Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

TITRASI ASAM BASA

OLEH :
NAMA : ALIDZAR GHIFARI
NIM: 2021244010040

PROGRAM STUDI D3 TEKNOLOGI KIMIA JURUSAN


TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2022

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Titrasi Asam Basa


Hari / Tanggal Praktikum : Senin/ 28 Maret 2022
Nama : -ALIDZAR GHIFARI
Anggota Kelompok
: -Ade Kamal Ibrahim
-Asma zuhra
-Cut Intan Sahara
-Cut Puan Hafifah Mufti
-Tara Faradilla
-Zulkhairi

Nim : 2021244010040
: 4 (Empat)
Kelompok

Dosen Pembimbing
Kasie Lab. Kimia Analitik

Dra. Fachraniah, M.Si. Zuhra Amalia, S.T, Menv.Mgmt.Sust

NIP. 196107271989032001 NIP. 198009162005042002

TITRASI ASAM – BASA

1. Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa akan dapat
menentukan konsentrasi suatu larutan asam atau basa dengan menggunakan
larutan baku NaOH atau HCl sebagai penitrasi .
2. Dasar Teori:

Titrasi adalah salah satu metode yang digunakan untuk menentukan


kadar secara kuantitatif (konsentrasi) suatu zat yang telah diketahui rumus
kimianya. Titrasi disebut juga analisis massa karena jumlah larutan yang
digunakan untuk penentuan kadar suatu zat diukur dengan tepat.

Untuk menjelaskan apa yang terjadi pada suatu titrasi, maka perlu
diketahui persamaan reaksi, mol, derajat keasaman/kebasaan (pH) dan
ekivalen. Pada metode titrasi, larutan yang akan ditentukan direaksikan
dengan sejumlah tertentu larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan
baku/larutan standar) sampai titik akhir dari reaksi tercapai. Dengan
mengukur berapa jumlah larutan baku yang dibutuhkan oleh larutan sampel,
maka kadar larutan sampel dapat ditentukan.

Persyaratan yang harus dipenuhi untuk analisis massa adalah:

a. Reaksi kimia harus berlangsung dengan cepat, kuantitatif dan sesuai


dengan perbandingan stoikhiometrinya.
b. Memiliki keboleh ulangan tinggi (perbedaan hasil tidak lebih dari
0,5%)
c. Titik akhir titrasi dapat diketahui dengan jelas
d. Kadar larutan baku (penitrasi) harus diketahui dengan tepat

Asam dari basa lemah dapat dititrasi dengan larutan baku basa,
proses ini dinamakan alkalimetri. Basa dan garam dari asam lemah dapat
dititrasi dengan larutan baku asam, proses ini dinamakan asidimetri.

Titik ekivalen adalah titik dimana jumlah asam ekivalen dengan


jumah basa atau sebaliknya. Untuk menentukan titik ekivalen umumnya
digunakan indikator, yaitu zat yang dapat berubah warnanya pada range pH
tertentu. Indikator harus dipilih dengan tepat sesuai dengan reaksi yang terjadi
dan pH titik akhir titrasi terdapat dalam daerah perubahan warna indikator.
Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik ekivalen dan selisihnya
disebut kesalahan titrasi. Pemilihan indikator yang tepat dapat memperkecil
kesalahan titrasi ini.

Ada beberapa asam dan basa organik yang tidak terdisosiasi dan
bentuk ion menunjukkan warna yang berbeda. Molekul-molekul ini dapat
digunakan untuk menunjukkan kapan penitran sudah cukup ditambahkan dan
disebut indikator visual. Tabel 1 berikut memperlihatkan beberapa indikator
asam basa dengan range perubahan pH yang mendekati dan perhatikan,
bahwa range perubahan kira-kira 1 – 2 satuan pH.

Tabel 1.1 Beberapa Indikator Asam Basa


Indikator Perubahan warna Range pH
Timol biru Merah ke kuning 1,2 – 2,8
Metil kuning Merah ke kuning 2,9 – 4,9
Bromfenol biru Kuning ke biru 3,0 – 4,6
Metil orange Merah ke kuning 3,1 – 4,4
Bromkresol hijau Kuning ke biru 3,8 – 5,4
Metil merah Merah ke kuning 4,2 – 6,2

Bromtimol biru Kuning ke biru 6,0 – 7,6


Fenolftalein Tidak berwarna ke merah 8,0 – 9,6
Timolftalein Tidak berwarna ke biru 9,3 – 10,6

3. Daftar Alat dan Bahan :

a. Alat yang digunakan:


1. Pipet volum 10 mL 1 buah
2. Ball Pipet 1 buah
3. Erlenmeyer 100 mL 3 buah
4. Buret 50 mL 1 buah
5. Pipet tetes 1 buah
6. Corong gelas 1 buah
7. Gelas kimia 100 mL 2 buah
b. Bahan yang digunakan:
1. Larutan baku sekunder NaOH 0,1 N
2. Larutan baku sekunder HCl 0,1 N
3. Indikator fenolftalein; Indikator metil orange; Indikator metil
merah
4. Larutan sample asam, basa atau garam

c. Gambar kerja / Rangkaian :

d. Keselamatan Kerja:

Larutan asam konsentrasi tinggi sangat berbahaya bila terkena kulit


dan larutan basa juga sangat korosif sehingga pada saat praktikum
diharuskan berhati-hati dan selalu menggunakan jas lab. Gunakan juga
pelindung mata dan sarung tangan karet.

4. Langkah Kerja:
a. Penentuan Konsentrasi Asam klorida, HC1:
1. Pipet masing-masing l0mL larutan HC1 (sebagai sampel) dan
masukkan ke dalam 3 buah erlenmeyer l00mL
2. Tambah 2 tetes indikator fenolftalein ke dalam masing-masing
erlenmeyer di atas
3. Titrasi dengan larutan baku NaOH 0,1N sampai tepat terjadi
perubahan warna menjadi merah jambu

4. Hitung konsentrasi HC1

b. Penentuan Konsentrasi Asam sulfat, H2SO4:


1. Pipet 10 mL larutan H2SO4 (sebagai sampel) dan masukkan ke dalam 3 buah
erlenmeyer l00mL

2. Tambah 2 tetes indikator metil orange ke dalam masing-masing erlenmeyer


di atas

3. Titrasi dengan larutan baku NaOH 0,1N sampai tepat terjadi perubahan
warna menjadi kuning

4. Hitung konsentrasi H2SO4

c. Penentuan Konsentrasi Asam asetat, CH3COOH:

1. Pipet masing-masing l0mL larutan CH3COOH (sebagai sampel) dan


masukkan ke dalam 3 buah erlenmeyer l00mL

2. Tambah 2 tetes indikator fenolftalein ke dalam masing-masing


erlenmeyer di atas

3. Titrasi dengan larutan baku NaOH 0,1N sampai tepat terjadi


perubahan warna menjadi merah jambu

4. Hitung konsentrasi CH3COOH

d. Penentuan Konsentrasi Larutan Basa, NaOH:

1. Pipet masing-masing l0mL larutan NaOH (sebagai sampel) dan


masukkan ke dalam 3 buah erlenmeyer l00mL

2. Tambah 2 tetes indikator fenolftalein ke dalam masing-masing


erlenmeyer di atas
3. Titrasi dengan larutan baku HCl 0,1N sampai tepat warna merah
jambu hilang
4. Hitung konsentrasi NaOH

5. Penentuan Larutan basa, NH4OH:

1. Pipet masing-masing l0mL larutan amonia (sebagai sampel) dan


masukkan ke dalam 3 buah erlenmeyer l00mL

2. Tambah 2 tetes indikator timollftalin ke dalam masing-masing


erlenmeyer di atas
3. Titrasi dengan larutan baku HCl 0,1N sampai tepat warna merah
jambu hilang

4. Hitung konsentrasi sampel

6. Penentuan Garam omoniunt oksalat, (NH4)2C2O4.H2O:

1. Timbang ±2g (NH4)2C2O4.H2O (sebagai sampel). masukkan ke


dalam erlenmeyer l00mL

2. Larutkan dengan 50ml akuades

3. Tambah 2 tetes indikator metil merah

4. Titrasi dengan larutan baku HCl 0,1N sampai tepat terjadi


perubahan warna dari kuning menjadi pink

5. Lakukan titrasi 3x (triplo) 6. Hitung konsentrasi sampel

5. Data Percobaan:
No Volume sampel Volume Konsentrasi
Jenis larutan rata-rata (ml) larutan Sampel (N)
Sampel penitrasi
rata-rata (ml)
1. HCl 10 ml 9,5 ml 0,095 N
2. H2SO4 10 ml 10,2 ml 0,051 N
3. CH3COOH 10 ml 11,3 ml 0,113 N
4. NaOH 10 ml 9,6 ml 0,096 N
5. (NH4)2C2O4.H2O 10 ml 0,5 ml 0,025N

5.1 Perhitungan Alkalimetri

1. CH3COOH → NaOH
V1 . M1 . ∝ = V2 . M2 . ∝
11,3 ml . 0,1 M . 1 = 10 . M2 . 1
1,13 = 10 . M2
M2 = 0,113 M

2. HCl → NaOH
V1 . M1 . ∝ = V2 . M2 . ∝
9,5 ml. 0,1 M . 1 = 10 ml. M2 . 1
0,95 = 10 . M2
M2 = 0,095 M
3. H2SO4→ NaOH
V1 . M1 . ∝ = V2 . M2 . ∝
10,2 ml . 0,1 M . 1 = 10 ml . M2 . 2
1,02 = 20. M2
M2 = 0,051 M
5.2 Perhitungan Acidimetri

1. (NH4)2C2O4.H2O → HCl
V1 . M1 . ∝ = V2 . M2 . ∝
0,5 ml . 0,1 M . 1 = 10 ml . M2 . 2
0,05 = 20 . M2

M2 = 0,025 M

2. NaOH → HCl
V1 . M1 . ∝ = V2 . M2 . ∝
9,6 ml . 0,1 M . 1 = 10 ml. M2. 1
0,96 = 10 . M2
M2 = 0,096 M

6. Pembahasan
Praktikum yang dilakukan berjudul titrasi asam basa atau lebih dikenal
dengan titrasi asidimetri alkalimetri. Tujuan praktikum ini dimana kita dapat
menentukan konsentrasi suatu larutan asam atau basa dengan menggunakan larutan
baku NaOH dan HCl. Ada 5 macam jenis sampel yang digunakan, yakni HCl,
H2SO4, CH3COOH, NaOH, dan (NH4)2C2O4.H2O. indikator yang digunakan
indikator PP. Titran yang digunakan yaitu HCl 1N dan NaOH 1N. Sampel
digunakan sebanyak 10 ml. Kemudian masukkan ke dalam erlemneyer lalu
tambahkan indikator PP sebanyak 2-3 tetes. Setelah itu di titrasi dengan NaOH
untuk larutan asam dan HCl untuk larutan basa. Proses titrasi dilakukan dengan tiga
kali pengulangan. Dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali ini agar mendapatkan
konsentrasi dengan tingkat ketelitian yang tinggi.

Volume titran yang dihasilkan dengan sampel HCl yaitu 9,5 ml, H 2SO4 10,2
ml dan (NH4)2C2O4.H2O. 0,5 ml. Setelah dilakukan perhitungan, maka konsentrasi
yang didapat dapat dari sampel HCl 0,095 N, H2SO4 0,051 N, CH3COOH 0,113 N,
NaOH 0,096, dan
(NH4)2C2O4.H2O 0,025 N. Untuk meminimalisir kesalahan dilakukan pengecekan
alat dan bahan terlebih dahulu. Indikator yang digunakan harus indikator yang
sesuai dengan titrasi yang dilakukan.

7. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa:
• Asidimetri adalah titrasi larutan basa dengan menggunakan larutan standar asam.
• Alkalimetri adalah titrasi larutan asam dengan menggunakan larutan standar
basa.
• Titrasi ialah metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan dalam
laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari reaktan.
• Konsentrasi/kadar dari beberapa sampel yang digunakan adalah:
H2SO4 : 0,051 N
HCl : 0,095 N,
CH3COOH : 0,113 N
NaOH : 0,096 N
(NH4)2C2O4.H2O : 0,025 N

8. Daftar Pustaka
Anonim. Jobsheet Praktikum Kimia Analitik D3 Politeknik Negeri Lhokseumawe

Anda mungkin juga menyukai