Anda di halaman 1dari 6

ANALISA KARBOHIDRAT (GLUKOSA)

METODE LUFF SHOORL

RESUME PRAKTIKUM VIRTUAL BIOKIMIA

NAMA : ADINDA PUTRI ABRANI(08041281924040)

KELOMPOK : 3 (TIGA)

LABORATORIUM BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
I. TUJUAN PERCOBAAN
Dari percobaan ini diharapkan mahasiswa mampu menganalisa kandungan
glukosa dari suatu bahan menggunakan metode Luff Schoorl.
II. MANFAAT PERCOBAAN
Adapun manfaat dari percobaan ini, mahasiswa dapat menganalisa kandungan
glukosa dari suatu bahan dengan menggunakan metode Luff Schoorl.
III. ALAT DAN BAHAN
Adapun alat yang digunakan dalam praktikkum ini adalah erlemenyer, gelas
ukur, pendingin tegak, biuret, labu takar, corong kaca, dan pipet ukur. Sedangkan
bahan yang digunakan adalah samapel yang mengandung karbohidrat, Pb asetat,
Na2CO3 anhidrat, Reagen Luff Schoorl, KI 20 %, H2SO4 26,5 %, Na-thiosulfat 0,1
N, dan indikator pati 1 %.
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
Bahan padat yang sudah dihaluskan atau bahan cair ditimbang sebanyak 2 gram
dan dipindahkan ke dalam labu takar 100 ml, ditambahkan 50 ml aquades. 0,5 gr
bubur Al(OH)3 atau larutan Pb-asetat ditambahkan. Penambahan penjernih ini
diberikan tetes demi tetes sampai penetesan dari reagensia tidak menimbulkan
pengeruhan lagi. Kemudian ditambahkan aquades sampai tanda dan disaring. Fitrat
ditampung dalam labu takar 250 ml. Na2CO3 anhidrat atau K atau Na Oksalat
anhidrat atau larutan Na Fosfat 8 % secukupnya, kemudian ditambahkan aquades
samapai tanda, digojog dan disaring.. Filtrat bebas Pb bila ditambah K atau Na
Oksalat atau Na Fosfat atau Na2CO3 tetap jernih. Pipet 25 ml filtrate bebas Pb ke
dalam Erlemenyer, 25 ml larutan Luff Schoorl ditambah. Dibuat pula perlakuan
blanko yaitu 25 ml larutan Luff Schoorl dengan 25 ml aquades. Beberapa butir batu
didih dimasukkan ke dalam erlemenyer dan dihubungkan dengan pendingin balik,
kemudian dididihkan. Diusahakan 2 menit sudah mendidih dan pendidihan larutan
dipertahankan selama 10 menit. Selanjutnya, cepat-cepat didinginkan dan
ditambahkan 15 ml KI 20 % dan dengan hati-hati tambahkan 25 ml H2SO4 26,5 %.
Iodium yang dibebaskan dititrasi dengan larutan Na-thiosulfat 0,1 N memakai

Universitas Sriwijaya
indicator pati 1 % sebanyak 2-3 ml. Untuk memperjelas perubahan warna pada akhir
titrasi, maka sebaiknya pati diberikan saat titrasi hampir berakhir.
IV. TUGAS PENDAHULUAN
1. Buatlah reaksi yang terjadi pada penentuan kadar glukosa dengan metode Luff
Schoorl ?
2. Jelaskan metode yang lain untuk menentukan kadar glukosa ?

Jawaban :
1. R-CHO + 2CuO R-COOH + Cu2O
H2SO4 + CuO CuSO4 + H2O
CuSO4 + 2KI Cu2 + K2SO4
2CuI2 CuI2 + K2SO4
I2 + Na2S2O3 Na2S4O6 + NaI
I2 + Amilum Biru

2. Metode selain metode Luff Schoorl untuk menganalisa karbohidrat ialah uji
molisch. Uji molisch atau tes molisch digunakan untuk menunjukkan adanya
karbohidrat dalam suatu larutan. Tes molish berlaku untuk semua golongan
karbohidrat. Baik monosakarida, disakarida, oligosakarida, maupun polisakarida
dapat bereaksi dengan reagen molish. Reaksi positif pada reagen molisch ditunjukkan
dengan warna cincin ungu pada zat yang diujicoba. Asam pekat akan mendehidrasi
karbohidrat dan membentuk furfural. Dengan alfa naftol, furfural akan membentuk
suatu senyawa berwarna ungu.

Universitas Sriwijaya
V. PEMBAHASAN
Karbohidrat merupakan senyawa polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton
dengan rumus Cn(H2O)n. Senyawa karbohidrat sangat banyak jenisnya, mulai dari
molekul yang sederhana sampai pada molekul kompleks. Karbohidrat di alam dalam
jumlah besar, terutama dalam tumbuh-tumbuhan yang berkisar 60-90 % dari bahan
padatnya. Pengelompokkan karbohidrat berdasarkan gula penyusunnya adalah
monosakarida, disakarida, trisakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Karbohidrat
biasanya juga dijumpai di dalam makanan dan minuman sehingga perlu dilakukan
analisa karbohidrat karena mengetahui seberapa banyak karbohidrat yang terkandung
dalam makanan atau minuman tersebut. Karbohidrat ini terdiri dari senyawa karbon
( C), hidrogen (H), dan oksigen (O).
Analisa karbohidrat dapat dilakukan dengan berbagai macam metode seperti
metode Luff Schoorl, metode lane-eynon, uji benedict, test molish, dan metode
fehling. Pada percobaan ini, kita menggunakan metode Luff Schootl. Adapun prinsip
dari Luff Schoorl ini ialah karbohidrat diubah menjadi gula monosakarida yang akan
direaksikan dengan tembaga yang berasal dari reagen Luff Schoorl. Adapun warna
dari reagen Luff Sschoorl adalah biru. Prinsip metode Luff Schoorl berbeda dengan
prinsip Luff Schoorl yaitu mereduksi Cu2+ menjadi Cu+. Metode Luff Schoorl ini
hanya digunakan untuk analisa karbohidrat yang rendah seperti monosakarida. Jadi,
metode ini hanya dapat digunakan untuk senyawa senyawa atau jenis karbohidrat
golongan rendah seperti glukosa, fruktosa, galaktosa, dan ribosa.
Metode Luff Schoorl in akan menghasilkan warna biru yang berasal dari
larutan Luff Schoorl dimana terdapat unsur tembaga di dalamnya. Tembaga
merupakan golongan logam transisi yang dapat mengalami eksitasi elektron. Eksitasi
elektron adalah suatu proses perpindahan electron dari tingkat energi rendah ke energi
tinggi,. Akan tetapi, elektron tersebut tidak stabil sehingga kembali lagi ke tingkat
energi rendah. Saat kembali ke energi rendah akan memancarkan gelombang
elektromagnetik atau gelombang cahaya yang dapat memencarkan warna. Percobaan

Universitas Sriwijaya
ini menggunakan dua jenis sampel yaitu susu kental manis dan susu kental cair
karena di dalam susu tersebut terdapat monomer gula pereduksi seperti maltosa,
laktosa, fruktosa, dan glukosa.
Kedua susu tersebut ditambahkan dengan reagen Luff Schoorl dimana akan
mereduksi Cu2+ menjadi Cu+, kemudian dipanaskan sehingga mempermudah atau
mempercepat reaksi reduksi . Setelah dipanaskan hingga mendidih, larutan Loof
Schoorl didinginkan dan kemudian ditambahkan larutan Kalium Iodida (KI) dan
Natrium Sulfat (Na2SO4). Kalium Iodida digunakan sebagai agen pereduksi sehingga
termasuk ke dalam oksidator kuat dan juga untuk membebaskan iodine. Natrium
Sulfat digunakan untuk membebaskan Iodine bebas yang ditandai dengan gelembung-
gelembung berwarna coklat, Gelembung ini sebagai indikator adanya reduksi asam
sulfat.
Sampel dititrasi dengan Natrium-thiosulfat. Na-thiosulfat berperan sebagai
titran yaitu suatu sampel atau senyawa kimia yang ada di dalam biuret. Natrium-
thiosulfat digunakan untuk mereduksi Iodine bebas. Saat di tengah-tengah titrasi,
ditambahkan amilum sebagai indikator. Penambahan amilum di tengah-tengah titrasi
karena ini merupakan titrasi iodometri atau titrasi tidak langsung dimana
penambahan amilum atau indikator dilakukan saat di tengah-tengah titrasi
berlangsung. Larutan tersebut dititrasi sampai berwarna putih kembali yang
menandakan bahwa suadah mencapai titik akhir titrasi. Volume yang dibutuhkan
untuk mencapai titik akhir titrasi dicatat oleh praktikkan. Perubahan warna pada
metode ini adalah Putih-Biru-Coklat-Biru-Putih.
Pada percobaan ini terdapat dua analisa, yaitu analisa kuantitatif dan kualitatif.
Analisa kualitatif didapatkan dari perubahan warna yang terjadi dari sampel. Analisa
kuantitatif didapatkan saat kita menghitung jumlah kadar karbohidrat yang terdapat
dalam sampel. Adapun metode Luff Schoorl ini mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Adapun kelebihan metode Luff Schoorl adalah 1) metode Luff Schoorl
merupakan metode terbaik dengan tingkat kesalahan sebesar 10 %, 2) pelaksanaan
metode mudah dan murah, 3) metode ini dapat diaplikasikan ke produksi pangan

Universitas Sriwijaya
yang mengandung gula dengan bobot molekul yang rendah. Kekurangan metode ini
adalah rumit dan waktu pengerjaan lemah dan hasil tidak konsisten.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
1. Metode Luff Schoorl dapat digunakan untuk menganalisa karbohidrat pada
makanan atau minuman .
2. Metode Luff Schoorl hanya dapat digunakan untuk menganalisa karbohidrat
golongan rendah seperti monosakarida.
3. Metode Luff Schoorl menghasilkan warna biru yang berasal dari larutan Luff
Schoorl yang mengandung unsur tembaga di dalamnya.
4. Prinsip metode Luff Schoorl ialah mereduksi Cu2+ menjadi Cu+
5. Metode Luff Schoorl ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun
kelebihannya, metode luff school memiliki tingkat kesalahan hanya 10 %,
metode mudah dan biaya murah serta dapat diaplikasikan ke produk pangan
yang mengandung glukosa dengan bobot molekul rendah. Adapun
kekurangannya, metode Luff Schoorl ini sangat rumit dan membutuhkan
waktu yang lama dalam pengerjaanya serta hasil sering tidak konsisten.

6.2 Saran
    Saran saya agar praktikkum dapat berjalan dengan lancar, asisten dapat
mengirmkan materi atau video mengenai praktikkum saat itu agar praktikkan dapat
mempelajari kembali di rumah dan dapat lebih memahami praktikkum karena ada
banyak praktikkan yang mengalami kendala di jaringan, laptop yang rusak, kuota
yang terbatas atau tiba-tiba habis sehingga hal tesebut dapat membuat praktikkum
tidak berjalan dengan baik.

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai