Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKKUM

EKOLOGI LAHAN BASAH

OLEH:
KELOMPOK 8

ADINDA PUTRI ABRANI (08041281924040)


DINDA PUTRI AMANAH (08041281924046)
LILIS TRIRAHAYU (080411381924110)
NADILLA NISPUTRY SARI (08041281924044)
NUN ANIS MUSTAPIDAH (08041281924048)

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA HEWAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Lahan basah merupakan salah satu wilayah terbesar di permukaan bumi.
Lahan basah atau wetland adalah wilayah-wilayah di mana tanahnya jenuh
dengan air, baik bersifat permanen (menetap) atau musiman. Wilayah-wilayah itu
sebagian atau seluruhnya kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang
dangkal. Digolongkan ke dalam lahan basah ini, di antaranya adalah rawa-
rawa (termasuk rawa bakau), payau, dan gambut. Air yang menggenangi lahan
basah dapat tergolong ke dalam air tawar, payau, atau asin (Husamah, 2015).
Berbeda dengan perairan, lahan basah umumnya bercirikan tinggi muka air
yang dangkal, dekat dengan permukaan tanah, dan memiliki jenis tumbuhan yang
khas. Berdasarkan sifat dan ciri-cirinya tersebut, lahan basah kerap disebut juga
sebagai wilayah peralihan antara daratan dan perairan. Baik sebagai bioma
ataupun ekosistem, lahan basah memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang
tinggi. Lahan basah memiliki jenis tumbuhan dan satwa yang lebih banyak
dibandingkan dengan wilayah lain di muka bumi. Maka dari itu, lahan basah
mempunyai peran dan fungsi yang penting secara ekologi, ekonomi, maupun
budaya (Soendjoto et al., 2016)
Macam jenis lahan basah dibedakan menjadi dua yaitu lahan basah alami
dan buatan. Lahan basah alami meliputi rawa-rawa air tawar, hutan
bakau (mangrove), rawa gambut, hutan gambut, paya-paya, dan riparian (tepian
sungai). Sedangkan lahan basah buatan meliputi waduk, sawah, saluran irigasi,
dan kolam. Saat ini, lahan gambut dan mangrove, menjadi dua jenis lahan basah
yang mengalami kerusakan serius di berbagai wilayah Indonesia. Hutan rawa
gambut di Sumatra dan Kalimantan, banyak dikonversi menjadi perkebunan dan
lahan pertanian (Odum, 2012).

1.2. Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan embung dan
spesies hewan dan tumbuhan di kawasan bumi perkemahan Universitas Sriwijaya.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ekologi
Istilah ekologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu oikos dan logos.
Istilah ini mula-mula diperkenalkan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1869. Ekologi
berasal dari kata Yunani oikos, yang berarti rumah dan logos, yang berarti ilmu
atau pengetahuan. Jadi, ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik atau interaksi antara organisme dengan alam sekitar atau lingkungannya.
Ekologi merupakan cabang biologi, dan merupakan bagian dasar dari biologi.
Ruang lingkup ekologi meliputi populasi, komunitas, ekosistem, hingga biosfer.
Studi-studi ekologi dikelompokkan ke dalam autoekologi dan sinekologi. Sebagai
bagian dari cabang biologi, ekologi pun terakit dengan disiplin ilmu lainnya dalam
biologi, seperti fisiologi, evolusi, botani, dan lainnya (Maknun, 2017).
Ekologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Makhluk hidup dalam kasus
pertanian adalah tanaman, sedangkan lingkungannya dapat berupa air, tanah,
unsur hara, dan lain-lain. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
organisme di tempat tinggalnya. Umumnya yang dimaksud dengan ekologi adalah
ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme atau kelompok
organisme dengan lingkungannya. Saat ini ekologi lebih dikenal sebagai ilmu
yang mempelajari struktur dan fungsi dari alam (Warno, 2015).

2.2. Lahan Basah


Lahan basah adalah daerah-daerah rawa, payau, lahan gambut, dan perairan,
tetap atau sementara, dengan air yang tergenang atau mengalir, tawar, payau, atau
asin, termasuk wilayah perairan laut yang kedalamannya tidak lebih dari enam
meter pada waktu surut. Lahan basah memiliki peranan yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Fungsi lahan basah tidak saja dipahami sebagai pendukung
kehidupan secara langsung, seperti sumber air minum dan habitat beraneka ragam
makhluk, tapi juga memiliki berbagai fungsi ekologis seperti pengendali banjir,
pencegah intuisi air laut, erosi, pencemaran, dan pengendali iklim global.

