Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

(Titrasi Asam Basa)

Disusun Oleh:

Nama : Novika Lestari Nasution


NIM : 2020244010026
Kelas/Grup : 1B/5
Dosen Pengasuh : Zuhra Amalia,S.T.,M.Env.Mgmt.Sust.

LABORATORIUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK JURUSAN


TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2021
LEMBAR TUGAS

Judul Praktikum : Titrasi Asam Basah

Laboratorium : Kimia Dasar dan Kimia Analitik

Jurusan/Prodi : Teknik Kimia/Teknologi Kimia (D-III)

Nama : Novika Lestari Nasution

NIM 2020244010026

Semester/Kelas : II/IB

Kelompok 5

Nama Anggota : Rere Ransy Yecoiah Pasaribu

Ricky Adriansyah

Roid Azhri Susanto

Shafira Maulina

Buket Rata, 12 Maret 2021

Ka. Laboratorium Dosen Pembimbing

(Satriananda, S.T., M.T) (Zuhra Amalia,S.T.,M.Env.Mgmt.Sust.)

NIP.197605212005011003 NIP. 198009162005042002


LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Titrasi Asam Basah

Nama : Novika Lestari Nasution

NIM 2020244010026

Semester/Kelas : II/IB

Jurusan/Prodi : Teknik Kimia/Teknologi Kimia (D-III)

Tanggal Praktikum : 05 - Maret - 2021

Dosen Pembimbing : Zuhra Amalia,S.T.,M.Env.Mgmt.Sust.

NIP 198009162005042002

Ka. Laboratorium : Satriananda, S.T., M.T

NIP 197605212005011003

Buket Rata, 12 Maret 2021

Ka. Laboratorium Dosen Pembimbing

(Satriananda, S.T., M.T) (Zuhra Amalia,S.T.,M.Env.Mgmt.Sust.)

NIP.197605212005011003 NIP. 198009162005042002


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan :


Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa akan dapat menentukan
konsentrasi suatu larutan asam atau basa dengan menggunakan larutan baku NaOH atau HCl
sebagai penitrasi .

1.2 Alat dan Bahan :


Alat yang digunakan:
1. Pipet volum 10 mL 1 buah
2. Ball Pipet 1 buah
3. Erlenmeyer 100 mL 3 buah
4. Buret 50 mL 1 buah
5. Pipet tetes 1 buah
6. Corong gelas 1 buah
7. Gelas kimia 100 mL 2 buah
Bahan yang digunakan:
1. Larutan baku sekunder NaOH 0,1 N
2. Larutan baku sekunder HCl 0,1 N
3. Indikator fenolftalein; Indikator metil orange; Indikator metil merah
4. Larutan sample asam, basa atau garam

1.3 Prosedur Kerja:


1. Penentuan Konsentrasi Asam klorida, HC1:
1. Pipet masing-masing l0mL larutan HC1 (sebagai sampel) dan masukkan
kedalam 3 buah erlenmeyer l00mL
2. Tambah 2 tetes indikator fenolftalein ke dalam masing-masing erlenmeyer
diatas
3. Titrasi dengan larutan baku NaOH 0,1N sampai tepat terjadi perubahan
warnamenjadi merah jambu
4. Hitung konsentrasi HC1
2. Penentuan Konsentrasi Asam sulfat, H2SO4:
1. Pipet 10 mL larutan H2SO4 (sebagai sampel) dan masukkan ke dalam 3
buaherlenmeyer l00mL
2. Tambah 2 tetes indikator metil orange ke dalam masing-masing erlenmeyer
diatas
3. Titrasi dengan larutan baku NaOH 0,1N sampai tepat terjadi perubahan
warnamenjadi kuning
4. Hitung konsentrasi H2SO4
3. Penentuan Konsentrasi Asam asetat, CH3COOH:
1. Pipet masing-masing l0mL larutan CH3COOH (sebagai sampel) dan
masukkanke dalam 3 buah erlenmeyer l00mL
2. Tambah 2 tetes indikator fenolftalein ke dalam masing-masing erlenmeyer di
atas
3. Titrasi dengan larutan baku NaOH 0,1N sampai tepat terjadi perubahan warna
menjadi merah jambu
Hitung konsentrasi CH3COOH

4. Penentuan Konsentrasi Larutan Basa, NaOH:


1. Pipet masing-masing l0mL larutan NaOH (sebagai sampel) dan masukkan
kedalam 3 buah erlenmeyer l00mL
2. Tambah 2 tetes indikator fenolftalein ke dalam masing-masing erlenmeyer
diatas
3. Titrasi dengan larutan baku HCl 0,1N sampai tepat warna merah jambu hilang
4. Hitung konsentrasi NaOH
5. Penentuan Larutan basa, NH4OH:
1. Pipet masing-masing l0mL larutan amonia (sebagai sampel) dan masukkan ke
dalam 3 buah erlenmeyer l00mL
2. Tambah 2 tetes indikator timollftalin ke dalam masing-masing erlenmeyer
diatas
3. Titrasi dengan larutan baku HCl 0,1N sampai tepat warna merah jambu
hilang
4. Hitung konsentrasi sampel

6. Penentuan Garam omoniunt oksalat, (NH4)2C2O4.H2O:


1. Timbang ±2g (NH4)2C2O4.H2O (sebagai sampel). masukkan ke dalam
erlenmeyer l00mL
2. Larutkan dengan 50ml akuades
3. Tambah 2 tetes indikator metil merah
4. Titrasi dengan larutan baku HCl 0,1N sampai tepat terjadi perubahan warna
dari kuning menjadi pink
5. Lakukan titrasi 3x (triplo)
6. Hitung konsentrasi sampel

1.4 Keselamatan Kerja:


Larutan asam konsentrasi tinggi sangat berbahaya bila terkena kulit dan
larutan basa juga sangat korosif sehingga pada saat praktikum diharuskan berhati-hati
dan selalu menggunakan jas lab. Gunakan juga pelindung mata dan sarung tangan karet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori:


Titrasi adalah salah satu metode yang digunakan untuk menentukan kadar
secara kuantitatif (konsentrasi) suatu zat yang telah diketahui rumus kimianya. Titrasi
disebut juga analisis massa karena jumlah larutan yang digunakan untuk penentuan
kadar suatu zat diukur dengan tepat.
Untuk menjelaskan apa yang terjadi pada suatu titrasi, maka perlu diketahui
persamaan reaksi, mol, derajat keasaman/kebasaan (pH) dan ekivalen. Pada metode
titrasi, larutan yang akan ditentukan direaksikan dengan sejumlah tertentu larutan yang
telah diketahui konsentrasinya (larutan baku/larutan standar) sampai titik akhir dari
reaksi tercapai. Dengan mengukur berapa jumlah larutan baku yang dibutuhkan oleh
larutan sampel, maka kadar larutan sampel dapat ditentukan.
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk analisis massa adalah:
1. Reaksi kimia harus berlangsung dengan cepat, kuantitatif dan sesuai dengan
perbandingan stoikhiometrinya.
2. Memiliki keboleh ulangan tinggi (perbedaan hasil tidak lebih dari 0,5%)
3. Titik akhir titrasi dapat diketahui dengan jelas
4. Kadar larutan baku (penitrasi) harus diketahui dengan tepat

Asam dari basa lemah dapat dititrasi dengan larutan baku basa, proses ini
dinamakan alkalimetri. Basa dan garam dari asam lemah dapat dititrasi dengan larutan
baku asam, proses ini dinamakan asidimetri.
Titik ekivalen adalah titik dimana jumlah asam ekivalen dengan jumah basa
atau sebaliknya. Untuk menentukan titik ekivalen umumnya digunakan indikator, yaitu
zat yang dapat berubah warnanya pada range pH tertentu. Indikator harus dipilih dengan
tepat sesuai dengan reaksi yang terjadi dan pH titik akhir titrasi terdapat dalam daerah
perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik ekivalen
dan selisihnya disebut kesalahan titrasi. Pemilihan indikator yang tepat dapat
memperkecil kesalahan titrasi ini.
Ada beberapa asam dan basa organik yang tidak terdisosiasi dan bentuk ion
menunjukkan warna yang berbeda. Molekul-molekul ini dapat digunakan untuk
menunjukkan kapan penitran sudah cukup ditambahkan dan disebut indikator visual.
Tabel 1 berikut memperlihatkan beberapa indikator asam basa dengan range perubahan
pH yang mendekati dan perhatikan, bahwa range perubahan kira-kira 1 – 2 satuan pH.

Tabel 1.1 Beberapa Indikator Asam Basa


Indikator Perubahan warna Range pH
Timol biru Merah ke kuning 1,2 – 2,8
Metil kuning Merah ke kuning 2,9 – 4,9
Bromfenol biru Kuning ke biru 3,0 – 4,6
Metil orange Merah ke kuning 3,1 – 4,4
Bromkresol hijau Kuning ke biru 3,8 – 5,4
Metil merah Merah ke kuning 4,2 – 6,2
Bromtimol biru Kuning ke biru 6,0 – 7,6
Fenolftalein Tidak berwarna ke merah 8,0 – 9,6
Timolftalein Tidak berwarna ke biru 9,3 – 10,6

Gambar:
BAB III
DATA PENGAMATAN

3.1 Tabel data percobaan

NO Nama sampel Volume Volume larutan penitrasi Konsentrasi


sampel(ml) sampel(N)
I II III Rata-
rata
1 H2SO4 10 10,7 10,8 10,5 10,67 0,05335
2 CH3COOH 10 11,1 11 10,7 10,93 0,1
3 KOH 10 6,7 6,8 6,6 6,7 0,067
4 (NH4)2C2O4.H2O 50 - - - 5,4 0,0108

 Perhitungan konsentrasi H2SO4 dengan NaOH 0,1N


V1.N1 = V2.N2
10,67ml.0,1N.1 = 10ml.N2.2
N2 = 0,05335 N

 Perhitungan konsentrasi CH3COOH dengan NaOH 0,1N


V1.N1 = V2.N2
10,93ml.0,1N.1 = 10ml.N2.1
N2 = 0,1 N

 Perhitungan konsentrasi KOH dengan HCl 0,1N


V1.N1 = V2.N2
6,7ml.0,1N.1 = 10ml.N2.1
N2 = 0,067 N

 Perhitungan konsentrasi (NH4)2C2O4.H2O dengan HCl 0,1N


V1.N1 = V2.N2
5,4ml.0,1N.1 = 10ml.N2.1
N2 = 0,0108 N

Ket:
V1 = Volume penitrasi(dalam Buret)
N1 = Konsentrasi penitrasi(N)
V2 = Volume sampel(dalam erlenmeyer)
N2 = Konsentrasi sampel(N)
BAB IV
PEMBHASAN

Pada praktikum Titrasi Asam Basa kali ini, bertujuan untuk menentukan
konsentrasi suatu larutan asam dan basa menggunakan larutan baku NaOH dan Hcl
sebagai pentitrasi menggunkan biuret san erlenmeyer serta menggunakan indikator
fhenolftalein, metil merah dan metil orange.

Langkah pertama yang dilakukan yaitu mentitrasi pada larutan Asam adapun bahan
yang digunakan H2SO4 dan CH3COOH, penitran pada sampel larutan Asam ini ialah
NaOH dikarenakan NaOH merupakan larutan Basa. Hal ini digunakan sesuai dengan
prinsip Titrasi Asam Basa. Dimana jika penitrannya adalah Basa maka yang menjadi
analitnya adalah Asam . Begitu juga sebaliknya. Pada proses titrasi terhadap larutan asam
H2SO4 dan CH3COOH indikator yang digunakan adalah indikator metil orange. Adapun
kegunaan indikator fenolftalein yaitu merubah warna sampel yang awalnya tidak
berwarna menjadi warna merah jambu. Sedangkan yang menngunakan metil orange akan
merubah warna awal merah menjadi warna kuning, pada sampel volume yang digunakan
untuk H2SO4 dan CH3COOH adalah 10 ml. Setelah proses titrasi dilakukan maka
didapat volume rata-rata dari larutan penitrasi NaOH. Setelah Itu dapat kita hitung
konsentrasi dari masing-masing sampel. Konsentrasi H2SO4 yang didapat adalah
0,05335 N dan konsentrasi CH3COOH adalah 0,1 N.

Langkah yang Kedua yaitu dilakukan proses Titrasi terhadap larutan Basa adapun
larutan yang digunakan yaitu KOH dan (NH4)2C2O4.H2O, penitran pada sampel larutan
Basa ini ialah HCl. Pada proses Titrasi terhadap larutan Basa KOH dan
(NH4)2C2O4.H2O kita dapat menggunakan indikator fenolftalein dan indikator metil
merah.

Selanjutnya pada pembuatan larutan garam dilakukan dengan cara yaitu menimbang
secara kuantitatif sebesar 2 gram amonium oksalat lalu dilarutkan dengan aquades
sebanyak 50 ml kemudian ditambahkan 2 tetes indikator metil merah. Pada sampel
(NH4)2C2O4.H2O volume yang digunakan adalah 50 ml dan pada sampel KOH volume
yang digunakan adalah 10 ml. Setelah proses Titrasi dilakukan maka didapatlah volume
rata-rata dari larutan penitrasi HCl. Kemudian kita dapat menghitung konsentrasi dari
masing-masing sampel. Konsentrasi KOH yang didapat yaitu sebesar 0,067 N dan
konsentrasi (NH4)2C2O4.H2O yaitu sebesar 0,0108 N.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Titrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan kadar secara
kuantitatif (konsentrasi) suatu zat yang telah diketahui rumus kimianya.
2. Larutan baku sekunder yang digunakan sebagai penitrasi adalah larutan NaOH
0,1N dan HCl 0,1N
3. Indikator yang digunakan sebagai percobaan adalah indikator fenolftalein, metil
merah dan metil orange.
4. Konsentrasi yang diperoleh dari beberapa sampel:
a. H2SO4 = 0,05335 N
b. CH3COOH = 0,1 N
c. KOH = 0,067 N
d. (NH4)2C2O4.H2O = 0,0108 N
5. Jika Penitran yang digunakan adalah larutan asam maka analit yg digunakan
adalah basa,begitu juga sebaliknya,sesuai dengan prinsip titrasi asam basa

5.2 Daftar Pustaka


• Jobsheet Praktikum Kimia Analitik. Politeknik Negeri Lhokseumawe. 2020
• Wikkipedia. Potassium Hydrogen Pthlate
LAMPIRAN

>Pertanyaan :

1. Jelaskan Prinsip Titrasi


Jawab→ Titrasi merupakan metode untuk menentukan konsentrasi suatu zat
menggunakan zat yang sudah diketahui konsentasinya. Titrasi juga
menggunakan indikator sebagai penanda bahwa titrasi sudah mencapai titik
ekivalennya yaitu dengan perubahan warna.

2. Apa yang dimaksud dengan Asidimetri dan Alkalimetri ?


Jawab→ * Asidimetri adalah Basa dan garam dari Asam lemah yang dapat dititrasi
dengan menggunakan larutan baku Asam.
* Alkalimetri adalah Asam dan Basa lemah yang dapat dititrasi dengan
Menggunakan larutan baku Basa.

3. Berapa gram kristal NaOH yang harus ditimbang untuk membuat 500mL larutan baku
NaOH 0,1N ?
Jawab→ n = m.v
n = 0,1 N . 0,5 mol
= 0,05 mol
mNaOH = n.mr
= 0,05 mol . 40 gr/mol
= 2 gram

4. Berapa mL HC1 pekat (37%, l,18g/mL) yang harus dipipet untuk membuat 500mL
larutan baku HCl 0,1N?
Jawab→ Dik:% HCl = 37%
P = 1,18 gr/mol
V1= 500 ml
N1= 0,1 N

* N = % × p × 1000/Bm
= 37% × 1,18 gr/mol × 1000/36,5 gr/mol
= 11,96N
* V1.N1 = V2.N2
500ml.0,1N = V1.11,96N
V1= 4,18 ml

5. Jika l0mL sampel larutan asam membutuhkan 20mL NaOH 0,1N, hitunglah
konsentrasi sampel larutan asam tersebut.
Jawab→ V1.N1 = V2.N2
10 ml.N1 = 20 ml.0,1 N
N1 = 0,2 N
*Penentuan konsentrasi H2SO4 sebelum titrasi

*Larutan H2SO4 setelah dititrasi

*Penentuan konsentrasi KOH sebelum titrasi


*Larutan KOH setelah dititrasi

*Larutan CH3COOH setelah dititrasi

*Larutan garam amonium oksalat setelah dititrasi


*Penentuan konsentrasi garam amonium oksalat sebelum titrasi

Anda mungkin juga menyukai