TUJUAN :
PENGERTIAN :
Ion H+ dalam air tidak berdiri sendiri membentuk hidronium : H + + H2O ->
H3O+
Asam dapat melepaskan proton jika ada basa yang akan menerimanya, teori ini
tidak hanya berlaku pelarut air juga dalam pelarut lain, misal :
3. Teori Lewis
a. Asam = senyawa yang dapat menerima pasangan elektron sunyi (electron
pair acceptor) dan dapat membentuk suatu ikatan kovalen
b. Basa = senyawa mmempunyai pasangan elektron sunyi (electron pair
donor) dan dapat membentuk suatu ikatan kovalen, seperti senyawa yang
mengandung unsur N atau O
Larutan standar adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara eksak ;
Terdiri dari :
1. Larutan baku primer ; larutan yang tepat diketahui konsentrasinya dan zatnya
harus murni dan merupakan susunan yang tetap ( tidak berubah dalam
larutan ), Contoh : Asam Oksalat, KbrO3, KIO3, NaCl, Asam benzoat
2. Larutan baku sekunder ; larutan yang konsentrasinya ditentukan dengan
larutan baku primer. Digunakan jika tidak dapat dipakai baku primer. Baku
primer zat murni tetapi susunannya tidak harus tetap. Contoh : NaOH, HCl, I 2,
H2SO4, KMnO4
Syarat reagen :
Titik ekivalen
Adalah titik dimana jumlah reagen setara ( ekivalen ) dengan jumlah zat yang akan
ditentukan
D. PEREAKSI
1. Indikatorfenolftalein 0,5 % :
Timbang 100 mG fenolftalein larutkan dalam 10 mL ethanol, tambahkan air 10
mL
2. Larutan baku NaOH 0,1 N :
Timbang 4 Gr NaOH masukan dalam labu ukur 1.000 mL tambahkan air sampai
tanda
3. Pembakuan dengan asam oksalat :
- Timbang teliti 63 mG asamoksalat yang telah dikeringkan dalam pennangas
udara 100 - 105 C o selama 1 jam tambahkan air murni 10mL. Tambah
indikator fenolftalein.
- Titrasi dengan larutan NaOH sampai berwarna merah muda
- Catat volume NaOH , lakukan 2 kali titrasi
4. Pembakuan HCl dengan Na2CO3 anhidrat
- Timbang 53 mG Na2CO3 anhidrat yang telah dikeringkan pada suhu 260 o - 270o
C selama 1/2 jam, masukkan ke dalam labu 250 ml
E. HASIL PERCOBAAN
1. Data hasil pembakuan larutan standar / baku HCl 0,1 N
F. KESIMPULAN :
................................................................................................................................................
MODUL PRAKTIKUM
PERCOBAAN TITRASI ARGENTOMETRI (II)
I. TOPIK PERCOBAAN
Penetapan kadar NACl dalam campuran dengan metode argentometri
I. TUJUAN / AZAS PERCOBAAN
1. Mahasiswa mampu memahami dan
menguasai prisip dan konsep praktikum
argentometri
2. Mahasiswa mampu menetapkan kadar Na Cl
dalam campuran berdasarkan metode
argentometri
3. Azas titrasi reaksi pengendapan.
Rata-rata
Rata-rata
MODUL PRAKTIKUM
TEORI :
Macam komplekson
3. Komplekson III : dibuat dari komplekson II dengan NaOH eqivalen pada pH tertentu
3. Calcon
Prosedur Kerja (Anonim, 2015)
1. Pembuatan Larutan Baku EDTA 0,05 M
Timbang saksama 12,325 m MgSO4.7H2O kemudian dilarutkan dengan air suling dan
cukupkan volume sampai 1 Liter. Pipet 10 ml larutan tersebut, tambahkan 100 mL air
suling dan 2 mL larutan dapar ammonia pH 10 (campuran 17,5 g NH 4Cl dengan 142 mL
ammonia pekat yang kemudian diencerkan sampai 250 mL air suling). Tambahkan
indicator EBT dan titrasi dengan larutan EDTA 0,05 M sampai terjadi perubahan warna
dari merah ke biru.
Ditimbang saksama 100 mg zat uji, kemudian dilarutkan dalam Erlenmeyer dengan
100 mL air suling, tambahkan NaOH encer tetes demi tetes secukupnya hingga terbentuk
endapan yang mantap. Tambahkan 5 mL dapar ammonia pH 10, titrasi dengan EDTA
0,05 M menggunakan indicator EBT-NaCl 20 mg hingga terjadi warna biru.
3. Cara Kerja
Timbang 150 MG ZnSO4 masukan ke erlenmeyer larutkan dalam air,
tambahkan NaOH encer dan 5 ml dapar amonia pH 10, kemudian titrasi
dengan EDTA 0,05 M dengan menggunakan indicator EBT-NaCl 20 mg hingga
terjadi warna biru.
VII. DATA PERCOBAAN
Rata-rata
Rata-rata
Tugas pendahuluan
1.Apa yang dimaksud dengan titrasi kompleksometri ?senyawa apa saja yang
dapat dititrasi dengan komplweksometri ?
2. Sebutkan larutan standarnya apa ? indikatornya apa ?
3. Kondisi titrasinya harus bagaimana ?
4. Bagaimana cara pembakuan larutan standarnya ?
5. Bagaimana cara penetapan titik akhir titrasi ?
MODUL PRAKTIKUM
B. Bahan .
1. Larutan H2SO4
2. Larutan baku KMnO4
3. larutan cuplikan Fe2+
4. Aquades
5. Larutan H2C2O4.
Rata-rata
Rata-rata
HASIL PERCOBAAN
TOPIK PERCOBAAN :
TEORI
Kelebihan NaNO2 berekasi dengan indikator, yaitu indikator dalam tropeolin oo,
metilen biru dan indikator luar pasta kanji
2. Titrasi secara perlahan dengan larutan standar NaNO2 0,1 N. tempatkan ujung buret
di bawah dengan permukaan larutan untuk menghindari oksidasi
3. Tambahkan indikator trofeolin oo 0,1 % dan 5 tetes metilen blue ketika titrasi akan
berakhir
4. Titrasi diakhiri ketika terjadi perubahan warna ungu menjadi warna biru kehijauan
PEREAKSI
1. Larutan standar NaNO2 0,1 N : timbang 0,69 Gr NaNO2 masukan dalam labu
tentukur 100 mL larutkan dalam air sampai tanda.
4. Larutan metilen biru 0,15 % : timbang 150 mG metilen biru larutkan ke dalam 100
mL air.
5. Kertas kanji - Iodida : kertas saring dicelupkan kedalam pasta kanji - Iodida
PROSEDUR KERJA :
C. Tambahkan indikator trofeolin oo 0,1 % dan 5 tetes metilen blue ketika titrasi akan
berakhir
D. Titrasi diakhiri ketika terjadi perubahan warna ungu menjadi warna biru kehijauan
E. Lakukan 2 x titrasi.
Rata-rata
C. Tambahkan indikator trofeolin oo 0,1 % dan 5 tetes metilen blue ketika titrasi akan
berakhir
D. Titrasi diakhiri ketika terjadi perubahan warna ungu menjadi warna biru kehijauan
Rata-rata -
HASIL PERCOBAAN
PUSTAKA :
1. Farmakope Indonesia ed 4
2. Farmakope Rusia IX
TUGAS :
A. SOAL ESSAI
1. Apa yang dimaksud dg titrasi nitrimetri ? maksud dan tujuan titrasi nitrimetri ? apa
titrannya ?
2. Sebutkan bagaimana suasana titrasi nitrimetri (pH) dan temperaturnya ?
3. Bagaimana cara pembakuan larutan NaNO2 ? larutan NaNO2 termasuk baku apa ?
sebutkan alasannya ?
4. Indikator apa saja yang digunakan titrasi nitrimetri ?
5. Bagaimana cara melihat titrasi diakhiri ? terjadi perubahan warna apa ?
B. SOAL PRAKTIKUM :
TOPIK
PENETAPAN KADAR SULFANILAMIDA DALAM SAMPEL SECARA NITRIMETRI