Universitas Sriwijaya
Kawasan lahan basah juga akan sulit dipulihkan kondisinya apabila tercemar, dan
perlu bertahun-tahun untuk pemulihannya (Harahap, 2016).
Lahan basah dapat diartikan sebagai suatu wilayah genangan atau wilayah
penyimpanan air, memiliki karakteristik teresterial dan aquatic. Lahan basah yang
banyak diketahui oleh masyarakat adalah lahan basah seperti rawa-rawa, air
payau, tanah gambut. Masyarakat beranggapan lahan ini merupakan wilayah yang
tidak menarik bahkan dianggap berbahaya. Pada kenyataanya ekosistem lahan
basah banyak menyimpan berbagai satwa dan tumbuhan liar yang sebagian besar
menggantungkan hidupnya pada keberadaan lahan basah ini. Seperti serangga
yang tinggal di kawasan ini menjadikannya habitat sehingga mampu membentuk
ekosistem tersendiri. Dibandingkan dengan ekosistem lainnya ekosistem lahan
basah dikatakan yang terkaya flora dan fauna (Harianto dan Dewi, 2017).

2.3. Embung
Definisi embung berdasarkan buku pedoman teknis konservasi air melalui
pembangunan embung yang diterbitkan oleh direktorat pengelolaan air irigasi,
kementerian pertanian (2011), adalah bangunan konservasi air berbentuk
cekungan disungai atau aliran air berupa urugan tanah, urugan batu, beton atau
pasangan batu yang dapat menahan dan menampung air untuk berbagai keperluan.
Embung adalah bangunan artifisial yang berfungsi untuk menampung dan
menyimpan air dengan kapasitas volume kecil tertentu, lebih kecil dari kapasitas
waduk atau bendungan. Embung biasanya dibangun dengan membendung sungai
kecil atau dapat dibangun di luar sungai. Kolam embung akan menyimpan air
dimusim hujan.

2.4. Bumi Perkemahan Universitas Sriwijaya


Perencanaan bumi perkemahan Sandi Yudha Universitas Sriwijaya sebagai
wisata alam kabupaten Ogan Ilir dengan pendekantan ekologi yang mana sudah
banyak di ketahui bahwa perancangan sering kali tidak memperhatikan
keselarasan dengan alam. Sehingga, berdampak negatif bagi alam oleh karena itu
dengan penerapan pendekatan ekologi dimaksudkan untuk menciptakan suasana
bumi perkemahan yang ramah lingkungan (Santoso, 2014).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PRAKTIKKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 11 Februari 2022
pada pukul 10.00 WIB. Bertempat di Taman Firdaus Universitas Sriwijaya.

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya alat tulis dan
kamera. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu lahan yang terdapat di Taman
Firdaus.

3.3. Cara Kerja


Pertama, disiapkan terlebih dahulu alat tulis dan kamera yang akan
digunakan sebagai alat dalam pengamatan. Diamati tumbuhan dan serangga hama
yang terlihat di taman Firdaus Universitas Sriwijaya. Dicatat hasil pengamatan
dan dilampirkan di dalam laporan.

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan


Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:

No. Nama Tanaman Gambar


1. Melon Impor (Cucumis melo)

2. Akasia (Acacia mangium)

3. Putri Malu (Mimosa pudica)


4. Melon Impor Blok A1

5. Melon Impor Blok B1

6. Embung

Universitas Sriwijaya
4.2. Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di kebun FMIPA yang
terletak pada Taman Firdaus, ditemukan beberapa jenis tanaman seperti melon
import, melon hijau, dan melon orange. Selain itu, ditemukan juga beberapa
spesies tanaman herbal dan tanaman liar seperti putri malu, karamunting, akasia.
Sistem pengairan pada kebun FMIPA ini terbilang baik karena memanfaatkan
sungai yang ada di sekitar wilayah kebun. Pengairan di alirkan melalui pipa-pipa
yang tersebar di seluruh kebun sehingga dapat dipastikan bahwa tanaman
mendapatkan sumber air yang tercukupi.
Beberapa varietas melon yang ditanam pada kebun tumbuh dengan baik.
Hal ini menunjukkan bahwa pemeliharaan terhadap melon yang ditanam
dilakukan dengan sangat baik karena melon termasuk kedalam tanaman yang
mudah terserang penyakit. Menurut Triadiati et al. (2019), budidaya melon tidak
mudah dilakukan dan perlu penanganan intensif karena tanaman melon peka
terhadap perubahan lingkungan dan mudah terserang penyakit karat batang, busuk
buah, dan embun tepung. Hal tersebut akan menurunkan produktivitas dan
kualitas buah melon, bahkan menyebabkan gagal panen. Produksi tanaman melon
dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah pemenuhan unsur hara.
Lahan kebun FMIPA juga ditumbuhi banyak putri malu yang mengelilingi
tumbuhan lain seperti pohon akasia. Putri malu (Mimosa pudica) merupakan
tumbuhan berdaun kecil yang termasuk ke dalam tanaman gulma yang memiliki
potensi menyebabkan kerugian bagi tanaman budidaya. Sebagaimana menurut
Susanto et al., (2018), kerugian akibat persaingan antara tanaman dengan gulma
yaitu, pertumbuhan tanaman akan terhambat, penurunan kualitas dan kuantitas
produksi, produktivitas kerja terganggu, serta gulma menjadi inang hama dan
penyebab penyakit, selain berkompetisi untuk merebutkan kebutuhan.
Embung dalam pengamatan ini merupakan bangunan buatan yang fungsinya
berhubungan dengan irigasi atau pengairan. Embung dibuat dengan tujuan dan
fungsi yang penting untuk mengatasi kekeringan di daerah sekitar. Hal ini sesuai
dengan pernyataan oleh Hanggara dan Irvani (2019) bahwa embung mempunyai
fungsi menampung air hujan untuk kemudian disimpan dan digunakan pada saat
kemarau.

Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikkum yang telah dilaksanakan, didapatkan kesimpulan
sebagai berikut :
1. Beberapa jenis tanaman buah seperti melon import, melon hijau, dan
melon orange ditemukan di Taman Firdaus.
2. Beberapa varietas melon yang ditanam pada kebun tumbuh dengan baik
yang menunjukkan bahwa pemeliharaan terhadap melon yang ditanam
dilakukan dengan sangat baik karena melon termasuk kedalam tanaman
yang mudah terserang penyakit.
3. Produksi tanaman melon dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya
adalah pemenuhan unsur hara.
4. Di Taman Firdaus, putri malu ditemukan mengelilingi pohon akasia
sehingga berpotensi dapat menyebabkan kerugian bagi pohon akasia.
5. Embung pada Taman Firdaus dibuat dengan tujuan dan fungsi yang
penting untuk mengatasi kekeringan di daerah sekitar

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Hanggara, I., dan Irvani, H. 2019. Analisa Kelayakan Teknis dan Ekonomi
Embung Putukrejo Kabupaten Malang. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan
Teknik Kimia. 4(1): 30-38.

Harahap, F.R. 2016. Pengelolaan Lahan Basah Terkait Semakin Maraknya


Kebakaran dengan Pendekatan Adaptasi yang Didasarkan pada Konvensi
Ramsar. Jurnal Society. 2(6): 40-47.

Harianto, S.P., dan Dewi, B.S. 2017. Biodiversitas Fauna di Kawasan Budidaya
Lahan Basah. Lampung: Universitas Lampung.

Husamah. 2015. Pengembangan Buku Pengayaan Ekologi Hewan Berbasis Hasil


Penelitian Tentang Struktur Komunitas Collembola Sepanjang DAS
Brantas Hulu Kota Batu Malang. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Muhamamdiyah Malang Pers.

Maknun, D. 2017. Ekologi: Populasi, Komunitas, Ekosistem Mewujudkan


Kampus Hijau Asri, Islami dan Ilmiah. Cirebon: Nurjati Press.

Odum, E. P. 2012. Dasar-Dasar Ekologi. Gadjah Mada University Press.


Yogyakarta.

Santos, D. 2014. Perencanaan Bumi Perkemahan Sandi Yudha Universitas


Sriwijaya Sebagai Wisata Alam Kabupaten Ogan Ilir Dengan Pendekatan
Ekologi. Journal of Architecture and Wetland Environment Studies.

Soendjoto, M.A. Riefani, M.K. Zen, M. (2016). Penggunaan Tipe Habitat Oleh
Avifauna Di Lingkungan PT Arutmin Indonesia–NPLCT, Kabupaten
Kotabaru, Kalimantan Selatan. Jurnal Sains & Matematika 3(1): 19-25.

Susanto, E., Santoso, T. N. B., dan Sujono, A. T. 2018. Komposisi Gulma di


Kebun Kelapa Sawit TM pada Lahan Mineral dan Lahan Gambut di PT.
Medco Agro. Jurnal AGROMAST. 3(2): 1-18.

Triadiati., Muttaqin, M., dan Amalia, N.S. 2019. Pertumbuhan, Produksi, dan
Kualitas Buah Melon Dengan Pemberian Pupuk Silika. Jurnal Ilmu
Pertanian Indonesia. 24(4): 366-374.

Warno, S. 2015. Pengertian, Ruang Lingkup Ekologi dan Ekosistem. Modul


Pembelajaran Universitas Terbuka.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Universitas Sriwijaya
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai