Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISA DASAR

TITRASI ASAM–BASA

Oleh:
NAMA : SYIFA NABILA
NIM : 2022324020027

PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK DAN GAS
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2023
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL PRAKTIKUM : TITRASI ASAM – BASA


HARI / TANGGAL PRAKTIKUM : SENIN, 06 MARET 2023
NAMA : SYIFA NABILA
NIM : 2022324020027
KELOMPOK : 4 (EMPAT)

KASIE LAB. SATUAN PROSES & DOSEN PEMBIMBING


KIMIA TERAPAN

ZUHRA AMALIA, S.T, M. Env.Mgmt.Sust ZUHRA AMALIA, S.T, M. Env.Mgmt.Sust


NIP. 198009162005042002 NIP. 198009162005042002
TITRASI ASAM – BASA

I. Tujuan Praktikum
1.1. Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa akan dapat
menentukan konsentrasi suatu larutan asam atau basa dengan
menggunakan larutan baku NaOH atau HCl sebagai penitrasi .

1.2. Mahasiswa dapat menstandarisasi larutan

II . Dasar Teori

Titrasi adalah salah satu metode yang digunakan untuk menentukan kadar
secara kuantitatif (konsentrasi) suatu zat yang telah diketahui rumus kimianya.
Titrasi disebut juga analisis massa karena jumlah larutan yang digunakan untuk
penentuan kadar suatu zat diukur dengan tepat.

Untuk menjelaskan apa yang terjadi pada suatu titrasi, maka perlu diketahui
persamaan reaksi, mol, derajat keasaman/kebasaan (pH) dan ekivalen. Pada
metode titrasi, larutan yang akan ditentukan direaksikan dengan sejumlah
tertentu larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan baku/larutan
standar) sampai titik akhir dari reaksi tercapai. Dengan mengukur berapa jumlah
larutan baku yang dibutuhkan oleh larutan sampel, maka kadar larutan sampel
dapat ditentukan.

Persyaratan yang harus dipenuhi untuk analisis massa adalah:

A. Reaksi kimia harus berlangsung dengan cepat, kuantitatif dan sesuai dengan
perbandingan stoikhiometrinya.
B. Memiliki keboleh ulangan tinggi (perbedaan hasil tidak lebih dari 0,5%)

C. Titik akhir titrasi dapat diketahui dengan jelas

D. Kadar larutan baku (penitrasi) harus diketahui dengan tepat


Asam dari basa lemah dapat dititrasi dengan larutan baku basa, proses ini
dinamakan alkalimetri. Basa dan garam dari asam lemah dapat dititrasi dengan
larutan baku asam, proses ini dinamakan asidimetri.

Titik ekivalen adalah titik dimana jumlah asam ekivalen dengan jumah basa
atau sebaliknya. Untuk menentukan titik ekivalen umumnya digunakan
indikator, yaitu zat yang dapat berubah warnanya pada range pH tertentu.
Indikator harus dipilih dengan tepat sesuai dengan reaksi yang terjadi dan pH
titik akhir titrasi terdapat dalam daerah perubahan warna indikator. Titik akhir
titrasi tidak selalu berimpit dengan titik ekivalen dan selisihnya disebut
kesalahan titrasi. Pemilihan indikator yang tepat dapat memperkecil kesalahan
titrasi ini.

Ada beberapa asam dan basa organik yang tidak terdisosiasi dan bentuk ion
menunjukkan warna yang berbeda. Molekul-molekul ini dapat digunakan untuk
menunjukkan kapan penitran sudah cukup ditambahkan dan disebut indikator
visual.

Secara teknis, titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi


sedikit larutan penitrasi melalui buret, ke dalam larutan yang akan dititrasi
dalam labu erlemeyer. Penambahan dilakukan terus menerus sampai kedua
larutan tepat habis bereaksi yang di tandai dengan berubahnya warna indikator.

Kondisi pada saat terjadi perubahan warna indikator disebut titik akhir
titrasi. Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi ,yaitu
kondisi pada saat larutan asam habis bereaksi dengan larutan basa .Pendekatan
antara titik akhir titrasi dan titik ekuivalen titrasi bergantung pada pH perubahan
warna dari larutan indikator. Jika perubahan warna indikator terletak pada pH
titik ekuivalen, maka titik akhir titrasi sama dengan titik ekuivalen. Akan tetapi,
jika perubahan warna terjadi setelah penambahan larutan penitrasi yang
berlebih, maka titik akhir titrasi berbeda dengan titik ekuivalen. Perbedaan
antara titik akhir titrasi dengan titik ekuivalen disebut kesalahan titrasi. Besar
kecilnya kesalahan titrasi ditentukan oleh pemilihan indikator. Jika indikator
yang digunakan tepat,maka kesalahan titrasinya kecil.
Dalam titrasi ada saat dimana terjadi perubahan pH secara drastis.
Kondisi ini terjadi saat titrasi mendekati titik ekuivalen . Perubahan ini akan
tetap terjadi meskipun larutan penitrasi yang ditambahkan sangat sedikit.
Titik ekuivalen dalam titrasi berbeda-beda tergantung jenis titrasinya. Titrasi
asam kuat oleh basa kuat dan sebaliknya mempunyai titik ekuivalen pada
pH 7. Titik ekuivalen titrasi asam lemah oleh basa kuat terjadi pada pH basa,
antara 8 dan 9. Sementara titik ekuivalen titrasi basa lemah oleh asam kuat
berada pada pH asam.

A. Asam

Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang biladilarutkan dalam


air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Asam adalah suatu
zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa),
atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam
bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.
Contoh asam adalah asam asetat.

Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:

1. Masam ketika dilarutkan dalam air.


2. Asam terasa menyengat bila disentuh, dan dapat merusak kulit.
3. Asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif
terhadap logam.
4. Walaupun tidak selalu ionik merupakan cairan elektrolit.

Asam kuat adalah asam yang benar-benar terionisasidalam larutan. Tidak


banyak asam kuat di dunia. Beberapa contoh asam kuat adalah asam sulfat,
asam klorida, asam bromida dan asam nitrat. Asam lemah adalah asam yang
tidak terionisasi secara signifikan dalam larutan. Misalnya jika sebuah asam
dilambangkan dengan HA, maka dalam larutan masih terdapat sejumlah besar
HA yang belum terdisosiasi/terionisasi.

B.Basa
Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan
basa saling berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam
menghasilkan ion hidrogen (H+) yang bermuatan positif, maka dalam hal ini
basa mempunyai arti bahwa ketika suatu senyawa basa dilarutkan ke dalam air,
maka akan terbentuk ion hidroksida(OH-) dan ion positif menurut reaksi
sebagai berikut. Ion hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa hidroksida
(OH) mengikat satu elektron saat dimasukkan ke dalam air. Secara umum, basa
memiliki sifat sebagai berikut:

1. Kaustik
2. Rasanya pahit
3. Licin seperti sabun.
4. Nilai pH lebih dari air suling
5. Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
6. Bisa menghantarkan arus listrik.

Tabel berikut memperlihatkan beberapa indikator asam basa dengan range


perubahan pH yang mendekati dan perhatikan, bahwa range perubahan kira-kira
1 – 2 satuan pH.

Tabel 2.1. Beberapa Indikator Asam Basa

Indikator Perubahan warna Range pH

Timol biru Merah ke kuning 1,2 – 2,8

Metil kuning Merah ke kuning 2,9 – 4,9

Bromfenol biru Kuning ke biru 3,0 – 4,6

Metil orange Merah ke kuning 3,1 – 4,4

Bromkresol Kuning ke biru 3,8 – 5,4

Metil merah Merah ke kuning 4,2 – 6,2

Bromtimol biru Kuning ke biru 6,0 – 7,6

Fenolftalein Tidak berwarna ke merah 8,0 – 9,6

Timolftalein Tidak berwarna ke biru 9,3 – 10,6


II. Alat dan Bahan
3.1. Alat yang digunakan:
1. Pipet volum 10 mL 1 buah
2. Ball Pipet 1 buah
3. Erlenmeyer 100 mL 3 buah
4. Buret 50 mL 1 buah
5. Pipet tetes 1 buah
6. Corong gelas 1 buah
7. Gelas kimia 100 mL 2 buah

3.2. Bahan yang digunakan:


1. Larutan baku sekunder NaOH 0,1 N
2. Larutan baku sekunder HCl 0,1 N
3. Indikator fenolftalein; Indikator metil orange; Indikator metil merah
4. Larutan sample asam, basa atau garam

III. Prosedur Praktikum


4.1. Penentuan Konsentrasi Asam klorida, HC1:
1. Pipet masing-masing l0mL larutan HC1 (sebagai sampel) dan
masukkan ke dalam 3 buah erlenmeyer l00mL
2. Tambah 2 tetes indikator fenolftalein ke dalam masing-masing
erlenmeyer di atas
3. Titrasi dengan larutan baku NaOH 0,1N sampai tepat terjadi perubahan
warna menjadi merah jambu
4. Hitung konsentrasi HC1
4.2. Penentuan Konsentrasi Asam sulfat, H2SO4:
1. Pipet 10 mL larutan H2SO4 (sebagai sampel) dan masukkan ke dalam
3 buah erlenmeyer l00mL
2. Tambah 2 tetes indikator metil orange ke dalam masing-masing
erlenmeyer di atas
3. Titrasi dengan larutan baku NaOH 0,1N sampai tepat terjadi perubahan
warna menjadi kuning
4. Hitung konsentrasi H2SO4

4.3. Penentuan Konsentrasi Asam asetat, CH3COOH:


1. Pipet masing-masing l0mL larutan CH3COOH (sebagai sampel) dan
masukkan
ke dalam 3 buah erlenmeyer l00mL
2. Tambah 2 tetes indikator fenolftalein ke dalam masing-masing
erlenmeyer di atas
3. Titrasi dengan larutan baku NaOH 0,1N sampai tepat terjadi perubahan
warna menjadi merah jambu
4. Hitung konsentrasi CH3COOH

4.4. Penentuan Konsentrasi Larutan Basa, NaOH:


1. Pipet masing-masing l0mL larutan NaOH (sebagai sampel) dan
masukkan ke dalam 3 buah erlenmeyer l00mL
2. Tambah 2 tetes indikator fenolftalein ke dalam masing-masing
erlenmeyer di atas
3. Titrasi dengan larutan baku HCl 0,1N sampai tepat warna merah jambu
hilang
Hitung konsentrasi NaOH
4.5. Penentuan Larutan basa, NH4OH:
1. Pipet masing-masing l0mL larutan amonia (sebagai sampel) dan
masukkan ke dalam 3 buah erlenmeyer l00mL
2. Tambah 2 tetes indikator timollftalin ke dalam masing-masing
erlenmeyer di atas
3. Titrasi dengan larutan baku HCl 0,1N sampai tepat warna merah jambu
hilang
4. Hitung konsentrasi sampel

4.6. Penentuan Garam omoniunt oksalat, (NH4)2C2O4.H2O:

1. Timbang ±2g (NH4)2C2O4.H2O (sebagai sampel). masukkan ke


dalam erlenmeyer l00mL
2. Larutkan dengan 50ml akuades

3. Tambah 2 tetes indikator metil merah

4. Titrasi dengan larutan baku HCl 0,1N sampai tepat terjadi perubahan
warna dari kuning menjadi pink
5. Lakukan titrasi 3x (triplo)

6. Hitung konsentrasi sampel


IV. Data Pengamatan Dan Perhitungan

Tabel 5.1. Data Rata Rata Percobaan

No Jenis larutan Volume sampel Volume larutan Konsentrasi


Sampel rata-rata (ml) penitrasi rata-rata
Sampel (N)
(ml)

1. HCL 10 ml 9,5ml 0,095 N

2. NaOH 10 ml 10,2 ml 0,102 N

3 CH3COOH 10 ml 9,5 ml 0,095 N

4. Larutan Asam 10 ml 9,5 ml 0,095 N

5.2. Data Pengamatan:

5.3.Data Perhitungan
V. Pembahasan dan Kesimpulan

6.1. Pembahasan

Pada percobaan praktikum kali ini kami melakukan titrasi asam basa
dengan 4 sampel dengan menghitung konsentrasi asam HCl dengan
penitrasi basa NaOH,menghitung konsentrasi basa NaOH dengan penitrasi
asam HCl,menghitung konsentrasi asam CH3COOH dengan penitrasi basa
NaOH dan menghitung konsentrasi larutan asam dengan penitrasi NaOH.

Pada titrasi asam HCl dengan penitrasi basa NaOH mendapatkan


konsentrasi HCl dengan rata rata adalah 0,095 N,titrasi basa NaOH dengan
penitrasi HCl mendapatkan konsentrasi NaOH dengan rata rata adalah 0,102
N,titrasi asam CH3COOH dengan penitrasi NaOH mendapatkan konsentrasi
adalah 0,095 N,titrasi larutan asam dengan penitrasi NaOH mendapatkan
konsentrasi adalah 0,095 N. Tujuan dari suatu titrasi ini adalah penerapan
titrasi dalam kehidupan sehari-hari antara lain adalah dalam bidang industri
untuk menentukan kadar zat dalam suatu produk. Karena kadar zat suatu
produk harus dilakukan pengecekan agar akurat apa yang menjadi
permintaan pasar pada bidang dunia industri, di industri juga memiliki
kapasitas ataupun batas batas ideal untuk memproduksi nilai suatu bahan
agar bahan tersebut dapat digunakan secara baik.

6.2.Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil praktikum yang saya lakukan ini adalah :


1. Titrasi merupakan cara penentuan konsentrasi suatu larutan dengan volume tertentu
dengan menggunakan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya dan mengukur
volumenya secara pasti. Bila titrasi menyangkut titrasi asam-basa maka disebut
dengan titrasi Adisialkalimetri. Larutan yang telah diketahui konsentrasi nya disebut
larutan baku ( titran).
2. Jika asam ditetesi basa , maka pH larutan naik, sebaliknya jika larutan basa ditetesi
asam maka pH larutan akan turun.
3. Larutan standar adalah larutan yang disiapkan dengan cara menimbang secara
akurat suatu zat yang memiliki kemurnian tinggi dan melarutkannya dengan
sejumlah tertentu pelarut dalam labu ukur. Larutan standar yang dipersiapkan
dengan cara seperti ini disebut sebagai larutan standar primer, sedangkan larutan
standar yang kemolarannya ditetapkan dengan larutan standar primer disebut
sebagai larutan standar sekunder.
4. Titik ekivalen merupakan kedaan dimana jumlah mol asam tepat habis bereaksi
dengan jumlah mol basa.
5. Titik akhir titrasi adalah titik dalam titrasi yang ditandai dengan perubahan warna
indikator.
6. Perubahan pH dalam titrasi asam basa disebut kurva titrasi.
7. Sebaiknya saat melakukan titrasi, keran dibuka dengan secara perlahan sehingga
larutan penitrasi mengalir dari buret dengan jumlah yang sesuai dengan data
percoban.
VI. Daftar Pustaka:

Day, R.A. Dkk. 2002 . Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.

Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Penerbit PT


Gramedia. Mulyono,

HAM. 2006. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Jakarta: Bumi


Aksara.
Kimia-determinan.html 27 Februari 2016. Kimia matematikaTitrasi asam
basa
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai