BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dianggap sebagai sumber bahan kimia alami yang sangat potensial untuk
dikembangkan menjadi bahan baku obat dan bahan baku industri kimia.
diantara suatu rasa gerak yang bisa berupa gas ataupun cair dan rasa diam
yang juga bisa berupa cairan ataupun suatu padatan. Penemu Kromatografi
pigmen dari daun dengan menggunakan suatu kolom yang berisi kapur
B. Maksud Praktikum
vakum yang terdapat pada fraksinasi daun coklat (Theobroma cacao L.).
C. Tujuan Praktikum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mempercepat aliran fase gerak dari atas ke bawah. Metode ini sering
digunakan untuk fraksinasi awal dari suatu ekstrak non-polar atau ekstrak
seorang ahli botani Rusia. Nama kromatografi diambil dari bahasa Yunani
Fasa diam dapat berupa zat padat atau zat cair, sedangkan fasa bergerak
a. Kromatografi adsorbsi
b. Kromatografi partisi
f. Kromatografi afinitas
a. Kromatografi kertas
d. Kromatografi gas
untuk fraksinasi kasar yang cepat terhadap suatu ekstrak. Kondisi vakuma
bawah.Metode ini sering digunakan untuk fraksinasi awal dari suatu ekstrak
atau pada tekanan lebih besar dari atmosfer dengan menggunakan bantuan
dalam KCV. Proses penyiapan fase diam dalam kolom terbagi menjadi dua
a. Cara Basah
b. Cara kering
SAMPEL
ELUEN
SILIKA GEL
KACA MASIR
KOLOM PRIMER
VAKUM
KOLOM SEKUNDER
FRAKSI
BAB III
METODE KERJA
A. Alat
B. Bahan
asetat, fraksi daun mali-mali (Leea indica (Burm. f.)Merr), kapas, kertas
saring, n-heksan, silika gel kasar, silika gel halus dan tisu.
sedikit demi sedikit silika gel G.60 sambil diaduk hingga homogen ,
tinggi, berturut – turut yaitu heksan-etil asetat (15 ; 1), (10 : 1), (5 : 1),(1
sebagai fraksi.
BAB IV
A. Hasil Pengamatan
Tabel 1 pengamatan jenis eluen campuran n-heksan dan etil asetat
Fitokimia terdiri dari dua kata yaitu fito berarti tumbuhan dan kimia
kimia dari suatu tumbuhan. Metabolit adalah hasil dari metabolisme dimana
metabolit terbagi 2 yaitu metabolit primer dan sekunder. Primer yaitu sudah
tumbuhan.
untuk fraksinasi kasar yang cepat terhadap suatu ekstrak. Kondisi vakuma
bawah.Metode ini sering digunakan untuk fraksinasi awal dari suatu ekstrak
pengemasan alat isolasi, cara kerjanya yaitu kolom dipasang tegak lurus
pada statif. Bagian bawah kolom dilapisi kapas kemudian silica gel kasar
Adapun cara kerja dari percobaan ini adalah disiapakan alat dan
bahan yang akan digunakan, pasang kolon pada statif kemudian diisi denan
silika gel dan dimampatkan dan dimasukkan kertas saring sesuai dengan
dengan silika gel hingga kering dan dimasukkan dalam kolom. Kemudian
turut yaitu N-heksan:etil asetat (10:0), (9:1), (8:2), (7:3), (6:4), (5:5), (4:6),
kepolarannya dari non polar, sedikit polar, semi polar, agak polar sampai
100% polar, hal ini dikarenakan didalam sampel itu terdapat senyawa yang
dengan pelarut semi polar dengan perbandingan tertentu, dan sampai nanti
tertentu. Sampel atau fraksi yang turun itu sesuai dengan kepolaran pelarut
yang digunakan. Bila pelarut yang digunakan adalah n-heksana (non polar)
maka fraksi yang akan turun adalah senyawa non polar, sedangkan
senyawa polar tidak turun karena tidak larut dengan pelarut n-heksana.
Adapun hasil yang diperoleh pada praktikum ini adalah pada botol
10:0 diperoleh warna hijau tua kehitaman, 9:1 hijau tua, 8:2 hijau agak tua,
7:3 hijau pekat, 6:4 hijau lumut, 5:5 hijau kecoklatan, 4:6 hijau bening
hijau kekuningan, dan 0:10 hijau pudar kekuningan, sehingga diperoleh dari
hasil kromatografi cair vakum pada sampel daun coklat (Theobroma cacao
kelompok.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
hasil kromatografi cair vakum pada sampel daun coklat (Theobroma cacao
kelompok yaitu pada botol 10:0 diperoleh warna hijau tua kehitaman, 9:1
hijau tua, 8:2 hijau agak tua, 7:3 hijau pekat, 6:4 hijau lumut, 5:5 hijau
kecoklatan, 4:6 hijau bening kecoklatan, 3:7 luning beningf kecoklatan, 2:8
kekuningan.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2019. Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia II. Universitas
Muslim Indonesia : Makassar.
LAMPIRAN
Kolom
Fraksi
9 1
9 1
𝑥 50 𝑚𝑙 = 45 mL 10
𝑥 50 𝑚𝑙 = 5 mL
10
8 2
8 2
10
𝑥 50 𝑚𝑙 = 40 mL 10
𝑥 10 𝑚𝑙 = 15 mL
7 3
7 3
10
𝑥 50 𝑚𝑙 = 35 mL 𝑥 50 𝑚𝑙 = 15 mL
10
6 4
6 4
𝑥 50 𝑚𝑙 = 30 mL 𝑥 50 𝑚𝑙 = 20 mL
10 10
5 5
5 5
𝑥25 𝑚𝑙 = 50 mL 𝑥25 𝑚𝑙 = 50 mL
10 10
4 6
4 6
𝑥 50 𝑚𝑙 = 20 mL 𝑥 50 𝑚𝑙 = 30 mL
10 10
3 7
3 7
𝑥 50 𝑚𝑙 = 15 mL 10
𝑥 50 𝑚𝑙 = 35 mL
10
2 8
2 8
10
𝑥 10 𝑚𝑙 = 15 mL 10
𝑥 50 𝑚𝑙 = 40 mL
1 9
1 9
10
𝑥 50 𝑚𝑙 = 5 mL 𝑥 50 𝑚𝑙 = 45 mL
10
0 10
0 10
10
𝑥 50 𝑚𝑙 = 0 mL 10
𝑥 50 𝑚𝑙 = 50 mL