Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM PETROKIMIA

Nama : M. Alif Akbari S.

Kelas : 3B

NIM : 1818174

I. JUDUL
Analisis Asam Stearat pada Produk Ban Karet

II. TUJUAN :
a. Penetapan Bilangan Penyabunan
Menetapkan bilangan penyabunan pada sampel secara titrimetri
b. Penetapan Bilangan Iod
Menetapkan bilangan iod pada sampel secara titrimetri

III. PRINSIP
• Penetapan Bilangan Penyabunan
Sampel yang mengandung asam stearat disabunkan dengan penambahan
KOH - alkohol berlebih dan dilakukan refluks agar penyabunan berlangsung
sempurna. Kelebihan KOH dititrasi dengan HCl 0,5 N yang sudah distandarisasi
dan ditambahkan indikator fenolftalein (PP), Titik akhir titrasi ditandai dengan
perubahan warna larutan menjadi tidak berwarna. Penetapan blanko dilakukan
untuk mengetahui jumlah KOH - alkohol yang bereaksi.
• Penetapan Bilangan Iod
Sampel akan direaksikan dengan kloroform dan larutan wijs. Ikatan
rangkap pada asam stearat akan diadisi oleh iodin dalam larutan Wijs, Kemudian
ion yang tidak bereaksi dititrasi dengan natrium tiosulfat (Na2S2O3) yang telah
distandarisasi dengan penambahan kanji dan diketahui titik akhirnya tidak
berwarna. Penetapan blanko dilakukan untuk mengetahui jumlah iod yang
bereaksi.

IV. DASAR TEORI


Ban adalah bagian dari penggerak akhir (final drive) yang bersinggungan langsung
dengan permukaan tanah dan merupakan komponen yang terletak pada pelek (rim) sebuah
kendaraan. Adapun beberapa fungsi dari ban adalah sebagai berikut :
- Menahan berat suatu kendaraan dan muatan yang bersinggungan dengan permukaan
tanah/jalan.
- Mengendalikan jalannya kendaraan saat bergerak maju atau mundur.
- Meneruskan tenaga dari mesin sehingga kendaraan dapat berjalan dan sebaliknya untuk
memberhentikan bila diperlukan.
- Bersama dengan sistem suspensi menentukan keamanan, kenyamanan, dan kemudahan
dalam pengendalian kendaraan

Ban merupakan material komposit yang terdiri dari bahan karet atau polimer yang sangat
kuat karena diperkuat dengan serta-serat sintetik dan baja yang dapat menghasilkan suatu bahan
yang mempunyai keunikan seperti kekuatan tarik yang sangat kuat, fleksibel, ketahanan
pergeseran yang tinggi.

Ban yang ada sekarang kebanyakan diproduksi dari karet sintetik, meskipun dapat pula
menggunakan bahan lain seperti baja. munculnya ban diawali dari penemuan Charles Goodyear
pada tahun 1839, yaitu teknik vulkanisasi karet atau karet tahan api. kemudian pada tahun 1845,
Thomson dan Dunlop menciptakan ban yang disebut ban berongga udara. dengan adanya
perkembangan teknologi, charles kington welch pun menemukan ban dalam. adapun ban luar
ditemukan oleh William Arskine Bartlett.

Proses vulkanisasi adalah proses irreversible pada keadaan suhu dan tekanan atmosfer
standar. Proses vulkanisasi juga menggunakan percepatan primer dan sekunder,ban mengandung
bahan pemercepat (accelerator) yang berfungsi membantu mengontrol waktu dan temperatur
pada proses vulkanisir dan memperbaiki sifat vulkanisir karet. Tetapi accelerator tidak dapat
bekerja dengan maksimal tanpa bantuan dari bahan pengaktif (activator). Bahan activator yang
digunakan adalah ZnO. Asam stearat, PbO, MgO dan sebagainya.. organik dan aktivator seperti
dengan zink oksida dan asam stearat.

V. REAKSI
VI. CARA KERJA
Penetapan Bilangan Penyabunan
a. Standardisasi HCl 0,5 N

Boraks ditimbang Boraks dimasukkan ke


sebanyak erlenmeyer, lalu
ditambahkan aquadest
0,4765 g dan indikator MM
0,953 g

Larutan tersebut dititrasi


dengan HCL 0,5 N
dengan titik akhir merah
sindur

b. Bilangan Penyabunan
Sampel ditimbang sebanyak
1 g, lalu dimasukkan ke
Sampel direfluks
erlenmeyer dan
selama 1 jam
ditambahkan 20 mL KOH -
Alkohol 0,05 M

Sampel didinginkan,
Proses yang sama kemudian
Larutan dititrasi
dilakukan untuk ditambahkan 25 mL
dengan HCl 0,5 N
blanko etanol 99% dan
indikator PP

Penetapan Bilangan Iod (TIDAK DILAKSANAKAN)


a. Standardisasi Natrium Tiosulfat 0,1 N

K2Cr2O7 dimasukkan ke
K2Cr2O7 ditimbang dalam erlenmeyer lalu
sebanyak 0,0490 g ditambahkan aquadest, HCl 4
N 10 mL, KI 10% 10 mL

Larutan dititrasi
Kanji ditambahkan lalu dengan larutan
dititar kembali hingga
larutan menjadi tidak Na2S2O3 0,1 N dengan
berwarna titik akhir warna
kuning
b. Bilangan Iod

Sampel ditimbang Larutan sampel


sebanyak 1 g, lalu dituutp dan
dimasukka ke erlenmeyer disimpan dalam
dan ditambahkan 10 mL ruang gelap selama
kloroform dan 25 mL wijs 1 jam

Larutan ditirasi dengan


larutan Na2S2O3 0,1 N Ke dalam larutan
Proses yang
hingga berwarna kuning, ditambahkan 15 mL KI
sama dilakukan
kemudian ditambahkan 10% dan 50 mL
untuk blanko
kanji dan dititar kembali aquadest
hingga tidak berwarna
VII. DATA PENGAMATAN
Penetapan Bilangan Penyabunan
a. Standardisasi HCl 0,5 N
Bobot Boraks (g) Indikator V HCl Perubahan Warna N. HCl
(mL)

976,3 MM 9,97 Kuning -> Merah 0,5138

959,6 MM 9,80 Kuning -> Merah 0,5137

Rerata 0,5138

b. Penetapan Sampel dan Blanko


Uraian Bobot spl V HCl Indikator Bilangan Perubahan Warna
(g) (mL) Penyabunan

Blanko 0 16,35 -
Sampel 1 1,0599 5,35 298,61
Merah muda ->
PP
Sampel 2 1,0602 5,67 289,84 Tidak berwarna
Sampel 3 1,0598 5,73 288,32

Penetapan Bilangan Iod (Tidak Dilaksanakan)

a. Standardisasi Natrium Tiosulfat 0.1 N


Bobot Indikator V HCl Perubahan Warna N. HCl
K2Cr2O7 (g) (mL)
KANJI

KANJI

b. Penetapan Sampel dan Blanko


Uraian Bobot spl V HCl Indikator Bilangan Perubahan Warna
(g) (mL) Penyabunan

Blanko KANJI
Sampel 1 KANJI
Sampel 2 KANJI
VIII. PERHITUNGAN
IX. PEMBAHASAN
Praktikum analisis asam stearat dilakukan dengan menggunakan sampel produk bam
karet kendaraan bermotor. Praktikum ini terdiri dari beberapa paramrter pengujian yaitu bilangan
penyabunan dan bilangan iod. Penetapan bilangan penyabunan dilakukan untuk mengetahui
mutu dari asam stearat. Penetapan ini dilakukan tiga kali pengulangan dan didapatkan bilangan
penyabunan pada sampel 1 sebesar 298,61 mg KOH/gram; pada sampel 2 sebesar 289,84 mg
KOH/grqm; dan pada sampel 3 sebesar 288,32 mg KOH/gram, sehingga didapatkan nilai rata-
rata bilangan penyabunan sebesar 292,26 mg KOH/gram. %RSD yang didapatkan pada
penetapam ini adalah 1,90%, hasil %RSD ini tidak melebihi syarat keberterimaan %RSD yaitu
<5%.

Penetapan bilangan iod tidak dapat dilakukan karena bilangan iod berfungsi untuk
mengetahui ketidakjenuhan pada lemak, sedqngkan asam stearat merupakan golongqn lemak
jenuh sehingga tidak memiliki ikatan rangkap.

X. KESIMPULAN
Dari praktikum tersebut, dapat disimpulkan bahwa :
1. Normalitas HCl sebesar 0,5138 mgrek/mL
2. Bilangan Penyabunan dari asam lemak sebesar 292,26 mg KOH/g dengan %RSD
sebesar 1,90%

XI. DAFTAR PUSTAKA


Tri Sutanti Budikania. Penuntun Praktik Petrokimia. Bogor: Politeknik

AKA Bogor.

Anda mungkin juga menyukai