Disusun Oleh:
NIM 2020244010026
Semester/Kelas : II/IB
Kelompok 5
Ricky Adriansyah
Shafira Maulina
NIM 2020244010026
Semester/Kelas : II/IB
NIP 198009162005042002
NIP 197605212005011003
Asam dari basa lemah dapat dititrasi dengan larutan baku basa, proses ini
dinamakan alkalimetri. Basa dan garam dari asam lemah dapat dititrasi dengan larutan
baku asam, proses ini dinamakan asidimetri.
Titik ekivalen adalah titik dimana jumlah asam ekivalen dengan jumah basa
atau sebaliknya. Untuk menentukan titik ekivalen umumnya digunakan indikator, yaitu
zat yang dapat berubah warnanya pada range pH tertentu. Indikator harus dipilih dengan
tepat sesuai dengan reaksi yang terjadi dan pH titik akhir titrasi terdapat dalam daerah
perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik ekivalen
dan selisihnya disebut kesalahan titrasi. Pemilihan indikator yang tepat dapat
memperkecil kesalahan titrasi ini.
Ada beberapa asam dan basa organik yang tidak terdisosiasi dan bentuk ion
menunjukkan warna yang berbeda. Molekul-molekul ini dapat digunakan untuk
menunjukkan kapan penitran sudah cukup ditambahkan dan disebut indikator visual.
Tabel 1 berikut memperlihatkan beberapa indikator asam basa dengan range perubahan
pH yang mendekati dan perhatikan, bahwa range perubahan kira-kira 1 – 2 satuan pH.
Gambar:
BAB III
DATA PENGAMATAN
Ket:
V1 = Volume penitrasi(dalam Buret)
N1 = Konsentrasi penitrasi(N)
V2 = Volume sampel(dalam erlenmeyer)
N2 = Konsentrasi sampel(N)
BAB IV
PEMBHASAN
Pada praktikum Titrasi Asam Basa kali ini, bertujuan untuk menentukan
konsentrasi suatu larutan asam dan basa menggunakan larutan baku NaOH dan Hcl
sebagai pentitrasi menggunkan biuret san erlenmeyer serta menggunakan indikator
fhenolftalein, metil merah dan metil orange.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu mentitrasi pada larutan Asam adapun bahan
yang digunakan H2SO4 dan CH3COOH, penitran pada sampel larutan Asam ini ialah
NaOH dikarenakan NaOH merupakan larutan Basa. Hal ini digunakan sesuai dengan
prinsip Titrasi Asam Basa. Dimana jika penitrannya adalah Basa maka yang menjadi
analitnya adalah Asam . Begitu juga sebaliknya. Pada proses titrasi terhadap larutan asam
H2SO4 dan CH3COOH indikator yang digunakan adalah indikator metil orange. Adapun
kegunaan indikator fenolftalein yaitu merubah warna sampel yang awalnya tidak
berwarna menjadi warna merah jambu. Sedangkan yang menngunakan metil orange akan
merubah warna awal merah menjadi warna kuning, pada sampel volume yang digunakan
untuk H2SO4 dan CH3COOH adalah 10 ml. Setelah proses titrasi dilakukan maka
didapat volume rata-rata dari larutan penitrasi NaOH. Setelah Itu dapat kita hitung
konsentrasi dari masing-masing sampel. Konsentrasi H2SO4 yang didapat adalah
0,05335 N dan konsentrasi CH3COOH adalah 0,1 N.
Langkah yang Kedua yaitu dilakukan proses Titrasi terhadap larutan Basa adapun
larutan yang digunakan yaitu KOH dan (NH4)2C2O4.H2O, penitran pada sampel larutan
Basa ini ialah HCl. Pada proses Titrasi terhadap larutan Basa KOH dan
(NH4)2C2O4.H2O kita dapat menggunakan indikator fenolftalein dan indikator metil
merah.
Selanjutnya pada pembuatan larutan garam dilakukan dengan cara yaitu menimbang
secara kuantitatif sebesar 2 gram amonium oksalat lalu dilarutkan dengan aquades
sebanyak 50 ml kemudian ditambahkan 2 tetes indikator metil merah. Pada sampel
(NH4)2C2O4.H2O volume yang digunakan adalah 50 ml dan pada sampel KOH volume
yang digunakan adalah 10 ml. Setelah proses Titrasi dilakukan maka didapatlah volume
rata-rata dari larutan penitrasi HCl. Kemudian kita dapat menghitung konsentrasi dari
masing-masing sampel. Konsentrasi KOH yang didapat yaitu sebesar 0,067 N dan
konsentrasi (NH4)2C2O4.H2O yaitu sebesar 0,0108 N.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Titrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan kadar secara
kuantitatif (konsentrasi) suatu zat yang telah diketahui rumus kimianya.
2. Larutan baku sekunder yang digunakan sebagai penitrasi adalah larutan NaOH
0,1N dan HCl 0,1N
3. Indikator yang digunakan sebagai percobaan adalah indikator fenolftalein, metil
merah dan metil orange.
4. Konsentrasi yang diperoleh dari beberapa sampel:
a. H2SO4 = 0,05335 N
b. CH3COOH = 0,1 N
c. KOH = 0,067 N
d. (NH4)2C2O4.H2O = 0,0108 N
5. Jika Penitran yang digunakan adalah larutan asam maka analit yg digunakan
adalah basa,begitu juga sebaliknya,sesuai dengan prinsip titrasi asam basa
>Pertanyaan :
3. Berapa gram kristal NaOH yang harus ditimbang untuk membuat 500mL larutan baku
NaOH 0,1N ?
Jawab→ n = m.v
n = 0,1 N . 0,5 mol
= 0,05 mol
mNaOH = n.mr
= 0,05 mol . 40 gr/mol
= 2 gram
4. Berapa mL HC1 pekat (37%, l,18g/mL) yang harus dipipet untuk membuat 500mL
larutan baku HCl 0,1N?
Jawab→ Dik:% HCl = 37%
P = 1,18 gr/mol
V1= 500 ml
N1= 0,1 N
* N = % × p × 1000/Bm
= 37% × 1,18 gr/mol × 1000/36,5 gr/mol
= 11,96N
* V1.N1 = V2.N2
500ml.0,1N = V1.11,96N
V1= 4,18 ml
5. Jika l0mL sampel larutan asam membutuhkan 20mL NaOH 0,1N, hitunglah
konsentrasi sampel larutan asam tersebut.
Jawab→ V1.N1 = V2.N2
10 ml.N1 = 20 ml.0,1 N
N1 = 0,2 N
*Penentuan konsentrasi H2SO4 sebelum titrasi