Anda di halaman 1dari 18

PARTISI EKSTRAK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki luasan


lautan terbesar di dunia. Indonesia memiliki jumlah pulau ±17.807 yang
dimana memiliki panjang garis pantai mencapai ratusan kilometer. Hal ini
yang menyebabkan Indonesia memiliki sumberdaya alam yang melimpah.
Kekayaan laut yang sangat beragam pun dapat kita jumpai di Indonesia.
Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak saling bercampur
menawarkan banyak kemungkinan yang menarik untuk pemisahan
analitis. Bahkan dimana tujuan primer bukan analitis namun preparatif,
ekstraksi dengan menggunakan pelarut merupakan suatu langkah penting
dalam mencari senyawa aktif suatu tumbuhan, dan kadang-kadang
digunakan peralatan yang rumit namun seringkali diperlukan hanya sebuah
corong pisah. Seringkali suatu pemisahan ekstraksi dengan menggunakan
pelarut dapat diselesaikan dalam beberapa menit, pemisahan ekstraksi
biasanya bersih dalam arti tak ada analog kospresipitasi dengan suatu
sistem yang terjadi.
Di antara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut atau
disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik
dan popular, alasan utamanya adalah bahwa pemisahan ini dapat
dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro. Prinsip metode ini
didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu
antara dua pelarut yang tidak saling bercampur, seperti benzene, karbon
tetraklorida atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer
pada jumlah yang berbeda dalam keadaan dua fase pelarut. Teknik ini
dapat digunakan untuk kegunaan preparatif, pemurnian, pemisahan serta
analisis pada semua skala kerja.

NUR HIKMA PUSPITA SARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm


15020160119
PARTISI EKSTRAK

B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana cara
memperoleh fraksi ekstrak metanol daun cokelat (Theobroma cacao L.)
dengan metode ekstraksi cair-cair.
C. Maksud praktikum
Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami
cara fraksinasi pada sampe daun cokelat (Theobroma cacao L.) dengan
metode ekstraksi cair-cair.
D. Tujuan praktikum
a. Tujuan umum praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memperoleh fraksi ekstrak
metanol pada tanaman daun cokelat (Theobroma cacao L.) dengan
metode ekstraksi cair-cair.
b. Tujuan khusus praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah mampu menentukan metode
ekstraksi cair-cair dan padat-cair pada tanaman daun cokelat
(Theobroma cacao L.) dengan metode ekstraksi cair-cair.
E. Manfaat praktikum
1. Manfaat teoritis
Manfaat paktikum ini yaitu bahwa mahasiswa dapat
mengetahui macam-macam mertode penguapan yang digunakan
pada tanaman daun cokelat (Theobroma cacao L.)
2. Manfaat praktis
Manfaat praktikum ini yaitu mahasiswa dapat menberikan
informasi tentang bagaimana cara ekstraksi cair-cair dan padat-cair
pada tanaman pada tanaman daun cokelat (Theobroma cacao L.)

NUR HIKMA PUSPITA SARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm


15020160119
PARTISI EKSTRAK

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tanaman (MALI-MALI)

1. Klasifikasi (warintek, 2011)

Kingdom : Plantae

Devisio : Spermatophyta

Subdiviso : Angiospernae

Class : Dicotyledonae

Ordo : Rhumnales

Family : Leeaceae

Genus : Leea

Spesies : Leea indica (Burm. F.) Merr.

2. Nama Lain

NUR HIKMA PUSPITA SARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm


15020160119
PARTISI EKSTRAK

Daun girang (Leea indica L) memiliki nama lain seperti :

ginggiyang (Sunda), girang (Jawa tengah), jirang (Madura), kayu ajer

perempuan (Melayu), mali-mali (Makassar, uka (Maluku) (Depkes

RI,2001).

