SPEKTROSKOPI UV-VIS
Memasuki era perdagangan bebas yang berarti persaingan semakin ketat, laboratoirum kimia analitik
sebagai pendukung penting bagi industri, lembaga penelitian dan pengembangan, serta perguruan
tinggi dalam jaminan mutu (QA) dan pengendalian mutu (QC) produk dan jasa dituntut harus mampu
menghasilkan data hasil analisis yang akurat dan absah. Disamping itu penyampaian hasil yang cepat
dengan beaya yang kompetitif juga menjadi faktor penting. Tantangan ini memacu para ahli untuk
berusaha mengembangkan teknik analisis instrumental yang terbukti dapat meningkatkan kinerja
laboratorium karena mempunyai keunggulan dari aspek kecepatan dan ketepatan analisis serta limit
deteksi. Teknik analisis spektroskopi termasuk salah satu teknik analisis instrumental disamping teknik
kromatografi dan elektrokimia. Teknik tersebut memanfaatkan fenomena interaksi materi dengan
gelombang elektromagnetik seperti sinar-x, ultraviolet, cahaya tampak dan inframerah. Fenomena
interaksi bersifat spesifik baik absorpsi maupun emisi. Interaksi tersebut menghasilkan signal-signal
yang disadap sebagai alat analisis kualitatif dan kuantitatif.
Spektroskopi UV/Vis telah menjadi salah satu teknik spektroskopi absorpsi yang banyak dimanfaatkan
karena relatif sederhana dan praktis digunakan dalam berbagai jenis analisis misalnya; senyawa
organik, anorganik maupun dalam bidang mikrobiologi. Kini terbukti berbagai peralatan
spektrofotometer UV/Vis mulai yang sederhana hingga yang canggih atau dilengkapi dengan sistem
komputer telah banyak dimiliki oleh berbagai laboratorium di Indonesia.
Hal ini disebabkan energi dari berbagai macam radiasi meningkat dengan meningkatnya frekuensi.
Sebuah foton yang berenergi tinggi dalam daerah UV dapat mementalkan sebuah elektron terluar dari
sebuah atom atau molekul. Dan jika sebuah foton memiliki energi cukup inggi energi-energi penyerapan
panjang gelombang Nampak terjadi perpindahan elektron yang reversible dan relative rendah
energinya dalam molekul. Pada umumnya zat berwarna memiliki elektron yang mudah tereksitasi
terutama senyawa organic tertentu hal ini disebabkan karena mempunyai ikatan rangkap sehingga
elektron mudah dieksitasi oleh cahaya tampak jika atomnya dihubungkan dengan ikatan rangkap dan
tunggal secara berseling-seling dimana gugus atom ini sering disebut Kromofor.
2.3. Instrumen
Alat yang digunakan untuk mengukur daya serapan dinamakan spektrofotometer. Alat ini mengeluarkan
cahaya pada jarak gelombang yang dipilih terlebih dahulu, lalu dipancarkan melalui sampel (selalunya
dilarutkan didalam satu pelarut dan diletakkan didalam cuvet), dan kecepatan cahaya yang
ditransmisikan/diserap sampel tersebut diukur.
Terdapat dua jenis spektrofotometer didalam pasaran, yaitu spektrofotometer beralur tunggal (single
beam) dan spektrofotometer beralur dua (double beam). Gambar 2.2 adalah contoh spektrofotometer
berjalur dua. Secara umumnya, sesebuah spektrofotometer terdiri dari komponen utama yaitu sumber
cahaya, monokromator (termasuklah beberapa penapis, celah (slits) dan cermin), tempat cuplikan,
detektor, dan sebuah meter atau perakam (gambar 2.3).
a)Sumber Radiasi
Sumber-sumber radiasi ultraviolet yang kebanyakan digunakan adalah lampu hydrogen dan lampu
deuterium. Mereka terdiri dari sepasang elektroda yang terselubung dalam tabung gelas dan diisi
dengan gas hydrogen atau deuterium pada tekanan yang rendah. Bila tegangan yang tinggi dikenakan
pada elektroda-elektroda, maka akan dihasilkan elektron-elektron yang mengeksitasikan elektron-
elektron lain dalam molekul gas ketingkatan tenaga yang tinggi. Bila elektron-elektron kembali
ketingkat dasar mereka melepaskan radiasi yang continue dalam daerah sekitar 180 dan 350nm.
Sumber radiasi ultraviolet yang lain adalah lampu xenon, tetapi ia sestabil lampu hydrogen.
b) Monokromator
Seperti kita ketahui bahwa sumber radiasi yang umum digunakan menghasilkan radiasi continue dalam
kisaran panjang gelombang yang lebar. Dalam spectrometer,radiasi yang polikromatik ini harus diubah
menjadi radiasi monokromatik (cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu). Sebelum cahaya
monokromatik itu sampai kepada sampel, ia akan melalui satu sisi celah (slits), kanta, penapis dan
cermin. Sistem optik ini memekatkan cahaya, meningkatkan ketelitian spektra dan menumpukan ia
kearah sampel. Cahaya yang melintasi dari monokromator ke sampel akan menemui satu pintu atau
celah. Lebarnya celah ini menentukan kecepatan cahaya yang mengenai sampel dan ketelitian spektra
cahaya tersebut. Dengan menyempitkan celah, ketelitian spektra akan meningkat, tetapi banyaknya
cahaya yang mengenai sampel akan berkurangan
c) Tempat Cuplikan
Cuplikan yang akan dipelajari pada daerah ultraviolet atau terlihat yang biasanya berupa gas atau
larutan ditempatkan dalam sel atau cuvet. Untuk daerah ultraviolet biasanya digunakan quartz atau sel
dari silica yang dilebur, sedang untuk daerah terlihat digunakan gelas biasa atau quartz. Sel yang
digunakan untuk cuplikan yang berupa gas mempunyai panjang lintasan dari 0,1 hingga 100nm, sedang
sel untuk larutan mempunyai panjang lintasan tertentu dari 1 hingga 10cm. sebelum sel dipakai harus
dibersihkan dengan air, atau jika dikehendaki dapat di cuci dengan larutan detergen atau asam nitrat
panas.
Adapun pelarut-pelarut yang digunakan dalam spektrofotometri harus :
a.melarutkan cuplikan.
b.Meneruskan radiasi dalam daerah panjang gelombang yang sedang dipelajari. Beberapa pelarut yang
biasa digunakan dalam daerah ultraviolet dan terlihat adalah seperti :aseton, benzene, karbon
tetraclorida, kloroform, dioksan, diklorometan, 95% etanol, etil eter, methanol, air, dsb.
d)Detektor
Setiap detektor menyerap tenaga foton yang mengenainya dan mengubah tenaga tersebut untuk dapat
diukur secara kuantitatif seperti sebagai arus listrik atau perubahan-perubahan panas. Kebanyakan
detektor menghasilkan sinyal listrik yang dapat mengaktifkan meter atau perekam.
Adapun persyaratan-persyaratan penting untuk detektor meliputi :
a.Sensitivitas tinggi sehingga dapat mendeteksi tenaga cahaya yang mempunyai tingkatan rendah
sekalipun.
b.Waktu respon yang pendek.
c.Stabilitas yang panjang/ lama untuk menjamin respon secara kuantitatif.
d.Sinyal elektonik yang mudah diperjelas.
e)Meter atau Perekam
Merupakan alat pencatat yang dapat menghasilkan output berupa spectrogram.
Ikatan-ikatan atau kumpulan kovalen tak tepu dalam molekul yang menyebabkan molekul itu bewarna
atau berlakunya penyerapan elektronik dinamakan kumpulan kromofor, misalnya C=C, C=O, -NO2, -
CHO, -COOH, -N=O dan sebagainya. Ada kumpulan lain molekul yang tidak menyebabkan timbulnya
warna, tetapi apabila terikat pada kromofor dapat mengubah panjang gelombang dan kecepatan
penyerapan maksimum kumpulan kromofor tadi. Kumpulan-kumpulan ini dinamakan kumpulan
auksokrom, yaitu yang mengandungi elektron n yang dapat dieksitasi menjadi * dan menyerap pada
dibawah 220 nm. Sebagai contohnya yang mengandungi OH, NH2 dan Cl. Jika suatu auksokrom dan
suatu kromofor berada pada satu molekul, penyerapan sinar oleh kromofor akan berpindah ke yang
lebih panjang dan kecepatan menaik. Misalnya benzena mempunyai mak 255 nm, sedangkan anilin
(aminobenzena) 280 nm dengan E mak .masing-masing 230 dan 1430 kal mol 1. Perpindahan
penyerapan ke arah yang lebih panjang yang disebabkan oleh kesan gantian (substitution) atau
pelarut dinamakan perpindahan batokromik (bathochromic shift) atau perpindahan merah, dan jika
sebaliknya dinamakan hipsokromik (hypsochromic) atau perpindahan biru. ketika peningkatan
kecepatan penyerapan dinamakan kesan hiperkromik (hyperchromic effect), ketika sebaliknya
dinamakan kesan hipokromik (hypochromic effect). Misalnya perubahan yang berlaku apabila larutan
antosianin ditambahkan beberapa titik larutan beralkohol AlCl3. Kesemuanya ini dirumuskan didalam
gambar 2.4.
Gambar 2.4 Berbagai corak perubahan serapan maksimum dan maksimum disebabkan perubahan
bentuk molekul dalam larutan.