Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Praktikum Titrasi Penetralan Asidimetri dan Aplikasi

pada Cuka Pasar

Laboratorium Kimia Analitik

Oleh

Mareidha Nanda Dewi/

KB2018(18030234036)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

KIMIA

S1 KIMIA

2019
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada aplikasi percobaan titrasi, larutan yang telah diketahui konsentrasinya


secara pasti dapat dikatakan sebagai larutan standar (standar solution).
Penambahan larutan standar dilakukan hingga reaksi berlangsung secara sempurna.
Beberapa percobaan titrasi harus dibantu dengan indikator agar mengetahui apakah
larutan tersebut sudah mencapai titik ekuivalen atau belum, hal ini dapat ditandai
dengan perubahan warna larutan (Chang,2005:111).

Indikator adalah salah satu bagian yang paling penting dalam analisis
titrimetrik, karena kemampuan indikator dapat menunjukan titik akhir dari titrasi.
Pada titrasi asam basa, indikator merupakan zat yang memiliki perubahan warna
yang agak tajam dalam medium asam dan basa. Terdapat beberapa indikator
dengan jangkauan pH masing masin yang dapat digunakan dalam titrasi asam basa,
diantaranya yaitu : fenolftalein, metil merah, metil jingga, dan brontimol biru.

Terdapat pula indikator yang terbuat dari bahan bahan alam dan telah
banyak digunakan misalnya kubis ungu, bunga sepatu, kunyit, kulit buah manggis
dan lain lain. Penggunaan indikator alami sebagai asam-basa pernah dilakukan oleh
beberapa ilmuan dan menghasilkan ekstrak zat warna dalam daun rhoe discolor
hasil maserasi dengan pelarut air dan alkohol dapat digunakan sebagai indikator
alami dalam titrasi asam-basa. Zat warna ini merupakan indikator dua warna yang
berubah warna dari coklat ke hijau atau merah kehijau.

Titrasi asam basa merupakan salah satu metode untuk menentukan kadar
asam ataupun kadar basa pada suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah
diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang
terlibat didalam proses titrasi. Ada pula titrasi redoks untuk titrasi yang melibatkan
reaksi reduksi dan reaksi oksidasi dan titrasi yang lain yaitu titrasi kompleksometri
yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menentukan standarisasi larutan basa?
2. Berapa kadar CH3COOH dalam cuka pasar?

2.3 Tujuan
1. Menentukan kadar CH3COOH dalam cuka pasar
2. Menentukan standarisasi larutan basa
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Reaksi asam basa dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu


larutan asam atau basa. Penentuan tersebut dilakukan dengan cara meneteskan
larutan yang telah diketahui konsentrasinya ke dalam sejumlah larutan yang
belum diketahui konsentrasinya atau pun sebaliknya hal ini biasa disebut dengan
proses titrasi. Penetesan zat yang sudah diketahui konsentrasinya tersebut
dilakukan hingga asam dan basa tepat habis bereaksi dan waktu yang digunakan
pada penambahan disebut dengan titik ekuivalen.

2.1.1 Perlakuan asam dan Basa Bronsted

Pada tahun 1923 Bronsted mempresentasikan suatu pandangan baru tentang


suatu perilaku asam dan basa yang mempertahankan kebenaran perlakuan
kesetimbangan Arrhenius tetapi secara konseptual lebih luas dan memberikan
informasi jauh lebih banyak. Dalam penertian Bronsted asam adalah segala zat
yang dapat memberikan proton dan basa adalah zat yang menerima proton. Ketika
suatu asam menghasilkan proton, spesies yang kekurangan harus mempunyai
sedikit afinitas proton, sehingga merupakan suatu basa. Jadi, dalam perlakuan
Bronsted dapat ditemui asam-basa konjugat:

HB ↔ H+ + B

Asam HB secara listrik bisa bersifat netral, anion, atau kation (misalnya HCl,
HSO4-, NH4+), sehingga tidak dapat disebutkan muatannya baik HB maupun B.

Sebagai unit unsur yang bermuatan positif, proton memiliki suatu kerapatan
muatan yang membuat keberadaannya yang bebas dalam larutan sangat tidak
mungkin. Jadi untuk mengubah HB menjadi B, suatu akseptor proton (yaitu basa
lainnya) harus ada. Seringkali seperti dalam penguraian asam asetat dalam air,
basa ini bisa jadi adalah pelarut itu sendiri.(Underwood,2002)
2.1.2 Larutan Standar
Proses analisis untuk menentukan jumlah yang tidak diketahui dari suatu
zat, dengan mengukur volume larutan pereaksi yang diperlukan untuk reaksi
sempurna disebut analisis volumetri. Analisis ini juga menyangkut pengukuran
volume gas.
Proses mengukur volume larutan yang terdapat dalam buret yang
ditambahkan ke dalam larutan lain yang diketahui volumenya sampai terjadi
reaksi sempurna disebut titrasi. Larutan yang diketahui konsentrasinya disebut
larutan standar. Proses penentuan konsentrasi larutan yang diketahui
konsentrasinya, yang akan digunakan pada analisis volumetrik. Ada cara dalam
menstandarkan larutan yaitu:
1. Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu, kemudian diencerkan sampai memperoleh volume tertentu secara
tepat. Larutan ini disebut larutan standar primer, sedangkan zat yang digunakan
disebut standar primer.
2. Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara menimbang
zat kemudian melarutkannya untuk memperoleh volume tertentu, tetapi dapat
distandarkan dengan larutan standar primer, disebut larutan standar sekunder.
(Ilham,2017)

Larutan Standar Primer


Larutan titran haruslah diketahui komposisi dan konsentrasinya. Idealnya
kita harus memulai dengan larutan standar primer. Larutan standar primer dibuat
dengan melarutkan zat kemurnian yang tinggi (standar primer) yang diketahui
dengan tepat beratnya dalam suatu larutan yang diketahui dengan tepat
volumenya. Apabila titran tidak cukup murni, maka perlu di standarisasi dengan
standar primer.
Syarat bahan untuk membuat larutan standar primer:
 Kemurnian tinggi
 Stabil terhadap udara
 Bukan kelompok hidrat
 Tersedia dengan mudah
 Cukup mudah larut
 Berat molekul cukup besar
Larutan baku primer harus dibuat dengan :
a. Penimbangan dengan telitinmenggunakan neraca analitik
b. Dilarutkan dalam labu ukur
Contoh larutan yang dapat digunakan sebagai larutan baku primer adalah
C2H2O4 .2H2O (asam oksalat). Asam oksalat adalah zat padat.halus, putih, larut
dalam air. Asam oksalat merupakan asam divalent dan pada titrasinya selalu
sampai terbentuk garam normalnya. Berat ekuvalent asam oksalat adalah 63.
(Keenan, 1991)
Larutan Standar Sekunder:
Larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya diperoleh
dengan cara menitrasi dengan larutan standar primer. NaOH tidak dapat dipakai
untuk standar primer disebabkan NaOH bersifat higroskopis oleh sebab itu maka
NaOH harus dititrasi dahulu dengan KHP agar dapat dipakai sebagai standar
primer. Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik adalah
sejenis basa logam kaustik.natrium Hidrosida membentuk larutan alkalin yang
kuat ketika dilarutkan dalam air. Natrium Hidroksida murni berbentuk putih padat
dan tersedia dalam bentuk pellet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%.
NaOH bersifat lembam cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari
udara bebas, ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika
dilarutkan. NaOH juga larut dalam etanol dan methanol, walaupun larutan NaOH
dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. NaOh tidak larut
dalam eter dan pelarut non polar lainnya. Begitu juga dengan H2SO4dan HCl tidak
dapat digunakan sebagai standar primer, supaya menjadi standar sekunder maka
larutan ini dapat dititrasi dengan larutan standar primer NaCO3.
Larutan Standar Tersier
Larutan standar tersier adalah larutan yang konsentrainya diperoleh dengan
cara menitrasi dengan larutan standar sekunder yang terlebih dahulu telah
distandarisasi dengan larutan standar primer.
2.1.3 Beberapa Indikator Asam-Basa
Indikator asam basa sebagai zat penunjuk derajat keasaman larutan adalah
senyawa organic dengan struktur rumit yang berubah warnanya bila pH larutan
berubah. Indikator dapat berupa asam lemah atau basa lemahnya yang memiliki
warna cukup tajam, hanya dengan beberapa tetes indikator dapat digunakan untuk
menetapkan titik ekivalen dalam titrasi asam basa ataupun untuk menentukan
tingkat keasaman larutan.
Beberapa indikator asam-basa :
Perubahan Warna dengan
Indikator Rentang pH
Meningkatnya pH
Asampikrat Tidak berwarna ke kuning 0,1-0,8
Timolbiru Merah ke kuning 1,2-2,8
2,6-Dinitrofenol Kuning ke biru 2,0-4,0
Metil kuning Merah ke kuning 2,9-4,0
Bromfenol biru Kuning ke biru 3,0-4,6
Metil oranye Merah ke kuning 3,1-4,4
Bromkresol hijau Merah ke biru 3,8-5,4
Metil merah Merah ke kuning 4,2 - 6,2
Litmus Merah ke biru 5,0-8,0
Metil ungu Ungu ke hijau 4,8-5,4
p-Nitrofenol Tidak berwarna ke kuning 5,6-7,6
Bromkresol ungu Kuning ke ungu 5,2-6,8
Bromtimol biru Kuning ke biru 6,0-7,6
Netral merah Merah ke kuning 6,8-8,0
Fenol merah Kuning ke biru 6,8-8,4
p-a-Naftolftalein Kuning ke biru 7,0-9,0
Fenolftalein Tidak berwarna ke merah muda 8,0-9,6
Timolftalein Tidak berwarna ke biru 9,3-10,6
Alizariankuning
Kuning ke violet 10,1-12,0
R
1,3,5-
Tidak berwarna ke oranye 12,0-14,0
Trinitrobenzena

2.1.4 Cara Mengetahui Titik Ekivalen


Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titran.
Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan
dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titran ditambahkan titer
sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekivalen (artinya secara
stoikiometri titran dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai
“titik ekivalen”. Pada saat titik ekivalen ini maka proses titrasi dihentikan,
kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan
tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer
maka kita bisa menghitung kadar titran.
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam
basa.
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi
dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk
memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik
ekuivalen”.
2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titran sebelum
proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen
terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan. Pada umumnya cara kedua dipilih
disebabkan kemudahan pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat
praktis. Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator yang tepat
dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan. (Sukmariah, 2013)

2.1.5 Penentuan kadar CH3COOH dalam cuka pasar


Asam asetat merupakan cairan jernih dengan bau asam yang menyengat.
Asam asetat ini sebagai cairan pereaksi dan memiliki kegunaan yang cukup
banyak bagi kehidupan sehari-hari seperti halnya sebagai pengatur tingkat
keasaman pada industri makanan, dalam pembuatan pestisida dan lain sebagainya.
Asam asetat memiliki beberapa nama antara lain asam etanoat, vinegar
(mengandung miimal 4 gram asam asetat per 100 mL larutan) atau gugus asam
karboksilat. Rumus molekul dari asam asetat adalah C2H2O2. Rumus ini seringkali
ditulis CH3-COOH, CH3COOH, atau CH2CO2H. kandungan asam asetat dalm
cuka maksimal 25%.
Sifat-sifat asam asetat ;
1. Berat molekul 60,05
2. Berupa cairan jernih (tidak berwarna)
3. Berbau khas
4. Mudah larut dalam air, alcohol dan eter
5. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah (korosif)
6. Asam asetat bebas air membentuk Kristal mirip es pada 16,7 oC sedikit
dibawah suhu ruang
7. Mempunyai titik didih 118,1oC
8. Mempunyai titik beku 16,7oC
9. Spesifik grafity 1,04 gram (Sukmariah, 2013)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat

- Buret 50 mL 1 buah
- Pipet tetes 5 buah
- Erlenmeyer 250 mL 1 buah
- Statif dan klem 1 set
- Labu ukur 100 mL + tutup 1 buah
- Gelas kimia 250 mL 1 buah
- Spatula 1 buah
- Neraca analitik 1 buah
- Corong 1 buah
- Kaca arloji 1 buah

3.2 Bahan
- Asam oksalat 0,6324 gram
- Cuka pasar 25 mL
- Indikator PP 18 tetes
- Larutan NaOH secukupnya
- Aquades secukupnya

3.3 Prosedur
3.3.1 Pembuatan Larutan NaOH ±0,1 N
Serbuk NaOH ditimbang dalam kaca arloji sebanyak ±4,2 gram lalu
dilarutkan dengan sedikit aquades yang sudah dididihkan dan diencerkan hingga
mencapai volume 1 liter lalu dikocok hingga homogen dan disimpan dalam botol
dengan sumbat karet.
Reaksi : NaOH(s) + H2O(l) → NaOH(aq)
3.3.2 Standarisasi Larutan NaOH ±0,1N dengan Asam Oksalat
a) Membuat bahan baku asam oksalat
Asam oksalat (H2C2O4.2H2O) ditimbang kaca arloji sebanyak ±0,6323
gram lalu dipindahkan pada labu ukur 250ml dan dilarutkan dengan air setelah itu
diencerkan hingga tanda batas dan dikocok hingga tercampur dengan sempurna.
Reaksi : H2C2O4(s) + 2H2O(l) → H2C2O4(aq)
b) standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat
bilas buret dengan larutan NaOH hingga bersih lalu diisi tepat pada tanda
batas. (disarankan untuk tidak menggunakan buret dengan kran kaca)
Asam Oksalat dipipet sebanyak 25ml dan dimasukkan dalam erlenmeyer
ukuran 250ml lalu ditambahkan 3tetes indikator PP(fenolftalin).
Titrasikan dengan NaOH dan hentikan proses titrasi pada saat terjadi
perubahan warna indikator. Lalu baca dan catat angka pada buret pada awaldan
akhir titrasi, tentukan volume NaOH yang diperlukan. Ulangi titrasi sebanyak 3
kali dengan volume asam oksalat yang sama. Hitung konsentrasi rata rata NaOH.
Reaksi : H2C2O4(aq) + 2NaOH(aq) → Na2C2O4(aq) + 2H2O (l) (John,C,2005).

3.3.3 Penentuan kadar CH3COOH dalam cuka pasar


Ukur berat jenis cuka yang akan diteliti terlebih dahulu. Pipet asam cuka
sebanyak 10ml dicatat merk/cap, lalu dimasukkan dalam labu ukur 250ml dan
ditambahkan 3 tetes indikator PP (fenolftalin). Titrasikan dengan larutan NaOH
standar sampai terjadi perubahan warna indikator. Lakukan pengulangan sebanyak
3 kali. Lalu hitung kadar CH3COOH dalam cuka pasar sebelum diencerkan.
Reaksi : CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l)
(Underwood,2002)
Daftar Pustaka

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Jilid 6. Jakarta: Erlangga


Day, R. A. Underwood, A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif (edisi ke-6).
Jakarta: Erlangga
Ilham, S. 2017. Praktikum Kimia Analitik Kuantitatif. Universitas Negeri
Gorontalo.
Keenan, Charles W, dkk.1991. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Sukmariah, W. 2013. Jurnal Praktikum Analitik Kuantitatif. Universitas
Tadulako.
Sunarso, Rizqi. 2014. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 N dan Penggunaanya dalam
Penentuan Kadar Asam Cuka. Yogyakarta: Institut Pertanian Stiper

Anda mungkin juga menyukai