Anda di halaman 1dari 16

BAB

5 TITRASI ASAM BASA

1 TITRASI ASAM BASA

Indikator:
1. Membuat larutan standar
2. Menentukan konsentrasi asam atau basa dengan metode titrasi.
3. Menentukan indikator yang tepat digunakan untuk titrasi asam dan basa.
4. Menentukan kadar zat dari data hasil titrasi.

Titrasi adalah suatu metode analisis volumetri, yaitu analisis kuantitatif


untuk mengetahui konsentrasi suatu senyawa dalam larutan dengan cara
mengukur volume larutan standar yang dapat bereaksi kualitatif dengan larutan
zat yang dianalisis yang banyaknya tertentu dan diketahui.
Larutan standar adalah larutan yang kepekatannya/konsentrasinya telah
diketahui. Dalam analisis volumetri, larutan standar ditambahkan ke dalam
larutan zat yang dianalisis melalui suatu alat yang disebut “buret”, prosesnya
disebut “menitrir” atau “menitrasi”. Penambahan larutan standar ke dalam
larutan yang dianalisis dilakukan sedikit demi sedikit sampai terjadi reaksi
sempurna yang disebut dengan “titik ekivalen”. Titik ekivalen terjadi bila jumlah
mol asam dan basa bereaksi secara stoikiometri. Saat diakhirinya proses titrasi
disebut “titik akhir titrasi” yang dapat diketahui dengan adanya perubahan warna
larutan yang dianalisis. Perubahan warna tersebut dapat disebabkan karena
larutan standarnya sendiri atau larutan lain yang ditambahkan sebelum titrasi
yang disebut larutan “indikator”. Titik akhir titrasi hampir selalu tidak sama dengan
titik ekivalen yang mengakibatkan ralat hitung. Hal ini karena indikator
memberikan perubahan warna yang tidak tepat pada saat titik ekivalen.
Hal yang terpenting dalam analisis volumetri adalah proses perhitungan
kuantitatif untuk mengetahui konsentrasi suatu larutan. Pada mulanya,
perhitungan konsentrasi didasarkan atas besaran “normal (N)”, yaitu besaran yang
menyatakan gram ekivalen (grek) zat terlarut dalam setiap 1 Liter larutan. Tetapi
saat ini para kimiawan lebih memilih menggunakan perhitungan yang melibatkan
molaritas (M) karena perhitungannya lebih sederhana. Beberapa perhitungan
yang diperlukan diantaranya adalah:

Atoms for Peace! 1


1. Pembuatan Larutan Standar
Untuk membuat suatu larutan standar dengan konsentarsi tertentu dapat
digunakan persamaan:
 
M=  dengan V dalam mL


Terlebih dahulu tentukan molaritas yang ingin dibuat, lalu tentukan volume labu
ukur yang akan digunakan dalam pembuatan larutan. Dengan mengetahui
molaritas yang diinginkan, volume larutan yang akan dibuat dan massa molekul
relatif zat, maka kita dapat menentukan berapa gram zat yang diperlukan untuk
dilarutkan.

2. Pengenceran Larutan
Bila larutan terlalu pekat, baik larutan
standar maupun larutan yang dianalisis
dapat diencerkan dengan menambah
sejumlah pelarut. Tentunya dengan
dilakukannya pengenceran molaritas
larutan akan berubah. Perubahan
molaritas larutan mengikuti persamaan
sebagai berikut:
M1 . V1 = M2 . V2
M1 = Molaritas mula-mula
M2 = Molaritas setelah pengenceran
V1 = Volume larutan awal yang akan
diencerkan
Gambar Peralatan Titrasi V2 = Volume akhir setelah ditambah
Pelarut (setelah diencerkan)

3. Penentuan Konsentrasi Zat yang Dianalisis


Sebelum perhitungan, kita harus mengetahui reaksi yang terjadi antara
asam dan basa yang digunakan dalam titrasi dan persamaan reaksi harus
stoikiometri. Pada titik ekivalen, perbandingan mol untuk setiap zat yang
terlibat reaksi dapat diketahui dari persamaan reaksi tersebut, di mana:

Perbandingan koefisien reaksi = perbandingan jumlah mol zat yang


terlibat dalam reaksi.

Atoms for Peace! 2


Contoh perhitungan:
Larutan standar dibuat dari 1,26 gr kristal H2C2O4. 2H2O (Asam oksalat) kemudian
dilarutkan dengan akuades dalam labu takar 100 mL dan diencerkan sampai tanda.
Larutan ini digunakan untuk menitrasi 10 mL larutan NaOH. Ternyata volume asam
oksalat yang diperlukan untuk sampai titik ekivalen sebanyak 6 mL. Berapa
konsentrasi larutan NaOH?

Jawab:


[H2C2O4] = x
 
, 
= x
 
= 0,1 M
Volume H2C2O4 yang diperlukan = 6 mL,
mol H2C2O4 = M x V
= 0,1 M x 6 mL
= 0,6 mmol
Reaksi: H2C2O4 (aq) + 2NaOH(aq) Na2C2O4(aq) + 2H2O(l)
0,6 mmol 1,2 mmol 0,6 mmol 1,2 mmol
Mol NaOH = 1,2 mmol
Volum NaOH = 10 mL

[NaOH] =

, 
=
 
= 0,12 M

Atoms for Peace! 3


UJI PEMAHAMAN

Jawablah pertanyaan berikut dengan benar!


1. Berapa massa NaOH yang harus ditimbang, bila ingin memperoleh larutan
standar 0,1 M sebanyak 250 mL? Diketahui (Ar Na = 23, O =16, H = 1)?
2. Sebanyak 10 mL larutan HCl dititrasi dengan NaOH 0,01 M menggunakan
indikator PP. Jika perubahan warna indikator menjadi merah muda diperlukan
11,5 mL larutan penitrasi, tentukan molaritas larutan HCl tersebut!
3. Larutan H2SO4 dititrasi dengan NaOH 0,1 M dengan indikator PP, diperoleh
data sebagai berikut:
Percobaan Volume H2SO4 Volume NaOH 0,1 M (mL)
1 20 mL 41 mL
2 20 mL 40 mL
3 20 mL 39 mL
Hitunglah konsentrasi H2SO4 !

BISA ALA BIASA

Pilihan ganda: Pilihlah jawaban yang Anda anggap paling benar!


1. Syarat utama indikator pada titrasi asam basa adalah ….
A. indikator dapat bereaksi dengan asam atau basa
B. indikator dapat terionisasi dalam larutan
C. indikator dapat memberikan warna yang berbeda dalam lingkungan
asam dan basa
D. indikator dapat memberikan warna yang sama dalam lingkungan asam
maupun basa
E. indikator dapat memberikan warna tertentu dalam asam tetapi tidak
berwarna dalam basa
2. Massa asam oksalat (H2C2O4.2H2O) yang diperlukan untuk membuat 250 ml
larutan asam oksalat 0,1 M adalah … (Ar: H = 1, C = 12, O = 16) (Ebtanas 2000)
A. 2,25 gram C. 9,00 gram E. 31,50 gram
B. 3,15 gram D. 12,60 gram
3. Larutan berikut ini yang tidak tepat ekivalen bila direaksikan dengan 10 mL
larutan NaOH 0,05 M adalah… .
A. 1 mL HNO3 0,5 M D. 10 mL H2SO4 0,0025 M
B. 5 mL CH3COOH 0,1 M E. 10 mL HCl 0,05 M
C. 5 mL H2SO4 0,05 M

Atoms for Peace! 4


4. Seorang siswa melakukan titrasi terhadap 10 mL larutan HCl dengan larutan
NaOH 0,1 M menggunakan indikator fenolftalein. Jika perubahan warna
indikator menjadi merah muda diperlukan 12,5 mL larutan NaOH, maka
molaritas larutan HCl adalah… .
A. 0,125 M C. 1,25 M E. 12, 5 M
B. 0,25 M D. 2,5 M
5. Volume larutan NaOH 0,2 M yang diperlukan untuk menitrasi 40 mL larutan
HCl 0,4 M agar tepat netral adalah....
A. 40 mL C. 160 mL E. 640 mL
B. 80 mL D. 320 mL
6. 20 mL larutan H2SO4 yang konsentrasinya belum diketahui, dititrasi dengan
larutan NaOH 0,1 M dengan menggunakan indikator fenolftalein. Pada saat
volum NaOH tepat 30,2 mL warna indikator mulai berubah. Konsentrasi H2SO4
tersebut adalah… .
A. 0,02 M C. 0,08 M E. 0,15 M
B. 0,04 M D. 0,10 M
7. Data hasil percobaan titrasi larutan NaOH dengan larutan HCl sebagai berikut:
Percobaan Volume NaOH 0,15 M Volume HCl 0,10 M
1 10 mL 5 mL
2 10 mL 12 mL
3 10 mL 15 mL
4 10 mL 20 mL
5 10 mL 24 mL
Titik netralisasi ditunjukkan pada percobaan …
A. 1 B. 2 C. 3 D. 4 E. 5
8. Berdasarkan hasil titrasi yang alatnya dan gambarnya seperti di atas diperoleh
data sebagai berikut
Berdasarkan hasil titrasi yang alatnya
dan gambarnya seperti di atas
diperoleh data sebagai berikut:
Volume
Volume
No NaOH 0,1
HCl X M
M
1 25 mL 10,3 mL
2 25 mL 10,1 mL
3 25 mL 10,2 mL
Maka konsentrasi HC1 adalah ....
A. 0,05 M C. 0,1 M E. 0,04 M
B. 0,08 M E. 1 M

Atoms for Peace! 5


9. Jika 20 mL larutan H3PO4 0,1 M dititrasi dengan larutan natrium hidroksida 0,2
M sampai tepat berubah menjadi HPO42–, volum basa yang diperlukan
adalah….
A. 10 mL C. 25 mL E. 40 mL
B. 20 mL D. 30 mL
10. Larutan 40 mL larutan NaOH 0,1 M dicampur dengan 60 mL larutan HCl 0,05
M. Untuk menetralkan campuran tersebut diperlukan H2SO4 0,05 M
sebanyak....
A. 20 mL C. 10 mL E. 1 mL
B. 15 mL D. 5 mL

Esai: Jawablah pertanyaan berikut dengan benar!


1. Jelaskan cara membuat larutan standar NaOH 0,1 (Mr = 40) bila labu ukur yang
tersedia volumenya 100 mL!
2. Sebanyak 20 mL larutan Ca(OH)2 dititrasi dengan H2C2O4 0,01 M. Apabila pada
titik ekivalen diperlukan 12 mL larutan penitrir, tentukan konsentrasi Ca(OH)2
dalam larutan!
3. Jika 20 mL asam fosfat 0,3 M dititrasi dengan larutan NaOH 0,2 M hingga tepat
menjadi HPO42-, tentukan berapa volume NaOH yang diperlukan!
4. Data hasil titrasi 10 ml larutan asam H2SO4 dengan larutan NaOH 0,1 M
sebagai berikut:
Volume H2SO4
Titrasi ke Volume NaOH 0,1 M
XM
1 10 mL 5,0 mL
2 10 mL 4,9 mL
3 10 mL 5,1 mL
a. Tulis persamaan reaksi tersebut!
b. Hitung molaritas asam yang bereaksi
c. Indikator apakah yang tepatdigunakan pada titrasi tersebut ?
5. Sebanyak 2 gram asam HX dilarutkan dalam air sehingga volume larutan
menjadi 250 mL. Kemudian, 25 mL larutan tersebut dititrasi dengan larutan
NaOH 0,1 M. Jika volume NaOH yang diperlukan 20 mL, maka tentukan
massa molekul relatif asam tersebut!

Atoms for Peace! 6


2 PERUBAHAN pH PADA TITRASI ASAM – BASA

Indikator :
1. Menentukan pH larutan saat penambahan volume tertentu larutan standar
pada proses titrasi asam-basa.
2. Menganalisis grafik hasil titrasi asam kuat dan basa kuat, asam kuat dan
basa lemah, asam lemah dan basa kuat untuk menjelaskan larutan
penyangga dan hidrolisis.

Bila suatu asam dititrasi dengan basa tetes demi tetes, maka pH asam akan naik
seiring dengan penambahan jumlah basa tersebut. Demikian juga sebaliknya, bila
suatu basa dititrasi dengan asam tetes demi tetes, pH basa tersebut akan turun
seiring dengan penambahan jumlah asam tersebut. Apabila perubahan jumlah
larutan standar yang ditambahkan dihubungkan dengan perubahan pH-nya, akan
diperoleh grafik dengan pola tertentu yang disebut kurva titrasi.

Untuk dapat memahami perubahan pH larutan dalam titrasi, Anda harus sudah
memahami cara menantukan konsentrasi H+ atau OH- dari berbagai jenis larutan:
Asam kuat: [H+] = n. Masam
Basa kuat: [OH-] = n. Mbasa
Asam lemah: [H+] =   . 

Basa lemah: [OH-] =   . 



Hidrolisis garam bersifat asam: [H+] =  !"#$%  &'()



Hidrolisis garam bersifat basa: [OH-] =   !*%#$%  &'()


$& * +'(


Buffer asam: [H+] = Ka x
$& , $%-.#

$& , +'(


Buffer basa: [OH-] = Kb x
$& * $%-.#

Atoms for Peace! 7


1. Titrasi asam kuat dengan basa kuat
Misal 50 mL HCl 0,1 M (asam kuat) dititrasi dengan NaOH 0,1 M (basa kuat).
Perubahan pH dapat dihitung sebagai berikut:
- Sebelum dititrasi, dalam larutan hanya terdapat HCl sehingga [H+] = [HCl]
dan pH = -log [H+].
- Sebelum titik ekivalen, masih terdapat sisa HCl sehingga [H+] = [HCl]sisa dan
pH = -log [H+].
- Tepat ekivalen [H+] = [OH-] = 10-7 sehingga pH = 7.
- Setelah titik ekivalen, terdapat kelebihan NaOH sehingga [OH-] = [NaOH]sisa,
pOH = -log [OH-] dan pH = 14 - pOH

Reaksi yang terjadi : HCl + NaOH NaCl + H2O


Jumlah moL dalam
HCl NaOH
larutan Vt
[HCL] [NaOH] [NaCl] pH
V V (mL)
Mol Mol HCl NaOH NaCl
(mL) (mL)
50 5.0 - - 5.0 - - 50 0.100 - - 1.00
50 5.0 10 1.0 4.0 - 1.0 60 0.067 - 0.017 1.18
50 5.0 30 3.0 2.0 - 3.0 80 0.025 - 0.038 1.60
50 5.0 40 4.0 1.0 - 4.0 90 0.011 - 0.044 1.95
50 5.0 45 4.5 0.5 - 4.5 95 0.005 - 0.047 2.28
50 5.0 50 5.0 - - 5.0 100 - - 0.050 7.00
50 5.0 55 5.5 - 0.5 5.0 105 - 0.005 0.048 11.68
50 5.0 70 7.0 - 2.0 5.0 120 - 0.017 0.042 12.22
50 5.0 90 9.0 - 4.0 5.0 140 - 0.029 0.036 12.46
50 5.0 100 10.0 - 5.0 5.0 150 - 0.033 0.033 12.52

Kurva titrasinya (yakni grafik pH versus volume NaOH 0,1 M) adalah :


14

12

10

8
pH

0
0 20 40 60 80 100 120

Volume NaOH 0,1 M

Atoms for Peace! 8


2. Titrasi asam lemah dengan basa kuat
Misal 50 mL CH3COOH 0,1 M (asam lemah dengan Ka= 1,75 x 10-5) dititrasi
dengan NaOH 0,1 M (basa kuat). Perubahan pH dapat dihitung sebagai berikut:
- Sebelum dititrasi dalam larutan hanya terdapat CH3COOH sehingga
perhitungan pH menggunakan persamaan [H+] = K [CH2 COOH] dan
pH = -log [H+].
- Sebelum titik ekivalen, dalam larutan terdapat CH3COOH dan garam
CH3COONa membentuk larutan penyangga asam, perhitungan pH
 67 6997
menggunakan persamaan buffer asam: [H+] = 45  678 699: dan
8
pH = -log [H+].
- Tepat ekivalen, terdapat garam CH3COONa yang terhidrolisis dan bersifat
basa, perhitungan pH menggunakan persamaan hidrolisis garam bersifat
;
basa: [OH-] =  ;< [CH2 COO: ], pOH = -log [OH-] dan pH = 14 – pOH.
=

- Setelah titik ekivalen, terdapat sisa NaOH sehingga [OH-] = [NaOH]sisa,


pOH = -log [OH-] dan pH = 14 – pOH.

Reaksi yang terjadi : HCl + NaOH NaCl + H2O


Jumlah moL dalam
CH3COOH NaOH
larutan Vt [CH3C [CH3C
[NaOH] pH
V Mol V CH3C NaO CH3CO (mL) OOH] OONa]
Mol
(mL) (mL) OOH H ONa
50 5.0 0 0.0 5.0 - - 50 0.100 - - 2.40
50 5.0 10 1.0 4.0 - 1.0 60 0.067 - 0.017 4.15
50 5.0 30 3.0 2.0 - 3.0 80 0.025 - 0.038 4.93
50 5.0 40 4.0 1.0 - 4.0 90 0.011 - 0.044 5.36
50 5.0 45 4.5 0.5 - 4.5 95 0.005 - 0.047 5.71
50 5.0 50 5.0 - - 5.0 100 - - 0.050 8.73
50 5.0 55 5.5 - 0.5 5.0 105 - 0.005 0.048 11.68
50 5.0 60 6.0 - 1.0 5.0 110 - 0.009 0.045 11.96
50 5.0 75 7.5 - 2.5 5.0 125 - 0.020 0.040 12.30
50 5.0 85 8.5 - 3.5 5.0 135 - 0.026 0.037 12.41
50 5.0 100 10.0 - 5.0 5.0 150 - 0.033 0.033 12.52

Atoms for Peace! 9


Kurva titrasinya (yakni grafik pH versus volume NaOH 0,1 M) adalah :
14

12

10

8
pH

0
0 20 40 60 80 100 120

Volume NaOH 0,1 M

3. Titrasi basa lemah dengan asam kuat


Misal 50 mL NH4OH 0,1 M (basa lemah dengan Kb = 1,8 x 10-5) dititrasi dengan
HCl 0,1 M (asam kuat). Perubahan pH dapat dihitung sebagai berikut :
- Sebelum dititrasi dalam larutan hanya terdapat NH4OH sehingga
perhitungan pH menggunakan persamaan [OH-] = K > [NH@ OH],
pOH = -log [OH-] dan pH = -log [H+].
- Sebelum titik ekivalen, dalam larutan terdapat NH4OH dan garam NH4Cl
membentuk larutan penyangga basa, perhitungan pH menggunakan
 B7C 97
persamaan buffer basa: [OH-] = 4A  B7C D
, pOH = -log [OH-] dan
pH = -log [H+].
- Tepat ekivalen, terdapat garam NH4Cl yang terhidrolisis dan bersifat asam,
perhitungan pH menggunakan persamaan hidrolisis garam bersifat asam:
;
[H+] =  ;< [NH@D ] dan pH = -log [H+].
E
- Setelah titik ekivalen, terdapat sisa HCl sehingga [H+] = [HCl]sisa dan
pH = -log [H+].

Atoms for Peace! 10


Reaksi yang terjadi : NH4OH + HCl NH4Cl + H2O
Jumlah moL dalam
NH4OH HCl
larutan Vt [NH4
[HCl] [NH4Cl] pH
V V NH4O (mL) OH]
Mol Mol HCl NH4Cl
(mL) (mL) H
50 5.0 0 0.0 5.0 - - 50 0.100 - - 11.13
50 5.0 10 1.0 4.0 - 1.0 60 0.067 - 0.017 9.86
50 5.0 20 2.0 3.0 - 2.0 70 0.043 - 0.029 9.43
50 5.0 30 3.0 2.0 - 3.0 80 0.025 - 0.038 9.08
50 5.0 40 4.0 1.0 - 4.0 90 0.011 - 0.044 8.65
50 5.0 45 4.5 0.5 - 4.5 95 0.005 - 0.047 8.30
50 5.0 50 5.0 - - 5.0 100 - - 0.050 5.28
50 5.0 55 5.5 - 0.5 5.0 105 - 0.005 0.048 2.32
50 5.0 60 6.0 - 1.0 5.0 110 - 0.009 0.045 2.04
50 5.0 70 7.0 - 2.0 5.0 120 - 0.017 0.042 1.78
50 5.0 80 8.0 - 3.0 5.0 130 - 0.023 0.038 1.64
50 5.0 90 9.0 - 4.0 5.0 140 - 0.029 0.036 1.54
50 5.0 100 10.0 - 5.0 5.0 150 - 0.033 0.033 1.48

Kurva titrasinya (yakni grafik pH versus volume NaOH 0,1 M) adalah :


12

10

8
pH

0
0 20 40 60 80 100 120

Volume NaOH 0,1 M

Atoms for Peace! 11


UJI PEMAHAMAN

Kerjakan soal berikut dengan benar!


1. 50 mL larutan NaOH dititrasi dengan larutan H2C2O4 0,1 M. Untuk mencapai
titik ekivalen diperlukan larutan H2C2O4 sebanyak 50 mL. tentukan :
a . Konsentrasi larutan NaOH tersebut!
b. pH larutan pada saat tercapai titik ekivalen Jika diketahui Ka H2C2O4 =
1 x 10-5!
2. 50 mL larutan asam asetat 0,1 M dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M. Jika
diketahui Ka asam asetat = 1 x 10-5, tentukan pH larutan pada saat :
a. sebelum ditambahkan larutan NaOH
b. ketika penambahan larutan NaOH sebanyak 30 mL
c. ketika penambahan larutan NaOH sebanyak 50 mL
d. ketika penambahan larutan NaOH sebanyak 70 mL

BISA ALA BIASA

Esai : Kerjakan perintah berikut dengan baik!


1. Buatlah kurva titrasi antara 25 mL larutan HCl 0,1 M dengan NaOH 0,01 M!
2. Buatlah kurva titrasi antara 50 mL CH3COOH 0,1 M (Ka = 1.75 x 10-5) dengan
larutan Ca(OH)2 0,1 M!
3. Buatlah kurva titrasi antara 50 mL larutan (CH3)NH (Kb = 9.6 x 10-4) dengan
larutan HCl 0,1 M!

Catatan :
Untuk memudahkan perhitungan, gunakan bantuan program exel. Bila Anda
belum menguasainya dapat berdiskusi dengan guru TIK Anda.

Atoms for Peace! 12


LATIHAN UJI KOMPETENSI

1. Pada penetapan kadar larutan HCl dengan larutan NaOH , sebaiknya


menggunakan indikator ….
A. fenolftalein ( trayek pH= 8,3 – 10,0 )
B. metil merah ( trayek pH= 4,2 – 6,3 )
C. alizarin kuning ( trayek pH = 10,1 – 12,0 )
D. metil oranye ( trayek pH = 2,9 – 4,0 )
E. fenolftalein atau metil merah
2. Perhatikan hasil titrasi larutan NaOH 0,1 M dengan larutan HCl 0,15 M berikut:
No NaOH 0,1 M HCl 0,15 M
1 2 mL 20 mL
2 8 mL 20 mL
3 15 mL 20 mL
4 25 mL 20 mL
5 30 mL 20 mL
Netralisasi terjadi pada nomor ….
A. 1 B. 2 C. 3 D. 4 E. 5
3. Sebanyak 100 mL larutan natrium hidroksida 0,05 M direaksikan dengan 100
mL asam oksalat 0,05 M menurut reaksi:
2NaOH(aq) + H2C2O4(aq) Na2C2O4(aq) + 2H2O(l)
Pernyataan dibawah ini yang benar adalah ….
A. reaksinya ekivalen D. terdapat sisa NaOH
B. semua pereaksi habis bereaksi E. terdapat sisa H2C2O4
C. reaksi tersebut tidak dapat berlangsung
4. Untuk menetralkan 25 ml larutan H2SO4 0,1 M diperlukan 20 ml larutan NaOH,
maka konsentrasi larutan NaOH adalah …
A. 0,10 M B. 0,15 M C. 0,20 M D. 0,25 M E. 0,50 M
5. Sebanyak 5,8 gram suatu basa M(OH)2 tepat bereaksi dengan 200 mL larutan
asam klorida 1 M menurut persamaan reaksi:
M(OH )2 (s) + 2HCl (aq) MCl2 (aq) + 2H2O (l)
Massa atom relative logam L adalah…. (Ar H=1, O=16 )
A. 24 B. 27 C. 40 D. 56 E. 58

Atoms for Peace! 13


6. 20 mL asam sulfat dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M. Bila untuk mencapai
titik ekivalen diperlukan 30 mL larutan NaOH, maka kemolaran larutan asam
sulfat tersebut adalah ....
A. 0,075 M B. 0,10 M C. 0,15 M D. 0,20 M E. 0,30 M
7. 25 mL larutan HCl yang sebelumnya telah ditambah 3 tetes indikator PP,
dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M. Berdasarkan hasil titrasi diperoleh data:
No Volume larutan HCl Volume larutan NaOH 0,1 M
1 25 mL 10,3 mL
2 25 mL 10,1 mL
3 25 mL 10,2 mL
Maka konsentrasi HCl adalah ...
A. 0,05 M B. 0,08 M C. 0,1 M D. 1 M E. 0,04 M
8. Larutan 40 mL larutan NaOH 0,1 M dicampur dengan 60 mL larutan HCl 0,05
M. Untuk menetralkan campuran tersebut diperlukan H2SO4 0,05 M
sebanyak....
A. 20 mL B. 15 mL C. 10 mL D. 5 mL E. 1 mL
9. Kurva berikut menggambarkan perubahan pH pada titrasi

A. Asam kuat dititrasi dengan basa kuat


B. Asam lemah dititrasi dengan basa kuat
C. Basa kuat dititrasi dengan asam lemah
D. Asam kuat dititrasi dengan basa lemah
E. Asam kuat dititrasi dengan basa lemah
10. Dilakukan titrasi 50 ml larutan asam asetat 0,2 M oleh larutan NaOH 0,5 M.
Pada saat terjadi larutan penyangga dengan pH = 5, ke dalam (Ka = 1 x 10–5)
telah ditambahkan larutan NaOH 0,5 M sebanyak... .
A. 5 ml C. 15 ml E. 25 ml
B. 10 ml D. 20 ml

Atoms for Peace! 14


DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P.W. 1999. Kimia Fisika. Edisi keempat. Jakarta: Erlangga.

Bredy, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur (Alih bahasa oleh Maun,
S. Anas K., dan Sally). Jakarta: Binarupa Aksara.

Budi Utami, Agung Nugroho Catur Saputro, Lina Mahardiani, Sri Yamtinah, Bakti
Mulyani. 2009. Kimia untuk SMA dan MA Kelas XI. BSE. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Crys Fajar Partana dan Antuni Wiyarsi. 2009. Mari Belajar Kimia 2. BSE. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Irvan Permana. 2009. Memahami Kimia 2. BSE. Jakarta: Pusat Perbukuan


Departemen Pendidikan Nasional

Purba, M. 2004. Kimia SMA Kelas XI. Jilid 2B. Jakarta: Erlangga.

Soejono. 2004. Evaluasi Mandiri Kimia SMA. Jakarta: Erlangga.

Sumarjono. Buku Pintar UN Kimia SMA. Jakarta: Media Pusindo

Vogel. 1979. Analisis Anorganik Kualitatif makro dan Semimikro. Bagian I.


Jakarta: Kalman Media Pustaka.

Vogel. 1979. Analisis Anorganik Kualitatif makro dan Semimikro. Bagian II.
Jakarta: Kalman Media Pustaka.

Harvey, David. 2000. Chemistry Modern Analitical Chemistry. USA: McGraw_Hill


Companies.

Soal Ujian Nasional tahun 1985 – 2016. BSNP Departemen Pendidikan Nasional.

Atoms for Peace! 15

Anda mungkin juga menyukai