PROGRAM D3 FARMASI
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan dari titrasi adalah untuk menentukan secara kuantitatif suatu zat dalam larutan
dengan zat / larutan lain yang konsentrasinya telah diketahui melalui reaksi secara
bertahap hingga mencapai titik stoikhiometri.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa diharapkan dapat memahami konsep titrasi asam basa.
2. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan dan memahami proses titrasi asam basa.
3. Mahasiswa diharapkan dapat membuat larutan baku dan larutan sekunder sesuai dengan
normalitas yang diingikan.
4. Mahasiswa diharapkan mampu menghitung konsentrasi larutan yang ditentukan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer maupun titran. Titer adalah
larutan standar, yatu larutan yang sudah diketahui konsentrasinya dan ditempatkan dalam buret.
Sedangkan titran adalah larutan yang akan ditentukan konsentrasinya, biasanya ditempatkan
dalam labu erlenmeyer. Kadar atau konsentrasi asam ditentukan dengan menggunakan larutan
basa atau sebaliknya. Rekasi yang terjadi pada titrasi asam basa adalah berdasarkan reaksi
penetralan, sehingga titrasi asam -basa seriing disebut juga dengan titrasi netralisasi. Pada
prinsipnya, rekasi yang terjadi adalah reaksi netralisasi yaitu :
H ⁺ + OH⁻ H₂O
Reaksi netralisasi terjadi antara ion hidrogen dari larutan asam dengan ion hidroksida
dari larutan basa dan membentur air yang berisfat netral. Berdasarkan konsep lain reaksi
netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (pemberi) dengan
akseptor proton (penerima).
Larutan standar adalah larutan yang telah ditetapkan konsentrasinya, Dalam titrasi larutan standar
disebut dengan titran.Tahap pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan titrasi adalah
pembuatan larutan standar.Suatu larutan dapat digunakan sebagai larutan standar bila memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
Suatu larutan yang memenuhi persyaratan disebut larutan standard primer, sedangkan larutan
standard sekunder adalah larutan standard yang bila akan digunakan untuk standardisasi harus
distandardisasi lebih dahulu dengan larutan standard primer.
Jika volume larutan standar sudah diketahui dari percobaan maka konsentrasi senyawa di dalam
larutan yang belum diketahui dapat dihitung dengan persamaan berikut :
M = % X ϱ X 10 dimana M : Molaritas
10 : Konstanta
Mr : Berat Molekul
Kemudian angka yang telah di dapatkan dimasukkan dalam persamaan :
M₁V₁ = M₂V₂
2.4 Indikator
Indikator adalah suatu asam atau basa organik lemah yang menunjukkan warna berbeda
antara bentuk molekular (tidak terionisasi) dan bentuk terinisasinya. Kedua bentuk ini
tergantung pada pH larutan yang diuji. Indikator ditambahkan pada titran sebelum proses
titrasi dilakukan. Indikator akan berubah warna ketika titik ekivalen terjadi, jika warna
indikator berubah, maka pada saat itu titrasi dihentikan. Indikator yang digunakan pada
titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH.
Penambahan indikator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya sekitar dua atau tiga
tetes. Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat
mungkin dengan titik ekivalen. Hal ini dapat dilakukan dengan memilih indikator yang
tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.
Pemilihan indikator untuk titrasi bergantung pada kekuatan asam dan basa yang
digunakan dalam titrasi. Dengan memilih indikator yang tepat untuk titrasi, maka titik
akhir titrasi dapat digunakan untuk menentukan titik ekivalen.
Titik ekivalen adalah titik dimana reaksi penetralan tepat tercapai sehingga titrasi
harus dihentikan. Hal ini dapat diamati dari perubahan warna indikator. Sejatinya
indikator akan berubah warna pada saat titik ekivalen tercapai di mana titer yang
ditambahkan dengan jumlah mol tertentu sama dengan jumlah mol dari larutan titran.
Pada titrasi asam-basa kuat, titik akhir dari titrasi adalah titik pada saat pH reaktan
sekitar 7, Jika menggunakan indikator fenolphtalein maka akan terjadi perubahan warna
menjadi merah muda, tetapi indikator yang tepat untuk titrasi asam basa adalah
bromtimol biru atau BTB.
Cara mengetahui titik ekivalen Ada dua cara untuk mengetahui titik akhir titrasi asam
basa, antara lain :
Indikator yang digunakan pada titrasi banyak jenisnya dan mempunyai trayek pH
berbeda seperti ditunjukkan pada tabel :
NAMA WARNA DALAM WARNA DALAM KISARAH pH
ASAM BASA
METODE KERJA
3.1 Alat
1. Erlenmeyer
2. Buret
3. Klem
4. Statif
5. Pipet tetes
6. Batang pengaduk
7. Beaker glass
8. Labu ukur
9. Gelas ukur
10. Spatula
12. Timbangan
3.2 Bahan
1. Laruta NaOH
2. Larutan CH3COOH 6%
M₁ V₁ = M₂ V₂
V₁ = 9,6 ml
M = 6 X 1,04 X 10
60
= 1,04 M
- Ambil CH3COOH 9,6 ml masukkan dalam labu ukur, tambahkan aquadest ad
100ml, aduk ad homogen
- Siapkan 3 erlenmeyer
- Ambil larutan CH3COOH sebanyak 5 ml, masukkan dalam masing-masing
labu ukur yang disiapkan
- Tambahkan indikator PP sebanyak 6-7 tetes kedalam masing-masing larutan
CH3COOH.
5. Lakukan titrasi dengan larutan NaOH
Catatlah :
V awal Larutan NaOh (sebelum titrasi) : 22 ml
V akhir Larutan NaOH (sesudah titrasi) : 25,6 ml
6. Titik Ekuivalen tercapai dengan adanya perubahan warna pada larutan CH3COOH
dari bening menjadi pink kemerahan.
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN