BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana cara
memperoleh fraksi ekstrak metanol daun cokelat (Theobroma cacao L.)
dengan metode ekstraksi cair-cair.
C. Maksud praktikum
Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami
cara fraksinasi pada sampe daun cokelat (Theobroma cacao L.) dengan
metode ekstraksi cair-cair.
D. Tujuan praktikum
a. Tujuan umum praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memperoleh fraksi ekstrak
metanol pada tanaman daun cokelat (Theobroma cacao L.) dengan
metode ekstraksi cair-cair.
b. Tujuan khusus praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah mampu menentukan metode
ekstraksi cair-cair dan padat-cair pada tanaman daun cokelat
(Theobroma cacao L.) dengan metode ekstraksi cair-cair.
E. Manfaat praktikum
1. Manfaat teoritis
Manfaat paktikum ini yaitu bahwa mahasiswa dapat
mengetahui macam-macam mertode penguapan yang digunakan
pada tanaman daun cokelat (Theobroma cacao L.)
2. Manfaat praktis
Manfaat praktikum ini yaitu mahasiswa dapat menberikan
informasi tentang bagaimana cara ekstraksi cair-cair dan padat-cair
pada tanaman pada tanaman daun cokelat (Theobroma cacao L.)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Devisio : Spermatophyta
Subdiviso : Angiospernae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Rhumnales
Family : Leeaceae
Genus : Leea
2. Nama Lain
RI,2001).
3. MorfologiTanaman
majemuk, bentuk malai, kelopak bulat telur, panjang 2-5 cm, kuning
muda hijau dan setelah tua ungu kehitaman dengan biji kecil, bentuk
2001).
4. Kandungan Kimia
5. Manfaat Tanaman
B. Uraian Percobaan
dilarutkan dalam cairan yang tidak dapat bercampur dengan yang pertama,
akan terbentuk dua lapisan. Satu komponen dari campuran akan memiliki
kelarutan dalam dua lapisan tersebut dan setelah beberapa waktu dicapai
ekstraksi pelarut, banyak dilakukan untuk memisahkan zat seperti iod, atau
memekatkan analit yang ada didalam sampel dalam jumlah kecil sehingga
Salah satu fasenya seringkali berupa air dan faes yanglain pelarut organik
NUR HIKMA PUSPITA SARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm
15020160119
PARTISI EKSTRAK
cara penguapan pelarut, sedangkan analit yang masuk kedalam fase air
yang panas (atau bahkan hangat). Hal ini dapat menyebabkan peningkatan
tekanan uap sangat besar yang dihasilkan sehingga tutup corong pisah
terbang dan isinya tersemprot keluar. Hal ini dapat juga terjadi dengan
Apabila ditinjau suatu zat tunggal yang terlarut dalam dua macam
itu, nisbi (ratio) aktivitas koefisien terlarut dalam kedua fase itu merupakan
suatu ketepatan atau konstanta. Hal ini disebut hukum distribusi Nerst.
𝐶𝑢
K = 𝐶1
konsentrasi zat dalam fase bawah K adalah koefisien partisi atau koefisien
konsentrasi absolut zat atau volume dari kedua fase tersebut (Stahl, 1985).
Kelarutan senyawa tidk bermuatan dalam satu fase pada suhu tertentu
dan juga dalam kasus ini menarik yang berlawanan misalnya senyawa
asam akan lebih larut dalam fase air yang basa dari pada yang netral atau
asam. Ratio konsentrasi senyawa dalam dua fase disebut koefisien partisi
relatifnya ke fase polar lebih tinggi dari pada senyawa nonpolar (Ditjen
POM, 1986).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah batang
pengaduk, cawan porselin, erlenmeyer, gelas kimia, hairdrayer, pipet
tetes, sendok tanduk, dan timbangan analitik.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu aluminium foil, aquadest,
ekstrak etanol daun coklat (Theobroma cacao L), kertas saring, label,
n-heksan,dan tissue gulung.
1. Ekstraksi Cair-Cair
Ekstrak methanol kering yang diperoleh, diambil sebanyak 8,0
gram untuk diekstraksi dengan pelarut n-heksan dengan cara partisi
cair- cair yaitu ekstrak methanol kering tersebut dimasukkan kedalam
lcorong pisah, lalu ditambahkan sekitar 200 mL air dan 100 mL n-
heksan dan didiamkan sampai memisah, setelah memisah dipisahkan
fase n-heksan dan fase air, kemudian fase air dimasukkan kembali
kedalam corong pisah dan ditambahkan kembali dengan n-heksan
sebanyak 100 mL, dan didiamkan lagi sampai kedua fase memisah dan
dipisahkan kembali. Ulangi perlakuan ini sampai tiga kali perlakuan
atau sampai fase n-heksan benar-benar jernih, kemudian hasil ekstrak
kental n-heksan diuapkan dan dimasukkan dalam alat eksikator.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
daun coklat (Theobroma cacao L), Pelarut yang digunakan yaitu pelarut
yang bersifat polar dan nonpolar.
Pelarut yang digunakan pada proses partisi adalah pelarut yang
sifatnya non polar (n-Heksan) sebagai pelarut awal, hal ini disebabkan
karena jika pada pengerjaan awal digunakan pelarut polar, maka
dikhawatirkan adanya senyawa nonpolar yang ikut terlarut, sebagaimana
kita ketahui bahwa pelarut polar, selain mampu melarutkan senyawa yang
bersifat polar juga mampu melarutkan senyawa yang bersifat nonpolar.
Pengulangan penggunaan n-heksan sebanyak 3 kali dilakukan
untuk menarik senyawa kimia yang masih tertinggal dalam suatu ekstrak.
Penggunaan n-butanol pada partisi cair yaitu sebagai pelarut polar,
pemilihan pelarut ini didasarkan bahwa n-butanol dapat dijenuhkan dengan
air tetapi tetap tidak bercampur dengan air. Penggunaan corong pisah yaitu
untuk memisahkan ekstrak dan pelarut.
Pada ektraksi cair – cair dengan menggunakan pelarut n – heksan
pertama dilakukan adalah ekstraksi kental 1-2 g disuspensikan dengan air
sebanyak 20 mL, kemudian dimasukkan ke dalam corong pisah dan
ditambahkan dengan n – heksan sebanyak 40 mL, kocok sampai merata
dengan sesekali membuka kran corong pisah kemudian diiamkan sampai
terjadi pemisahan dari fase cair dan fase n – heksan, pisahkan fase air dan
fase n – heksan. Kemudian fase air dimasukkan ke dalam corong pisah
dan dieksraksi lagi dengan n – heksan sebanyak 30 mL dan dilakukan
hingga jernih (sebanyak 3 kali). Ekstrak n – heksan yang diperoleh dari
beberapa kali penyarian disatukan kemudan diuapkan sampat
mendapatkan ekstrak kental dan dimasukkan kedalam eksikator.
Pengerjaanya yaitu pertama-tama n-heksan dimasukkan dalam
erlenmeyer, kemudian ditambahkan n-heksan stirer dan disimpan distirer.
Dihomogrnkan dan disaring kemudian dimasukkan dalam 1 wadah. Yang
tidak larut dimasukkan lagi dalam Erlenmeyer dan ditambahkan n-heksan.
Diuapkan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Pratikum lebih memperhatikan alat dan bahan apa saja yang harus
dibawan pada saat pratikum agar praktikum dapat berjalan dengan lancar
DAFTAR PUSTAKA
Anonim., 2018., Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia I., UMI:
Makassar.
Ditjen POM, 1986.Sediaan Galenik . Departemen Kesehatan RI : Jakarta.
LAMPIRAN
SKEMA KERJA
Ekstrak 1-2g
-
- Dimasukkan air/aquadest dalam corpis
- Ditambahkan 40mL n-heksan, kocok sesekali dibuka
penutup corpis.
- Diamkan pisahkan lapisan cair & n-heksan. Fase air
dimasukan kembali dalam corpis
- Ditambahkan 30 mL n-heksan, kocok dan diamkan
- Diuapkan fase n-heksan
kental n-butanol
Diperoleh ekstrak
kering
PERHITUNGAN
= 1,69 x 100%
2
= 84,5%
= 1,45 x 100%
2
= 72,5%
LAMPIRAN
Gambar Tanaman
Gambar sampel