Disusun Oleh :
Kelompok : 9 (Sembilan)
Program Studi : Teknik Lingkungan
Nama :
Maura Maharani (2109046009)
Shafarudin Nur (2109046046)
Asisten Praktkum :
Alfiyya (1909066031)
Dalam menentukan kadar asam dan basa suatu larutan, metode atau cara yang
sering digunakan adalah titrasi asidimetri-alkalimetri. Metode ini sering
digunakan karena pelaksanaannya mudah, cepat, teliti, dan ketepatannya
cukup tinggi. Titrasi asidimetri-alkalimetri terbagi menjadi dua, yaitu
asidimetri dan alkalimetri. Titrasi asidimetri adalah titrasi dengan
menggunakan larutan standar asam untuk menentukan basa. Asam-asam yang
biasanya digunakan dalam titrasi ini adalah asam oksalat, HCl, asam cuka,
dan asam borat. Titrasi alkalimetri adalah titrasi yang menggunakan larutan
satandar basa untuk menentukan asam. Pada proses titrasi asidimetri dan
alkalimetri juga menggunakan indicator pH yang sesuai, seperti Indikator PP.
Indikator PP (fenolptalin). Indicator PP ini memberikan perubahan warna
dengan warna merah dalam larutan basa dan tidak bewarna dalam larutan
asama dan netral.
Oleh karena itu, praktikum kimia dasar tentang asidimetri dan alkalimetri ini
dilakukan untuk menentukan konsentrasi larutan asam dan basa, dimana
asidimetri dilakukan untuk menentukan konsentrasi larutan basa. Sedangkan
alkalimetri untuk menentukan konsentrasi larutan asam.
1.2. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini, yaitu:
a. Untuk mengetahui konsentrasi NaOH
b. Untuk mengetahui konsentrasi CH3COOH
c. Untuk mengetahui prinsip Asidimetri dan Alkalimetri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Titrasi adalah penambahan larutan baku (larutan yang telah diketahui dengan tepat
konsentrasinya) kedalam larutan lain dengan bantuan indikator sampai tercapai
titik ekuivalen. Titrasi dihentikan tepat pada saat indicator menunjukkan
perubahan warna. Saat perubahan warna indicator disebut titik akhir titrasi
(Brady,1990)
Titrasi merupakan metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan
di laboratotium untuk menentukan konsentrasi suatu reaktan. Oleh karena
pengukuran volume berperan penting dalam titrasi, maka teknik ini juga disebut
dengan analisis volumetrik. Analisis titrimetrik merupakan satu dari bagian utama
kimia analirik dan perhitungannya didasarkan pada hubungan kuantitatif reaksi-
reaksi kimia. Menurut Raymond Chang, rekasi kimia yang digunakan sebagai
dasar titrasi adalah (1) reaksi yang melibatkan asam kuat dan basa kuat, (2) reaksi
yang melibatkan asam lemah dengan asam kuat, dan (3) reaksi yang melibatkan
asam kuat dan basa kuat. Larutan standar adalah larutan yang telah ditetapkan
konsentrasinya, Dalam titrasi larutan standar disebut dengan titran. Tahap pertama
yang harus dilakukan sebelum melakukan titrasi adalah pembuatan larutan
standar. Suatu larutan yang memenuhi persyaratan disebut larutan standard
primer, sedangkan larutan sekunder adalah larutan standard yang bila akan
digunakan untuk standarisasi harus distandarisasi lebih dahulu dengan larutan
standard primer (Setiawati, 2015)
Titik akhir titrasi adalah titik pada saat titrasi diakhiri/dihentikan. Dalam titrasi
biasanya diambil sejumlah alikuot tertentu yaitu bagian dari keseluruhan larutan
yang dititrasi kemudian dilakukan proses pengenceran (W. Haryadi,1990)
Suatu asam yang mempunyai pH kurang dari 7 jika ditambah basa yang pH-nya
lebih dari 7, maka pH asam akan naik, sebaliknya suatu bas ajika ditambah asam,
maka pH basa akan turun. Apabila penambahan zat dilakukan tetes demi tetes
kemudian dihitung pH-nya akan diperoleh kurva titrasi, yaitu grafik yang
menyatakan pH dan jumlah larutan standar yang ditambahkan (Utami et, al. 2009)
Asidi dari kata acid (Bahasa inggris) yang berarti asam sedang metri dari Bahasa
Yunani yang berarti ilmu, proses, atau seni mengukur. Asimetri berarti
pengukuran jumlah asam atau pengukuran dengan asam. Titrasi asidimetri-
alkalimetri merupakan titrasi yang berhubungan dengan asam-basa
(Padmaningrum, 2006)
Asidimetri merupakan suatu metode pengukuran kadar kebasaan suatu zat dengan
menggunakan larutan asam sebagai standar. Standar asam yang sering digunakan
adalah asam klorida (HCl) dan asam sulfat (H2SO4). Kedua asam tersebut
umumnya ada dalam keadaan pekat. Alkalimetri merupakan suatu teknik analisis
untuk mengetahui kadar keasaman suatu zat dengan menggunakan larutan standar
basa. Basa yang digunakan biasanya adalah natrium hidroksida (NaOH). Sebelum
digunakan, larutan NaOH harus distandarisasi dahulu dengan asam oksalat
(H2C2O4) (Setiawati, 2015)
BAB III
METODE
3.1.2. Bahan-bahan
a. Larutan CH3COOH 0,1M
b. Larutan NaOH 0,1M
c. Larutan C2H2O4
d. Indikator PP
e. Akuades
3.2.2. Alkalimetri
a. Dimasukkan larutan CH3COOH kedalam labu Erlenmeyer
b. Dimasukkan indikator PP sebanyak 3 tetes kedalam bahan yang akan
di filtrasi
c. Difiltrasi larutan CH3COOH dengan menggunakan larutan NaOH
hingga terjadi perubahan warna
d. Dihentikan filtrasi saat indikator berubah warna menjadi merah
lembayung.
BAB IV
TUGAS
4.2 Jawaban
a. Peran bahan-bahan yang digunakan pada Alkalimetri, yaitu indikator
PP berperan dalam menentukan titik akhir titrasi karena pada akhir
titrasi indikator akan mengalami perubahan warna. CH3COOH
berperan sebagai titrat atau bahan yang akan dititrasi. NaOH berperan
sebagai pentiter atau titran, yaitu zat yang mentitrasi suatu asam yang
ingin ditentukan konsentrasinya.
b. Titik akhir titrasi adalah titik pada saat titrasi diakhiri atau dihentikan.
Proses titrasi dihentikan apabila indikator asam basa mengalami
perubahan warna.
c. Diketahui:
V CH3COOH = 10 ml
V NaOH rata-rata = 6,3 ml
M NaOH = 0,1 M
Ditanya:
M CH3COOH?
Jawab:
V1 × N1 = V2 × N2
N=n×M
𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑛𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑀𝑁𝑎𝑂𝐻 = 𝑉𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 × 𝑛𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 × 𝑀𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻
0,1 𝑀 × 1 × 6,3 𝑚𝑙 = 10 𝑚𝑙 × 1 × 𝑀𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻
0,1 𝑀×6,3 𝑚𝑙
𝑀𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 10 𝑚𝑙
𝑀𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 0,063 𝑀
d. Dalam percobaan asidimetri, larutan C2H2O4 ketika di teteskan
dengan indikator PP warnanya berubah menjadi merah lembayung.
Kemudian jika larutan tersebut difiltrasikan dengan NaOH, warna
larutan berubah menjadi bening. Berikut bentuk reaksi dari percobaan
asidimetri antara C2H2O4 dengan NaOH dan indikator PP:
𝐶2 𝐻2 𝑂4(𝑎𝑞) + 2𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑎𝑞) → 𝑁𝑎2 𝐶2 𝑂4(𝑎𝑞) + 2𝐻2 𝑂(𝑙)
e. Pada titrasi asidimetri dan alkalimetri indikator yang digunakan
adalah indikator fenolftalein (PP). hal ini dikarenakan indikator PP
atau fenolftalein memiliki harga murah dan mempunyai karakteristik
yang sangat cocok untuk digunakan pada titrasi asam lemah dan basa
kuat. Selain itu, indikator PP juga menunjukkan perubahan warna
pada larutan asam dan basa. pada larutan basa, indikator akan
berubah menjadi merah jika pH melampaui 8,3 sedangkan pada
larutan asam atau netral tidak terjadi perubahan warna.
DAFTAR PUSTAKA
Utami, Budi, dkk. 2009. Kimia 2: Untuk SMA/MA Kelas XI, Program Ilmu Alam.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Widodo, D. S., Hastuti, R., & Gunawan. 2009. Buku Ajar Analisis Kuantitatif.
Semarang: Universitas Diponegoro Semarang.
Yurida, Mutia., Evi Afriani., & Susila Arita. 2013. Asidi-Alkalimetri. Jurnal
Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya. No.2, Vol. 19.
LAMPIRAN