Disusun oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
2. HCL 0,1 M
3. H2C2O4
3.1.2 Alat
1. Indikator Penolphetale
2. Erlenmeyer
3. Buret 50 ml
4. Statif dan klem
5. Gelas ukur 25 mL atau 10 Ml
6. Corong kaca
3. Mengalirkan larutan NaOH yang ada dalam buret sedikit demi sedikit
sampai terbentuk warna merah muda yang tidak hilang apabila gelas
erlenmeyer digoyang.
4. Mencatat volume NaOH yang terpakai.
M NaOH × 11 ×2=¿ 10 × 0 ,1
10× 0 , 1
M NaOH =
11×2
1
M NaOH = = 0,045 mL
22
Ulangan II
v NaOH × M NaOH ×2 = V H 2 C2 O2 × M H 2 C2 O2 × 1
M NaOH × 12 ×2=¿ 10 × 0 ,1
10× 0 , 1
M NaOH =
12× 2
1
M NaOH = = 0,041 mL
24
Ulangan III
v NaOH × M NaOH ×2 = V H 2 C2 O2 × M H 2 C2 O2 × 1
Ulangan II
v HCl × M HCl ×1 = v NaOH × M NaOH ×1
Ulangan III
v HCl × M HCl ×1 = v NaOH × M NaOH ×1
M NaOH × 12 ×2=¿ 10 × 0 ,1
10× 0 , 1
M NaOH =
12× 2
1
M NaOH = = 0,041 mL
24
v NaOH × M NaOH ×2 = V H 2 C2 O2 × M H 2 C2 O2 × 1
Sehingga dapat kita cari rata-rata volume NaOH terpakai dengan cara :
m1+m 2+m3
Rata-rata = 3
0,045+0,041+0 , 04
= 3
= 0,042
Percobaan yang kedua ialah standarisasi HCl dengan larutan HCl yang
juga dilakukan dengan tiga kali pengulangan, yang akan dibahas sebagai
berikut :
Mula-mula kita cuci gelas ukur yang telah kita pakai untuk mengukur volume
asam oksalat tadi dengan air bersih. Kemudian ukur volume larutan HCl
dengan menggunakan gelas ukur 10 mL sebanyak 10 mL dan tuangkan ke
Erlenmeyer. Kemudian tetesi larutan HCl dengan indikator penolphetalein
sebanyak 3 tetes menggunakan pipet tetes. Lalu letakkan erlenmeyer tadi
dibawah buret yang berisi larutan NaOH dan tetesi sedikit demi sedikit
sambil erlenmeyer digoyang-goyang. Lakukan hingga larutan HCl yang
mulanya benih hingga berubah menjadi pink/ungu. Apabila larutan HCl
sudah berubah warna menjadi pink/ungu, maka cepat-cepat tutup kran pada
buret untuk menghindari larutan NaOH menetes kembali, lalu didapatkan
volume NaOH terpakai sebanyak 8 mL:
v HCl × M HCl ×1 = v NaOH × M NaOH ×1
Pada ulangan III didapatkan Volume NaOH terpakai sebanyak 9,5 mL:
v HCl × M HCl ×1 = v NaOH × M NaOH ×1
M HCl × 10 ×1=¿ 4,5 × 0 ,04
4 ,5 ×0 , 04
M HCl =
10
0 ,18
M HCl = = 0,018 Ml
10
Sehingga dapat kita cari rata-rata volume HCl terpakai dengan cara :
m1+m 2+m3
Rata-rata =
3
0,02025+0,01722+0,018
= 3
= 0,018 49
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Titrasi harus dihentikan bila larutan HCl yang dicampurkan dengan 3
tetes indikator berubah warna dari bening hingga menjadi pink.
Volume NaOH yang digunakan akan mempengaruhi hasil konsentrasi
dari HCl tersebut, sehingga harus sangat berhati-hati melakukan
praktikum ini. Setelah volume NaOH (basa) diketahui, barulah
Konsentrasi HCl (asam) bisa dihitung.
2. Menstandarisasi larutan dapat dilakukan dengan cara titrasi yang
melibatkan asam, basa dan indikator yang digunakan. Titrasi ini
biasanya menggunakan buret dan erlenmeyer yang akan menampung
tetesan dari larutan di dalam buret, ketika larutan di dalam buret
menetes maka dilakukan penggoyangan pada erlenmeyer penampung.
Hal yang perlu diperhatikan pada standarisasi yaitu ketelitian
menentukan volume larutan yang diukur.
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA