Disusun oleh:
Kelompok : 5 (lima)
Program studi : Teknik Kimia
Nama :
Fina Rafika Haque 2109066003
Muhammad Farhan Aziz 2109066047
Asisten praktikum :
Alfiyya 1909066031
Terdapat banyak jenis titrasi berdasrkan larutan standar yang digunakan dalam
proses pengerjaannya. Salah satu jenis titrasi yang banyak dijumpai adalah
titrasi asam basa atau asidimetri-alkalimetri. Asidimetri adalah titrasi dimana
larutan standar yang digunakan adalah asam, sedangkan alkalimetri
menggunakan larutan basa sebagai larutan standar nya.
Titrasi asam basa atau tritrasi penetralan merupakan metode standar yang
banyak digunakan di laboratorium atau laboratorium industri, karena
pengerjaannya yang cukup mudah dan cepat. Dalam proses titrasi perlu
menggunakan suatu larutan indikator yang berfungsi untuk menunjukkan titik
akhir dari titrasi tersebut sehingga titrasi dapat dihentikan.
Oleh karena itu, praktikum ini penting untuk dilakukan agar praktikan dapat
memahami prosedur pengerjaan titrasi dalam menentukan suatu kadar asam dan
basa dari suatu larutan sampel.
1.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini yaitu sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui proses pengerjaan titrasi asidimetri dan alkalimetri
b. Untuk menentukan konsentrasi larutan asam CH3COOH.
c. Untuk menentukan konsentrasi larutan basa NaOH.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Analisa kuantitatif adalah analisa penetapan jumlah suatu zat tertentu di dalam
suatu larutan sampel. Analisa kuantitatif berkaitan dengan identifikasi zat kimia
(Day dan Underwood, 2002). Studi kuantitatif mengenai reaksi penetralan asam
basa paling nyaman apabila dilakukan dengan menggunakan prosedur yang
disebut titrasi (titration), dalam percobaan titrasi, suatu larutan yang konsentrainya
diketahu secara pasti, disebut dengan larutan standar (standart solution),
ditambahkan secara bertahap ke larutan lain yang konsentrasinya tidak diketahui,
sampai reaksi kimia antara kedua larutan tersebut berlangsung sempurna (Chang,
2005).
Rekasi netralisasi dapat dipakai untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau
basa. Caranya adalah dengan menambahkan setetes demi setetes larutan basa
kepada larutan asam. Setiap basa yang diteteskan akan bereaksi dengan asam, dan
penetesan diberhentikan pada saat jumlah mol H+ setara dengan jumlah OH-. Pada
saat itu larutan bersifat netral dan disebut titik ekivalen. Cara seperti ini disebut
titrasi, yaitu analisa dengan mengukur jumlah larutan yang diperlukan untuk
bereaksi tepat sama dengan larutan lain. Analisa ini disebut juga analisa volumetri,
karena yang diukur adalah volume larutan basa yang terpakai dengan volume
tertentu larutan asam (Syukri, 1999).
Asidimetri berasal dari kata aside dan metri, dimana aside berasal dari kata aad
yang berarti asam sedangkan metri berasal dari Bahasa Yunani yang berarti ilmu,
proses, seni mengukir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa asidemetri adalah
pengukuran jumlah asam atau pengukuran dengan asam untuk menentukan basa.
Titrasi asidimetri-alkalimetri merupakan titrasi yang berhubungan dengan reaksi
asam basa (Padmaningrum, 2013).
Keberhasilan dalam titrasi asam-basa sangat ditentukan oleh kinerja indikator yang
mampu menunjukkan titk akhir dari titrasi. Indikator merupakan suatu zat yang
ditambahkan ke dalam larutan sampel sebagai penanda yang menunjukkan telah
terjadinya titik akhir titrasi pada analisa volumetrik. Suatu zat dapat dikatakan
sebagai indikator titrasi asam-basa jika dapat memberikan perubahan warna
sampel seiring dengan terjadinya perubahan konsentrasi ion hidrogen atau
perubahan pH (Day dan Underwood, 1986).
3.1.2 Bahan
a. CH3COOH 0,1 M
b. NaOH 0,1 M
c. C2H2O4 0,1 M
d. Indikator Fenolflatein
e. Akuades
Dari data diatas tentukan konsentrasi larutan NaOH jika diketahui volume
NaOH didalam erlenmeyer sebanyak 10 mL dan konsentrasi C2H2O4 0,1 M
4. Tuliskan bentuk reaksi dari NaOH dengan CH3COOH dan reaksi CH3COOH
dengan indikator PP pada percobaan alkalimetri!
5. Berikan pendapat anda kenapa pada percobaan asidimetri dan alkalimetri
dilakukan titrasi sebanyak tiga kali!
4.2 Jawaban
1. Asidimetri dan alkalimetri merupakan metode penentuan kadar atau konsentrasi
suatu larutan berdasarkan volume larutan standar yang yang digunakan dalam
proses pengerjaannya. Perbedaan asidimetri dan alkalimetri terletak pada
larutan standar yang digunakan asidimetri menggunakan larutan standar asam
seperti HCl untuk menentukan kadar larutan basa, sedangkan alkalimetri
menggunakan larutan standar basa untuk menentukan kadar dari larutan asam.
2. Indikator fenolflatein pada percobaan titrasi asidimetri dan alkalimetri
berfungsi sebagai penunjuk titik akhir titrasi dengan terjadi perubahan warna
sehingga titrasi dapat dihentikan.
3. Diketahui
Volume C2H2O4
Titrasi 1 : 10,5 mL
Titrasi 2 : 11 mL
Titrasi 3 : 10 mL
Konsentrasi C2H2O4 : 0,1 M
Volume NaOH : 10 mL
10,5+11+10
Volume C2H2O4 rata-rata =
3
31,5
=
3
= 10,5 mL
Konsentrasi NaOH
V1 × M1 = V2 × M2
10× M1 = 10,5× 0,1
10,5 ×0,1
M1 =
10
1,05
M1 =
10
M1 = 0,105
Jadi dari perhitungan tersebut diperoleh konsentrasi NaOH yaitu 0,105 M
4. Persamaan reaksi NaOH dan CH3COOH
NaOH + CH3COOH CH3COONa + H2O…….(4.1)
Persamaan reaksi CH3COOH dan Indikator PP
CH3COOH + C20H14O4 C20H14O4CH3COOH……..(4.2)
5. Pada praktikum asidimetri dan alkalimetri dilakukan titrasi sebanyak tiga kali
yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Ratnasari, Sinta., Dkk. (2016). Studi Potensi Ekstrak Daun Adam Hawa (Rhoco
Discolar) Sebagai Indikator Titrasi Asam Basa. Jurnal Chemica et Natura Acta.
Univesitas Islam Negeri Gunung Jati. Vol.04, No.02: 39.
Suratman, Arthy Herawaty. (2014). Titrasi Asam Basa. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Jurnal Titrasi Asam Basa | PDF (scribd.com). Diakses
tanggal 18 Oktober 2021.