Kerugian:
1. Rasa nyeri saat disuntikkan apalagi kalau harus diberikan berulang kali
2. Memberikan efek fisikologis pada penderita yang takut suntik
3. Kekeliruan pemberian obat atau dosis hamper tidak mungkin diperbaiki terutama sesudah
pemberian intravena
4. Obat hanya dapat diberikan kepada penderita dirumah sakit atau ditempat praktek dokter oleh
perawat yang kompeten
5. Lebih mahal dari bentuk sediaan non steril dikarenakan ketatnya persyaratan yang harus
dipenuhi
6. Efek cepat manitol sering berhubungan dengan efek samping pada ginjal, yaitu pemberian
manitol jangka panjang yang dapat menyebabkan dehidrasi intravaskular, hipotensi, serta
azotemia prerenal yang dapat berkembang menjadi Acute Kidney Injury
Dapus:
Ansel, H. C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Ibrahim, F., Edisi IV, 391-397,
607-617, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Batubara, B. H. (2016). Perbandingan Osmolaritas Plasma Setelah Pemberian Manitol 20% 3 CC/KG BB
dengan Natrium Laktat Hipertonik 3 Cc/Kg Bb pada Pasien Cedera Otak Traumatik Ringan-Sedang. Jurnal
Anestesi Perioperatif. 4(3): 154–61.
Lachman, L., Lieberman, H.A., dan Kanig, J.L., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri II, Edisi III
diterjemahkan oleh Siti Suyatmi dan Iin Asyiyah. UI Press, Jakarta, 943, 963, 965, 969.
Niazi, 2004, Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulation, Liquid Products, volume 3, CRC
Press, Boca Raton London New York Washington, D.C.