Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II

PERCOBAAN II

PENETAPAN RUMUS MOLEKUL SENYAWA KOMPLEKS

OLEH :

NAMA : NURANNISA

NIM : F1C1 17 022

KELOMPOK : II (DUA)

ASISTEN : KOMANG SRI DEVI WAHYUNI

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2019
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Senyawa kimia mempunyai rumus molekul. Rumus molekul menjadi salah

satu metode dalam memberikan identitas pada suatu atom-atom, molekul dan

senyawa kompleks. Masing-masing molekul diskret dari senyawa kompleks

biasanya rumus molekul yang dimiliki mengidentifikasi setiap unsur kimia

penyusundengansingkatan nama kimianyadanmenunjukkanjumlahatom dari setiap

unsur pada senyawa kompleks.


Unsur besi (Fe) dalam penerapannya dapat membentuk garam besi (II)

sulfat dengan rumus molekul FeSO4 yang diperoleh dari reaksi asam sulfat dengan

senyawa besi. Vitriol hijau, yang mengkristal dalam bentuk monoklin. Garam ini

berisomorf dengan garam-garam inggris merupakan sifat dari Senyawa garam

besi sulfat.Mengoksidasi perlahan garam FeS2 oleh udara yang mengandung air

termasuk cara untuk memperoleh garam besi (II) sulfat.


Unsur besi mempunyai bilangan oksidasi sebanyak dua jenis yaitu

Fe2+ (ion fero) dan Fe3+(ion feri). Sehingga anion seperti SO42- danCl- dapat

berikatan dengan kation besi tersebut. Beberapa contoh penerapan senyawa yang

mengandung unsur besi seperti sebagai sumber mineral besi untuk terapi

defisiensi atau kekurangan zat besi senyawa besi tersebut ialah Besi (II) Sulfat

(FeSO4). Senyawa FeSO4 (kurang murni) bisa juga digunakan untuk membuat

tinta bubuk. Pewarnaan tekstil dan pengetsaan aluminium dapat diperoleh dengan

menggunakan senyawa besi (III) sulfat.


Pembuatan senyawa kompleks besi dilakukan dengan serangkaian proses

tertentu. Percobaan ini dilakukanpembuatan senyawa kompleks besi dengan

metode tertentu untuk menentukan penetapan rumus molekul senyawa tersebut.


Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan percobaan ini untuk

memperkuat teori yang telah ada.

B. Rumusan masalah

Rumusan masalah pada percobaan ini adalah bagaimana pembuatan dan

penetapan rumus molekul senyawa kompleks Besi (II) Oksalat?

C. Tujuan

Tujuan yang akan dicapai pada percobaan ini adalah untuk mempelajari

pembuatan dan penetapan rumus molekul senyawa kompleks Besi (II) Oksalat.

D. Manfaat

Manfaat yang diperoleh pada percobaan ini adalah untuk mengetahui

pembuatan dan penetapan rumus molekul senyawa kompleks Besi (II) Oksalat.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Senyawa kompleks dapat digunakan dalam analisis kualitatif sebagai

pengembangan prosedur analisis logam berat. Senyawa kompleks merupakan


senyawa yang tersusun dari atom pusat dan ligan. Atom pusat bisa berupa logam

transisi, alkali atau alkali tanah. Ion atau molekul netral yang memiliki atom -

atom donor yang dikoordi nasikan dengan atom pusat disebut dengan ligan.

Senyawa kompleks terbentuk akibat terjadinya ikatan kovalen koordinasi antara

ion logam atom pusat dengan suatu ligan (Lestari dkk, 2015).

Suatu kompleks akan terbentuk antara suatu kation atau logam dengan

beberapa molekul netral atau ion donor elektron. Kation atau logam tersebut

berfungsi sebagai ion pusat sedangkan molekul netral atau ion donor elektron

berfungsi sebagai gugus pengeliling atau sering disebut ligan. Ikatan kovalen

koordinasi dalam senyawa kompleks ini terjadi karena donasi pasangan elektron

dari ligan ke dalam orbital kosong ion pusat. Pada umumnya, ion pusat memiliki

orbital-orbital d yang masih belum terisi penuh elektron sehingga dapat berfungsi

sebagai akseptor pasangan elektron tersebut (Hermawati dkk., 2016).

Logam kompleks juga dikenal sebagai kompleks koordinasi. Kompleks

logam adalah struktur yang terdiri dari atom pusat (atau) ion (logam) yang terikat

dengan anion (ligan). Senyawa yang mengandung kompleks koordinasi disebut

senyawa koordinasi. Orbital d yang terisi sebagian dalam logam transisi

memberikan sifat elektronik yang menarik yang dapat bertindak sebagai probe

yang sesuai dalam desain agen antikanker. Keadaan oksidasi logam juga

merupakan pertimbangan penting dalam desain senyawa koordinasi, mengingat

bahwa hal itu memungkinkan partisipasi dalam kimia redoks biologis dan

memainkan peran yang berpengaruh dalam dosis optimal dan bioavailabilitas agen

yang diberikan (Baile dkk., 2015).


Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H₂C₂O₄ dengan

nama sistematis asam etanadioat. Asam oksalat merupakan jenis asam organik

yang relatif kuat, 10.000 kali lebih kuat daripada asam asetat. Banyak ion logam

yang membentuk endapan tak larut dengan asam oksalat, contoh terbaik adalah

kalsium oksalat (CaOOC-COOCa), penyusun utama jenis batu ginjal yang sering

ditemukan. Asam oksalat tersedia dalam bentuk kristal. Senyawa asam oksalat

dapat digunakan sebagai bahan peledak, pembuatan zat warna, rayon, untuk

keperluan analisa laboratorium (Afriabdi dkk., 2015).

Besi merupakan logam transisi golongan VIII B yang mudah ditempah,

mudah dibentuk, berwarna putih perak, dan mudah dimagnetisasi pada suhu

normal logam besi terdapat dalam tiga bentuk, yaitu x-iron (α-iron), dan (garam-

iron), dan (γ-iron). Besi terdapat dalam bentuk senyawa – senyawa antara lain

sebagai hematif, (Fe2O3) magnetik (Fe2O4), dari proses elektrolisis dari larutan

besi sulfat (Yu dkk., 2017).

III.METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat Praktikum

Percobaan Penetapan Rumus Molekul Senyawa Kompleks Besi (II)

Oksalat dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 28 Maret 2019, pukul 13.00-15.30

WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia Anorganik, Jurusan Kimia, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas piala 250 mL,

gelasukur 25 mL, erlenmeyer 250 mL, corong, penyaring buchner, hot plate, pipet tetes, pipet

ukur 10mL, dan timbangan analitik.


2. Bahan
Bahan-bahan digunakan dalam percobaan ini adalah Besi (II) nitrat

(Fe(NO3)2), asam oksalat (H2C2O4), asam sulfat 2M (H2SO4), aseton ((CH3)2CO)

kalium permanganat (KMnO4), kertas saring, aluminium foil dan aquades.

C. ProsedurKerja

Asam oksalat
Besi (II) nitrat
- ditimbang sebanyak 8 - ditimbang sebanyak 5
gram gram
- dilarutkan dalam 25 mL - dilarutkan dalam 30 mL
akuades yang akuades
diasamkan
Larutan besi (II) nitrat dengan 1 Larutan asam oksalat
mL asam sulfat - dicampur
- dididihkan
- disaring
-
Residu Filtrat
-dicuci dengan air panas
-dicuci dengan aseton
-dikeringkan
-dihitung rendamennya

% rendamen = %
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Data Pengamatan

No. Perlakuan Hasil Pengamatan

Garam 8 gram Fe(NO3)2 + akuades 25 mL +


1. Larutan berwarna bening
1 mL H2SO4

2. Garam H2C2O4 + 30 mL akuades Larutan berwarna bening

Larutan H2C2O4 + larutan Fe(NO3)2 +


3. Terbentuk endapan putih
didihkan

Larutan disaring + dicuci dengan aseton +


4. Berat kristal = 5,81 gram
dikeringkan + ditimbang

2. Reaksi

Fe(NO3)2 + H2C2O4 FeC2O4 + 2HNO3


3. Analisis Data
Diketahui : 180 g/mol
Massa Fe(NO3)2 = 8 gram
Massa H2C2O4 = 5 gram

Mol Fe(NO3)2 =

= 0,04 mol

Mol H2C2O4 =

= 0,05 mol
Berat teori adalah ……?
Penyelesaian :

Reaksi : Fe(NO3)2+ H2C2O4 FeC2O4+ 2HNO3


Mula-mula : 0,04 mol 0,05 mol 0 0
Bereaksi : 0,04 mol 0,04 mol 0,04 mol 0,08 mol
Sisa : 0 0,01 mol 0,04 mol 0,08 mol

Sehingga,

Berat Teori FeC2O4 = mol FeC2O4 Mr FeC2O4

= 0,01 mol × 144 gram/mol

= 5,76 gram

Jadi,

% rendemen =

= 100 %

4. Pembahasan
Senyawa kompleks merupakan senyawa kimia yang terbentuk adanya

interaksi antara senyawa ion logam dengan ion ligan dimana senyawa ion logam

merupakan ion-ion sebagai tempat penyedia orbital atom dan ion ligan merupakan

ion pembentuk senyawa kompleks sebagai penyedia pasangan elektron bebas

yang akan memasuki orbital pada atom logam.


Penentuan rumus molekul suatu senyawa kompleks besi ditentukan

dengan cara melakukan serangkaian perlakuan dengan pembuatan senyawa

besi(II) oksalat dan dilakukan titrasi terhadap senyawa besi (II) oksalat.

Pembuatan senyawa besi(II) oksalat dilakukan dengan melarutkan padatan besi(II)

sulfat dengan akuades dan ditambahkan asam sulfat. Penambahan akuades adalah

untuk melarutan besi(II) sulfat dan ditambahkan asam sulat yang bertujuan untuk
membuat padatan besi(II) sulfat lebih larut lagi, karena apabia besi(II) sulfat

hanya dilarutkan dengan menggunakan akuades, padatanya tidak larut semua.

Sehingga ditambahkan asam sulfat yang dapat melarutkan besi (II) sulfat.
Asam oksalat dilarutkan dengan akuades, penambahan akuades bertujuan

untuk melarutkan asam oksalat. Kedua larutan campuran disatukan sehingga

larutan yang berwarna kuning terbentuk. Warna kuning tersebut menandakan

bahwa terjadi pengompleksan besi oleh asam oksalat. Larutan yang terbentuk

dipanaskan hingga mendidih untuk mempercepat proses pengkristalan. Larutan

disaring untuk memisahkan larutan dari filtratnya. Dilakukan penyaringan dengan

menggunakan kertas saring dan diselingi dengan air panas untuk membuat

endapan larutan besi tetap terjaga mengkristal dan ditambahkan aseton pada sisi

kertas saring untuk membersihkan pengotor-pengotor yang terdapat pada endapan.


Endapan yang terbentuk dilakukan pengeringan dengan menggunakan

desikator, dimana desikator adalah alat yang digunakan untuk menyerap

komponen air yang masih melekat pada kristal besi oksalat dan dilakukan

penimbangan dengan menggunakan tinbangan analitik sehingga Hasil yang

diperoleh pada percobaan ini adalah 5,81 gram besi (II) oksalat dan jumlah persen

rendamen sebesar 100%.


V. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan, hasil dan pembahasan yang diperoleh pada percobaan

ini adalah pembuatan senyawa kompleks besi adalah dengan mereaksikan besi (II)

sulfat dengan asam oksalat, sehingga asam oksalat akan mengompleks besi

sehingga senyawa yang terbentuk adalah besi (II) oksalat 5,81 gram dengan

rendamen 100%.

Anda mungkin juga menyukai