Schoorl
Kamis, 13 Juni 2013
yang ingin mengunduh file Laporan Praktikum disini
1. Tujuan Percobaan
2. Dasar teori
Karbohidrat adalah golongan senyawa-senyawa yang terdiri dari
unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Senyawa-senyawa
ini dapat didefinisikan sebagai senyawa-senyawa polihidroksialdehid atau
polihidroksiketon.
O O
R–C + 2 Cu2+ + 4 OH- R–C
H H
Gula reduksi Luff Schoorl
Cu2+ + 4 I- → CH2I2 I2
4. Prosedur percobaan
4.1. Pembuatan Larutan Luff Schoorl
Larutan 143,8 gr Na2CO3anhidrat dalam 300 ml air suling sambil diaduk
tambahkan 50 gr asam sitrat monohidrat yang telah diaduk dengan 50 ml air
suling. Tambahkan 25 gr CuSO4 . 5H2O yang dilarutkan dengan 100 ml air
suling. Pindahkan larutan tersebut ke dalam labu ukur 1 liter, tepatkan
sampai tanda garis dengan air suling dan dikocok.
4.2. Penentuan kadar gulan dengan Metode Luff Schoorl
- Timbang 5 gr sampel ke dalam erlenmeyer 500 ml
- Menambahkan 200 ml larutan HCl 3%, didihkan selama 1 jam dengan pendingin
tegak
- Mendiginkan dan menetralkan dengan larutan NaOH 30% dan menambahkan
sedikit larutan CH3COOH 3% suasana larutan sedikit asam
- Memindahkan larutan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 500 ml, encerkan
dengan air suling dan tepatkan volumenya sampai tanda garis lurus. Kocok dan
saring melalui kertas saring
- Memipet 10 ml filtrat ke dalam erlenmeyer 500 ml, tambahkan 25 ml Larutan Luff
Schoorl dan beberapa batu didih dan 15 ml air suling
- Panaskan campuran tersebut dengan panas yang konstan sampai mendidih selama
10 menit kemudian dengan cepat didinginkan di dalam wadah es
- Setelah dingin tambahkan perlahan-lahan 15 ml larutan KI 20% dan 25 ml
H2SO4 25%
- Titrasi secepatnya dengan larutan Na tiosulfat 0,1 N sampai warna kuning sampai
hilang, tambahkan sedikit indikator larutan kanji 1%. Lanjutkan titrasi sampai warna
biru hilang
- Buat juga percobaan blanko dengan menggunakan 25 ml air sebagai penganti
sampel
5. Data pengamatan
Perlakuan pengamatan
Blanko tidak mengalami perubahan
warna tetatp bening, sampel tidak
larut dan mempunyai warna putih
keruh
6. Perhitungan
a. Pembuatan larutan
- Larutan KI 20% sebanyak 100 ml
gr = m x BM x gr
= 1 mol/l x 166 gr/mol x 0,10 l
= 16,6 gr
Larutan KI 20% = X 100 ml
= 20 ml ( lalu diencerkan sampai 100 ml )
7. Analisa pengamatan
Melakukan analisa kadar karbohidrat pada sampel yang berupa
tepung terigu. Seperti yang telah diketahui, karbohidrat berperan penting
dalam kehidupan sehari-hari bagi manusia. Karhodidrat merupakan
segolongan senyawa-senyawa pwnting yang merupakan sumber energi yang
paling tersebar luas. Pealtikum ini menggunakan metode Luff Schoorl
sebagai uji kimia kualitatif yang bertujuan menguji adanya gugus Aldehid.
Komponen utama reagen Luff Schoorl adalah CuO. Hidrolisis karbohidrat
menjadi monosakarida yang dapat mereaksikan atau merduksikan
Cu2+ menjadi Cu+.
Blanko dan sampel dipanaskan menggunakan kondensor selama 1
jam, blanko dan sampel ditambahkan HCl. Blanko berfungsi untuk melihat
perbedaan wujud pada blanko dans sampel. Proses titrasi titran Na2S2O3 dan
indikator kanji. Larutan standar Na2S2O3 digunakan untuk membentuk
kompleks iod-amilum yang tidak larut di dalam air karena pada prinsipnya
metode Luff Schorl ini adalah analisa iodimetri yang I2 yang akan bebas
akan dijadikan sebagai dasar penetapan kadar. Digunakan indikator amilum
pada saat titrasi sebelum titik ekivalen.