3. MorfologiTanaman

Tumbuhan daun girang (Leea indica L) merupakan tumbuhan

perdu, tahunan tingginya 11⁄2 - 3m. Batang tumbuhan ini berkayu,

bercabang, bentuk bulat, masih muda merambat dan hijau. Daun

tumbuhan majemuk, anak daun lanset, bertangkai pendek, tapi daun

bergerigi, ujung daun runcing, pangkal membulat, panjangnya 6-25 cm,

lebarnya 3-8 cm, berambut dan berwarna hijau. Bunga tumbuhan

majemuk, bentuk malai, kelopak bulat telur, panjang 2-5 cm, kuning

keputih-putihan. Buahnya berbentuk bulat, diameter ±12mm, masih

muda hijau dan setelah tua ungu kehitaman dengan biji kecil, bentuk

segitiga dan berwarna putih kekuningan. Tumbuhan ini termasuk

tumbuhan berakar tunggal dengan warna coklat muda (Depkes RI,

2001).

4. Kandungan Kimia

Kandungan kimia daun mali-mali atau daun girang (Leea indica L)

adalah flavonoid, steroid, saponin, dan polifenol (Wahid, 2009).

5. Manfaat Tanaman

NUR HIKMA PUSPITA SARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm


15020160119
PARTISI EKSTRAK

Manfaat daun mali-mali atau daun girang (Leea indica L)adalah

dapat digunakan untuk sariawan, sakit kepala dan dapat

menyembuhkan luka (Rayahu et al, 2006).

B. Uraian Percobaan

Ekstraksi cair-cair biasa juga disebut sebagai metode corong

pisah. Jika suatu cairan ditambahkan kedalam ekstrak yang telah

dilarutkan dalam cairan yang tidak dapat bercampur dengan yang pertama,

akan terbentuk dua lapisan. Satu komponen dari campuran akan memiliki

kelarutan dalam dua lapisan tersebut dan setelah beberapa waktu dicapai

kesetimbangan konsentrasi dalam kedua lapisan. Waktu yang diperlukan

untuk tercapainya kesetimbangan biasanya dipersingkat oleh

pencampuran keduanya dalam corong pisah (Ditjen POM, 1986).

Pada ekstraksi cair-cair, zat yang diekstraksi terdapat didalam

campuran yang berbentuk cair. Ekstraksi cair-cair sering juga disebut

ekstraksi pelarut, banyak dilakukan untuk memisahkan zat seperti iod, atau

logam-logam tertentu dalam larutan air (Yazid, 2005).

Ekstraksi cair-cair digunakan sebagai cara untuk memperlakukan

sampel atau clean-up sampel untuk memisahkan analit-analit dari

komponen matrix yang mungkin menggangu pada saat kuantifikasi atau

deteksi analit. Disamping itu, ekstraksi pelarut juga digunakan untuk

memekatkan analit yang ada didalam sampel dalam jumlah kecil sehingga

tidak memungkinkan atau menyulitkan untuk deteksi dan kuantifikasinya.

Salah satu fasenya seringkali berupa air dan faes yanglain pelarut organik
NUR HIKMA PUSPITA SARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm
15020160119
PARTISI EKSTRAK

seperti kloroform atau petroleum eter. Senyawa-senyawa yang bersifat

polar akan ditemukan didalam fase air,sedangkan senyawa-senyawa yang

bersifat hidrofobik akan masuk pada pelarut anorganik. Analit yang

tereksasi kedalam pelarut organik akan mudah diperoleh kembali dengan

cara penguapan pelarut, sedangkan analit yang masuk kedalam fase air

seringkali diinjeksikan secara langsung kedalam kolom ( Rohman, 2009).

Pelarut yang mudah menguap tidak dicampur dengan fase air

yang panas (atau bahkan hangat). Hal ini dapat menyebabkan peningkatan

tekanan uap sangat besar yang dihasilkan sehingga tutup corong pisah

terbang dan isinya tersemprot keluar. Hal ini dapat juga terjadi dengan

cairan dingin jika terjadi reaksi eksotermis misalnya pencampuran asam

dan basa, pengenceran asam-asam kuat (Ditjen POM, 1986).

Apabila ditinjau suatu zat tunggal yang terlarut dalam dua macam

fase cairan yang tidak saling tercampur dalam suatu kesetimbangan

(equilibrum) sebagai berikut (Tobo, 2001) :

Zat terlarut dalam ----------------------- zat terlarut luar

Zat bawah (lowe) ------------------------ fase atas (upper)

Menurut hukum termodinamika, pada suatu keadaan setimbang

itu, nisbi (ratio) aktivitas koefisien terlarut dalam kedua fase itu merupakan

suatu ketepatan atau konstanta. Hal ini disebut hukum distribusi Nerst.

Biasanya aktivitas diganti dengan konsentrasi, sehingga hukum ini dapat

ditulis sebagai berikut (Tobo,2001) :

NUR HIKMA PUSPITA SARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm


15020160119
PARTISI EKSTRAK

𝐶𝑢
K = 𝐶1

Dimana Cu adalah konsentrasi zat dalam fase atas dn C1 adalah

konsentrasi zat dalam fase bawah K adalah koefisien partisi atau koefisien

distribusi. Koefisien partisi tergantung pada suhu, bukan merupakan fungsi

konsentrasi absolut zat atau volume dari kedua fase tersebut (Stahl, 1985).

Beberapa fase organik mudah membentuk emulsi dengan fase air,

khususnya jika terdapat partikel kecil atau terbenntuk oleh pengendapan.

Kelarutan senyawa tidk bermuatan dalam satu fase pada suhu tertentu

tergantung pada kemiripan kepolarannya dengan fase cair, menggunakan

prinsip “ Like Dissolve Like”. Molekul bermuatan yang memiliki afinitas

tinggi terhadap cairan dengan sejumlah besar ion bermuatan berlawanan

dan juga dalam kasus ini menarik yang berlawanan misalnya senyawa

asam akan lebih larut dalam fase air yang basa dari pada yang netral atau

asam. Ratio konsentrasi senyawa dalam dua fase disebut koefisien partisi

(K). Senyawa yang berbeda akan mempunyai koefisien partisi yang

berbeda, sehingga jika satu senyawa sangat polar, koefisien partisi

relatifnya ke fase polar lebih tinggi dari pada senyawa nonpolar (Ditjen

POM, 1986).

BAB III

METODE PRAKTIKUM

NUR HIKMA PUSPITA SARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm


15020160119
PARTISI EKSTRAK

A. Alat dan Bahan

1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah batang
pengaduk, cawan porselin, erlenmeyer, gelas kimia, hairdrayer, pipet
tetes, sendok tanduk, dan timbangan analitik.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu aluminium foil, aquadest,
ekstrak etanol daun coklat (Theobroma cacao L), kertas saring, label,
n-heksan,dan tissue gulung.

B. Prosedur Kerja (Anonim, 2018)

1. Ekstraksi Cair-Cair
Ekstrak methanol kering yang diperoleh, diambil sebanyak 8,0
gram untuk diekstraksi dengan pelarut n-heksan dengan cara partisi
cair- cair yaitu ekstrak methanol kering tersebut dimasukkan kedalam
lcorong pisah, lalu ditambahkan sekitar 200 mL air dan 100 mL n-
heksan dan didiamkan sampai memisah, setelah memisah dipisahkan
fase n-heksan dan fase air, kemudian fase air dimasukkan kembali
kedalam corong pisah dan ditambahkan kembali dengan n-heksan
sebanyak 100 mL, dan didiamkan lagi sampai kedua fase memisah dan
dipisahkan kembali. Ulangi perlakuan ini sampai tiga kali perlakuan
atau sampai fase n-heksan benar-benar jernih, kemudian hasil ekstrak
kental n-heksan diuapkan dan dimasukkan dalam alat eksikator.

NUR HIKMA PUSPITA SARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm


15020160119
PARTISI EKSTRAK

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil partisi ekstrak pada sampel daun coklat (Theobroma


cacao L.)
NO Pengamatan Hasil

1 Metode ekstraksi Partisi cair – cair

2 Bobot ekstrak 5 gram

3 Bobot ektrak n – heksan -

4 Persentase ektrak n – heksan (%) -

5 Bobot ektrak n – butanol -

6 Persentase ektrak n – butanol (%) -

Partisi ekstrak (ekstraksi cair-cair) adalah proses pemisahan zat


terlarut di dalam dua macam zat pelarut yang tidak saling bercampur,
dengan kata lain perbandingan konsentrasi zat terlarut dalam pelarut
organik dan pelarut air. Sedangkan ekstraksi padat-cair adalah proses
pemisahan untuk memperoleh komponen zat terlarut dari campurannya
dalam padatan dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Pada
umumnya metode ini digunakan untuk sampel yang tidak larut dalam air.
Tujuan dilakukannya partisi yaitu untuk memisahkan komponen
kimia dari sampel berdasarkan tingkat kepolarannya. Proses partisi
sebenarnya dapat dilakukan dengan metode partisi cair-cair ataupun
partisi padat cair, namun pada praktikum ini hanya dilakukan partisi cair-
cair.
Prinsip dari proses partisi yaitu digunakannya dua pelarut yang tidak
saling bercampur untuk melarutkan zat-zat yang ada dalam ekstrak.
Ekstrak yang digunakan dalam percobaan ini adalah ekstrak tumbuhan

NUR HIKMA PUSPITA SARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm


15020160119
PARTISI EKSTRAK

daun coklat (Theobroma cacao L), Pelarut yang digunakan yaitu pelarut
yang bersifat polar dan nonpolar.
Pelarut yang digunakan pada proses partisi adalah pelarut yang
sifatnya non polar (n-Heksan) sebagai pelarut awal, hal ini disebabkan
karena jika pada pengerjaan awal digunakan pelarut polar, maka
dikhawatirkan adanya senyawa nonpolar yang ikut terlarut, sebagaimana
kita ketahui bahwa pelarut polar, selain mampu melarutkan senyawa yang
bersifat polar juga mampu melarutkan senyawa yang bersifat nonpolar.
Pengulangan penggunaan n-heksan sebanyak 3 kali dilakukan
untuk menarik senyawa kimia yang masih tertinggal dalam suatu ekstrak.
Penggunaan n-butanol pada partisi cair yaitu sebagai pelarut polar,
pemilihan pelarut ini didasarkan bahwa n-butanol dapat dijenuhkan dengan
air tetapi tetap tidak bercampur dengan air. Penggunaan corong pisah yaitu
untuk memisahkan ekstrak dan pelarut.
Pada ektraksi cair – cair dengan menggunakan pelarut n – heksan
pertama dilakukan adalah ekstraksi kental 1-2 g disuspensikan dengan air
sebanyak 20 mL, kemudian dimasukkan ke dalam corong pisah dan
ditambahkan dengan n – heksan sebanyak 40 mL, kocok sampai merata
dengan sesekali membuka kran corong pisah kemudian diiamkan sampai
terjadi pemisahan dari fase cair dan fase n – heksan, pisahkan fase air dan
fase n – heksan. Kemudian fase air dimasukkan ke dalam corong pisah
dan dieksraksi lagi dengan n – heksan sebanyak 30 mL dan dilakukan
hingga jernih (sebanyak 3 kali). Ekstrak n – heksan yang diperoleh dari
beberapa kali penyarian disatukan kemudan diuapkan sampat
mendapatkan ekstrak kental dan dimasukkan kedalam eksikator.
Pengerjaanya yaitu pertama-tama n-heksan dimasukkan dalam
erlenmeyer, kemudian ditambahkan n-heksan stirer dan disimpan distirer.
Dihomogrnkan dan disaring kemudian dimasukkan dalam 1 wadah. Yang
tidak larut dimasukkan lagi dalam Erlenmeyer dan ditambahkan n-heksan.
Diuapkan.

NUR HIKMA PUSPITA SARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm


15020160119
PARTISI EKSTRAK

Pada percobaan partisi cair - cair dengan menggunakan pelarut n –


heksan hasil yang diperoleh dengan berat ekstrak setelah penguapan
adalah x gram dengan % kadar yaitu x% dan untuk partisi cair – cair
dengan menggunakan pelarut n – butanol hasil yang diperoleh dengan
berat ekstrak setelah penguapan adalah x dengan % kadar yaitu x%.

NUR HIKMA PUSPITA SARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm


15020160119
PARTISI EKSTRAK

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun hasil yang diperoleh, yaitu ekstrak n-heksan yang

diperoleh adalah x gram dengan persen rendamennya adalah x%.

Sedangkan ekstrak n-butanol yang diperoleh adalah x gram dengan

persen rendamennya adalah x%.

B. Saran

Pratikum lebih memperhatikan alat dan bahan apa saja yang harus

dibawan pada saat pratikum agar praktikum dapat berjalan dengan lancar

dan dapat selesai dengan hasil yang tepat.

NUR HIKMA PUSPITA SARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm


15020160119
PARTISI EKSTRAK

DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2018., Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia I., UMI:
Makassar.
Ditjen POM, 1986.Sediaan Galenik . Departemen Kesehatan RI : Jakarta.

Rohman,. A,. 2009. Kromatografi untuk Analisis Obat. Graha Ilmu.


Yogyakarta.

Tobo, F. 2001. Buku Pegangan Laboratorium Fitokimia I. Universitas


Hasanuddin, Makassar.

Yazid,. E,. 2005. Kimia Fisika untuk Paramedis. Andi. Yogyakarta

Stahl, E. 1985. Analisis obat secara kromatografi dan mikroskopi,


diterjemahkan oleh kosasih padmawinata dan iwang soediro, 3-17,
ITB, Bandung.

NUR HIKMA PUSPITA SARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm


15020160119
PARTISI EKSTRAK

LAMPIRAN

SKEMA KERJA

Ekstrak dengan n-heksan

Ekstrak 1-2g
-
- Dimasukkan air/aquadest dalam corpis
- Ditambahkan 40mL n-heksan, kocok sesekali dibuka
penutup corpis.
- Diamkan pisahkan lapisan cair & n-heksan. Fase air
dimasukan kembali dalam corpis
- Ditambahkan 30 mL n-heksan, kocok dan diamkan
- Diuapkan fase n-heksan

Ekstrak kental n-heksan

Ekstrak dengan n-butanol

- Dimasukkan fase air dalam corpis


- Ditambahkan 30 mL n-butanol
- Di kocok dan didiamkan beberapa saat
- Dipisahkan lapisan air dari n-butanol

kental n-butanol

NUR HIKMA PUSPITA SARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm


15020160119
PARTISI EKSTRAK

Partisi padat cair

Ekstrak methanol kering yang diperoleh

- Diambil sebanyak 5,0 g untuk diekstraksi dengan pelarut


eter
- Dimasukkan kedalam labu erlemeyer 250 Ml ekstrak
methanol
- Ditambahkan 25 mL dietil eter
- Dimasukan btp magnetic kelabu erlemeyer letakan diatas
plat stirrer
- Disambungkan stirrer dengan sumber arus listrik dengan
kecepatan sesuai
- Dibiarkan pelarut sampai jenuh
- Dikeluarkan suspense dan pisahkan padatan dan cairan
- Dimasukkan kedalam labu erlemeyer bagian yang tidak
larut
- Ditambahkan 25 mL dietil eter (lakukan seperti perlakuan
pertama)
- Dilakukan hingga pelarut dietil eter yang ditambahkan
bening
- Dikumpulkan fraksi dan pelarut diuapkan

Diperoleh ekstrak
kering

NUR HIKMA PUSPITA SARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm


15020160119
PARTISI EKSTRAK

PERHITUNGAN

1. % kadar ekstrak n – heksan = bobot ekstrak n – heksan x 100%


bobot ekstrak kering

= 1,69 x 100%
2

= 84,5%

1. % kadar ekstrak n – butanol = bobot ekstrak n – butanol x 100%


bobot ekstrak kering

= 1,45 x 100%
2

= 72,5%

NUR HIKMA PUSPITA SARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm


15020160119
PARTISI EKSTRAK

LAMPIRAN

Gambar Tanaman

Tanaman coklat (Theobroma cacao L.)

Tanaman Daun coklat (Theobroma cacao L.)

NUR HIKMA PUSPITA SARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm


15020160119
PARTISI EKSTRAK

Gambar sampel

Ekstrak n-heksan ekstrak n-heksan ekstrak n-butanol

Bobot kosong pot bobot n-heksan

NUR HIKMA PUSPITA SARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm


15020160119

Anda mungkin juga menyukai