OLEH:
KELOMPOK 8
Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ekologi
Istilah ekologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu oikos dan logos.
Istilah ini mula-mula diperkenalkan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1869. Ekologi
berasal dari kata Yunani oikos, yang berarti rumah dan logos, yang berarti ilmu
atau pengetahuan. Jadi, ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik atau interaksi antara organisme dengan alam sekitar atau lingkungannya.
Ekologi merupakan cabang biologi, dan merupakan bagian dasar dari biologi.
Ruang lingkup ekologi meliputi populasi, komunitas, ekosistem, hingga biosfer.
Studi-studi ekologi dikelompokkan ke dalam autoekologi dan sinekologi. Sebagai
bagian dari cabang biologi, ekologi pun terakit dengan disiplin ilmu lainnya dalam
biologi, seperti fisiologi, evolusi, botani, dan lainnya (Maknun, 2017).
Ekologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Makhluk hidup dalam kasus
pertanian adalah tanaman, sedangkan lingkungannya dapat berupa air, tanah,
unsur hara, dan lain-lain. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
organisme di tempat tinggalnya. Umumnya yang dimaksud dengan ekologi adalah
ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme atau kelompok
organisme dengan lingkungannya. Saat ini ekologi lebih dikenal sebagai ilmu
yang mempelajari struktur dan fungsi dari alam (Warno, 2015).
Universitas Sriwijaya
Kawasan lahan basah juga akan sulit dipulihkan kondisinya apabila tercemar, dan
perlu bertahun-tahun untuk pemulihannya (Harahap, 2016).
Lahan basah dapat diartikan sebagai suatu wilayah genangan atau wilayah
penyimpanan air, memiliki karakteristik teresterial dan aquatic. Lahan basah yang
banyak diketahui oleh masyarakat adalah lahan basah seperti rawa-rawa, air
payau, tanah gambut. Masyarakat beranggapan lahan ini merupakan wilayah yang
tidak menarik bahkan dianggap berbahaya. Pada kenyataanya ekosistem lahan
basah banyak menyimpan berbagai satwa dan tumbuhan liar yang sebagian besar
menggantungkan hidupnya pada keberadaan lahan basah ini. Seperti serangga
yang tinggal di kawasan ini menjadikannya habitat sehingga mampu membentuk
ekosistem tersendiri. Dibandingkan dengan ekosistem lainnya ekosistem lahan
basah dikatakan yang terkaya flora dan fauna (Harianto dan Dewi, 2017).
2.3. Embung
Definisi embung berdasarkan buku pedoman teknis konservasi air melalui
pembangunan embung yang diterbitkan oleh direktorat pengelolaan air irigasi,
kementerian pertanian (2011), adalah bangunan konservasi air berbentuk
cekungan disungai atau aliran air berupa urugan tanah, urugan batu, beton atau
pasangan batu yang dapat menahan dan menampung air untuk berbagai keperluan.
Embung adalah bangunan artifisial yang berfungsi untuk menampung dan
menyimpan air dengan kapasitas volume kecil tertentu, lebih kecil dari kapasitas
waduk atau bendungan. Embung biasanya dibangun dengan membendung sungai
kecil atau dapat dibangun di luar sungai. Kolam embung akan menyimpan air
dimusim hujan.
Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PRAKTIKKUM
Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
6. Embung
Universitas Sriwijaya
4.2. Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di kebun FMIPA yang
terletak pada Taman Firdaus, ditemukan beberapa jenis tanaman seperti melon
import, melon hijau, dan melon orange. Selain itu, ditemukan juga beberapa
spesies tanaman herbal dan tanaman liar seperti putri malu, karamunting, akasia.
Sistem pengairan pada kebun FMIPA ini terbilang baik karena memanfaatkan
sungai yang ada di sekitar wilayah kebun. Pengairan di alirkan melalui pipa-pipa
yang tersebar di seluruh kebun sehingga dapat dipastikan bahwa tanaman
mendapatkan sumber air yang tercukupi.
