II. Tujuan
Menetapkan kadar kafein dalam sampel minuman isotonik menggunakan
kromatografi lapis tipis kinerja tinggi.
III. Prinsip
Kafein merupakan senyawa organik yang banyak mengandung gugus fungsi
yang mampu menyerap sumber radiasi pada daerah sinar ultra violet. Oleh karena
itu dalam keadaan murni atau sudah terpisahkan dengan bahan organik yang lain
maka kafein dapat dianalisis menggunakan kromatografi lapis tipis yang
dilengkapi dengan detektor.
V. Cara Kerja
Ditambahkan
Dimasukkan ke
Ditimabang Klorofom
dalam Labu Dihomogenkan
teliti 1 g Kafein sampai batas
Takar 100 mL
tera
Labu Takar 25 mL
Dimasukkan
Diukur dengan Dibubuhi 1 sendok
ekstrak kedalam
alat HPLC (NH4)2 SO4
tabung reaksi
VII. Perhitungan
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐴𝑟𝑒𝑎−𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑡 7301,37−2167,37
Kadar Kafein (mg/L) = = = 1233,7074 mg/L
𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒 4,1611
VIII. Pembahasan
IX. Kesimpulan
X. Pertanyaan
Jawaban =
Karena nilai ketidakpastian dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dalam percobaan. Walaupun hasilnya tidak tepat dengan standarnya,
namun dengan nilai ± dapat diketahui bahwa nilai hasil percobaan masuk atau
tidak dalam intervalnya. Nilai ± yang didapat dari estimasi ketidakpastian
merupakan gabungan sumber ketidakpastian yang disebabkan dari keterbatasan
alat, waktu, kemampuan manusia, dll. Oleh karena itu dengan adanya penyertaan
nilai ini maka data yang didapat bias diterima dan dipertanggungjawabkan.
2. Mengapa pengukuran kafein dapat dilakukan menggunakan panjang
gelombang elektromagnetik ultra violet?
Jawaban =
Karena kafein dalam larutan tak berwarna, dan fase diam yang digunakan
merupakan plat tipis TLC silica gel 60 yang mampu menyerap sinar UV sehingga
ketika sampel telah dielusi kemudian dimasukkan ke alat TLC/HPTLC scanner
warnanya dapat terlihat.
3. Apa saja aspek kritis yang dapat mempengaruhi kelinieran kurva kalibrasi?
Jawaban =
Nilai konsentrasi dan absorbansi sampel maupun standar, senyawa pengganggu,
pembuatan deret standard saat melakukan pengenceran maupun pemipetan, dsb.
Jawaban =
Ya, karena dari kurva kalibrasi dapat diketahui secara garis besar dengan melihat
nilai r yang diperoleh apakah mendekati 1 atau tidak. Dari kurva kalibrasi
memberikan sumber ketidakpastian terbesar karena hal ini menyangkut nilai
konsentrasi deret standar yang berhubungan langsung dengan praktikan saat
pembuatan deret standar. Apabila analis tidak teliti, maka kemungkinan hasil
yang didapat tidak sesuai dengan standar. Dari ketidakpastian kurva kalibrasi juga
didapatkan persamaan regresi