Anda di halaman 1dari 29

MODUL II

ASIDI ALKALIMETRI

KELOMPOK XVI/JUMAT SIANG


Nindya Tsabitah
NRP : 02211940000113
Afifah Nur Aini
NRP : 02211940000150

ASISTEN
Mabrur Zanata
NRP : 02211640000013

Tanggal Percobaan : 6 Maret 2020


Tanggal Pengumpulan Laporan : 13 Maret 2020
TUJUAN
1. Mahasiswa mampu melakukan percobaan dan menentukan kadar karbonat dan
bikarbonat dalam suatu sampel.
2. Mahasiswa mampu melakukan percobaan dan menentukan kadar karbonat dan
NaOH dalam suatu sampel.

DASAR TEORI
Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetn meliputi transformasi
unsur atau radilkal ke senyawa mumi stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang
dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat
atom unsur-unsur yang menyusunnya. Pemisahan unsur- unsur atau senyawa yang
dikandung dilakukan dengan beberapa cara, seperti metode pengendapan, metode
penguapan, metode elektroanalisis, atau berbagai macam metode lainnya. (Khopkar
Analisis gravimetri adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap. Analisis
gravimetriadalah analisis kimia secara kuantitatif berdasarkan proses pemisahan dan
penimbangan suatuunsur atau senyawa tertentu dalam bentuk yang semurni mungkin.
Persoalan yang sangat pentingdalam gravimetri adalah pembentukan endapan yang murni
dan dapat disaring.Dalam analisiskuantitatif selalu memfokuskan pada jumlah atau
kuantitas dari suatu sampel, pengukuran sampeldapat dilakukan dengan menghitung berat
zat.
Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan paling
sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Kesederhanaan itu jelas
kelihatan karena dalam gravimetric jumlah zat ditentukan dengan menimbang langsung
massa zat yang dipisahkan dari zat-zat lain., Pada dasarnya pemisahan zat dilakukan
dengan cara sebagai berikut. Mula-mula cuplikan zat dilarutkan dalam pelarut yang sesuai,
lalu ditambahkan zat pengendap. Endapan yang terbentuk disaring, dicuci, dikeringkan
atau dipijarkan dan setelah dingin ditimbang. Kemudian jumlah zat yang ditentukan
dihitung dari faktor stoikiometrinya. Hasilnya disajikan sebagai persentase bobot zat dalam
cuplikan semula. (Rivai,1995)

ALAT DAN BAHAN :


1. Beaker glass 400 ml.
2. Sinter Cruss.
3. Eksikator.
4. Oven dan penanggas air.
5. Pipet ukur 10 ml.
6. NiSO4 7 H2O
7. HCI encer ( 1:1 )
8. Larutan DMG 1 % dalam alkohol.
9. Larutan ammonia 1 N
10. Larutan AgNO3
II-2
PROSEDUR

A. Penentuan Kadar Karbonat dan B. Penentuan Kadar Karbonat dan


Bikarbonat ( dengan 1 indikator ): NaOH ( dengan 2 indikator ) :

Start

Start

Larutan tugas, Larutan


HCl 0,1 N, Indikator
Larutan tugas, Larutan HCl
MO, Larutan BaCI2
0,1 N, Indikator MO,
Indikator PP

Diencerkan larutan tugas hingga


Diencerkan larutan tugas hingga 100 ml 100 ml di labu takar 100 ml
di labu takar 100 ml

Mengambil larutan dengan pipet


Mengambil larutan dengan pipet volume volume 10 ml lalu masukkan ke
10 ml lalu masukkan ke erlenmeyer erlenmeyer

Diteteskan 2-3 tetes indikator PP, sehingga Diteteskan 2-3 tetes indikator MO
larutan merah muda

Melakukan titrasi dengan larutan Melakukan titrasi dengan


HCl 0,1 N larutan HCl 0,1 N

Warna merah muda Melakukan titrasi dengan


hilang larutan HCl 0,1 N

Catat volume HCl yang


diperlukan
Catat volume HCl yang diperlukan

Mengambil 10 Ml larutan contoh


Diteteskan 2-3 tetes indikator MO, dengan pipet volume dan
sehingga larutan kuning memasukkannya ke Erlenmeyer

Melakukan titrasi dengan larutan Menambahkan larutan BaCI2


HCl 0,1 N
sebanyak 5 mL

Diteteskan 2-3 tetes indikator


Larutan berubah warna PP
menjadi merah muda

Melakukan titrasi dengan


larutan HCl 0,1 N

Catat volume HCl yang diperlukan


Catat volume HCl yang
diperlukan

Ulangi titrasi 3 kali


Catat volume HCl yang
diperlukan
Hitung rata-rata volume HCl

Kadar karbonat dan bikarbonat dalam Hitung rata-rata volume HCl


satuan gram

Kadar karbonat dan bikarbonat


Finish dalam satuan gram
Finish

Kadar karbonat dan NaOH


dalam larutan contoh

Finish

PEMBAHASAN

Asidi alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antar ion hydrogen yang
berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari bas auntuk menghasilkan air
uang bersifat netral. Netraslisasi sendiri juga dapat diartikan sebagai reaksi antara pemberi
proton (asam) dengan penerima proton (Rohman,2007). Dalam percobaan ini larutan
dibuat dengan cara pengenceran kemudian dilakukan titrasi dengan larutan larutan standar
tertentu sehingga didapatkan harga konsentrasi dari larutan hasil pengenceran tersebut.
Selain itu dalam percobaan ini digunakan metode titrimetri untuk menganalisa kadar suatu
sampel dengan proses asidimetri maupun alkalimetri (Mutia Yurida,2013)
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar karbonat dan bikarbonat dengan 2
indikator seta juga NaOH dengan 1 indikator. Percobaan pertama yaitu penentuan karbonat
dan bikarbonat dengan 1 indikator yang pertama-tama yaitu dilakukan pengenceran larutan
tugas sebanyak 100 ml yang dilakukan untuk menghemat larutan tugas, digunakan labu
takar untuk melakukan pengenceran karena ketelitian nya tinggi. Lalu ambil sebanyak 10
ml menggunakan pipet volume karena ketelitiannya yang besar dan pindahkan ke
erlenmeyer, dengan pengenceran itu ditemukan factor pengencerannya sebesar 10. Setelah
itu tambahkan indikator PP lalu titrasi dengan larutan HCl 0,1 N dan lihat perubahan warna
dari awal merah muda menjadi berwarna bening dan catat perubahan volume dari HCl nya.
Setelah itu dalam Erlenmeyer yang sama juga ditambahkan indikator MO yang akan
merubah warna larutan menjadi kuning, lalu titrasi lagi dengan HCl 0,1 N dan mati
perubahan warna nya menjadi jingga dan catat perubahan warnanya. Memang pada analisis
titrimetric atau volumetric, untuk mengetahui saat reaksi sempurna dapat dipergunakan
suatu zat ang disebut indikator. Indikator pada umumnya adalah senyawa, yang pada
umumnya berwarna , yang akan berubah warna saat perubahan pH Indikator berubah
warna karena system kromoformnya diubah oleh reaksi asam basa (Suirta, 2010). Reaksi
yang terjadi pada percobaan pertama ini yaitu

Na2CO3 + 2HCl 2 NaCl + H2O + CO2

II-4
(Underwood, 2002)
Tabel 1. Tabel Percobaan dengan 2 Indikator

No Larutan Indikator Vol Analit Vol Titran ( ml ) V Rata –


Tugas rata ( ml )
1. Na2CO3 + PP 10 ml 2,9 3 2,95
NaHCO3

2. Na2CO3 + MO 10 ml 6 5 5,5
NaHCO3

Sedangkan untuk percobaan kedua, yaitu digunakan 2 indikator, jadi langkah


pertama yaitu diencerkan larutan tugas sebanyak 100 ml dan diambil 10 ml menggunakan
pipet volume dan memindahkan nya ke erlenmeyer. Setelah itu masukan indikator MO 2
tetes dan titrasi seperti biasa menggunakan HCl 0,1 N dan amati perubahan warna dari
kuning menadi jingga dan catat volume yang dibutuhkan. Lalu ambil 10 ml larutan tugas
yang sudah diencerkan lagi ke Erlenmeyer yang berbeda. Lalu tambahkan BaCl 2, BaCl2
disini berfungsi sebagai pengikat CO3 agar tidak bereaksi dengan Na sehingga yang
terbentuk NaOH dan juga endapan BaCO 3 lalu dapat dihitung juga kdar NaOH nya.
Setelah penambahan BaCl2, tambahkan 2 tetes indikator PP dan titrasi lagi dengan HCl 0,1
N lalu amati perubahan warnanya pada awal dari merah muda menjadi bening dan catat
perubahan volume HCl nya. Berikut reaksi yang didapatkan dari percobaan kedua ini.

Indikator PP

Na2CO3 + BaCl2 BaCO3 + 2 NaCl


NaOH + HCl NaCl + H2O
Indikator MO
NaOH + HCl NaCl + H2O

Na2CO3 + 2 HCl NaCl + H2CO3

Tabel 2. Tabel Percobaan dengan 1 Indikator

No Larutan Indikator Vol Analit Vol Titran ( ml ) V Rata –


Tugas rata ( ml )
1. Na2CO3 + MO 10 ml lar. 5,5 5,4 5,45
NaOH
II-6
(A) tugas
2. Na2CO3 + PP 10 ml lar. 3 2,9 2,95
NaOH tugas
(A)
Selanjutnya, penghitungan kadar dari karbonat, bikarbonat, dan NaOH, baik
dengan 1 indikator maupun dengan 2 indikator, dapat dihitung menggunakan rumus
persamaan mol ekivalen.

SIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan, dapat diketahui dan disimpulkan bahwa larutan
tugas A terdiri dari 156,35 mg karbonat dan 214,2 mg bikarbonat dengan percobaan 2
indikator. Lalu dari percobaan kedua dengan 1 indikator, didapatkan bahwa larutan tugas A
terdiri dari 218 mg NaOH dan 132,5 mg karbonat.

DAFTAR PUSTAKA

Day, R A, dan Underwood, A L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta :
Erlangga
Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Suirta, I.W. 2010. “Sintesis Senyawa Orto-Fenilazo-2-Naftol Sebagai Indikator dalam


. Titrasi”. 4(1).

Tutik, Regina. 2006. Titrasi Asidimetri. . . …


…………http://staff.uny.ac.id>sites>files>pengabdian (Diakses pada 5 Maret 2020 pukul
_ 22.30 WIB)

G.H. Jeffery, 1990. “ Vogel : ANALISIS ANORGANIK KUALITATIF EDISI KE


LIMA“. _ New York : Longman Scientific & Technical

Yurida, Mutia. 2013. Asidi-Alkalimetri. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas _ Sriwijaya
APPENDIKS

 Perhitungan Karbonat dan Bikarbonat dengan 2 Indikator


KADAR KARBONAT
Dik : N HCl = 0,1 N

Indikator PP

Na2CO3 + HCl NaCl + NaHCO3

(a) ml = 2,95
Indikator MO

NaHCO3 + HCl NaCl + H2CO3

(b) ml = 5,5

V1 (a) = 2,95 ml
Massa Relatif (Mr) Na2CO3 = 106 gram/mol

N1 x V1 = N2 x V2

V1 x N HCl = Mmol eq Na2CO3

mg Na 2CO 3
V1 x N HCl = Mr
x Fp
e

a . N HCl . Mr . Fp
= mg Na2CO3
e

2,95 .0,1 .106 .10


= mg Na2CO3
2

Mg Na2CO3 = 156, 53mg

KADAR BIKARBONAT
Dik : N HCl = 0,1 N
V1 (b-a) = 2,55 ml
II-8
Massa Relatif (Mr) Na2CO3 = 84 gram/mol

N1 x V1 = N2 x V2

V1 x N HCl = Mmol eq Na2CO3

mg Na 2CO 3
V1 x N HCl = Mr
x Fp
e

a . N HCl . Mr . Fp
= mg Na2CO3
e

2,55 .0,1 .84 . 10


= mg Na2CO3
1

Mg Na2CO3 = 214,2 mg

 Perhitungan NaOH dan Karbonat dengan 1 Indikator


KADAR NAOH
Dik : N HCl = 0,1 N

Indikator PP

Na2CO3 + BaCl2 BaCO3 + 2 NaCl


NaOH + HCl NaCl + H2O
(a) ml = 2,95 ml
Indikator MO
NaOH + HCl NaCl + H2O

Na2CO3 + 2 HCl NaCl + H2CO3


(b) ml = 5,45 ml
V1 (a) = 5,45 ml

Massa Relatif (Mr) NaOH = 40 gram/mol

N1 x V1 = N2 x V2

V1 x N HCl = Mmol eq Na2CO3

mg Na 2CO 3
V1 x N HCl = Mr
x Fp
e
a . N HCl . Mr . Fp
= mg Na2CO3
e

5,45. 0,1 .40 .10


= mg Na2CO3
1

Mg NaOH = 218 mg

KADAR KARBONAT

Dik : N HCl = 0,1 N


V1 (b-a) = 5,45 ml -2,95 ml = 2,5 ml
Massa Relatif (Mr) Na2CO3 = 106 gram/mol

N1 x V1 = N2 x V2

V1 x N HCl = Mmol eq Na2CO3

mg Na 2CO 3
V1 x N HCl = Mr
x Fp
e

a . N HCl . Mr . Fp
= mg Na2CO3
e

2,5 .0,1 .106 .10


= mg Na2CO3
2

Mg NaHCO3 = 132,5 mg

II-10
II-12
II-14
II-16
II-18
MSDS
Hari/Kelompok : Jumat Siang/ Kelompok XVI
Modul praktikum : Asidi Alkalimetri
No Name Physical and Toxicological First Aid Measures
(Formula) Chemical Properties Information
1. Asam -Keadaan fisik dan -Potensi Efek Kontak Mata:
Klorida penampilan: Cairan. Kesehatan Akut:
Periksa dan lepaskan
(HCl)
-Bau : pedas. Iritasi Sangat berbahaya lensa kontak. Dalam
(Strong.) jika terjadi kontak kasus terjadi kontak,
kulit (korosif, iritan, segera basuh mata
-Warna: tak berwarna
permeator), kontak dengan banyak air
menyala kuning.
mata (iritan, korosif), selama minimal
-pH (1% soln / air): tertelan,. sedikit 15 menit. Air dingin
Asam. berbahaya jika dapat digunakan.
tertelan (paru Dapatkan perawatan
-Kelarutan : sensitif). Non korosif medis dengan segera.
Larut dalam air untuk paru-paru.
dingin, air panas, Kontak Kulit:
Cairan dapat
dietil eter. menghasilkan Dalam kasus terjadi
-Kondisi kerusakan jaringan kontak, segera basuh
Ketidakstabilan : terutama pada kulit dengan banyak
bahan yang tidak selaput lendir mata, air selama minimal 15
kompatibel, mulut dan saluran menit,melepaskan pa
pernapasan. Kontak kaian dan sepatu yang
Sangat reaktif dengan kulit dapat terkontaminasi  .
logam. Reaktif dengan menghasilkan luka Tutupi kulit yang
agen oksidasi, bahan bakar. Menghirup teriritasi dengan yang
organik, alkali, air. Cairan dapat melunakkan. Air
menghasilkan iritasi dingin mungkin dapat
parah pada saluran digunakan. Cuci sebel
pernapasan, yang um digunakan
ditandai dengan kembali. Benar-benar
batuk, tersedak, atau bersih sepatu sebelum
sesak napas. digunakan kembali.
Dapatkan perawatan
Paling parah dapat
medis dengan segera.
mengakibatkan
kematian. Radang Kulit Serius:
mata ditandai dengan
kemerahan, berair, Cuci dengan sabun
dan gatal-gatal. desinfektan dan
peradangan Kulit ini menutupi kulit
ditandai dengan terkontaminasi
gatal, scaling, dengan krim anti-
kemerahan, atau bakteri.
kadang-kadang, Carilah bantuan medi
terik. s segera.
Terhirup:
II-20
Jika terhirup,
pindahkan ke udara
-Toksisitas: Tidak
segar. Jika tidak
tersedia.
bernapas, berikan
Cairan mungkin pernapasan buatan.
beracun untuk ginjal, Jika sulit bernapas,
hati, selaput lendir, berikan oksigen.
saluran pernafasan, Dapatkan perawatan 
kulit, mata, Sistem medis segera.
peredaran darah,
Serius Terhirup:
gigi. Paparan yang
berkepanjangan Evakuasi korban ke
dapat menghasilkan daerah yang aman
kerusakan organ. sesegera mungkin.
Berulang atau Kendurkan pakaian
berkepanjangan ketat seperti kerah,
kontak dengan dasi, ikat pinggang
semprotan dapat atau pinggang.
menghasilkan iritasi Jika  sulit bernafas,
mata kronis dan berikan oksigen. Jika
iritasi kulit yang korban tidak
parah. Berulang atau bernafas, beri nafas
kontak yang terlalu buatan.
lama dengan
Tertelan:
semprotan dapat
Jika tertelan, jangan
menghasilkan iritasi
memaksakan muntah
saluran pernafasan
kecuali diarahkan
menyebabkan infeksi
untuk melakukannya
bronkial. Paparan
oleh tenaga medis.
berulang bahan yang
Dilarang memberikan
sangat beracun dapat
apapun melalui mulut
menghasilkan
kepada
kerusakan umum
orang yang tidak
kesehatan oleh
sadar. Kendurkan
akumulasi dalam
pakaian ketat seperti
satu atau banyak
kerah, dasi, ikat
organ manusia.
pinggang atau
pinggang. Dapatkan
perawatan medis
dengan segera.
2. Barium - Keadaan fisik : - Data toksisitas : LD50 - Terhirup : Jika aman
Klorida padatan berbentuk tikus – oral 118 untuk memasuki
(BaCl2) Kristal, berwarna ptih, mg/kg area, jauhkan korban
tidak berbau dan LD50 tikus dewasa – dari paparan.
memiliki rasa pahit oral 132 mg/kg Gunakan masker
dan asin LD50 tikus berkatup atau
- Titik leleh : 963 °C (weanling)– oral 220 peralatan sejenis
- Titik didih : 1560 °C mg/kg untuk melakukan
- Tekanan uap : < 0,1 LD50 tikus – pernafasan buatan
mmHg pada 20 °C subkutan 178 mg/kg (pernafasan
- Berat jenis : (3,917 LD50 tikus – keselamatan) jika
(air=1) intraperitoneal 24 diperlukan.
- Volalitas : kelarutan mg/kg Pertahankan suhu
dalam air 59% pada LD50 mencit – tubuh korban dan
100 °C. Larut dalam intraperitoneal 39 istirahatkan. Segera
metanol,. Larut mg/kg bawa ke dokter.
sedikit dalam asam LD50 mencit – - Tertelan : Jangan
hidroklorat, asam intraserebroventikul dirangsang untuk
nitrat. Tidak dapat ar 2,4 mg/kg muntah atau
larut dalam etanol, LD50 mencit – memberikan minum
aseton, etil asetat. intravena 12 mg/kg kepada korban yang
LD50 marmut – oral tidak sadar. Jika
76 mg/kg terjadi muntah, jaga
- Data mutagenic : Uji posisi kepala agar
konversi gen dan lebih rendah dari
rekombinasi miotik pinggul untuk
– Saccharomyces mencegah aspirasi.
cerevisae 14 Jika korban tidak
mmol/L sadar, palingkan
- Data tumorigenic : kepala ke samping.
TDLo tikus – oral Segera bawa ke
108 mg/kg/27 hari, dokter.
terputus-putus - Terkena mata :
TCLo tikus – terhirup Basuh mata segera
10 mg/m3/56 dengan air yang
minggu, terputus- banyak atau
putus menggunakan larutan
TDLo tikus – garam fisiologis
subkutan 1200 setidaknya selama 15
mg/kg/26 minggu, menit sambil sesekali
terputus-putus membuka kelopak
TDLo tikus – mata atas dan bawah
intratrakeal 315 hingga tidak ada
mg/kg/34 minggu, bahan kimia yang
terputus-putus tertinggal. Segera
- Data efek bawa ke dokter.
reproduktif : TDLo - Terkena kulit :
tikus jantan – Lepaskan segera
intratestikular 16659 pakaian, perhiasan
µg/kg selama 1 hari dan sepatu yang
- Efek local : Iritasi :
terkontaminasi. Cuci
melalui paparan
terhirup, kulit, mata bagian yang terkena
- Organ sasaran : dengan sabun atau
kekebalan deterjen lunak dan
- Kondisi medis yang bilas dengan air yang
diperburuk oleh banyak hingga tidak
paparan : Penyakit ada bahan kimia yang
jantung atau
tertinggal (setidaknya
kardiovaskular,
pernafasan, penyakit selama 15 menit).
kulit dan alergi. Segera bawa ke
II-22
dokter.