Beberapa varietas melon yang ditanam pada kebun tumbuh dengan baik.
Hal ini menunjukkan bahwa pemeliharaan terhadap melon yang ditanam
dilakukan dengan sangat baik karena melon termasuk kedalam tanaman yang
mudah terserang penyakit. Menurut Triadiati et al. (2019), budidaya melon tidak
mudah dilakukan dan perlu penanganan intensif karena tanaman melon peka
terhadap perubahan lingkungan dan mudah terserang penyakit karat batang, busuk
buah, dan embun tepung. Hal tersebut akan menurunkan produktivitas dan
kualitas buah melon, bahkan menyebabkan gagal panen. Produksi tanaman melon
dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah pemenuhan unsur hara.
Lahan kebun FMIPA juga ditumbuhi banyak putri malu yang mengelilingi
tumbuhan lain seperti pohon akasia. Putri malu (Mimosa pudica) merupakan
tumbuhan berdaun kecil yang termasuk ke dalam tanaman gulma yang memiliki
potensi menyebabkan kerugian bagi tanaman budidaya. Sebagaimana menurut
Susanto et al., (2018), kerugian akibat persaingan antara tanaman dengan gulma
yaitu, pertumbuhan tanaman akan terhambat, penurunan kualitas dan kuantitas
produksi, produktivitas kerja terganggu, serta gulma menjadi inang hama dan
penyebab penyakit, selain berkompetisi untuk merebutkan kebutuhan.
Embung dalam pengamatan ini merupakan bangunan buatan yang fungsinya
berhubungan dengan irigasi atau pengairan. Embung dibuat dengan tujuan dan
fungsi yang penting untuk mengatasi kekeringan di daerah sekitar. Hal ini sesuai
dengan pernyataan oleh Hanggara dan Irvani (2019) bahwa embung mempunyai
fungsi menampung air hujan untuk kemudian disimpan dan digunakan pada saat
kemarau.
Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikkum yang telah dilaksanakan, didapatkan kesimpulan
sebagai berikut :
1. Beberapa jenis tanaman buah seperti melon import, melon hijau, dan
melon orange ditemukan di Taman Firdaus.
2. Beberapa varietas melon yang ditanam pada kebun tumbuh dengan baik
yang menunjukkan bahwa pemeliharaan terhadap melon yang ditanam
dilakukan dengan sangat baik karena melon termasuk kedalam tanaman
yang mudah terserang penyakit.
3. Produksi tanaman melon dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya
adalah pemenuhan unsur hara.
4. Di Taman Firdaus, putri malu ditemukan mengelilingi pohon akasia
sehingga berpotensi dapat menyebabkan kerugian bagi pohon akasia.
5. Embung pada Taman Firdaus dibuat dengan tujuan dan fungsi yang
penting untuk mengatasi kekeringan di daerah sekitar
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Hanggara, I., dan Irvani, H. 2019. Analisa Kelayakan Teknis dan Ekonomi
Embung Putukrejo Kabupaten Malang. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan
Teknik Kimia. 4(1): 30-38.
Harianto, S.P., dan Dewi, B.S. 2017. Biodiversitas Fauna di Kawasan Budidaya
Lahan Basah. Lampung: Universitas Lampung.
Soendjoto, M.A. Riefani, M.K. Zen, M. (2016). Penggunaan Tipe Habitat Oleh
Avifauna Di Lingkungan PT Arutmin Indonesia–NPLCT, Kabupaten
Kotabaru, Kalimantan Selatan. Jurnal Sains & Matematika 3(1): 19-25.
Triadiati., Muttaqin, M., dan Amalia, N.S. 2019. Pertumbuhan, Produksi, dan
Kualitas Buah Melon Dengan Pemberian Pupuk Silika. Jurnal Ilmu
Pertanian Indonesia. 24(4): 366-374.
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
Universitas Sriwijaya
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya