Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FORMULASI & TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

MENCUCI TANGAN PADA PRODUKSI SEDIAAN STERIL,


MENGGUNAKAN BAJU KERJA PADA RUANG BERSIH GREY AREA
& WHITE AREA, BIO SAFETY CABINET (BSC), STERILISASI ALAT,
BAHAN, & SEDIAAN OBAT STERIL DAN STERILISASI DENGAN
METODE PANAS BASAH

Nama : Istiqomah

NPM : 1619002471

Kelas/Kelompok : A/A

Hari/Tgl Praktikum : Selasa/21 September 2021

Dosen Pengampu : Metha Anung Anindhita, S.Farm., M.Sc., Apt

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PEKALONGAN

2021
MENCUCI TANGAN PADA PRODUKSI SEDIAAN STERIL, MENGGUNAKAN
BAJU KERJA PADA RUANG BERSIH GREY AREA & WHITE AREA, BIO
SAFETY CABINET (BSC), STERILISASI ALAT, BAHAN, & SEDIAAN OBAT
STERIL DAN STERILISASI DENGAN METODE PANAS BASAH

A. TUJUAN

1. Mahasiswa mampu melakukan prosedur mencuci tangan di ruang produksi sediaan


steril.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan menggunakan baju kerja ruang bersih grey area
3. Mahasiswa dapat menggunakan BSC
4. Mahasiswa dapat memahami metode sterilisasi, penentuan metode sterilisasi yang
tepat untuk alat dan abahan serta sediaan, persiapan alat dan bahan sebelum proses
sterilisasi, proses sterilisasi dengan menggunakan autoklaf dan oven dan
Mahasiswa dapat melakukan penyimpanan alat dan bahan setelah dilakukan proses
sterilisasi
5. Mahasiswa dapat melakukan steriliasi dengan metode panas basah.

B. DASAR TEORI

Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanik dari kulit
kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air (Tietjen, et.al., 2004).

Sedangkan menurut Purohito (1995) mencuci tangan merupakan syarat utama yang
harus dipenuhi sebelum melakukan tindakan keperawatan misalnya: memasang infus,
mengambil spesimen. Infeksi yang di akibatkan dari pemberian pelayanan kesehatan atau
terjadi pada fasilitas pelayanan kesehatan. Infeksi ini berhubungan dengan prosedur
diagnostik atau terapeutik dan sering termasuk memanjangnya waktu tinggal di rumah sakit
(Perry & Potter, 2000)

Teknik mencuci tangan steril adalah mencuci tangan secara steril (suci hama),
khususnya bila akan membantu tindakan pembedahan atau operasi. Peralatan yang
dibutuhkan untuk mencuci tangan steril adalah menyediakan bak cuci tangan dengan pedal
kaki atau pengontrol lutut, sabun antimikrobial (non-iritasi, spektrum luas, kerja cepat), sikat
scrub bedah dengan pembersih kuku dari plastik, masker kertas dan topi atau penutup kepala,
handuk steril, pakaian di ruang scrub dan pelindung mata, penutup sepatu. (AORN, 1999)

Ruangan steril dikategorikan ruang kelas I dan II atau sering disebut white area yang
harus memenuhi syarat jumlah partikel dan mikroba kelas I sebenarnya berada
dalam ruangan kelas II tetapi ruangan kelas I memiliki alat LAF (Laminar Air Flow) yaitu
alat yang menjamin ruangan dalam kondisi steril (CPOB, 2012)

Untuk produksi sediaan steril, tiap personel yang bekerja di Kelas A/B harus
menggunakan pakaian kerja steril (disterilkan atau disanitasi dengan memadai) dan
hendaknya disediakan untuk tiap sesi kerja. Dalam proses pembuatan obat steril, sarung
tangan harus secara rutin dilakukan disinfeksi selama bekerja, menggunakan alkohol 70%,
biasanya isopropil alkohol (IPA). Masker dan sarung tangan hendaklah diganti paling sedikit
tiap sesi kerja. Arloji, kosmetika dan perhiasan hendaklah tidak dipakai di area bersih. (Badan
POM RI, 2013).

Grey area disebut juga area kelas D. Ruangan ataupun area yang masuk dalam kelas ini
adalah ruang produksi produk non steril, ruang pengemasan primer, ruang timbang,
laboratorium mikrobiologi (ruang preparasi, ruang uji potensi dan inkubasi), ruang sampling
di gudang.  Setiap karyawan yang masuk ke area ini wajib mengenakan gowning (pakaian
dan sepatu grey). Antara black area dan grey area dibatasi ruang ganti pakaian grey dan
airlock. Sedangkan White area disebut juga area kelas C, B dan A (dibawah LAF). Ruangan
yang masuk dalam area ini adalah ruangan yang digunakan untuk penimbangan bahan baku
produksi steril, ruang mixing untuk produksi steril , laboratorium mikrobiologi (ruang uji
sterilitas). Setiap karyawan yang akan memasuki area ini wajib mengenakan pakaian
antistatik (pakaian dan sepatu yang tidak melepas partikel). Antara grey area dan white area
dipisahkan oleh ruang ganti pakaian white dan airlock. (Tietjen, et.al. (2004))

Biosafety cabinet atau disebut juga Biological Safety cabinet merupakan sebuah area
kerja laboratorium dengan ventilasi udara yang telah direkayasa untuk mengamankan pekerja
yang bekerja dengan sampel material, lingkungan kerja dan sampel material dari
kemungkinan bahaya terkontaminasi atau menimbulkan penyebaran bakteri / virus yang
bersifat patogen. sekilas mirip dengan lemari asam, hanya saja pada lemari asam tidak ada
proteksi penyaring sekelas HEPA Filter. Namun, Biosafety cabinet mempunyai beberapa
kelas keamanan, dan tujuan kelas keamanan ini juga berbeda beda. (Seprianto, 2007)

biosafety kelas II ini dibagi menjadi 4 tipe yaitu : Type A1, Type A2, Type B1, dan
Type B2. Prinsip operasi Biosafety cabinet Kelas II menggunakan kipas hisap dipasang di
atas lemari untuk menarik udara dari luar + Chamber, kemudian disaring dengan HEPA Filter
sebelum diteruskan untuk sirkulasi mau pun dikeluarkan. Sistem menarik udara ini membuat
operator aman karena arah udara akan mengarah ke dalam sistem saringan. (mulyaningsih,
2009)

Sterilisasi merupakan teknik yang bertujuan untuk membebaskan bahan dan


peralatan laboratorium dari berbagai gangguan mikroorganisme. Bahan dan peralatan
dapat disebut steril jika terbebas dari mikroorganisme patogen baik vegetative maupun
non vegetative berupa spora (Subaghdja, 2010).

Proses sterilisasi dapat membunuh seluruh jasad renik yang ada atau apabila renik
tersebut ditumbuhkan melalui suatu medium maka tidak ada satupun jasad renik yang
berkembang. Proses sterilisasi dikatakan baik apabila dapat membunuh jasad renik yang
tahan panas tinggi yakni spora bakteri (Fardiaz, 1992).

Apabila mikroorganisme masih bertumbuh, maka itu artinya proses sterilisasi


belum sempurna sehingga bakteri masih dapat tumbuh. Ketika sterilisasi terjadi secara
sempurna, maka spora bakteri akan luluh (Lay dan Hatowo, 1992). Berikut adalah
beberapa jenis metode sterilisasi yang umum digunakan:
A. Sterilisasi Basah

Metode sterilisasi basah menggunakan alat bernama autoklaf atau sterilisator uap
dengan bantuan air jenuh di suhu tinggi 121 0C dan bertekanan selama 15 menit. Sehingga
metode sterilisasi basah umum digunakan untuk mensterilkan bahan yang bersifat mudah
ditembus oleh uap air seperti minyak.

Bahan yang dapat disterilisasi basah seperti air suling, bahan buangan, medium
yang mengalami pencemaran, bahan biakan yang dibuang, serta peralatan laboratorium.
Berikut adalah empat hal yang harus dipahami terkait sterilisasi basah:

 Bahan bersifat cair atau berpori harus permeabel atau dapat ditembus oleh uap
 Udara dalam ruang sterilisator harus dikosongkan mengingat sterilisasi
bergantung kepada uap
 Seluruh bagian yang ingin disterilisasi harus terkena uap. Sehingga umumnya
sterilisasi dilakukan dalam posisi tabung dan labu kosong tidur agar udara tidak tersangkut
di bagian bawah
 Suhu sterilisasi mencapai 121 0C dalam waktu 15 menit

B. Autoklaf

Autoklaf adalah alat yang digunakan dalam metode sterilisasi panas. Autoklaf
memiliki fungsi untuk mensterilkan benda dengan uap yang bertekanan tinggi 15
kg/cm2 serta suhu mencapai 121 0C. Durasi sterilisasi dilakukan selama 15 menit. 

Kelebihan autoklaf adalah tidak membutuhkan aliran listrik sehingga lebih ramah
dioperasikan di negara berkembang yang sering mengalami masalah aliran listrik.
Sementara untuk autoklaf canggih memang sudah menggunakan sumber panas dari listrik.

Beberapa zat tertentu mempunyai ciri-ciri yang membuat tidak praktis untuk
disterilkan dengan autoclave. Bahan-bahan dengan air, misalnya minyak, dan lemak tidak
tembus oleh uap air sehingga mikro organism yang terkandung didalamnya akan tetap
bertahan hidup. Selanjutnya bahan menjadi berubah atau rusak bila terkena suhu yang
tinggi. Oleh karna itu , bahan-bahan tersebut perlu disterilkan dengan cara-cara sterilisasi
yang lain. (Pelczar,1988)

Proses sterilasasi lain yang juga dilakukan pada suatu kamar ialah penyaringan.
Dengan cara ini larutan atau suspensi dibebaskan dari semua organisme hidup dengan cara
melakukannya lewat saringan dengan ukuran pori yang sedemikian kecilnya sehingga
bakteri dan sel-sel yang lebih besar tertahan diatasnya, sedangakn filtratnya ditampung
didalam wadah yang steril. Beberapa contoh bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini
ialah serum, larutan bikarbonat, enzim, toksin bakteri, medium sintetik tertentu, dan
antibiotik. (Waluyo.2005)
C. ALAT & BAHAN
1. Alat dan Bahan Mencuci Tangan Pada Produksi Sediaan Steril
Alat Bahan

1. Tempat cuci tangan dengan kran air 1. Cairan desinfektan (alkohol 70% atau
2. Tissue atau handuk bersih atau alat isopropyl alkohol)
pengering tangan 2. Sabun cair dalam wadah
3. Sikat kuku tangan
4. Lap yang tidak melepaskan partikel
5. Alat-alat gelas untuk peraga

2. Alat dan Bahan Menggunakan Baju Kerja Pada Ruang Bersih Grey Area & White Area

Baju steril grey area Baju steril white area

a. Penutup rambut 1. Baju overall steril


b. Kaca mata pelindung 2. Kaca pelindung
c. Baju steril 3. Masker
d. Celana steril 4. Sarung tangan steril
e. Shoe cover 5. Shoe cover white area

3. Alat Bio Safety Cabinet (BSC)

 Bio Safety Cabinet (BSC) tipe 2


4. Alat Dan Bahan Sterilisasi Alat, Bahan, dan Sediaan Obat Steril
 Alat-alat Gelas

1. Elrenmeyen
2. Kertas perkamen
3. Chumber
4. Aoutoklaf
5. Keranjang autoklaf
6. Lap
7. Aquadest

Anda mungkin juga menyukai