PERCOBAAN IV
OLEH
NAMA : SALMAH
KELOMPOK : IX (SEMBILAN)
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2017
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air permukaan dan air tanah memiliki unsur-unsur penting, salah satu
diantaranya adalah Besi (Fe). Besi (Fe) merupakan salah satu mikroelemen yang
diperlukan oleh tubuh dan banyak berperan dalam proses metabolisme tubuh.
Kelebihan kadar besi (Fe) dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan pada organ
dalam tubuh manusia seperti pada pankreas, otot jantung dan ginjal. Air yang
enak pada air minum, sehingga sangat tidak baik untuk dikonsumsi.
Kadar besi dalam air dapat ditentukan dengan beberapa cara. Metode
pada cahaya yang diabsorbsi atau ditransmisikan oleh sampel. Larutan besi (Fe)
yang dapat menyebabkan absorbansi dari analit yang ditentukan menjadi lebih
besar atau lebih kecil daripada absorbansi yang seharusnya. Uji interferensi adalah
uji adanya gangguan dalam suatu sampel yang disebabkan adanya unsure lain.
spektrofotometer UV-Vis.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dikaji pada percobaan uji interferensi adanya
unsur lain pada analisis besi (III) menggunakan metode spektrofotometer UV-Vis
adalah bagaimana mengetahui pengaruh adanya unsur lain pada analisis besi
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan uji interferensi adanya unsur
adalah untuk mengetahui pengaruh adanya unsur lain pada analisis besi
D. Manfaat
unsur lain pada analisis besi (III) menggunakan metode spektrofotometer UV-Vis
adalah dapat mengetahui pengaruh adanya unsur lain pada analisis besi
Indonesia pelayanan air bersih untuk skala yang besar masih terpusat di
daerah perkotaan dan dikelola oleh Perusahan Air Minum (PAM) kota yang
mencukupi dan dapat dikatakan relative kecil. Untuk daerah yang belum
mendapatkan pelayanan air bersih dari PAM umumnya mereka menggunakan air
tanah (sumur), air sungai, air hujan, air sumber (mata air) dan lainnya.
Permasalahan yang sering dijumpai pada pelayanan air bahwa kualitas air tanah
maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat sebagai
air bersih yang sehat bahkan di beberapa tempat bahkan tidak layak untuk
2015).
konfigurasi elektron 3d6 4s2. Dalam bentuk padatan besi merupakan logam abu-
abu yang mengkilat, sedangkan dalam bentuk cairan, besi dapat terionisasi
menjadi Fe dan Fe3+. Pada umumnya besi ditemukan dalam bentuk Fe. Karena
lebih stabil dibandingkan Fe2+. Ligan yang biasanya dikomplekskan dengan besi
sebagainya, namun agen pengompleks yang paling sering digunakan adalah 1,10-
ekstraksi dalam pelarut organik yang sesuai, sehingga konsentrasi logam dapat
tersusun dari atom pusat dan ligan. Atom pusat bisa berupa logam transisi, alkali
atau alkali tanah. Ion atau molekul netral yang memiliki atom - atom donor yang
terbentuk akibat terjadinya ikatan kovalen koordinasi antara ion logam atom pusat
Fenantrolin termasuk salah satu ligan tipe feroin yang mengandung dua
cincin piridin yang mengapit cincin benzen. Untuk penentuan Fe2+ menggunakan
daerah sinar tampak ultra ungu. Kompleks besi dengan fenantrolin akan
pada posisi 4 dan 7 (letak fenil untuk 4,7-difenil 1,10fenantrolin dan dan letak
yang memakai sumber radiasi REM ultraviolet dekat (190-380 nm) dan sinar
Percobaan mengenai uji interferensi adanya unsur lain pada analisis besi
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan uji interferensi adanya unsur lain
reaksi, labu takar 25 mL dan 50 mL, gelas kimia 250 Ml dan batang pengaduk.
2. Bahan
lain pada analisis besi (III) menggunakan metode spektrofotometer UV-Vis yaitu
Prosedur kerja dalam percobaan uji interferensi adanya unsur lain pada
Larutan Fe 50 ppm
- ditimbang Fe(NH4)2(SO4).6H2O
sebanyak 0,078 gram
- ditambahkan aquades hingga volume 50
ml
- dihomogenkan
Larutan Fe 50 ppm
Larutan Mg 50 ppm
Larutan Pb 50 ppm
Larutan Pb 50 ppm
2. Pembuatan larutan blanko
Akuades
a. Larutan Kontrol
Larutan Fe 50 ppm
3 mL Larutan Fe 50 ppm
Larutan Uji Pb
1 ppm : -0,137 Abs
3 ppm : -3,368 Abs
5 ppm : -3,130 Abs
c. Larutan Uji Mg
3 mL Larutan Fe 50 ppm
Larutan Uji Mg
2 ppm : 0,001 Abs
5 ppm : -0,086 Abs
8 ppm : 0,353 Abs
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Data Pengamatan
No Pengukuran max
1 Panjang gelombang maksimum 519,0 nm
b. Penentuan Absorbans
Uji interferensi adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui adanya unsur
percobaan ini uji dilakukan untuk mengetahui adanya interferensi pada besi (III)
Mg. Selanjutnya, pembuatan larutan blanko dimana larutan ini dibuat dengan
untuk menjaga pH larutan. pH larutan pada percobaan ini kisaran 6-9 karena tidak
boleh terlalu asam dan basa. Jika terlalu asam Fe tidak akan terbentuk kompleks
gelombang yang digunakan adalah 519,0 nm. Uji ini dilakukan sebanyak 3 kali
3,368nm pada 3 ppm dan -3,130 nm pada 5 ppm. Uji Mg dilakukan dengan
adalah 519,0 nm. Uji ini dilakukan sebanyak 3 kali dengan rata-rata absorbansnya
yaitu 0,001 nm pada 2 ppm, -0,086 nm pada 5 ppm dan 0,353 nm pada 8 ppm.
Uji selanjutnya yaitu pengujian absorbans larutan kontrol yang dilakukan
sebanyak 3 kali. Rata-rata yang diperoleh yaitu 0,416. Uji petama dan kedua yaitu
0, 417 nilainya sangat dekat dengan nilai rata-ratanya. Perbedaan yang dekat
menandakan keberhasilan dalam suatu pengukuran sampel. Data dilihat pada tabel
di bawah ini :
Kurva Interferensi Pb
0
A 0 y2 = -0.7933x4+ 0.1081 6
-1
b R = 0.7363
s -2 absorbans
o Linear (absorbans)
-3
r
-4 Linear (absorbans)
b
a -5
n Konsentrasi (ppm)
s
Kurva Interferensi Mg
0.4
A 0.3
b 0.2
s 0.1 absorbans
o
s 0 Linear (absorbans)
r
-0.1 0 5 10
b
-0.2
a Konsentrasi (ppm)
n
10
A 5
Kurva Interferensi Pb dan Mg
b Series3
a 0
s
n -5 0 1 2 3 4 Series4
o y = -6.368x + 9.368
s -10
r R = 1 Linear (Series3)
b -15
Konsentrasi (ppm)
lain pada analisis besi (III) menggunakan spektrometer UV-Vis dapat disimpulkan
bahwa pada analisis besi (III) terdapat interferensi Pb dan Mg karena menurunkan
Astuti, D.W., dan Muji R., Dewi S.R., 2015, Penetapan Kesadahan Total (Caco3)
Air Sumur Di Dusun Cekelan Kemusu Boyolali Dengan Metode
Kompleksometri, Jurnal Kesmas, 9(2).
Dianawati, S., R. dan Djarot S.K.S., 2013, Studi Gangguan Ag(I) dalam Analisa
Besi dengan Pengompleks 1,10-Fenantrolin pada pH 4,5 secara
Spektrofotometri UV-Vis, Jurnal Sains dan Seni Pomits, 2(2).
Rifki, A., R. Djarot S.K.S., 2013, Pengaruh Penambahan Al3+ dalam Penentuan
Analisa Fe2+ pada pH 4,5 denganPengompleks 1,10-Fenantrolin secara
Spektrofotometri Sinar Tampak, Jurnal Sains dan Seni Pomits, 2(2).
Wijaya, R.F. dan R. Djarot S.K.S., 2015, Analisis Pengaruh Ion Zn(II) pada
Penentuan Fe3+ dengan Pengompleks 1,10-Fenantrolin pada pH
Optimum Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis, Jurnal Sains Dan
Seni Its, 4(2).