PERCOBAAN III
PENENTUAN KADAR BESI (Fe) DALAM SAMPEL AIR LIMBAH
MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis
OLEH
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kebutuhan akan air bersih. Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat,karena air merupakan salah satu media dari berbagai
macam penularan penyakit Air yang bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna,
Air dapat bermanfaat bagi mahluk hidup tetapi apabila air mengandung besi
dengan konsentrasi yang tinggi hal ini justru dapat merugikan mahluk hidup. Air
yang mengandung besi biasanya berwarna agak kuning, rasanya amis, menimbulkan
karat besi pada sisi pipa atau bak, menimbulkan bakteri besi dan dapat menodai kain
atau perkakas rumah tangga. Besi merupakan salah satu logam yang banyak
digunakan dalam industri. Besi merupakan unsur terbanyak keempat dalam litosfer
bumi setelah oksigen, silikon, dan aluminium. Menurut Surat Keputusan Standard
Nasional Indonesia (SNI) untuk syarat air minum kandungan besi hanya berkisar
antara 0,3 1 ppm.. Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukan praktikum
mengenai penentuan kadar besi (Fe) dalam sampel air limbah dengan metode
spektrofotometri UV-Vis untuk menentukan kadar besi (Fe) dalam sampel air sumur
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum penentuan kadar besi (Fe) dalam sampel air
kadar besi (Fe) dalam sampel air sumur menggunakan metode spektrofotometri UV-
Vis?
C. Tujuan
Tujuan pada praktikum penentuan kadar besi (Fe) dalam sampel air sumur
D. Manfaat
Manfaat pada praktikum penentuan kadar besi (Fe) dalam sampel air sumur
kadar besi (Fe) dalam sampel air sumur menggunakan metode spektrofotometri UV-
Vis.
terlebihdahulusebelumdiminum.Sedangkanairminumadalahairyangmemenuhi
syarat kesehatan dan dapat langsung diminum atau layak digunakan sebagai air
bersih.Syaratsyaratyangditentukansesuaidenganpersyaratankualitasairsecara
fisika, kimia, dan biologi. Standar kualitas air bersih menurut Peraturan Menteri
(FebrinadanAstrid,2014).
Salah satu contoh logam berat tersebut adalah besi. Besi merupakan logam
dengan kelimpahan terbanyak kedua setelah aluminium pada kulit bumi dan
ditemukan dalam bentuk divalen dan trivalen dimana dalam bentuk divalent berperan
seperti spektrofotometri serapan atom, metode flow injection, dan fluorometri, namun
karena akurasi yang baik, cepat, dan mudah (Dinararum dkk., 2013).
Besi (baik dalam bentuk besi(II) atau besi(III)) perlu dikomplekskan terlebih
dahulu dengan pengompleks besi yang membentuk suatu warna spesifik. Beberapa
fenantrolin. Dari beberapa jenis reagen tersebut yang paling banyak digunakan adalah
kompleks dengan warna yang stabil dalam waktu yang lama (Sari dan Djarot, 2015).
Metode spektrofotometri dapat digunakan untuk penetapan kadar campuran
dengan spectrum yang tumpang tindih tanpa pemisahan terlebih dahulu. Karena
memakai sumber radiasi REM ultraviolet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-
melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis sehingga
spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dari pada
air sumur dengan metode spektrofotometer UV-Vis dilaksanakan pada hari Senin,
Kimia Analitik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu
Oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
instrument UV-Vis (Jasco V-630), labu takar 50 mL dan 25 mL, gelas kimia 250 mL,
gelas ukur 100 mL, spatula, batang pengaduk, timbangan analitik dan pipet tetes.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah garam Fe (NH4OH)2
(SO4) 6H2O, larutan Hidroksil Alamin- HCl 5 %, larutan 1,10 fenontralin 0,1 %,
Akuades
- ditambahkan 1 hidroksilalamin-HCl
5%
- dtambahkan 8 mL larutan
CH3COONa 5%
- ditambahkan 5 mL 1,10-fenantrolin
Larutan Blanko
0,1% dihomogenkan
4. Preparasi Sampel - dilihat perubahan yang terjadi
Sampel air sumur
- dipipet 5 ml
- dimasukkan ke dalam labu takar 25 ml
- ditambahkan 1 mL larutan
hidroksilamin-HCl 5%
- ditambahkan 8 mL larutan CH3COONa
5%
- ditambahkan 5 mL larutan 1,10-
fenontralin 0,1%
- ditambahkan akuades sampai tanda tera
- diukur aabsorbansnya menggunakan
spektrofotometer UV-Vis
Hasil Pengamatan
1. Data Pengamatan
2 2 0,863
3 3 1,432
4 4 1,693
5 5 1,736
3. Analisis Data
Dari Kurva Kalibrasi standar di dapatkan persamaan linear (y = 0,336x +
0,228) dimana (y) menyatakan nilai pengukuran absorbans (x) menyatakan kadar besi
dalam sampel.
Penyelesaian:
yA1 = ax + b
0,045 = 0,336x + 0,228
0,336 x = 0,045 - 0,228
x = = - 0,54464
x = = - 0,41170
B. Pembahasan
Besi (Fe) adalah satu dari lebih unsur-unsur penting dalam air permukaan dan
air tanah. Besi (Fe) merupakan salah satu mikroelemen yang dibutuhkan oleh tubuh,
besi (Fe) banyak berperan dalam proses metabolisme tubuh. Namun, kelebihan kadar
besi (Fe) dalam tubuh dapat mengakibatkan rusaknya organ-organ penting, seperti
pankreas, otot jantung dan ginjal. Air yang mengandung besi (Fe) sangat tidak
diinginkan dalam keperluan rumah tangga karena dapat menyebabkan bekas karat
pada pakaian, porselin dan alat-alat lainnya serta menimbulkan rasa yang tidak enak
pada air minum. Untuk mengetahui kadar besi Fe (II) pada air sumur dapat diketahui
Percobaan ini dilakukan tahapan awal yaitu dengan membuat larutan baku Fe
(II) 100 ppm. Larutan dibuat dengan cara melarutkan garam Fe(NH 4)2 (SO4)2. 6H2O
yang digunakan adalah H2SO4. Setelah itu dibuat larutan deret 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm,
4 ppm dan 5 ppm. Pada pembuatan larutan deret standar dilakukan penambahan
Hal ini bertujuan untuk pembentukan kompleks yang lebih stabil. Selanjutnya
6-9. pH ini berkaitan dengan pembentukan senyawa kompleks, jika pH terlalu basa
pembentukan kompleks yang ditandai dengan perubahan warna larutan, dari yang
Percobaan ini dilakukan pengukuran kadar besi (Fe) dalam air dapat
deret standar dari konsentrasi rendah kekonsentrasi tertinggi dan diperoleh nilai rata-
rata absorbans pada larutan standar 1 ppm sebesar 0,468 Abs, 2 ppm sebesar 0,863
Abs, 3 ppm sebesar 1,432 Abs, 4 ppm sebesar 1,693Abs dan 5 ppm sebesar
Kemudian pada pengukuran larutan sampel dilakukan tiga kali pengulangan, namun
pada sampel A yang hanya digunakan pada pengulangan pertama dan ketiga dan pada
sampel B pada pengulangan kedua dan ketiga karena nilai presisinya yang paling
dekat. Diperoleh nilai y dalam sampel A sebesar 0,045 Abs (absorbans larutan
sampel) dan y dalam sampel B sebesar 0,0896 Abs dengan diperoleh konsentrasinya
sebesar - 0,54464 ppm dan - 0,41170 ppm yang diperoleh dari grafik larutan standar.
Hal ini berarti air sumur baik pada sampel A (air sumur biasa) maupun B (air
air minum, kadar Fe dalam air minum yang diperbolehkan hanya 0,3 mg/L . Hal ini
berarti air limbah sampel A maupun B dapat dinyatakan aman karena kadarnya tidak
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
penentuan kadar besi dapat diketahui dengan mereaksikan larutan sampel dengan
dan konsentrasi 5 ppm 1,736 dan didapat absorbans untuk kedua sampel yakni 0,045
dan 0,089667. Kadar besi yang diperoleh sebesar - 0,54464 ppm dan - 0,41170 ppm.
Hasil yang diperoleh nilai absorbans dari kedua larutan sampel, nilai absrobans yang
diperoleh berada dibawah nilai absorbans larutan standar yang digunakan. sehingga
nilai konsentrasi yang diperoleh dibawah nilai konsentrasi standar yang digunakan.
Hal ini karena pada larutan sampel yang telah direaksikan dengan fenantrolin
larutannya tetap berwarna bening, tidak mengalami perubahan warna, hal ini dapat
diartikan bahwa dalam kedua sampel tersebut yakni sampel air sumur biasa dan
sumur bor memiliki kadar besi yang sangat kecil sehingga tidak dapat bereaksi
DAFTAR PUSTAKA
Febrina L. dan Astrid A., 2014, Studi Penurunan Kadar Besi (Fe) Dan Mangan
(Mn) dalam Air Tanah Menggunakan Saringan Keramik. Jurnal Teknologi,
7(1).
Sari, N. dan Djarot S., 2015, Studi Gangguan Mg(II) dalam Analisa Besi (II) dengan
Pengompleks O-fenantrolin Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis, Jurnal
Sains dan Sintetis, 4(1).