5).
Kiswandono, A. A. (2018). Skrining Senyawa Kimia dan Pengaruh Metode
Maserasi dan Refluks Pada Biji Kelor Moringa oleifera, Lamk) Terhadap
Rendemen Ekstrak Yang Dihasilkan. Jurnal Sains Natural, 1(2).
Kurniasih, E., Pardi, & Raudah. (2020). Teaching Factory. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Kurt, C. (2018). Variation In Oil Content and Fatty Acid Composition of Sesame
Accessions From Different Origins. Grasas Y Aceites.
Pasae, Y. (2020). Biodiesel Dari Asam Lemak Bercabang; Karakteristik, Bahan
baku, Teknologi Proses. Makassar: Nas Media Pustaka.
Septianingsih, S. R., Mukaromah, A. H., & Wahyuni, E. T. (2018, July 14).
Effectiveness Of Secang Wood (caesalpinia sappan l) Concentration as
Natural Indicator For Acidimetry Method. International Seminar on
Education and Development of Asia 1st INseIDEA.

Anda mungkin juga menyukai