TITRASI ASAM–BASA
Oleh:
NAMA : SYIFA NABILA
NIM : 2022324020027
PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK DAN GAS
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2023
LEMBAR PENGESAHAN
I. Tujuan Praktikum
1.1. Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa akan dapat
menentukan konsentrasi suatu larutan asam atau basa dengan
menggunakan larutan baku NaOH atau HCl sebagai penitrasi .
II . Dasar Teori
Titrasi adalah salah satu metode yang digunakan untuk menentukan kadar
secara kuantitatif (konsentrasi) suatu zat yang telah diketahui rumus kimianya.
Titrasi disebut juga analisis massa karena jumlah larutan yang digunakan untuk
penentuan kadar suatu zat diukur dengan tepat.
Untuk menjelaskan apa yang terjadi pada suatu titrasi, maka perlu diketahui
persamaan reaksi, mol, derajat keasaman/kebasaan (pH) dan ekivalen. Pada
metode titrasi, larutan yang akan ditentukan direaksikan dengan sejumlah
tertentu larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan baku/larutan
standar) sampai titik akhir dari reaksi tercapai. Dengan mengukur berapa jumlah
larutan baku yang dibutuhkan oleh larutan sampel, maka kadar larutan sampel
dapat ditentukan.
A. Reaksi kimia harus berlangsung dengan cepat, kuantitatif dan sesuai dengan
perbandingan stoikhiometrinya.
B. Memiliki keboleh ulangan tinggi (perbedaan hasil tidak lebih dari 0,5%)
Titik ekivalen adalah titik dimana jumlah asam ekivalen dengan jumah basa
atau sebaliknya. Untuk menentukan titik ekivalen umumnya digunakan
indikator, yaitu zat yang dapat berubah warnanya pada range pH tertentu.
Indikator harus dipilih dengan tepat sesuai dengan reaksi yang terjadi dan pH
titik akhir titrasi terdapat dalam daerah perubahan warna indikator. Titik akhir
titrasi tidak selalu berimpit dengan titik ekivalen dan selisihnya disebut
kesalahan titrasi. Pemilihan indikator yang tepat dapat memperkecil kesalahan
titrasi ini.
Ada beberapa asam dan basa organik yang tidak terdisosiasi dan bentuk ion
menunjukkan warna yang berbeda. Molekul-molekul ini dapat digunakan untuk
menunjukkan kapan penitran sudah cukup ditambahkan dan disebut indikator
visual.
Kondisi pada saat terjadi perubahan warna indikator disebut titik akhir
titrasi. Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi ,yaitu
kondisi pada saat larutan asam habis bereaksi dengan larutan basa .Pendekatan
antara titik akhir titrasi dan titik ekuivalen titrasi bergantung pada pH perubahan
warna dari larutan indikator. Jika perubahan warna indikator terletak pada pH
titik ekuivalen, maka titik akhir titrasi sama dengan titik ekuivalen. Akan tetapi,
jika perubahan warna terjadi setelah penambahan larutan penitrasi yang
berlebih, maka titik akhir titrasi berbeda dengan titik ekuivalen. Perbedaan
antara titik akhir titrasi dengan titik ekuivalen disebut kesalahan titrasi. Besar
kecilnya kesalahan titrasi ditentukan oleh pemilihan indikator. Jika indikator
yang digunakan tepat,maka kesalahan titrasinya kecil.
Dalam titrasi ada saat dimana terjadi perubahan pH secara drastis.
Kondisi ini terjadi saat titrasi mendekati titik ekuivalen . Perubahan ini akan
tetap terjadi meskipun larutan penitrasi yang ditambahkan sangat sedikit.
Titik ekuivalen dalam titrasi berbeda-beda tergantung jenis titrasinya. Titrasi
asam kuat oleh basa kuat dan sebaliknya mempunyai titik ekuivalen pada
pH 7. Titik ekuivalen titrasi asam lemah oleh basa kuat terjadi pada pH basa,
antara 8 dan 9. Sementara titik ekuivalen titrasi basa lemah oleh asam kuat
berada pada pH asam.
A. Asam
B.Basa
Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan
basa saling berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam
menghasilkan ion hidrogen (H+) yang bermuatan positif, maka dalam hal ini
basa mempunyai arti bahwa ketika suatu senyawa basa dilarutkan ke dalam air,
maka akan terbentuk ion hidroksida(OH-) dan ion positif menurut reaksi
sebagai berikut. Ion hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa hidroksida
(OH) mengikat satu elektron saat dimasukkan ke dalam air. Secara umum, basa
memiliki sifat sebagai berikut:
1. Kaustik
2. Rasanya pahit
3. Licin seperti sabun.
4. Nilai pH lebih dari air suling
5. Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
6. Bisa menghantarkan arus listrik.
4. Titrasi dengan larutan baku HCl 0,1N sampai tepat terjadi perubahan
warna dari kuning menjadi pink
5. Lakukan titrasi 3x (triplo)
5.3.Data Perhitungan
V. Pembahasan dan Kesimpulan
6.1. Pembahasan
Pada percobaan praktikum kali ini kami melakukan titrasi asam basa
dengan 4 sampel dengan menghitung konsentrasi asam HCl dengan
penitrasi basa NaOH,menghitung konsentrasi basa NaOH dengan penitrasi
asam HCl,menghitung konsentrasi asam CH3COOH dengan penitrasi basa
NaOH dan menghitung konsentrasi larutan asam dengan penitrasi NaOH.
6.2.Kesimpulan