3. Natrium - bentuk : padat - Penyebab kerusakan - Jangan sampai


Hidroksida - warna : putih pada organ paru- terkena mata, kulit,
(NaOH) - bau : tidak berbau paru.  atau pakaian. Jangan
- pH : 13,5 - Sangat berbahaya menghirup asap.
- Molekul berat : 40 dalam kasus inhalasi Simpan pada wadah
g/mol (korosif paru-paru), tertutup dengan
kasus kulit kontak ventilasi yang
(korosif, permeator), memadai. Cuci bersih
kontak mata setelah penanganan. 
(korosif), menelan.  - Jika tertelan,
- Kulit : Menyebabkan berikanlah minum air
iritasi kulit dan luka atau susu.
bakar parah. - Jika terhirup,
menyebabkan bisul lepaskan ke udara
penetrasi. segar, berikan
- Mata : Menyebabkan pernafasan buatan
iritasi dan luka bakar dan oksigen jika
yang parah, diperlukan. Segera
menyebabkan meminta bantuan
kerusakan kornea medis untuk semua
- Inhalasi : kasus.
Menyebabkan iritasi - Dalam kasus kontak,
parah pada saluran segera siram mata
pernafasan dan atau kulit dengan air
selaput lendir minimal 15 menit.
dengan     batuk,
luka bakar, kesulitan
bernapas, dan koma.
Serta dapat memicu
pneumonitis kimia
dan paru.
- Tertelan:
Menyebabkan
kerusakan parah dan
permanen, iritasi
yang berat, luka
bakar, serta perforasi
pada saluran
pencernaan.
Menyebabkan korosi
dan. penghancuran
permanen pada
kerongkongan
dan saluran
pencernaan.
4. Natrium - Bentuk: solid - Mata: menyebabkan - Mata: segera siram
Karbonat - Warna: putih cedera kornea, iritasi mata dengan air
- Bau: tidak berbau parah, dan luka sedikitnya 15 menit.
(Na2CO3) - pH: 11,6 bakar Dapatkan bantuan
- Molekul berat: 106 - Kulit: iritasi, luka medis
g/mol bakar - Kulit : siram kulit
- Tertelan: iritasi pada dengan air dan sabun
saluran pencernaan selama 15 menit.
- Terhidrp: iritasi pada - Tertelan: jangan
saluran pernapasan, memancing muntah.
nyeri terbakar pada Beri 2-4 gelas susu
hidung dan atau air
tenggorokan, batuk, - Terhidup: hapus dari
sesak napas, edema paparan udara segar
paru segera
5. Natrium - Bentuk : padat - Mata: menyebabkan - Mata: segera siram
Bikarbonat - Warna : putih cedera kornea, iritasi mata dengan air
(NaHCO3) - Bau: tidak berbau parah, dan luka sedikitnya 15 menit.
- pH: 8,0-8,6 bakar Dapatkan bantuan
- Molekul berat: 84,007 - Kulit: iritasi, luka medis
g/mol bakar - Kulit : siram kulit
- Tertelan: iritasi pada dengan air dan sabun
saluran pencernaan selama 15 menit.
- Terhidrp: iritasi pada - Tertelan: jangan
saluran pernapasan, memancing muntah.
nyeri terbakar pada Beri 2-4 gelas susu
hidung dan atau air
tenggorokan, batuk, - Terhidup: hapus dari
sesak napas, edema paparan udara segar
paru segera

