Anda di halaman 1dari 5

PRAKTIKUM KIMIA

Titrasi Asam Basa

Nama : Muhammad Farhan Firmansah

No: 22

Kelas : XI MIPA 2

SMA NEGERI 1 WONOGIRI

TAHUN PELAJARAN 2023

1
I. TUJUAN
Menentukan konsentrasi HCl dengan titrasi.

II. DASAR TEORI

Salah satu penerapan reaksi netralisasi adalah titrasi. Titrasi adalah prosedur yang bertujuan untuk
menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis
bereaksi sejumlah larutan yanng dianalisis (ingin diketahui kadarnya). Titrasi yang mengacu pada
jumlah volume larutan dikenal dengan istilah titrasi volumetrik. Pengukuran volume diusahakan
setepat mungkin dengan menggunakan alat alat standar, misalnya buret, pipet gondok, dan volume
volumetrik.
Titrasi yang melibatkan reaksi antara asam dengan basa dikenal dengan istilah titrasi asam basa
atau asidi alkalimetri. Secara teknis, titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit
atau tetes demi tetes basa melalui buret ke dalam larutan asam dengan volume tertentu yang terletak
dalam labu erlenmeyer sampai keduanya tepat habis bereaksi, ditandai dengan berubahnya
indikator.
Tepat pada saat warna indikator berubah, penambahan (titrasi) dihentikan dengan volumenya dicatat
sebagai volume titik akhir titrasi. Larutan basa yang diletakkan dalam buret disebut dengan larutan
penitrasi. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah indikator yang mempunyai trayek
perubahan warna pada pH sekitar 7, sebab pada saat asam kuat dan basa kuat telah tepat habis
bereaksi, pada saat itu pH larutan akan sama dengan 7.
Perubahan warna indikator yang menandai tepat bereaksinya kedua larutan tidak selamanya tepat
seperti perhitungan secara teoritis. Volume larutan penitrasi yang diperoleh melalui perhitungan
secara teoritis disebut dengan volume titik ekivalen. Perbedaan volume titik akhir titrasi dengan
titik ekivalen disebut dengan kesalahan titrasi. Besar kecilnya kesalahan titrasi ditentukan oleh
pemilihan indikator. Jika indikatornya semakin tepat, kesalahan titrasinya kecil.

III. ALAT DAN BAHAN

1. Gelas kimia 4. Erlenmeyer 7. Corong 10. Tisu


2. Pipet tetes 5. Larutan HCl 8. Indikator pp
3. Beuret 6. Statif dan klem 9. Larutan NaOH 0,1 M

1
IV. CARA KERJA
1. Memasukkan 10 ml larutan HCl yang akan ditentukan konsentrasinya ke dalam
Erlenmeyer. Tambahkan 2 tetes indikator pp.
2. Susunlah alat seperti pada gambar dengan hati-hati.
3. Masukkan larutan NaOH 0,1 M ke dalam beuret dengan corong
NaOH
sampai skala tertentu.
4. Alirkan larutan dalam beuret perlahan-lahan kemudian tetes demi
tetes sambil digoyang-goyang, sampai terjadi warna merah muda
yang stabil.
5. Catat volume larutan NaOH yang diperlukan. Ulangi titrasi sampai
diperoleh sekurang-kurangnya dua hasil yang tetap

V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


Titrasi ke Volume HCl Volume NaOH 0,1 M

1. 10 mL 10 mL

2. 10 mL 21 mL

3. 10 mL 33 mL

Volume rata-rata NaOH hasil tetap 11 mL

Rumus titrasi dan perhitungannya:

VHCl . NHCl = VNaOH . NNaOH

VHCl .x. MHCl = VNaOH .x. MNaOH

10 mL .1. MHCl = 10 mL .1. 0,1 M

MHCl = .... Molar

VI. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil titrasi dan bahasan perhitungan antara 10 mL larutan asam klorida(titrat) dengan
titran larutan natrium hidroksida NaOH 0,1 M maka dari rerata NaOH yang digunakan
sebanyak ....... mL dan konsentrasi larutan HCl hasil perhitungannya adalah ... molar.

1
VII. PUSTAKA

Sumber materi: https://natiaafrianasuri2018.wordpress.com/kimia-kelas-xi-sma/semester-2/bab-


4titrasi-asam-basa.

LAMPIRAN GAMBAR

1
1

Anda mungkin juga menyukai