Didapatkan hasil kadar karbohidrat dari perhitungan, dimana kadar
karbohidrat yang didapat sebesar 0,3068%.
8. Kesimpulan
Didapatkan beberapa kesimpulan, yaitu :
- Metode Luff Schoorl adalah analisa kualitatif karhohidrat dalam suatu bahan
pangan.
- Kadar karhohidrat yang didapatkan sebesar 0,3068%.
Daftar pustaka
Jobheet.penuntun praktikum teknologi pengolahan pangan.2013.POLSRI
http://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrat
http://asagisora.blogspot.com/2010/07/penetapan-karbohidrat-metode-luff.html
BAB I
PENDAHULUAN
Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal
ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa yang
mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah logam-logam oksidator seperti Cu (II).
Contoh gula yang termasuk gula reduksi adalah glukosa, manosa, fruktosa, laktosa,
maltosa, dan lain-lain. monosakarida yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi
suatu senyawa. Sifat pereduksi dari suatu gula ditentukan oleh ada tidaknya gugus
hidroksil bebas yang reaktif. Prinsip analisanya berdasarkan pada monosakarida yang
memiliki kemampuan untuk mereduksi suatu senyawa. Adanya polimerisasi
monosakarida mempengaruhi sifat mereduksinya.
Pada praktikum kali ini dilakukan penetapan karboohidrat melalui penetapan
kadar gula reduksi dengan metode Penentuan gula reduksi dengan metode Luff-
Schoorl ditentukan bukan kuprooksidanya yang mengendap tetapi dengan menentukan
kuprooksida dalam larutan sebelum direaksikan dengan gula reduksi sesudah reaksi
dengan sample gula reduksi yang dititrasi dengan Na-Thiosulfat. Selisihnya merupaka
kadar gula reduksi. Reaksi yang terjadi selama penentuan karbohidrat dengan cara
Luff-Schoorl adalah mula-mula kuprooksida yang ada dalam reagen akan
membebaskan Iod dari garam KI. Banyaknya iod dapat diketahui dengan titrasi
menggunakan Na-Thiosulfat. Untuk mengetahui bahwa titrasi sudah cukup maka
diperlukan indicator amilum. Apabila larutan berubah warna dari biru menjadi putih
berarti titrasi sudah selesai. Selisih banyaknya titrasi blanko dan sample dan setelah
disesuaikan dengan tabel yang menggambarkan hubungan banyaknya Na-Thiosulfat
dengan banyaknya gula reduksi (Khopkar, 1999).
Karbohidrat dapat digolongan menjadi dua macam yaitu karbohidrat
sederhana dengan karbohidrat kompleks atau dapat pula menjadi tiga macam, yaitu
monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Gula adalah suatu karbohidrat sederhana
yang menjadi sumber energi dan merupakan oligosakarida, polimer. Monosakarida
akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan
direduksikan dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan tersebut
dititrasi dengan larutan Na2S2O3.
Pada dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri karena
kita akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana
proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan.
Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya yang bersifat
netral atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat zat oksidator
tersebut tereduksi dan membebaskan I2 yang setara jumlahnya dengan dengan
banyaknya oksidator (Rivai, 2005).
Metode Luff Schoorl ini baik digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat
yang berukuran sedang. Dalam penelitian M.Verhaart dinyatakan bahwa metode Luff
Schoorl merupakan metode tebaik untuk mengukur kadar karbohidrat dengan tingkat
kesalahan sebesar 10%. Pada metode Luff Schoorl terdapat dua cara pengukuran yaitu
dengan penentuan Cu tereduksi dengan I2 dan menggunakan prosedur Lae-Eynon.
Inversi sukrosa menghasilkan gula invert atau gula reduksi (glukosa dan
fruktosa). Gula invert akan mengkatalisis proses inversi sehingga kehilangan gula akan
berjalan dengan cepat. Menurut Parker (1987) dkk. Dalam kuswurj (2008) laju inersi
sukrosa akan semakin besar pada kondisi pH rendah dan temperatur tinggi dan
berkurang pada pH tinggi (pH 7) dan temperatur rendah. Laju inversi yang paling
cepat adalah pada kondisi pH asam (pH 5).
Penentuan kadar glukosa dilakukan dengan cara menganalisis sampel melalui
pendekatan proksimat. Terdapat beberapa jenis metode yang dapat dilakukan untuk
menentukan kadar gula dalam suatu sampel. Salah satu metode yang paling mudah
pelaksanaannya dan tidak memerlukan biaya mahal adalah metode Luff Schoorl.
Metode Luff Schoorl merupakan metode yang digunakan untuk menentukan
kandungan gula dalam sampel.
Metode ini didasarkan pada pengurangan ion tembaga (II) di media alkaline
oleh gula dan kemudian kembali menjadi sisa tembaga. Ion tembaga (II) yang diperoleh
dari tembaga (II) sulfat dengan sodium karbonat di sisa alkaline pH 9,3-9,4 dapat
ditetapkan dengan metode ini. Pembentukan (II)-hidroksin dalam alkaline
dimaksudkan untuk menghindari asam sitrun dengan penambahan
kompleksierungsmittel. Hasilnya, ion tembaga (II) akan larut menjadi tembaga (I)
iodide berkurang dan juga oksidasi iod menjadi yodium. Hasil akhirnya didapatkan
yodium dari hasil titrasi dengan sodium hidroksida(Rivai, 2005).
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah erlenmeyer, gelas ukur,
pendingin tegak, buret, labu takar, corong kaca, dan pipet ukur. Sedangkan bahan
Na2CO3 anhidrat, reagen Luff Schoorl, KI 20%, H2SO4 26,5%, Na-thiosulfat 0,1 N, dan
indikator pati 1%
3.3 Cara Kerja
susu dicampurkan dengan Reagen Luff Schoorl, kemudian dididihkan dan masukkan
batu didih dan dinginkan. Blanko dan sampel diteteskan dengan KI 20% masing-
masing 15 ml dan 25 ml H2SO4 sedikit demi sedikit. Kemudian Blanko dan sampel
4.1 Hasil
Diketahui : Vsampel = 30 ml
Vblanko = 45,6 ml
N. Na2S2O3 = 0,095 N
Ditanya : % Karbohidrat ?
Dijawab :
· Sampel (b – a) =
=
15 ml = ∆glukosa = 2,8
Mg glukosa = (Vsampel × ∆glukosa) + 38,5
= (30 × 2,8) + 38,5
= 84 + 38,5 = 122,5 mg = 0,1225 gr
% Karbohidrat
=
= 6,125 %
4.2 Pembahasan
Luff schrool merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam
penentuan kadar karbohidrat secara kimiawi. Sample yang dipergunakan dalam
praktikum ini adalah cracker beras yang banyak beredar dipasaran. Praktikum kali ini
dilakukan untuk menetapkan kadar glukosa pada berbagai jenis cairan yang
mengandung gula dengan menggunakan metode luff schoorl. Jenis cairan yang
digunakan pada percobaan ini adalah larutan susu.
Berbagai senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat dibagi dalam tiga
golongan, yaitu golongan monosakarida, golongan oligosakarida dan golongan
polisakarida. Monosakarida ialah karbohidrat yang sederhana, hanya terdiri atas
beberapa atom karbon saja, tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis.
Monosakarida yang paling sederhana ialah gliseraldehida dan dihidroksiaseton.
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa
molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja
disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut
heteropolisakarida. Polisakarida umumnya berupa senyawa berwarna putih, tidak
berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai sifat mereduksi.
Polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk larutan koloid. Contoh
polisakarida yang penting amilum, glikogen, dekstrin dan selulosa.
Dalam praktikum ini, analisis karbohidrat dilakukan dalam 2 cara yaitu secara
kualitatif dan kuantitatif. Analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui apakah dalam
sampel susu mengandung karbohidrat atau tidak dengan menggunakan pereaksi yaitu
Reagen Luff Schoorl. Penentuan kadar karbohidrat secara kuantitatif dilakukan
melalui metode Luff-Schoorl dengan prinsip dasarnya adalah hidrolisis karbohidrat
dalam sampel susu menjadi monosakarida yang dapat mereduksi Cu₂⁺ menjadi Cu⁺
Dalam pengujian karbohidrat dengan metode luff schrool ini pH larutan harus
diperhatikan dengan baik, karena pH yang terlalu rendah (terlalu asam) akan
menyebabkan hasil titrasi menjadi lebih tinggi dari sebenarnya, karena terjadi reaksi
oksidasi ion iodide menjadi I2. Sedangkan apabila pH terlalu tinggi (terlalu basa), maka
hasil titrasi akan menjadi lebih rendah daripada sebenarnya, karena pada pH tinggi
akan terjadi resiko kesalahan, yaitu terjadinya reaksi I2 yang terbentuk dengan air
(hidrolisis).
Setelah sampel dimasukan dalam Erlenmeyer 25 mL, kemudian ditambahkan
larutan luff schoorl sebanyak 25 mL, dan 25 mL aquadest. Kemudian panaskan dengan
pendingin tegak. Larutan luff schoorl akan bereaksi dengan sampel yang mengandung
gula pereduksi.
Campuran tersebut ditambahkan batu didih untuk mencegah terjadinya letupan
(bumping). Proses pemanasan, diusahakan larutan mendidih dalam waktu 3 menit dan
biarkan mendidih selama 10 menit, hal ini dimaksudkan agar proses reduksi berjalan
sempurna, dan Cu dapat tereduksi dalam waktu kurang lebih 10 menit. Agar tidak
terjadi pengendapan seluruh Cu3+ yang tereduksi menjadi Cu+ sehingga tidak ada
kelebihan Cu2+ yang dititrasi maka larutan harus mendidih atau diusahakan mendidih
dalam waktu 3 menit.
Campuran tersebut kemudian didinginkan dalam bak yang berisi es. Agar
pendinginan berlangsung cepat, maka pendinginan dengan es perlu dilakukan. Setelah
campuran dingin kemudian ditambahkan KI 20% sebanyak 15 mL dan H2SO4 25 ml
perlahan-lahan. Penambahan larutan-larutan ini akan menimbulkan reaksi antara
kuprioksida menjadi CuSO4 dengan H2SO4, dan CuSO4 tersebut bereaksi dengan KI.
Reaksi tersebut ditandai dengan timbulnya buih dan warna larutan menjadi
coklat. Larutan tersebut kemudian dititrasi cepat dengan menggunakan larutan
Natrium thio sulfat (Na2S2O3) 0,095 N. titrasi cepat dilakukan untuk menghindari
penguapan KI. Indikator yang dipergunakan adalah amilum. Penambahan indicator
amilum dilakukan setelah campuran mendekati titik akhir, hal ini dilakukan karena
apabila dilakukan pada awal titrasi maka amilum dapat membungkus iod dan
mengakibatkan warna titik akhir menjadi tidak terlihat tajam. Maka berdasarkan
praktikum dan perhitungan, kadar karbohidrat dalam sampel susu adalah 6,125%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan, dapat disimpulkan beberapa hal,
yaitu :
1. Dari berbagai perlakuan terhadap sampel (larutan susu) yang kami analisa dalam uji
analisa kuantitaif Luff Schoorl, didapat data yang sesuai dengan teori. Hal ini
menandakan proses analisa yang kelompok kami lakukan tidak menyimpang atau
bertentangan dengan teori.
2. Pada saat pemanasan, digunakan batu didih untuk menjaga tekanan didalam
Erlenmeyer.
3. Digunakan indikator pati agar warna larutan tidak terlalu pekat.
4. Penentuan kadar karbohidrat dengan metode luff schrool dilakukan dengan
menghidrolisis sample menjadi monosakarida yang dapat mereduksi oksida pada luff
yaitu Cu2+ menjadi Cu+.
5. Kandungan glukosa pada 2 gr sampel susu sebanyak 6,125%.
5.2 Saran
Dalam menentukan penetapan kadar gula ini, sebaiknya praktikan lebih cermat
dalam melakukan langkah-langkah percobaan seperti penimbangan sampel awal agar
tidak terjadi kesalahan yang akan berpengaruh pada perhitungan kadar gula sampel.
DAFTAR PUSTAKA