Risk Assessment
Hari/Kelompok : Jumat Siang / Kelompok XVI
Modul praktikum : Asidi Alkalimetri

No Problem Penyebab Possible Action Required


Consequences
(Risk)

1. tersiram larutan HCL dan menumpahkan terkena larutan cuci teratur


NAOH larutan HCL HCL setelah terpapar
dan bilas dengan
II-24
air selama kurang
lebih 15 menit

cuci bagian kulit


Terpapar BaCL2 pada kulit kurang hati hati Terjadi iritasi
yang terpapar
atau tidak pada kulit dan
2. oleh BaCL2
menggunakan bersifat korosif
dengan hati hati
APD dengan baik

Mengulang
tidak teliti saat
Hasil praktikum praktikum
mengerjakan
Warna larutan tidak sesuai tidak akurat
dengan indikator yang telah
3.
ditetapkan

Menggunakan
kurang teliti saat
Tidak dapat stirrer yang lain
Stirrer pada hot plate terbuang membuang
menggunakan hot pada hot plate
limbah dari
plate selanjutnya dan mengulang
beaker glass
praktikum
4. menyebabkan
terbawanya
stirrer ke tempat
pembuangan
limbah

membersihkan
Buret dan erlemenyer pecah Larutan dalam larutan yang
tidak sengaja buret dan
5. tumpah dan
menjatuhkan erlemenyer membersihkan
buret dan berserakan pecahan kaca
erlemenyer
Menaruh atau
merapikan
Posisi alat tidak pada tidak merapikan Lab berantakan
kembali setelah
tempatnya kembali setelah
6. menggunakan
menggunakan
alat
alat

Mencuci bagian
tergesa-gesa saat Pecahan kaca tubuh yang
Pipet tetes pecah menggunakan terkena tangan, terkena larutan,
larutan mengenai membersihkan
7 kulit sisa pecahan
pipet tetes

Tidak membuang membuang


sampah pada sampah sisa
Berserakan sampah sisa tempatnya Lab kotor praktikum pada
praktikum
tempatnya
8

Lupa mengisolasi menghirup udara


BaCL2 dengan segar sebanyak
II-26
aluminium foil iritasi pada mungkin
saluran
Menghirup senyawa barium
pernafasan
yang terlarut dalam air
9 disertai sakit
tenggorokan,
batuk dan sukar
bernafas.

Tidak fokus saat Mengganti karet


menghisap Merusak bagian penghisap dengan
larutan melalui dalam karet yang lain dan
pipet volume penghisap dan melanjutkan
Larutan masuk kedalam karet menyebabkan tidak dapat praktikum
penghisap larutan yang digunakan lagi
10 terhisap melebihi
batas dan masuk
kedalam karet
penghisap

Time Schedule

Hari/Kelompok : Jum’at Siang/XVI

Modul praktikum : Asidi Alkalimetri

No Waktu Kegiatan Pelaksanaan


1. 12.45 – 13.00 Melakukan registrasi Nindya, Afifah

2. 13.00 - 13.10 Melakukan briefing awal dengan asisten Nindya, Afifah

3. 13.15 – 13.30 Meminjam alat dan mempersiapkan bahan Nindya, Afifah

4. 13.30 – 13.35 Melakukan pengenceran larutan tugas sampai 100 mL Nindya


menggunakan labu takar 100 mL.

5. 13.35-13.45 Mengambil larutan menggunakan pipet volume 25 mL, Afifah


dan memasukkan ke dalam Erlenmeyer. Menambahkan
2-3 tetes indikator PP sehingga larutan berwarna merah
muda.

Melakukan titrasi dengan larutan standart HCI 0,1 N


6. 13.45-13.55 sampai warna merah muda hilang, dan mencatat volume Afifah
larutan HCI yang diperlukan.

Menambahkan ke dalam erlenmeyer tersebut 2-3 tetes


indikator MO sehingga larutan berwarna kuning. Nindya
7. 13.55-13.57
Melanjutkan titrasi kembali dengan larutan standart HCI
0,1 N sampai warna kuning berubah menjadi merah
8. 13.57-14.07 Nindya
muda, mencatat volume larutan HCI yang diperlukan.

Ulang titrasi ini 3 kali, selanjutnya hasil dirata-rata.


9. 14.07-14.20 Menghitung kadar karbonat dan bikarbonat dalam satuan Nindya
berat (mg).
10. 14.20-14.23 Afifah
Melakukan pengenceran larutan tugas menggunakan
labu takar 100 mL dan melakukan pengenceran sampai
11. 14.23-14.28 batas (100 mL). Afifah

Mengambil larutan menggunakan pipet volume sebanyak


10 mL dan memasukkan ke dalam Erlenmeyer.
12. 14.28-14.30 Menambahkan beberapa tetes MO ( 2 tetes ). Nindya

Melakukan titrasi dengan larutan standart HCI 0,1 N,


selanjutnya mencatat volume larutan HCI yang
13. 14.30-14.38 diperlukan. Nindya

Mengambil kembali larutan menggunakan pipet volume


kembali 10 mL larutan contoh dan memasukkan ke dalam
14. 14.38-14.40 erlenmeyer. Afifah
Menambahkan larutan BaCI2 sebanyak 5 mL.
15. 14.40-14.43 Afifah
Tanpa disaring, selanjutnya langsung melakukan titrasi
16. 14.43-14.50 dengan larutan standart HCI 0,1 N dengan indikator PP (2
- 3 tetes). Mencatat volume larutan HCI yang diperlukan. Nindya

Menghitung kadar karbonat dan NaOH dalam larutan


17. 14.50-14.53 contoh. Nindya

Melakukan pengenceran larutan tugas dari asisten ke


18. 14.53-14.58 dalam labu takar 100 mL, selanjutnya mengencerkan Afifah
sampai 100 mL.

Mengambil larutan menggunakan pipet volume 25 mL


19. 14.58-15.15 dan memasukkan ke dalam erlenmenyer. Menambahkan
indikator MO selanjutnya melakukan titrasi Afifah
menggunakan larutan standart HCI 0,1 N sampai titik
akhir titrasi tercapai. Mencatat volume larutan HCI yang
diperlukan.

II-28
Menghitung kadar Na2CO3 dalam larutan contoh
20. 15.15-15.17 Nindya
Membersihkan alat
21. 15.17-15.30 Nindya & Afifah
Melakukan briefing akhir dengan asisten
22. 15.30-selesai Nindya & Afifah

Anda mungkin juga menyukai